NovelToon NovelToon
Dia Suamiku

Dia Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Badboy / Patahhati
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Sejatinya, pernikahan adalah suatu ibadah dan kebahagiaan yang harus dikabarkan. Tapi tidak bagi Mila dan Elgar. Pernikahan siri mereka hanya diketahui oleh mereka berdua dan orang tua Mila dikampung.



"Ingat, pernikahan kita atas dasar saling membutuhkan. Aku membutuhkan kepuasan, dan kamu membutuhkan uang. Jadi jika salah satu diantara kita sudah merasa tidak butuh, kita berakhir." Itulah kata kata yang selalu Elgar ucapkan.

"Lebih dari uang yang aku butuhkan, aku butuh cintamu." Kata kata yang hanya mampu Mila ucapkan dalam hati, tapi tak pernah bisa dia lafalkan.

Saat berdua, mereka adalah suami istri. Tapi saat ada orang lain, mareka adalah dua orang asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CALON MAMANYA PINK

Acara anniversary Dirgantara grup kali ini berbeda dari yang sebelumnya. Apalagi kalau bukan karena diberengi dengan acara pertunangan. Pertunangan antara 2 anak petinggi Dirgantara grup.

Elgar yang merupakan putra dari pendiri sekaligus pemilik saham terbesar dan Salsa yang merupakan anak pemilik saham terbesar kedua. Sudah bisa dipastikan, jika nanti, Elgar akan menjadi pemegang kekuasaan tertinggi di Dirgantara grup. Meskipun nanti dia hanya mendapat dua pertiga dari saham papanya. Jika ditambah saham Salsa, dia tidak akan pernah tergulingkan dari podium tertinggi Dirgantara grup.

Lagu All of me milik john legend menggema di ballroom yang sudah didekorasi dengan sangat indah itu. Selain tulisan happy anniversary, juga ada tulisan happy engagement Elgar dan Salsa.

Sepertinya, kedatangan dua orang dewasa dan satu anak kecil, sedikit menarik perhatian. Awalnya hanya beberapa mata yang melihat. Tapi kemudia, entah kenapa, hampir semua mata tertuju pada mereka bertiga.

Devan, Mila dan Pink, seperti magnet yang mampu menarik perhatian para tamu lain. Rata rata terlihat syok dan tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Mila merasa gematar saat mulai memasuki ballroom. Bagaimanapun, ini pertama kalinya dia hadir dipesta semewah ini. Tapi senyuman Devan dan genggaman tangan Pink, mampu membuatnya merasa sedikit lebih nyaman.

"Gue gak salah lihatkan?"

"I, itu Mila kan?"

"Busyet, Mila cantik banget."

"Gila, Pak Devan datang sama Mila."

"What, Mila dan Pink pakai gaun couple."

Dan sederat ucapan ucapan syok lainnya keluar dari mulut para karyawan Dirgantara grup. Meskipun hanya ob, Mila cukup dikenal karena parasnya yang melebihi rata rata.

Pandangan Mila langsung mengarah ke panggung. Dimana ada cake besar serta tulisan happy engagemet Elgar dan Salsa. Tapi sayangnya, dia belum melihat Elgar maupun Salsa disekitar sana.

Tak hanya staf biasa saja yang memperhatikan mereka bertiga. Para tamu yang merupakan kolega perusahaan juga tak luput memandangi mereka.

Wajah Siska seketika berubah masam. Dia sudah berdandan all out demi untuk menarik perhatian Devan. Tapi nyatanya, pria itu malah datang bersama Mila. Dan pakaian couple yang dikenakam Mila dan Pink, sudah menjadi signal yang terlihat nyata, jika ada sesuatu diantara mereka.

"Pak Devan." Beberapa orang yang sedang berkumpul melambaikan tangan untuk memanggil Devan. Dan demi menghormati mereka, Devan mengajak Pink dan Mila ketempat mereka.

Awalnya Mila merasa ragu. Dia takut akan mempermalukan Devan. Bagaimanapun, dia merasa tak pantas datang bersama Devan. Tapi senyuman tulus Devan, mampu membuat Mila tenang. Tak tampak sedikitpun rasa khawatir atau malu diwajah pria tampan itu.

"Wah, sudah punya gandengan baru sepertinya."

"Akhirnya, posisi nyonya Devan akan segera terisi."

Jujur Mila sedikit risih mendengarnya. Dia yang awalnya hanya ingin membuat pembuktian diri pada Elgar, justru jadi seperti ini.

"Hanya teman." Jawab Devan sambil tersenyum dan menoleh kearah Mila. Dia tak mau Mila merasa tak nyaman dengan ucapan mereka.

"Teman apa teman. Bajunya aja udah kembaran sama Pink." Ledek salah satu dari mereka.

"Pink, ini siapanya?" Tanya seseorang sambil menujuk dagu ke arah Mila.

"Calon mamanya Pink Om."

"Hahaha." Jawaban Pink langsung disambut dengan gelak tawa. Sedangkan Mila hanya bisa menunduk karena Malu.

"Itulah enaknya tanya sama anak kecil. Jujur jawabannya. Kalau tanya sama bapaknya, muter muter dulu." Cibir mereka dan hanya ditanggapi dengan senyuman oleh Devan.

"Kayak pernah lihat." Ucap salah satu dari mereka sambil memperhatikan Mila. Orang orang itu memang semuanya tidak berasal dari area tempat kerja Mila. Ada yang di divisi lain bahkan dari kantor cabang atau pimpinan pabrik, sehingga tak begitu mengenal Mila.

Mila mulai merasa cemas. Dia takut akan mempermakukan Devan jika mereka tahu dia hanya ob.

"Kalau lihat wanita cantik langsung bilang pernah lihat." Cibir temannya yang lain.

"Pak Elgar."

Deg

Jantung Mila serasa mau copot saat salah satu dari mereka memanggil nama Elgar sambil melambaikan tangan. Dia bisa menebak jika saat ini, pasti Elgar tengah ada dibelakangnya.

"Calon CEO kita datang."

Elgar, pria itu tersenyum saat sekumpulan petinggi Dirgantara grup memanggilnya. Dia mengernyit melihat keponakannya Pink memakai gaun yang sama dengan seorang wanita. Dari belakang, kenapa rasanya tidak asing. Dia seperti sangat mengenali postur tubuh itu.

"Om Elgar."

Pink berlari menghampiri Elgar lalu memeluk kedua kakinya.

"Princess nya om cantik sekali." Puji Elgar sambil mengangkat tubuh mungil Pink kedalam gendongannya.

"Mana tante Salsa?"

"Tante Salsa masih belum selesai make up." Jawab Elgar sambil menoel hidung mancung Pink dan berjalan ke arah kerumunan yang memanggilnya.

"Wuih, Pak Elgar tampan sekali malam ini. Aura aura calon pengantin sudah terlihat." Entah tulus pujian atau sekedar jilatan.

Mila bisa mencium parfum Elgar yang ada dibelakangnya. Jantungnya kian berdetak lebih cepat. Dia meremas tali tas tangannya untuk mengurangi kegugupan.

Elgar terus berjalan mendekat hingga berhenti tepat disebelah Mila. Tapi karena Mila menoleh kearah lain dan sedikit menunduk, Elgar tak bisa melihat dengan jelas wajahnya.

"Sudah kenal belum sama calonnya Pak Dev?" Tanya seseorang.

"Calonnya Dev?" Elgar mengernyit sambil memperhatikan wanita disebelahnya yang memakai baju yang sama dengan Pink.

"Selamat malam Pak Elgar." Sapa Mila sambil menoleh lalu menatap Elgar.

Jeder

Elgar yang syok tak sengaja melepaskan tubuh Pink.

"Aww.." Teriak Pink yang kaget karena tubuhnya tiba tiba merosot.

Beruntung Mila sigap memegang bocah itu. Sehingga Pink tak sampai terjatuh.

"Kamu gak papa sayang?" Tanya Mila sambil memperhatikan wajah Pink yang sedikit syok. Tapi kemudian bocah itu menggeleng.

Elgar menatap tak percaya ke arah Mila. Iya, wanita cantik itu benar benar Mila. Mila istrinya, tidak salah lagi.

"Ada apa El?" Tanya Devan yang menangkap sesuatu yang janggal di raut wajah Elgar.

"Ti, tidak. Tidak ada apa apa." Jawab Elgar sambil mengatur ekspresi wajahnya setenang mungkin.

"Om El, kenapa Pink dilepasin. Kalau Pink jatuh gimana?" Gerutu Pink dengan muka cemberut.

"Ma, maaf sayang. Om gak sengaja."

Mila menatap Elgar, begitupun sebaliknya. Untuk beberapa detik, keduanya saling tatap dengan ekspresi yang sama sama sulit didefinisikan.

"Om Elgar kok ngeliatin tante Mila gitu sih?"

Elgar langsung salah tingkah saat kepergok. Dia menggaruk garuk tengkuknya sambil tersenyum absurd.

"Enggak kok sayang."

"Calon mamanya Pink cantikkan?" Tanya Pink.

Calon mama? Elgar mengepalkan kedua telapak tangannya mendengar cara Pink menyebut Mila. Bagaimana mungkin wanita yang masih sah menjadi istrinya, sudah menjadi calon istri pria lain?

Jadi gosip tentang Mila dan Devan benar. Jadi selama ini Mila selingkuh dibelakangnya?

"Om, kok bengong sih?" Pink menarik narik lengan Elgar sambil mendongan menatapnya.

"Cantik, cantik sekali."Jawab Elgar sambil menatap tajam Mila.

"Terimakasih." Sahut Mila sambil tersenyum manis. Membuat Elgar semakin merasa tak percaya. Tak percaya jika wanita cantik yang berdiri dihadapannya saat ini adalah Mila.

Beruntung kecanggungan itu segera berakhir karena MC memberitahukan jika acara akan dimulai.

Semua keluarga Dirgantara diminta berkumpul didepan, termasuk Devan, Pink dan Salsa.

Devan merasa tak enak hati harus meninggalkan Mila sendiri. Jadi dia meminta wanita itu untuk berdiri dibagian paling depan agar tetap ada dalam pandangannya.

Sepanjang acara pembukaan dan sedikit ramah tamah oleh Pak Dirga, Devan selalu memperhatikan Mila. Sesekali mereka saling menatap dan melempar senyum. Hal itu tentu saja tak lepas dari perhatian Elgar.

Sedangkan Mila, dia sama sekali tak mau melihat kearah Elgar yang sedang menggandeng Salsa.

Setelah acara anniversary selesai, langsung dilanjutkan dengan acara pertunangan Elgar. Devan yang merasa sudah tak berkepentingan segera berpindah posisi kesebelah Mila.

"Maaf ya, kamu jadi saya tinggalin."

"Gak papa pak."

Sedangkan Pink, gadis kecil itu memaksa ingin membawakan cincin pertunangan Elgar dan Salsa. Membuat sang oma mau tak mau menuruti keinginannya.

Setelah prakata dari pihak Elgar untuk meminang Salsa, selanjunya jawaban dari pihak Salsa yang menerima pinangan tersebut. Dan sekarang saat yang ditunggu, saatnya bertukar cincin.

Pink, gadis kecil itu dengan semangat membawa kotak berisi cincin yang akan disematkan Elgar dijari manis Salsa, dan sebaliknya.

Mila hanya bisa meremas gaunnya. Dia tak boleh lemah, dia harus terlihat kuat. Terutama saat Elgar menatapnya. Ya, Mila memberikan senyumam termanisnya saat Elgar melihat kearahnya sebelum mengambil cincin dari kotak yang dibawa Pink.

Mila merasakan hatinya hancur berkeping keping saat tangan kiri Elgar mulai menyentuh jari jemari Salsa. Tapi dia gak boleh menangis. Malam ini, dia hanya boleh tersenyum meski hatinya menangis.

"Bagaimana menurutmu, mereka cocok?" Tanya Devan pada Mila yang berdiri disebelahnya.

Elgar, pria itu menatap Mila sebelum memasukkan cincin di jari manis Salsa.

"Mereka sangat cocok." Jawab Mila tepat disebelah telinga Devan. Dia sengaja melakukan itu agar tak perlu melihat saat Elgar menyematkan cincin di jari Salsa.

Tapi pemandangan itu justru terlihat berbeda dari arah Elgar. Yang dia lihat saat ini, Mila seperti sedang mencium pipi Devan.

Klinting

Cincin yang ada ditangan Elgar terjatuh karena pria itu kurang fokus.

1
Sa Tokkin
Luar biasa
Salsa Sal
secinta itu Mila sama Elgar, sayangnya cinta Mila buat orang yang salah, Elgar gak pernah anggap Mila, duh sakit banget ya jadi Mila...
Salsa Sal
sedih banget jadi Mila, cuma dimanfaatin doang sama Elgar /Cry/
Mimin Switnawati
Luar biasa
Jeni Safitri
Wah.. Ini ceritanya benar" bagus, endingnya menyayat hati😭😭😭
Jeni Safitri
Bagus sama devan aja ngak ada keluarganya yg akan protes tapi kalau dgn elgar pasti keluarganya ngak akan ada yg setuju krn mrk dasarnya udah kaya
Nurmiati Aruan
ya ampun bawang nya banyak 😭😭😭😭
Marwah Rahman
tokoh Elgar itu baik, hanya dia dikekang oleh orang tua hanya untuk ambisi ingin memiliki kembali kekuasaan keluarga nya yang sebagian sudah dikuasai oleh keluarga tunangan nya.. walau pun memang di agak sedikit egois...
Anonymous
Luar biasa
Chita Hasan
karya yang sangat the best👍
saya sangat suka..
apalagi ending nya , bikin mewek😭
sukses dengan semua karya kamu Thor🥰🥰
Akmal Azzam
Kecewa
Akmal Azzam
Buruk
May Keisya
preetttt
May Keisya
pake aku kamu biasanya Lo gue
May Keisya
memang ibu yg terbaik😭😭
May Keisya
khodamnya lagi ke toilet 🤣😂
May Keisya
bener2 memanfaatkan
Phiphiet Safitri
Luar biasa
Mbak Pur
😭😭😭😭
Ety Nadhif
awal bab ninggalin jejak biar ingat udah pernah baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!