Niatnya ingin kabur dari kejaran polisi tapi Juvel justru menerima benih dan harus mengandung anak dari Keiner si taipan sombong.
Mereka akhirnya memutuskan untuk menikah kontrak sampai bayi yang dikandung Juvel lahir.
Dan disinilah awal kisah Juvel dan Keiner dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TBM BAB 34 - Penuh Modus
Mendengar kata restu dari Trevor, Juvel langsung memeluk lelaki itu. Akhirnya Juvel bisa bebas.
"Thanks, Dad." Juvel mengeratkan pelukannya.
"Tapi jika pemerkosa itu berani menyakitimu sedikit saja, kepala taruhannya," ancam Trevor dengan gayanya yang seperti algojo.
Juvel justru tertawa mendengar ancaman itu. Dia sudah terbiasa dengan sang daddy yang suka mengancam karena dari kecil dia hidup dengan penuh ancaman supaya Juvel bisa menyelesaikan semua latihan yang Trevor ajarkan.
"Ternyata aku sudah tua, aku akan memiliki cucu," ungkap Trevor.
Deg!
Jantung Juvel langsung berdebar, dia tahu jika kedepannya tidak akan semudah itu. Trevor pasti tidak akan membiarkan bayi yang dikandungnya diberikan pada Keiner begitu saja.
"Apa daddy menyayangi bayiku?" tanya Juvel ambigu.
"Pertanyaan macam apa itu, bayimu adalah penerus klan mafia kita!" Trevor mulai memikirkan masa depan bayi yang dikandung putrinya.
"Tapi bayiku adalah penerus Keiner, Dad." Juvel berusaha merubah pikiran Trevor.
Trevor menggelengkan kepalanya. "Bayi itu adalah bayi mafia!"
Untuk sekarang rasanya percuma berdebat dengan Trevor, yang terpenting Juvel sudah mengantongi restu, sekarang tinggal hati Keiner yang harus dia dapatkan. Juvel ingin mendapat perhatian sebagai pasangan bukan hanya sebagai ibu dari bayi Keiner.
Juvel segera kembali ke kamarnya, dia ingin memberitahu Keiner kalau daddy Trevor sudah memberi restu.
"Keiner... daddy ku sudah..." Juvel tidak melanjutkan kalimatnya karena melihat Keiner yang bertelanjang dada dan hanya memakai handuk di pinggangnya.
Di mata Juvel, Keiner begitu seksi sampai dia tanpa sadar mengangakan mulutnya.
"Apa ada baju yang bisa aku pakai?" tanya Keiner kemudian.
"Ten--tu ada, aku akan meminjam baju Jullian!" Juvel segera berlari keluar kamar lagi dengan memegangi jantungnya.
Rasanya jantungnya berdebar tak karuan, wajahnya memerah seperti tomat matang.
"Apa kau sakit?" tegur Jullian yang akan ke kamarnya untuk membersihkan diri tapi di depan pintu dia mendapati adiknya dengan wajahnya yang memerah. "Tapi kenapa aku tidak merasakan apapun seharusnya kalau kau sakit, aku yang merasakannya!"
"Jullian..." Juvel berusaha berbicara. "Aku sepertinya terkena sindrom aneh!"
"Sindrom aneh apa?" tanya Jullian semakin kebingungan.
"Saat aku melihat tuan sombong itu, di mataku dia kelihatan tampan dan seksi!" ungkap Juvel pada saudaranya.
Jullian menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Parah! Parah! Kau memang harus cepat menikah dan jauh-jauh dariku!"
Kemudian Jullian masuk ke kamarnya dan Juvel mengikutinya dari belakang. Gadis itu langsung membuka lemari pakaian Jullian dan mengambil satu set baju untuk Keiner.
"Aku harus cepat menemui calon suamiku!" Juvel tampak kegirangan.
Juvel berlarian kecil menuju kamarnya lagi dan memberikan baju yang dia ambil untuk Keiner dengan hati berbunga-bunga.
"Kau kenapa?" tegur Keiner karena melihat Juvel yang aneh.
"Kau mau tahu sesuatu? Daddy ku sudah merestui pernikahan kita!" ucap Juvel.
"Baguslah, memang seharusnya begitu bukan. Lucas sudah mengurus pesta pernikahan kita!" ungkap Keiner dengan memakai baju ke tubuhnya.
Juvel mendekati Keiner dan menatap lelaki tampan itu. "Keiner, bayimu ingin dipeluk!"
"Benarkah? Apa tiba-tiba kau menginginkan pelukan seperti ngidam saat hamil?"
"Iya, iya." Juvel menganggukkan kepalanya seperti anak kecil.
Tanpa banyak kata lagi, Keiner langsung memeluk Juvel. Wajah gadis itu tenggelam di dada bidangnya.
"Bayinya suka dipeluk jadi sering-sering saja melakukannya," ucap Juvel modus.
"Jadi, aku boleh memelukmu setiap malam sebelum tidur?" tanya Keiner memastikan.
"Tentu saja boleh, lebih dari itu juga boleh." Juvel sudah siap untuk pembukaan jalan lahir.