El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat
mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.
ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.
"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
suara tembakan terdengar sangat jelas. Randi terpaku di tempatnya. ia salah dalam menilai terlalu cepat. ternyata ayah Adnan tidak sepicik itu.
bukan Helmi yang ayah Adnan tembak tapi dua orang yang ada di belakang Helmi dan Randi yang berusaha mencelakai dua pengawal itu.
Helmi masih menutup matanya, kemudian ia membuka mata dan melihat ayah Adnan sedang berdiri di depannya dengan tersenyum.
📞ayah Adnan
saya sudah membereskan satu orang. sisa yang lainnya
ayah Adnan sedang berbicara di telepon dengan seseorang, entah dengan siapa. sementara itu ia menyuruh Helmi untuk diam dengan isyarat jari telunjuknya ia simpan di bibirnya. Helmi mengangguk patuh. ayah Adnan mengirimkan pesan untuk Helmi.
ting.... notifikasi pesan masuk di handphone Helmi. ayah Adnan dengan bahasa isyarat menyuruh Helmi untuk memeriksa handphonenya.
📱 bos Adnan
balurkan darah orang itu ke tubuhmu. berbaringlah seperti kamu seakan-akan sudah mati karena saya tembak. sebelum orang-orang suruhan pria brengsek ini datang
Helmi mengerti maksudnya. ia segera mendekati dua pria yang ditembak ayah Adnan. darah kedua orang itu ia balurkan ke tubuhnya seakan-akan dirinya memang telah ditembak. kemudian ia kembali lagi dan berbaring di dekat Randi.
📞 misterius
bagus.... sekarang bunuh pengawal satunya lagi. setelah itu, orang suruhan ku akan menjemputmu
📞ayah Adnan
baik
ayah Adnan melihat ke arah Randi yang juga sedang melihatnya.
"sekarang giliran mu anak muda. pilih saja, saya mau menembak mu dimana. di kepala, kaki, perut atau di tempat sensitifmu....?" ayah Adnan berbicara sambil mengirimkan pesan untuk Randi
ting.....pesan masuk ke handphone Randi
📱 bos Adnan
kamu tau berakting kan. maka sekarang, tunjukkan bakat akting mu.
Randi membaca pesan dari ayah Adnan kemudian ia mengangguk.
"jangan senang dulu. kamu pikir, hanya kamu yang membawa senjata. saya juga punya. sekarang giliranku yang memberimu pilihan. mau saya tembak dimana bapak Adnan yang terhormat" Randi mengeluarkan senjatanya
"aaaah, saya lupa. kamu kan pengawal, Zidan memilihmu karena pasti kamu berbakat menjadi pengawalnya. saya salah telah meremehkan mu" mata ayah Adnan memicing tajam ke sekelilingnya.
"cepat sekali mereka datang" gumam ayah Adnan
ternyata benar, orang-orang suruhan si misterius itu telah tiba dan mereka sedang bersembunyi memperhatikan suasana.
ting....pesan masuk lagi di handphone Randi
📱bos Adnan
arah jam 3, jam 12
"kamu pikir saya bisa dikalahkan begitu saja. jangan mimpi brengsek" Randi sengaja berteriak agar di dengar oleh seluruh yang ada di tempat itu termasuk si misterius yang menelpon ayah Adnan.
📞 misterius
tembak sekarang juga. bunuh dia, dan buang mayatnya.
(kamu nanti yang akan aku bunuh dan membuang mayat mu) batin ayah Adnan geram
pesan masuk lagi di handphone Randi.
📱bos Adnan
arah jam 9. saya sudah menghubungi Jordan untuk datang menyelamatkan kita namun mungkin masih butuh waktu yang lama. sekarang, cari cara untuk mengulur waktu sebelum Jordan datang
"kamu serius ingin membunuhku. apakah kamu tau, saya sudah lama bekerja di Sanjaya grup. banyak informasi penting yang saya dapatkan. kamu tidak ingin mendengarnya....?" ucap Randi
"saya akan memiliki semuanya, jadi saya tidak butuh informasi recehan mu" jawab ayah Adnan
"sayang sekali. padahal, sebenarnya saya bisa membantu kamu untuk memiliki Sanjaya grup dengan melenyapkan pewaris aslinya
"kamu terlalu banyak bicara. ku tembak saja kau" ucap ayah Adnan
📞 misterius
tunggu. dengarkan dulu apa yang dia katakan. mungkin saja dia berguna sebelum dihabisi
sudut bibir ayah Adnan terangkat. ia mengkode Randi dengan mengedip-ngedipkan sebelah matanya pertanda bahwa rencana mengulur waktu telah berhasil.
"memangnya, informasi apa yang bisa kamu berikan padaku....?"
"tentu saja yang sangat Anda butuhkan"
"katakan sekarang"
"ckckck....kenapa harus terburu-buru. kita bisa duduk santai di warung kopi untuk membicarakannya"
"tidak usah bermimpi untuk santai mengopi, karena sebentar lagi kamu akan berada di alam lain"
"ya sudah kalau tidak mau. haaaah, padahal saya ingin sekali membantu mu untuk melenyapkan Zidan karena itu rencanamu selanjutnya kan. tapi kalau kamu tidak mau ya tidak masalah. padahal saya tau dimana Zidan menyimpan surat wasiat pengalihan warisan"
"membunuh Zidan hal yang mudah. tidak perlu dibantu olehmu, saya mampu untuk menyingkirkannya. sekarang, bersiaplah untuk mati"
📞 misterius
jangan tembak...dia bisa menjadi batu loncatan bagi kita
sayangnya, tanpa mendengar perkataan si misterius di sambungan telepon, ayah Adnan menarik pelatuk pistolnya sehingga suara tembakan terdengar lagi.
dor...
dor...
dor...
"Helmi bangun. Randi, arah jam 3. Helmi arah jam 12" teriak ayah Adnan
Helmi langsung bangun dan segera menangkap pistol yang Randi lemparkan kepadanya.
dor...
dor...
mereka dengan brutal menembaki orang-orang suruhan si misterius. ayah Adnan sendiri menangani di bagian arah jam 9.
karena merasa mereka terlalu banyak, ketiga pria itu bersembunyi di balik mobil mereka.
Randi dan Helmi terus saja menembak begitu juga dengan ayah Adnan.
"arah jam 9 sudah beres" ucap ayah Adnan
"bagian saya masih banyak. ampuuuuun sial.... pelurunya habis" Helmi melempar pistolnya
"terus bagaimana. malah Jordan belum datang juga" ucap ayah Adnan
tentu saja jumlah mereka sekarang tidak seimbang dengan musuh yang ada saat ini. seandainya para musuh tidak membawa senjata, Randi dan Helmi bisa mengatasinya. namun keduanya tidak mungkin maju melawan dengan tangan kosong sementara para musuh membawa senjata di tangan mereka. itu mati konyol namanya.
📞 misterius
berani-beraninya kamu menipuku. akan ku penggal kepalamu brengsek
📞ayah Adnan
saya sangat menantikan itu pengecut
ayah Adnan sengaja memperbesar speaker handphonenya agar kedua pengawalnya dapat mendengar percakapannya.
📞 misterius
hahahaha....dasar bodoh. kamu pikir saya tidak punya perencanaan yang matang sebelum bertindak. handphone yang kamu pegang sekarang dalam hitungan ke tiga, semuanya akan meledak dan kalian akan menyusul si Burhan sialan itu ke neraka
ketiga pria itu saling pandang, masih dengan mendengarkan suara tertawa di sebrang sana. Ayah Adnan segera berdiri dan melempar handphone itu ke arah para musuh.
saat melempar, ayah Adnan di tembak hingga mengenai lengannya.
"aaaaggghhhh"
"pak Adnan" teriak Helmi dan Randi
mereka menarik ayah Adnan duduk kembali. darah mengucur dari lengan pria itu.
sraaak....
Randi merobek lengan kemejanya dan mengikatnya di lengan ayah Adnan
handphone yang di lempar ayah Adnan mendarat tepat di depan para musuh mereka.
"handphone...?" semuanya saling pandang
tit....tit...tit...tiiiiiiiit
Buuuummmmm.....
ddduuaaaaarrrrrr.....
handphone itu meledak dengan ledakan cukup besar dan keras. semua yang berada di dekat handphone itu, mereka tidak selamat dan mati akibat ledakan itu.
"huufftt.... untung saja" Helmi mengusap dadanya
"bapak tidak apa-apa...?" tanya Randi
"bohong kalau saya bilang tidak apa-apa. ini sangat sakit" ringis ayah Adnan
dor...
dor....
suara tembakan kembali terdengar, entah sedang berhadapan dengan siapa para musuh mereka itu.
"pak Adnan, Randi, Helmi" teriak Jordan dengan keras
ternyata bala bantuan telah datang. musuh mereka dibantai habis oleh Jordan dan anak buahnya.
"kami di sini Jo, di balik mobil" jawab Randi dengan suara keras
Jordan berlari menghampiri ketiga pria yang sedang membutuhkan bantuan itu. setibanya, ia melihat ayah Adnan bersandar dengan lengan terluka karena tertembak.
"pak Adnan, bapak baik-baik saja...?" tanya Jordan
tidak menjawab namun ayah Adnan hanya menampilkan senyum dan menahan sakit. Jordan segera mengiring mereka ke mobilnya dan pergi dari tempat itu. untuk mobil yang di kendarai ayah Adnan, Jordan menyuruh anak buahnya untuk mengurusnya.
2 jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit. ayah Adnan segera ditangani oleh dokter.
"bagaimana dokter...?" tanya Randi
"pak Adnan tidak apa-apa, lukanya tidak terlalu dalam. untungnya peluru hanya melesat dan mengenai tidak begitu dalam" jawab dokter
"syukurlah. terimakasih banyak dokter" ucap Jordan
"sama-sama"
ketiga pria itu masuk ke dalam kamar yang di dalamnya ada ayah Adnan sedang beristirahat.
"terimakasih, kalian telah menyelamatkan ku" ucap ayah Adnan
"sama-sama dan maaf juga pak" ucap Helmi
"maaf untuk apa...?"
"maaf karena tadi saya sempat berniat ingin menghabisi bapak karena saya pikir bapak penghianat tapi ternyata itu hanya akting semata" jawab Helmi
"kalau saya berhianat, saya pantas di habisi. lakukan jika suatu saat saya melakukan itu" ucap ayah Adnan
"saya penasaran. bagaimana ceritanya sehingga seperti itu...?" tanya Helmi
"ceritanya seperti ini"
*flashback
bughhh....
"maaf...maafkan saya"
"buta kamu ya. jalan sebesar ini masih juga kamu tabrak bos saya"
"sekali lagi maaf, saya tidak sengaja"
"tidak apa-apa. maaf juga saya telah menghalangi jalanmu"
"terimakasih, terimakasih banyak" memeluk ayah Adnan dan membisikkan sesuatu
"ikuti perintah yang dikatakan orang di dalam handphone ini kalau kamu ingin selamat. jangan sekali-kali menghubungi bantuan, karena pesan-pesan dan panggilan yang kamu lakukan akan ketahuan oleh kami. kami selangkah di depanmu direktur baru" bisiknya menyimpan sebuah handphone di kantung jas ayah Adnan
"ah tidak apa-apa, jangan terlalu berlebihan"
mereka semua masuk ke dalam warung makan. ayah Adnan mengambil handphone itu dan melihat siapa yang tertulis di layar handphone itu dan ternyata nama yang tertulis adalah misterius.
Ayah Adnan sengaja memasang headset di telinganya agar diperkirakan ia sedang mendengarkan musik namun ternyata ia sedang mendengarkan si misterius itu berbicara.
📞 misterius
saya tau kamu sudah mendengarku. jalan yang kalian lalui terjadi kecelakaan, itu adalah perbuatanku. suruh kedua pengawalmu untuk mencari jalan yang lain.
"ada apa, kenapa ramai sekali...?"
"sepertinya telah terjadi kecelakaan. kita tidak bisa lewat"
'apa tidak ada jalan yang lain...?"
"ada, kalau bapak mau, kita bisa melewati jalan itu"
"lewat jalan itu saja"
📞 misterius
bagus. di jalan yang akan kalian lalui jalurnya sudah kami rubah. dengarkan saya baik-baik. setelah tiba di hutan, akan ada orang suruhan ku yang akan menghabisi kedua pengawalmu. tugasmu sekarang adalah, berpura-pura tidur sampai semuanya selesai. lakukan sesuai perintahku jika kamu ingin selamat
Ayah Adnan berpura-pura tidur sesuai perintah orang misterius itu. bahkan saat ada mobil yang menabrak mereka dari arah belakang, ia tetap pura-pura tidur tidak mendengarkan.
braaaakkk...
"brengsek, akan kubunuh dia" geram Randi
semuanya terjadi seperti yang mereka alami. dimana Randi membalas menabrak mobil hitam itu dan akhirnya jatuh ke dalam jurang.
"huufftt... hampir saja"
saat kedua pengawal itu bersandar di mobil, ayah Adnan bangun dari pura-pura tidurnya.
📞 misterius
pengawalmu ternyata tangguh juga. tapi tidak apa-apa, karena sekarang kamu sendiri yang akan menghabisi mereka.
📞ayah Adnan
jangan mimpi
📞 misterius
lakukan atau kamu akan menyesal. kamu tau, saya bisa menghabisi semua keluargamu jika kamu tidak menurutiku
📞ayah Adnan
saya rasa, tidak segampang itu kamu akan menghabisi Zidan
📞 misterius
hahahaha....jangan berlagak bodoh. kamu pikir saya tidak tau siapa keluarga aslimu. saya akan membunuh mereka dalam hitungan detik jika kamu tidak menuruti perkataanku
ayah Adnan mengambil handphonenya. handphone yang lain yang tidak akan diketahui oleh si misterius jika dirinya mengirim pesan kepada orang lain. ternyata, ayah Adnan mempunyai dua handphone. satu untuk menghubungi keluarganya dan satunya lagi untuk menghubungi Zidan dan pengawalnya. hal ini ia lakukan untuk berjaga-jaga jangan sampai El dan Alana mengambil handphonenya meskipun itu mungkin tidak akan terjadi namun tetap saja dirinya harus siap siaga.
dan saat ini handphone yang dipakai ayah Adnan untuk menghubungi Pram adalah handphone yang ia pakai untuk menghubungi istri dan anak-anaknya.
📱Pram... apakah keluargaku baik-baik saja. dari pak Adnan Rasyid
sengaja menuliskan nama karena Pram tidak mengetahui nomornya yang satu ini
📱 mereka baik pak. semuanya dalam pengawasanku. bapak tidak perlu khawatir. balas Pram
ayah Adnan tersenyum lega, ternyata keluarganya baik-baik saja. ia mengirimkan pesan kepada Jordi. untungnya saat menyimpan nomor Jordi, ayah Adnan menyimpan nomor pria itu di kedua handphone yang ia pegang
📞ayah Adnan
akan saya lakukan perintahmu
📞 misterius
bagus. lakukan sekarang juga
"Tuhan masih melindungi kita. ngomong-ngomong, saya suruh kamu tembak balik kenapa kamu tidak menembaknya...?"
"saya lupa bawa pistol"
puuukkk...
"kebiasaan banget sih kamu"
"ya maaf. lagian kan sekarang kita sudah selamat"
"siapa yang bilang kalian telah selamat...?" ayah Adnan menodongkan pistol di kepala Helmi
semuanya terjadi sesuai dengan yang mereka alami. dari ayah Adnan berpura-pura menjadi penghianat. saat ayah Adnan ingin menembak Helmi namun ternyata bukan Helmi yang ia tembak namun dua orang yang berada di belakang pengawalnya. semuanya terjadi sampai akhirnya terjadi saling tembak-menembak karena ayah Adnan dan kedua pengawalnya melakukan perlawanan.
hingga akhirnya bala bantuan datang dan mereka terselamatkan*.