Clarissa Tamara, seorang wanita cantik dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang pengusaha mapan, dan dia merupakan anak pertama dari keluarga itu.
Tapi kasih sayang ayah dan ibunya hanya tertuju kepada adiknya seorang, bahkan saat adiknya merebut tunangannya ayah dan ibunya malah membiarkannya dan mendukung hubungan mereka.
Rasa marah dan kecewa membuat Clarissa tak peduli lagi dengan keluarga, dia berusaha mati-matian mendirikan perusahaan miliknya untuk membalas dendam atas apa yang di lakukan oleh keluarga.
Dan untuk mengobati rasa sendiri nya, tak sengaja dia bertemu dengan seorang pria gelandang berwajah tampan.
Tanpa tahu indentitas aslinya, Clarissa membawa pria itu ke rumahnya dan menjadikannya pria penghangat ranjangnya.
Tapi bagaimana jika Clarissa mengetahui identitas pria itu, apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 : Kau ingin kabur?
"Clarissa... Ini makanan udah matang." Panggil sang ibu.
"Iya.. Bu." Jawab Clarissa sambil keluar dari kamar.
Kemudian dia dan Qiqi langsung pergi ke ruang makan untuk makan makanan yang tadi ibunya buatkan untuk nya.
"Wih.. Kayaknya enak nih.." Ucap Clarissa yang melihat masakan Ibunda nya.
"Iya.. Sekarang kamu makan yang banyak yah." Ucap Qiqi kepada putrinya.
Kemudian Clarissa langsung mengambil nasi dan juga soto buatan ibundanya, Clarissa nampak sangat menikmati makanan buatan ibundanya itu.
Qiqi hanya tersenyum senang saat melihat putrinya makan dengan lahap, "Emm.. Bu, kapan ayah pulang?" Tanya Clarissa.
"Kayaknya nanti sore, tadi pagi ayah mu bilang kalau dia akan pulang sore ini." Jawab Qiqi.
Clarissa pun hanya menganggukkan kepalanya, Kemudian terdengar suara telpon milik Clarissa berbunyi.
Clarissa pun langsung mengangkat panggilan dari asistennya itu.
"Ada apa?"
"Nyonya, ini ada klien yang ingin langsung bertemu dengan mu."
"Maksudnya klien dari Perusahaan Cakradenta Group?"
"Iya Nyonya, pemimpin nya tetap bersikukuh ingin bertemu. Dan jika tidak mereka akan menolak kerja sama dengan perusahaan kita."
"Baiklah, aku ke perusahaan sekarang. Kau atur jadwal pertemuan nya."
"Baik Nyonya..."
Setelah mengatakan hal itu Clarissa pun segera bangkit dari meja makan, "Kamu mau kemana, nak?"
"Maaf Bu, aku harus pergi dulu. Ada urusan penting di perusahaan yang harus ku urus." Jawab Clarissa meminta maaf.
"Baiklah, tapi kau sedang sakit, apa tidak apa-apa?"
"Tenang aja Bu, aku kuat kok." Jawab Clarissa.
"Ya udah, hati-hati di jalannya yah.."
"Baik Bu.." Jawab Clarissa.
Kemudian Clarissa beranjak dan pergi ke kamar nya untuk mempersiapkan diri untuk segera pergi ke perusahaan miliknya.
"Nyonya, mobilnya sudah siap." Ucap kepala pelayan.
"Baik, aku titip ibu kepada kalian yah.." Ucap Clarissa.
"Baik, Nyonya."
Kemudian Clarissa pun segera masuk ke dalam mobil, dan supir pun segera melajukan mobilnya ke jalan raya.
Tak beberapa lama mobil yang di tumpangi oleh Clarissa sudah sampai di perusahaan nya, di sana asistennya sudah menunggu dirinya.
"Bagaimana? Dimana mereka?" Tanya Clarissa.
"Mereka ada di ruangan yang Nyonya katakan." Jawabnya.
"Baguslah..." Jawab Clarissa.
Kemudian Clarissa segera pergi ke ruangan tempat klien nya menunggu, dan saat Clarissa membuka pintu matanya langsung membulat seketika.
Brian yang melihat Clarissa hanya tersenyum sambil berpura-pura tidak mengenal Clarissa.
"Jadi ini CEO Caterpillar?" Tanya Brian.
"Iya.. Perkenalkan saya Clarissa Tamara." Ucap Clarissa memperkenalkan diri.
"Saya Rindi resa riswala." Ucap Nyonya Rindi memperkenalkan diri.
"Saya Clarissa... Senang bertemu dengan anda nyonya Rindi." Jawab Clarissa.
Dan Nyonya Rindi hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu Clarissa pun meminta maaf atas keterlambatan dia datang ke perusahaan.
Brian hanya menatap tanpa ingin berbicara sedikit pun, yang bernegosiasi hanyalah Clarissa dan Nyonya Rindi.
Setelah bernegosiasi kemudian Nyonya Rindi pun menyetujui kerja sama dengan perusahaan milik Clarissa.
"Semoga kerja sama kita berjalan dengan lancar." Ucap Clarissa.
Nyonya Rindi pun hanya menganggukkan kepalanya, "Ayo kita pulang Brian.." Ucap Nyonya Rindi.
"Mama keluar pulang saja duluan." Ucap Brian.
"Terserah kau saja.." Jawab Nyonya Rindi.
Kemudian Clarissa menyuruh Asistennya untuk mengantar Nyonya Rindi untuk keluar dari perusahaan, kini di ruangan itu hanya ada Clarissa dan juga Brian.
Clarissa pun segera pergi tapi tangannya langsung di tarik oleh Brian. "Mau kemana kau?" Tanya Brian sambil tersenyum.
"Lepaskan..." Ucap Clarissa.
Bukannya melepaskan Brian malam memeluk Clarissa dan mendudukkan tubuh kecil Clarissa di paha miliknya.
Kini wajah Brian dan Clarissa hanya terpaut beberapa centimeter, Clarissa menatap mata hitam Brian. Jantung nya tiba-tiba berdebat dengan kencang.
"Kau ingin kabur?" Tanya Brian.
"Kabur? Siapa?" Tanya Clarissa.
"Tentu saja dirimu..." Jawab Brian.
"Aku kabur? Memang nya kita memiliki hubungan dekat sampai kau mengatakan hal itu." Ucap Clarissa.
"Tentu saja, aku adalah pria pemuas ***** mu." Ucap Bria sambil melingkarkan tangannya di pinggang Clarissa.
"Hanya karena itu, kenapa kau bangga. Aku bisa mengganti kan diri mu.." Ucap Clarissa.
"Kau berani mengantikan ku?" Tanya Brian.
"Tentu, kenapa tidak." Jawab Clarissa.
"Baiklah aku ingin lihat siapa pria yang akan mau meniduri wanita ku.." Ucap Brian.
"Wanita mu? Memang nya siapa kau berani mengklaim aku sebagai wanita mu." Ucap Clarissa.
Bukannya menjawab Ucapan Clarissa, Brian malah membuka kancing baju Clarissa dan memberitakan tanda-tanda merah di dada dan juga leher Clarissa.
Clarissa berusaha memberontak tapi tenaga Brian sangat lah besar, Clarissa hanya bisa memalingkan wajahnya saat Brian memberikan tanda-tanda merah di leher dan juga dada nya.
Dan tanpa Clarissa tahu, Brian langsung meng aktifkan mode bayi miliknya.
Clarissa sekali lagi hanya bisa menggigit bibir bagian bawah miliknya.
"Kau menikmatinya nya?" Tanya Brian.
"Tidak..." Jawab Clarissa.
"Mulut mu mengatakan tidak tapi tubuh mu berkata lain, wanita memang sangat munafik." Ucap Brian.
"Hentikan.. Nanti ada orang.." Ucap Clarissa dengan wajah yang sudah memerah.
Tapi bukannya menghentikan aksinya Brian. malah langsung mencium bibir Clarissa, Clarissa hanya bisa mengikuti permainan Brian karena meski mulutnya mengatakan tidak tapi tubuhnya sangat merindukan sentuhan yang di berikan oleh pria itu.