Nata Putri Ananta, seorang gadis cantik yang selalu ramah kepada semua orang. Namun, memiliki ketidakpekaan terhadap situasi di sekitarnya.
Vero Putra, seorang cowok yang menyukai Nata dalam diam, tanpa berani mengungkapkan. Hingga ia berani mengungkapkannya tahap demi tahap.
Lalu gimana kelanjutannya, apakah Vero berhasil meluluhkan hati gadis yang tidak peka? atau ia gagal dalam misinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Foto
aku terus mengikuti kemana polisi itu berlari membawah jenazah itu. jenazah yang aku harapkan itu bukan vero. polisi itu akhirnya berhenti dan meletakkan jenazah itu.
"maaf pak apa saya boleh melihatnya?" tanya ku.
"apa adek yakin.. saya takut adek tak akan bisa mengenalinya karna semua tubuhnya sudah hangus terbakar" ucap salah seorang polisi.
aku terbelalak kaget mendengar penuturan polisi itu, hingga aku menutup mulutku saking syoknya akan apa yang di bicarakan oleh polisi itu. tapi aku harus memastikan kalau itu bukan vero.
"ini bukan vero, ini bukan vero, ini bukan vero,ini bukan vero!"gumamku dalam hati berusaha meyakinkan diriku sendiri.
"saya yakin pak" ucapku pada polisi itu.
"baiklah kalau begitu." polisi itu membuka resleting tempat jenazah itu.
saat resletingnya sudah terbuka aku menangis sejadi jadinya dan menutup mataku agar tak melihat jenazah itu. aku berusaha keras yakin pada hatiku sendiri kalau itu bukan vero tapi hatiku sendiri tak sanggup untuk melihat jenazah itu saja.
aku berusaha untuk melihat jenazah itu walaupun tanpa keberanian. perlahan aku membuka mata ku yang tertutupi oleh tanganku.
"ini bukan vero" ucapku melihat wajah jenazah itu yang tak berbentuk lagi.
"tapi kami menemukan ini tidak jauh dari kami menemukan jenazah korban" ucap salah seorang polisi.
aku ingat betul itu adalah dompet vero dan jam tangannya saat ia pulang dari mengantarku. aku mengambil barang barang itu. aku memeriksa dompet itu dan menemukan ktp vero dan atmnya serta beberapa uang seratusan. aku mengambil ktpnya dan tak sengaja sebuah foto terjatuh saat aku mengambilnya.
aku melihat foto itu dan ternyata itu adalah foto diriku. di belakang foto itu ada beberapa kata yang dituliskan.
"saat melihatmu ada ketulusan disana.
saat bersama mu ada kebahagiaan yang terlintas. mungkin sekarang kau membenciku. tapi suatu saat kau akan mengharapkanku. aku yakin itu!!" tulisan di belakang foto itu.
tanpa ku sadari air mata ternyata sudah membasahi pipiku. saat membaca kata kata itu.
"kamu udah berhasil vero" gumamku. masih dengan tangis yang tak kunjung reda malah semakin deras.
"nata!!"
aku menoleh mencari sumber suara. dan ternyata itu adalah ratih, leo, irfan dan kak dody.
"kalian disini?" tanyaku.
"hmm" angguk mereka semua.
"kalian tau dari mana aku ada disini?"
"dari kak vika" jawab ratih.
"iya ta aku yang kasih tau kok" ucap kak vika dari belakang mereka yang ditemani oleh viky.
"gimana?" tanya kak vika lagi.
"polisi nemuin jenazah kak.. tapi aku yakin kalau itu bukan vero" jawabku sembari menghapus air mataku.
"dimana? kakak mau liat dong"
"disana kak" menunjukkan arah.
kak vika menghampiri jenazah itu. begitu pun aku dan yang lainnya.
"astaga!!" kaget kak vika melihat jenazah itu.
"itu beneran vero?" bingung leo saat melihat jenazah itu. sedangkan ratih hanya menutup mulutnya karna syok.
"kasihan kamu ver" ucap irfan.
"semoga kamu tenang ver" ucap kak dody
"kalian semua apa apaan si.. itu bukan vero" ketusku yang mulai mengeluarkan air mata lagi.
"kak itu kak vero?" tanya viky pada kak vika.
"kamu doain kakak kamu ya" ucap kak vika sendu.
"kak vika.. itu bukan vero kak" ucapku melemah dengan tangis yang menjadi jadi.
"kamu harus iklas ta.. vero pasti gak mau liat kamu kayak gini"
aku semakin terisak dan dompet serta jam tangan yang sedari tadi ku pegang ku peluk erat ke degapanku.
gitu aja, thor??
payaahhh
kl vero gk. prnh percaya
pusing aqu
double date nih....
serasa baca diary
semangat kak