NovelToon NovelToon
SUAMI YANG SELALU DIHINA

SUAMI YANG SELALU DIHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

"Kepo banget sih!"

"Buset... Kamu bisa gak sih jangan galak- galak, kan cuma nanya!" omel Erik membuat Dita menatapnya tajam.

"Gak ada yang perlu di tanyain, sana ih ganggu aja." ujar Dita lalu mendorong Erik.

"Sumpah kamu ya sama ketua gitu amat,

untung cantik kalo ga--

"Apa? Kalo gak apa?!" tantang Dita membuat Erik diam lalu pergi begitu saja.

"Huh... Bikin mood hancur aja." kesal Dita lalu ia kembali ke ruang BEM.

***

Seminggu telah berlalu Alvin muali terbiasa dengan aktivitas kuliah, kerja sekaligus menjaga anaknya.

Satu sisi ia merasa kucar-kacir

mengerjakan samuanya namun satu sisi Alvin merasa bersyukur dengan kehidupannya yang Sekarang.

"Eh anak Ayah udah bangun aja,

mumpung sekarang lagi weekend kita jalan-

jalan ya.

Kasiannya anak Ayah ini ikut kerja,

kadang ikut kuliah juga semangat ya Nak, semua ini berkahnya kamu." ucap Alvin sambil mengangkat Guntur tinggi-tinggi membuat anak kecil itu tertawa.

"Let's go." lanjut Alvin lalu ia mengikat kain gendongnya.

Pertama ia membawa Guntur membeli baju walaupun bukan di mall tapi Alvin sangat semangat membelikan putranya itu baju dengan gajinya satu bulan ini.

"Anak Ayah mau baju yang mana ini yang merah atau yang hitam? Hum ... Sebenernya dua-duanya bagus sih." gumam Alvin sambil mengamati dua baju itu.

"Yang hitam aja." ucap seseorang membuat Alvin menoleh ke samping.

"Eh Naura kamu disini juga?" ucap Alvin ya Naura adalah teman satu kelasnya.

"Beliin baju buat ponakan kah?" tanya Naura membuat Alvin sedikit kaget lalu ia

tekekeh.

"Em

Bukan ponakan sih tapi ini anak

saya." jawab Alvin membuat Naura kaget lalu ia meletakkan tangannya di kening Alvin.

"Eh..." Alvin kaget lalu sedikit menghindar.

"Kamu gak sakit kan?" tanya Naura yang dibalas gelengan oleh Alvin.

"Iya saya sudah menikah tapi sekarang lagi proses perceraian dan ini anak saya." jawab Alvin membuat Naura mematung tapi detik kemudian ia tersadar lalu mengangguk.

'Iya sih namanya jalan hidup manusia gak ada yang tau.' ucap Naura dalam hati.

"Abis ini mau kemana?" tanya Naura lagi sambil memainkan tangan Guntur.

"Belum tau nih niatnya mau bawa anak kecil ini jalan-jalan sih mumpung weekend kasian dia setiap hari harus menemani saya kuliah dan kerja." jawab Alvin membuat Naura mangut-mangut.

"Oh ya udah aku gabung boleh ya?"

"Hah?"

"Ikut sama kalian, please." ucap Naura

seperti anak kecil membuat Alvin menggaruk tengkuknya sekilas.

"Em... Kamu gak malu apa ikut sama kami?" tanya Alvin membuat Naura celingak- celinguk.

"Malu sama siapa? Saya gak punya pacar kok santai masih semester satu kuliah." jawab Naura membuat Alvin mangut-mangut.

"Aku masih polos lah umur 20 tahun masih imut-imutnya, apa aku harus memanggilmu om?" goda Naura membuat Alvin melotot.

"Heh..."

"Ya sudah kalo begitu aku ikut, sekalian nih kita ngerjain makalah kan kelompok satu nih mata kuliah bahasa Indonesia, mana

berdua lagi kita." ujar Naura membuat Alvin mangut-mangut.

"O iya ya, baru ingat lagi." ucap Alvin.

"Bukan baru ingat karena memang faktor umur aja Om." lanjut Naura lalu ia berjalan terlebih dahulu membuat Alvin lagi-lagi menghela nafas panjang.

"Huh... sabar ya Allah ini baru satu orang yang tau bagaimana jika satu kelas pada tau, abis dah..." gumam

Alvin lalu mengikuti Naura.

"Mau kemana ini?" tanya Alvin saat ia sudah selesai membayar baju anaknya.

"Nyari makan yuk Om, belum makan nih dari pagi." ajak Naura membuat Alvin

mencekal lengannya.

"Eh ... Apa ini?"

"Berhenti panggil saya Om!" tegas Alvin membuat Naura langsung menelan ludahnya dengan susah payah di tambah tangan Alvin mencengkeram lengannya.

"I--iya iya lepasin." ujar Naura lalu mengibas-ngibaskan tangannya.

"Sok higenis banget." sindir Alvin yang

tidak dihiraukan oleh Naura.

"Biarin, suka-sukaku lah kan aku masih Gadis jadi emang higenis." jawab Naura

membuat Alvin lagi-lagi memutar mata malas.

"Iya kan sayang." ucap Naura sambil menoel pipi Guntur.

"Udah buruan katanya mau bikin makalah gimana sih ..." ujar Alvin.

"Sabar elah ... Dasar bapak-bapak gak punya kesabaran, udah ayo kesana." lanjut Naura menunjuk tempat makan di seberang.

"Ya udah kamu nyebrang aja, saya kan bawa motor jadi harus mutar dulu." ucap Alvin.

"Gak ada niatan gitu ngajak saya ikutan naik?" tanya Naura membuat Alvin

memicingkan matanya.

"Tinggal nyebrang gak usah banyak

tingkah deh." omel Alvin.

"Iya-iya bawel ..." lanjut Naura lalu ia

hendak berbalik.

"Bye Om."

"Astaga..." Alvin menggeleng-gelengkan

kepalanya.

"Kekanak-kanakan sekali ini bocah."

Ujarnya lalu ia memutarkan motornya.

"Lama banget sih, ini udah aku pesanin gak tau sih kamu suka atau gak?" ujar Naura begitu Alvin mendekati meja.

"Emang gitu ya kalo punya teman, makan duluan aja gitu?" tanya Alvin karena ia melihat Naura sudah makan terlebih dahulu.

"Harusnya mah di tunggu, cuma karena yang di tunggu ini om-om mending makan duluan aja lah, agak ribet nunggu orang tua." lanjut Naura membuat Alvin melotot.

"Shut up!"

"Hehe... Makan-makan." lanjut Naura lalu ia melanjutkan makannya.

"Kamu itu cocoknya di SMP dulu sana, gak ada dewasa-dewasanya sedikitpun." omel Alvin membuat Naura kembali mendongak.

"Biarin suka-sukaku lah."

Hari sudah menunjukkan pukul 3 sore akhirnya makalah yang sedari tadi mereka susun sudah selesai.

"Akhirnya ..." gumam Naura sambil Tersenyum.

"Udah semuanya?" tanya Alvin, ia tidak bisa melihat jelas karena Guntur sudah tidur di

pangkuannya.

"Belum lah."

"Apa lagi?" tanya Alvin.

"Kan belum di print haha ..." jawab Naura tanpa dosa membuat Alvin langsung mengalihkan pandangannya.

'Astaga tuhan, punya teman kelasan gini amat.' ucapnya dalam hati.

"Gak usah ngedumel dalam hati nanti tambah tua loh." lagi-lagi Naura memancing Alvin.

"Bisa diam gak sih, ini anak saya lagi tidur." ujar Alvin membuat Naura menutup

mulutnya.

"Maaf...

Maaf."

"Tempat print yang dekat dimana ya?" gumam Naura sambil mengotak-atik lap topnya.

"Dekat rumah saya ada sih gak jauh dari Sini, sekalian saya mau rebahin Guntur dulu kasian dari tadi tidurnya sampe gini banget." ucap Alvin membuat Naura berpikir sejenak.

"Boleh deh, sini aku yang gendong biar kamu fokus bawa motor." ujar Naura.

"Gak usah, saya mah udah biasa."

"Alah... Gak usah sok jual malah napa, sini." lanjut Naura lalu mengambil alih Guntur dari pangkuan Alvin.

Tanpa membuang waktu mereka langsung menuju rumah Alvin.

Sekitar 10 menit akhirnya rumah Alvin sudah kelihatan, namun ia sedikit bingung melihat ada orang yang sedang menunggu di depan rumahnya.

Bagitu motornya masuk ke dalam halaman rumahnya, ia dapat melihat jelas siapa yang disana.

"Udah sampe?" tanya Naura.

"Udah, bisa gak turunnya?" tanya Alvin.

"Bisa-bisa." jawab Naura lalu ia turun,

begitu Alvin turun dari motornya bertepatan dengan dita berdiri dari duduknya matanya langsungenatap dua orang itu secara bergantian

Deg.!

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Yuri/Yuriko
Wah, seru banget! 😄
pejuang: ikuti terus keseruan nya kak ...:)
total 1 replies
Khansarila Adisoga
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
pejuang: terimakasih kak
ikuti terus update terbarunya ya:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!