Pelet Sukmo Kenongo adalah jalan ninja Lisa untuk memperbaiki hubungannya dengan sang kekasih yang sedang tak baik-baik saja.
Sayangnya, air yang menjadi media pelet, yang seharusnya diminum Reza sang kekasih, justru masuk ke perut bos besar yang terkenal dingin, garang dan garing.
Sejak hari itu, hidup Lisa berubah drastis dan semakin tragis. Lisa harus rela dikejar-kejar David, sang direktur utama perusahaan, yang adalah duda beranak satu, dengan usia lebih tua lima belas tahun.
Sial beribu sial bagi Lisa, Ajian Sukmo Kenongo yang salah sasaran, efeknya baru akan hilang dan kadaluarsa setelah seratus hari dari sejak dikidungkan.
Hal itu membuat Lisa harus bekerja ekstra keras agar tidak kehilangan Reza, sekaligus mampu bertahan dari gempuran cinta atasannya.
Di akhir masa kadaluarsa Ajian Sukmo Kenongo, Lisa malah menyadari, siapa sebenarnya yang layak ia perjuangkan!
Karya hanya terbit di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al Orchida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dunia Terlalu Sempit
Tampak Viona sedang memberikan tas kecil berwarna marun kepada pegawai toko. Wajahnya sumringah sekali saat menyerahkan kartu berwarna hitam ke kasir.
Beberapa waktu berlalu, tapi sepertinya transaksi Viona menggunakan kartu hitam itu gagal total. Setidaknya itu yang ditangkap Lisa dari gelagat Viona dan pembicaraannya dengan kasir.
“Maaf kak, apa ada kartu lain? Yang ini tidak bisa walaupun udah dicoba berkali-kali. Mungkin sudah over limit. Atau kakak telpon pihak bank terkait untuk solusinya.”
Lisa yang sedang pura-pura melihat-lihat tas, tak bisa mengalihkan pendengarannya. Ia penasaran sekali kenapa kartu tersebut tidak bisa digunakan.
Viona terlihat tersenyum kikuk, tapi tetap percaya diri dan berusaha keras menjaga wibawanya sebagai wanita kelas atas.
“Sebentar ya, aku telpon suamiku dulu!” Viona segera mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang. “Sayang … bisa kesini sebentar? Iya. Aku di toko tas lantai empat. Ada masalah dikit sama kartu kamu!”
Mendengar itu Lisa buru-buru mendekati ibunya. Viona barusan mengaku menelpon suaminya, dan Lisa takut sekali kalau yang akan datang adalah Reza.
Belum sempat Lisa dan ibunya keluar, seorang pria yang juga dikenal Lisa di kantor, masuk toko dengan tergesa.
Lisa langsung menutupi wajahnya dengan tas besar yang dipegangnya, dan berbalik memunggungi si direktur operasional perusahaan tempatnya bekerja yang sedang berjalan ke arah Viona.
“Sayang, kartunya nggak bisa. Kata kasirnya kemungkinan over limit, padahal aku belum beli apa-apa pakai kartu ini,” ujar Viona merajuk manja.
“Lho disitu ada tujuh puluh lima juta, Vi!”
“Tas yang mau aku beli ini harganya delapan puluh, sayang tambahin lima juta ya, please?!” rengek Viona semakin manja dan menggoda.
Sang direktur berbicara singkat dengan kasir dan akhirnya menyelesaikan transaksi Viona tanpa banyak drama. Mereka langsung keluar toko, tapi tidak secara bersamaan. Keduanya tampak tegesa, tak menoleh lagi dan menghilang dari pandangan Lisa.
“Ibu sudah dapat tas tangannya?” tanya Lisa tiba-tiba.
“Kita cari di tempat lain aja, Lis! Ibuk lihat harganya paling murah lima juta di sini. Ibu bukan wanita karir, bukan artis juga, jadi beli yang dua ratus ribuan aja lah!”
Lisa terkekeh-kekeh, sejak ayahnya tiada, gaya belanja ibunya memang menurun drastis. Lebih melihat faktor manfaat daripada harga. “Ya udah ayo cari di tempat lain!”
“Kamu nggak jadi beli tas besar itu tadi?”
“Nggak, Buk! Warnanya agak kurang cocok sama yang aku mau,” jawab Lisa berbohong. Padahal ia baru saja kehilangan mood belanja gara-gara melihat si toge pasar bersama pria selain Reza.
Entah mengapa Lisa merasa geram dan kesal sendiri melihat fakta kalau mantan kekasihnya dikhianati Viona. Bukankah seharusnya ia gembira karena Reza mungkin akan kembali padanya tanpa harus menunggu ajian sukmo kenongo kadaluarsa?
Lisa menepuk jidat, mana bisa ia mengungkap perselingkuhan Viona pada Reza jika bukti validnya saja tidak punya? Bisa-bisa ia malah dituduh sengaja ngarang cerita agar Reza mau balik padanya!
“Hadeeeh, fakta tanpa bukti otentik mah namanya gosip,” gumam Lisa kesal. Ia celingukan sambil memegang ponsel, berharap bisa merekam kebersamaan toge pasar dan direktur operasional.
Bukannya melihat dua orang yang sedang dicarinya, mata Lisa malah bersirobok dengan Diandra. Ya, gadis kecil itu sedang melambai padanya. Di sebelah Diandra, David malah sibuk mengutak-atik gawainya.
Ingin sekali Lisa melarikan diri dari sana, tapi kakinya justru terpaku di lantai mall tanpa bisa digerakkan. Tangannya tanpa disadari membalas lambaian Diandra, begitu juga dengan bibirnya yang malah tersenyum lebar.
“Sial,” gumam Lisa sekali lagi. “Kenapa takdirku harus selalu bertemu pak bos dimanapun dan kapanpun?”
“Kamu ngomong sama siapa, Lis?” tanya Bu Maryam. Kemudian matanya mengikuti arah pandang Lisa. “Itu bukannya David ya, Lis? Itu yang manggil-manggil anaknya?”
“Iya, Buk!” jawab Lisa pasrah. Tak ada waktu untuk menghindar karena David sudah melihat, dan bersama Diandra kini mulai berjalan mendekati posisinya.
Padahal, mall di Surabaya tidak hanya satu, tapi kenapa dunia rasanya sempit sekali hari ini? Seolah, Lisa dan orang-orang yang dikenalnya sengaja janjian untuk bertemu di tempat tersebut.
“Lisa? Ibu?” sapa David sopan, seraya melempar senyum ramahnya. “Lagi belanja?”
“Sudah selesai, mau pulang, Pak!” jawab Lisa kaku. Senyumnya terasa garing dan canggung gara-gara ingat kelakuan David padanya kemarin--di kamar.
Diandra mencium tangan Lisa dan juga ibunya. “Tante mom jangan pulang dulu, ayo kita main game sebentar! Aku nggak ada temannya, dari tadi daddy sibuk ngurusin kerjaan sama temannya!”
David menimpali, “Tadi kebetulan banget ketemu Pak Surya, jadi kami ngopi sebentar!”
“Oh pak direktur operasional, sama siapa beliau, Pak?”
“Sendiri, mau beli sesuatu buat ulang tahun istri, katanya begitu tadi. Semacam mau bikin surprise lah. Kan anak istrinya lagi pulang ke rumah orang tuanya di Solo.”
Lisa nyengir, “Oh pantesan!”
Bu Maryam ikut menyahuti, “Lisa, kamu temani anak Pak David main game dulu aja! Ibuk mau cari tas tangan lagi, yang tadi ibuk kurang suka!”
“Iya, Buk!” Lisa menggerutu dalam hati. Kenapa juga ibunya harus sepengertian ini? Dan kenapa ia tak ingin sedikitpun menolak ide wanita yang melahirkannya?
Mata Diandra langsung berbinar. Ia menggandeng tangan Lisa dan juga David. “Let's go dad, mom! Oh ya dad, nanti aku nginep di rumah tante mom ya? Besok kan libur sekolah. Aku mau kasih tau tante mom level game Barbie, Roblox sama Minecraftku.”
“Kamu kan nggak bawa baju ganti, Diandra!” kata David bijaksana. “Lagian nanti kamu merepotkan nenek di sana.”
“Nanti daddy minta tolong Pak Jaiz buat anter bajuku ya? Aku janji nggak rewel, nggak nakal, nggak minta pulang. Besok daddy jemput pas makan siang aja, jadi kita bisa makan sama-sama di rumah tante mom!”
“Gimana, Lisa?” tanya David tak berdaya. Lebih baik ia menyerahkan keputusan pada sekretarisnya saja.
“Iya pak nggak apa-apa kalau Diandra mau nginep, cuma ya … kondisi rumahku begitu adanya!”
Lisa menyesal kenapa waktu bercanda soal cek isi sendiri kemarin cuma menulis dua puluh juta. Kenapa nolnya tidak ditambah satu atau dua? Apalagi kerja sekretaris sekarang bukan cuma ngurus bapaknya, tapi merangkap jadi pengasuh anaknya juga?!
“Diandra nggak akan mempermasalahkan hal kecil seperti itu,” tukas David meyakinkan. “Dia cukup mandiri dari kecil karena … ditinggal ibunya.”
“Daddy, daddy … aku mau beli kalung hello kitty,” ucap Diandra tiba-tiba. Tangannya menarik Lisa dan David begitu matanya melihat toko perhiasan. “Ayo kita kesana dulu! Nanti daddy belikan juga buat tante mom, ya!”
Bersambung,
jika itu harus tak perlu dikatakan pun biarkan Dapid tau sendiri.
tapi kan udah tamat yak wkwkwkwk
Witing tresno jalaran Soko kulino
Alaa bisa kna biasa wkwkwkwk.
seenggaknya wlpn awalnya Liss salah dia udah ksh milik nya yg berharga.
dan untunglah satset ada antisipasi pelet lain.
klo tak pke pelet MJ itu, Liss yg bakalan sakit hati dicampakkan Dapid. iya kan?
Bwt kalian reader Budiman yang suka bacaan horor Fantasi wanita...
Cerita Liss dan David dan lika-liku perjalanan cintanya.
Penasaran kan, kan, kan ... kuy lahh GPL baca aja yaak guys 👌
makasih karyanya, ditunggu cerita berikutnya 🙏🙏
aduhh kk otor aq jd dagdig dug iki
wisss piye yoooo
Happy ending tapi kurang banyak lagi happy2nya