Posesif Daddy

Violet membuka matanya saat seseorang mencubit pipinya dengan gemas "bangun sayang ini udah pagi jangan jadi kebo" ejek Agra yang sedang duduk di samping Violet "akh.. agra jangan ganggu Vi!.. Vi mager" Agra terkekeh lalu malah menciumi pipi Violet dengan beruntun "iyaa!.. iya Vi bangun!.." Violet merubah posisinya menjadi duduk "Agra nyebelin!.." Violet memeluk erat tubuh Agra "katanya nyebelin tapi kok dipeluk?" Tanya Agra sedikit menggoda "Agra nyebelin tapi Vi sayang" Agra terkekeh lalu membalas pelukan Violet "mandi sana kamu bau iler" Violet menatap Agra dengan datar "yauda sana jauhi Vi jangan deket-deket Vi kan bau" agra malah semakin erat memeluk Violet dengan kecupan-kecupan singkat di kening Violet "Vi bau tapi Agra sayang" Violet mengerutkan keningnya kenapa harus bau? Violet tidak bau sama sekali "Vi nggak bau agra ih!..." Violet mencubit perut Agra "kak Regan mana?" Tanya Violet karena biasanya Regan yang membangunkannya "dia udah berangkat" Violet mengangguk lalu bangun dan berjalan ke kamar mandi Agra keluar dari kamar Violet ia menuruni tangga lalu duduk di sofa saat Agra tengah menonton TV telpon rumah berdering Agra pun berdiri dan mengangkatnya

"Halo?"

"Bahagia sekali kau dengan wanitaku!.." Agra diam apa maksud perkataan pria ini dan setelah cukup lama Agra diam ia mengingat bahwa ini adalah Dave ternyata Dave tidak berhenti mengincar Violet padahal pernikahannya dengan Violet sebentar lagi

"Apa maumu?! Jangan ganggu Violet lagi dia sudah bahagia bersamaku!.."

Dave tertawa dengan semua perkataan Agra Violet akan lebih bahagia bila bersamanya dan ingat Violet sudah tak perawan orang yang mengambil keperawanan Violet adalah Dave jadi Violet harus menikah dengan Dave bukan dengan Agra!

"Kau sudah tau apa yang aku inginkan!.. aku menginginkan VIOLET aku Takan melepaskan apa yang sudah menjadi milikku dan cepat atau lambat Violet akan kembali bersamaku!.. camkan itu"

Tuuuttt.....

Agra mengepalkan tangannya Dave sudah menantangnya terang-terangan Dave sudah mengibarkan bendera perang dan Agra Takan menyerah ia akan terus memperjuangkan Violet sampai titik darah penghabisan Agra akan terus memperjuangkan cintanya

"Agra?" Panggil Violet karena melihat Agra yang terlihat sedang marah Agra menoleh "iya Vi?" Tanya Agra berusaha tenang Agra akan merahasiakan kejadian barusan "ada apa? Kenapa Agra terlihat marah apa Vi udah buat Agra marah?" Agra menggeleng lalu menangkup wajah Violet "kamu tau Vi aku lagi datang bulan" Violet merubah wajahnya menjadi datar lalu ia langsung mencubit perut Agra dengan beruntun Agra memang gila mana ada cowok datang bulan "agra nyebelin Vi nanya serius lagian mana ada cowok datang bulan!.." Agra tertawa dengan perkataannya sendiri mengapa terlintas alasan tak masuk akal di benaknya "yauda ayo kita ke rumah katanya mama kangen" Violet mengangguk lalu Agra menggandeng Violet menuju mobil dan Violet langsung melihat wanita gila itu lagi anehnya wanita itu tengah duduk di atas mobil Agra "pergi!... Dasar gila pergi!..." Usir Agra dengan wajah kesal karena wanita itu pipis di atas mobil Agra "jangan.... Jauhi...pergi..." Wanita itu terus berucap seperti itu membuat Violet dan Agra bingung "satpamnya mana sih!.. ada orang gila kayak gini bukannya diusir malah didiemin!.." ujar Agra dengan kesal lalu menelpon supir untuk menjemputnya menggunakan mobil keluarga milik Agra "ada apa?" Tanya Violet pada wanita gila itu "pergi.. jauhi... Jangan..." Violet bingung dengan apa yang dikatakan wanita itu "Vi ayo kita naik supir aku udah jemput" ujar agra dan Violet mengangguk lalu masih memperhatikan wanita gila itu yang masih duduk di atas mobil Agra

"Mama!.." teriak Violet dan memeluk Rini "aduh Vi mama kangen", ujar Rini dengan memeluk gemas Violet "sama Vi juga kangen mama" ujar Violet dan Rini mencubit pipi violet "ayo duduk kita makan kue buatan Agra" ujar Rini dengan membuka tople dan terlihat kue yang agak gosong lalu Agra yang masih berada di pintu utama berlari dan mengambil kur tersebut "jangan Vi gak enak!.." ujar Agra dengan menyembunyikan kuenya "Vi mau coba mana sini kuenya" uajr Violet dan Agra dengan ragu memberikan kuenya Violet mencobanya dan rasanya tidak seburuk penampilannya rasanya enak hanya saja ada pahit-pahitnya "enak ko Vi suka" ujar Violet dan Agra bernafas lega "Vi mau coba buat kue?" Tanya Rini dan Violet mengangguk antusias "mau!.." teriaknya dan mereka berdua pun menuju dapur meninggalkan Agra yang hanya duduk manis di ruang tamu sembari menikmati kuenya "lumayan" ujar Agra memuji masakannya

"Udah mulai sekarang jangan lagi ke dapur kalo mau apa-apa tinggal bilang sama maid kalo aku tau kamu sampai ke dapur aku pagar dapurnya supaya kamu gak bisa masuk!.." omel Agra karena tangan Violet tak sengaja kena oven dan sekarang Agra tengah memperban tangan Violet "yang kena cuman jari kenapa tangan Vi juga di perban?" Agra tersadar ternyata perbannya terlalu banyak "biar gak infeksi" ujar Agra dengan mantap "udah jangan dimarahin vinya kasian" ujar Rini dengan membawa kue buatannya tadi dengan Violet "gimana gak marah Violet kena oven panas ma!.. gimana kalo infeksi" ujar Agra dengan kesal dan Rini malah tertawa "anak mama ini pinter banget ya kalo ada yang kena benda panas biasanya pake odol bukan diperban" ujar Rini dan Agra kaget ternyata ia salah Violet yang tidak tau ia malah pasrah diperban oleh Agra "kirain Agra tau ternyata nggak terus apa gunanya perban?" Tanya Violet dan Agra menggaruk kepalanya yang tidak gatal "ya maaf aku gak tau Vi" Agra membuka kembali perbannya lalu mengambil odol dan mengoleskannya pada jari Violet "sakit?" Tanya Agra dan Violet menggeleng "dingin rasanya udah gak perih lagi" ujar Violet lalu mereka memakan kue buatan Rini dan Violet dengan syarat Agra yang menyuapi Violet walaupun Violet bisa menggunakan tangan satunya tapi Agra Keukeh melarang Violet dan menyuapinya