Warning 21+ Cerita Dewasa!!!!!!
Bijaklah dalam memilih bacaan, karena novel ini bisa membuat ada jungkir balik, panas dingin, ngakak berkepanjangan dan juga mengandung kebucinan yang hakiki.
Wanita malam julukan segelintir orang disekitar pemukiman tempat tinggal Berlian Ayunda yang memandang rendah pekerjaannya, tapi Berlian tidak pernah menghiraukan perkataan mereka yang terpenting dirinya bisa menjaga diri dan juga kehormatannya.
Hingga suatu hari Berlian harus menikah dengan seseorang karena desakan dan aturan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Alvaro Waradhana seorang cassanova suami Berlian yang menganggap Berlian sama seperti wanita malam yang selalu menemani tidurnya.
Akankah Berlian bisa bertahan dengan Alvaro Waradhana?
Dan apakah Alvaro Waradhana bisa merubah statmen terhadap Berlian setelah dirinya mengenal lebih jauh siapa Berlian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaruMini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34 Maaf Dan Terima Kasih
Varo langsung menghentikan langkahnya saat Berlian menyuruhnya untuk berhenti.
"Maaf aku………." ucapan Varo langsung berhenti saat Berlian berlari keluar dari kamar Varo menuju kamarnya sambil meringis kesakitan sambil memegangi pangkal pahanya.
"Kenapa aku merasa malu dengan apa yang terjadi semalam" ucap Berlian setelah masuk kedalam kamarnya dan bersandar di pintu mengingat kembali kejadian semalam.
"Aku memang istri Varo dan sudah sepantasnya aku melayaninya, tapi kenapa aku merasa takut begini" ujar Berlian lagi yang langsung masuk kedalam kamar mandi.
Berlian yang sudah membersihkan dirinya langsung menatap jam dinding yang berada di dalam kamarnya ketika sudah menunjukan pukul sepuluh pagi.
"Mudah-mudahan Varo sudah berangkat ke kantor, aku sudah sangat lapar" ucap Berlian tidak ingin bertemu dengan Varo, karena dirinya merasa malu atas apa yang terjadi pada dirinya semalam.
Dugaan Berlian salah, ketika dia akan menuju ke dapur Berlian melihat Varo sedang berdiri di depan lemari pendingin yang berada di dapur entah apa yang sedang dicarinya, dan menatap kearah Berlian sambil tersenyum manis.
"Duduklah aku sudah membuatkanmu sarapan" ujar Varo saat menatap Berlian.
"Mau kemana?" tanya Varo ketika Berlian membalik badannya ingin pergi dari dapur, dengan segera Varo langsung menarik tangan Berlian yang akan pergi sambil mendudukkan Berlian di kursi meja makan.
"Ini makanlah pasti kamu sangat lapar" ujar Varo sambil meletakkan satu buah sandwich dan juga segelas susu segar di hadapan Berlian, Berlian masih tertunduk tidak berani menatap kerah Varo dan tidak mengucapkan sepatah katapun.
"Kenapa tidak dimakan?" tanya Varo lagi sambil memotong sandwich dihadapan Berlian, "A……." ucap Varo sambil menyodorkan satu tusuk potongan sandwich ke hadapan Berlian mencoba untuk menyuapi Berlian.
"Terima kasih, aku bisa memakannya sendiri" ucap Berlian sambil mengambil garpu yang berada di tangan Varo dan memakan sandwich buatan Varo.
"Lagi?" tanya Varo ketika Berlian sudah menghabiskan sandwich dan juga susu segar yang berada di hadapannya.
"Tidak terima kasih" ucap Berlian yang langsung beranjak dari tempat duduknya untuk meninggalkan meja makan, dengan segera Varo langsung memeluk tubuh Berlian dari belakang, dan Varo tersenyum senang saat Berlian tidak menolak pelukan dari Varo.
"Terima kasih kamu telah memberikan kehormatanmu kepadaku, dan maaf selama ini aku selalu menganggapmu sama seperti wanita yang lainnya, sekali lagi maaf, dan terima kasih" bisik Varo ditelinga Berlian membuat Berlian langsung melepas tangan Varo yang masih memeluknya tanpa berkata sepatah katapun dan berlari menuju kamarnya, membuat Varo merasa senang karena bisa memeluk tubuh Berlian walaupun hanya sebentar.
"Aku sudah jatuh cinta padamu Berlian, aku tidak akan melepasmu sampai kapanpun" gumam Varo sambil menatap punggung Berlian yang sudah pergi meninggalkan dirinya menuju kamarnya.
"Ada apa denganku" ucap Berlian ketika dirinya sudah berada di dalam kamarnya sambil memegangi dadanya ketika jantungnya berdetak tidak beraturan.
"Tidak mungkin" ucap Berlian lagi ketika dia merasa tersentuh atas apa yang Varo katakan kepada dirinya.
"Jangan Berlian, jangan, kamu tidak boleh jatuh cinta, kamu tahu siapa Varo walaupun dia suamimu, tapi tidak mungkin setelah ini dia akan melemparmu kejalanan" ucap Berlian pada dirinya sendiri dan langsung merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, tidak terasa senyum mengembang dari kedua sudut bibir Berlian ketika dirinya mengingat Varo yang begitu perhatian pada dirinya saat Varo menyiapkan makanan untuknya.
"Berlian tidak, tidak, tidak," ujar Berlian sambil memukul kepalanya sendiri dan membalik tubuhnya tengkurap.
Raka sudah berada di apartemen Varo, ketika Varo menghubunginya untuk membawa berkas-berkas yang harus ditandatangani oleh Varo, karena dirinya tidak ingin pergi kekantor, Raka yang sedang menunggu berkas yang sedang ditandai tangani, mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru apartemen untuk mencari kebenaran yang dirinya dengar dirumah sakit ketika Berlian mengatakan kalau Varo suaminya.
"Pasti Berlian berbohong, tidak mungkin Berlian istri pak Varo, dan aku mengenal siapa pak Varo yang tidak mungkin menjalin hubungan dengan siapapun" gumam Raka dalam hati pandanganya masih menyusuri setiap sudut apartemen yang sudah lama tidak dirinya kunjungi saat dirinya harus membawa wanita untuk menemani Varo.
"Apa kamu sedang mencari Berlian?" tanya Varo ketika Varo mendapati mata Raka sedang menyusuri seluruh penjuru ruangan, membuat Raka langsung mengangkat kedua alisnya terkejut kenapa Varo bisa mengetahuinya.
"Berlian sedang berada dikamar" ujar Varo membuat Raka lebih terkejut"
"Apa Berlian........... "
"Benar Berlian itu istriku" ujar Varo memotong perkataan Raka.
Bersambung............