Annisa Dwi Az Zahra gadis periang berusia 20 tahun yang memutuskan ingin menikah muda dengan lelaki pujaannya yang bernama Rian Abdul Wahab, namun kenyataan pahit harus diterima ketika sebuah tragedi menimpanya.
Akankah Nisa bertemu bahagia setelah masa depan dan impiannya hancur karena tragedi yang menimpanya?
"Kini aku sadar setelah kepergianmu aku merasa kehilangan, hatiku hampa dan selalu merindukan keberadaanmu, aku telah jatuh cinta tanpa kusadari" Fahri
"Kamu laki-laki baik, demi kebaikan kita semua tolong lepaskan aku, karena bertahan pun bukan bahagia dan pahala yang kita dapat melainkan Dosa" Nisa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Aroma menyengat yang masuk pada hidungnya, Membuat Risa tidak nyaman dan memaksa dirinya untuk membuka mata.
Perlahan Ia mengerjapkan matanya dan langsung menutupnya kembali karena silau oleh sinar lampu ruangan yang tak lain adalah kamarnya yang menyala terang. Guncangan pada tangannya yang berada dalam sebuah genggaman membuat ia kembali mengerjapkan mata, dan sosok yang pertama ia lihat dengan jelas adalah Fandi, sang suami. Ia mulai mengingat-ingat apa yang terjadi, karena seingatnya ia tadi bersama sang suami sedang meminum teh di taman belakang. Perlahan satu persatu kepingan memorinya mulai terkumpul. Bahkan memori 32 tahun yang lalu pun ikut menghampirinya.
Flashback
"Risa plis. Ayo kita mulai lagi dari awal. Kamu jangan mudah percaya dengan omongan orang. " Farhan menarik tangan Risa yang berusaha ingin turun dari mobilnya.
"Kak. Tolong lepasin! Risa mau pulang. Untuk sekarang Risa gak mau pacaran dulu, mau fokus sekolah sebentar lagi ujian. Lagi pula Risa tidak pernah percaya pada omongan orang, Tapi Risa juga tidak bisa untuk tidak percaya dengan apa yang Risa lihat. Jadi plis turunin Risa disini." Risa menatap tajam Farhan yang notabene seorang mahasiswa disebuah Universitas ternama di Negeri Paman Sam.
Kecantikan Risa membuat Farhan tergila-gila padanya, pesona Risa yang notabene masih kelas 3 SMA tidak kalah dengan gadis-gadis yang sering mengerubutinya, namun tabiatnya sebagai seorang Casanova tidak pernah Ia tinggalkan. Gonta ganti kekasih menjadi suatu kebanggaannya, akan tetapi hatinya tetap terpaut pada Risa anak remaja yang wajahnya selalu terbayang walaupun Ia sedang berada dibelahan benua lain.
"Diam! Jangan keras kepala." Farhan mencengkram kedua pipi Risa hingga membuat Risa ketakutan dan langsung terdiam dengan tangan gemetar.
"Kakak kasar padaku. Lepasin sakit!" Risa menatap Farhan dengan pipi memerah karena masih berada cengkraman tangan Farhan.
"Makanya jangan membangkang! Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu! jangan pernah coba-coba mau lari dariku. Karena aku akan melakukan apapun padamu kalau kamu membangkang."
Farhan melepaskan tangannya dari pipi Risa dengan seringainya yang membuat hati Risa tiba-tiba merasa takut. Baru kali ini Ia melihat senyum Farhan yang menurutnya mengerikan.
Perasaan Risa makin tidak karuan ketika Ia sadar Farhan membawa mobilnya bukan ke jalan arah rumahnya, melainkan ke arah yang berlawanan.
"Kak. Kita mau kemana, kenapa malah kesini. Aku mau pulang."
"Kita jalan-jalan dulu sayang. Tapi mampir dulu ke apartemenku mau ngambil barang punya teman yang ketinggalan." Dengan cepat Farhan menjawab dengan mata tetap fokus kedepan memperhatikan jalan yang akan dilaluinya.
Tapi entah kenapa hari ini perasaan Risa benar-benar tidak enak melihat wajah Farhan yang seperti lain dari biasanya. Padahal semenjak Ia kenal Farhan perasaannya nyaman-nyaman saja walau kadang ada rasa kesal karena sering dicemburui tanpa alasan.
Terlintas hal yang tidak pernah Ia bayangkan sebelumnya perasaan takut dan kesal sudah memenuhi hatinya. Dengan tekad yang sudah bulat perlahan tangannya mulai membuka seat belt dari badannya namun tetap Ia pegang dan tempelkan ke badan seperti saat masih terpasang dengan mata tetap fokus kedepan seperti tidak sedang melakukan apa-apa. Ia melirik Farhan yang sedang fokus mengendalikan setir, terlihat didepan ada lampu merah Risa memejamkan mata, Bismillah.
Dengan gerak cepat Ia membuka pintu mobil kemudian lompat keluar. Namun nahas karena terburu-buru trotoar yang akan ia pijak ternyata tidak terjangkau oleh kakinya dan akhirnya Ia terjatuh dengan lutut menyentuh aspal jalanan. Awww
"Shitt" Farhan memukul setir mobil, Kemudian Ia turun terburu-buru tanpa mempedulikan teriakan orang dan suara klakson yang saling bersahutan dibelakang karena kendaraannya yang Ia hentikan sembarang menghalangi kendaraan lain, bahkan ada pula yang memakinya. Ia langsung menyingkirkan laki-laki yang membantu Risa berdiri.
"Permisi mas biar saya gendong saja. Ini pacar saya lagi merajuk." Dengan gerakan cepat Farhan menggendong Risa kemudian membawanya kembali masuk ke dalam mobil yang langsung Ia kunci otomatis. Sedangkan Risa hanya pasrah karena tidak bisa lagi melarikan diri, lututnya terasa nyeri dan perih.
"Makanya cari pacar tuh yang seumuran mas, jangan anak SMA jadinya gitu labil" Ucap seorang laki-laki yang berdiri memperhatikannya. Farhan hanya menjawab dengan klakson dan senyum ramah pada orang-orang yang mengerubungi Risa tadi, setelah memastikan Risa duduk, Ia buru-buru melajukan mobilnya.
Tak ada kata yang terucap dari bibir keduanya, hanya desisan Risa yang menahan rasa perih dari luka di lututnya.
Setelah beberapa menit berjalan, Farhan memarkirkan mobilnya di basement sebuah gedung yang tak lain adalah apartemennya, yang tidak pernah Ia tempati karena masih memilih tinggal bersama kedua orangtuanya disaat pulang kalau ada liburan. Kemudian Ia turun dan langsung membuka pintu mobil yang sebelah kiri hendak menggendong Risa, namun dengan cepat Risa menepis tangannya.
Ia turun sendiri dengan kaki setengah diseret. Tanpa banyak kata Farhan pun langsung menggendong Risa dan membawanya masuk ke dalam lift menuju lantai 8.
"Turunin aku!" Risa meronta digendongan Farhan, Namun apa daya hanya tenaga seorang remaja SMA yang sedang merasakan perih dilutut. Tidak ada apa-apanya dibanding dengan Farhan yang berperawakan tinggi dan tegap.
Setelah lift berhenti pas dilantai 8, Farhan keluar dengan Risa yang masih dalam gendongannya namun diam tak ada pergerakan.
Setelah membuka pintu apartemen dengan tangan sebelahnya Farhan menurunkan Risa secara perlahan ke sofa. Kemudian Ia bergegas mencari kotak P3K untuk mengobati kekasihnya.
Risa memejamkan matanya menahan rasa perih ketika Farhan membersihkan lukanya dengan cairan pembersih luka, setelah bersih dan diberi obat kemudian dibalut dengan perban agar tidak terkena debu. Setelah selesai Farhan kembali merapikan kotak P3K nya dan menaruhnya kembali ke laci, Ia membawa air mineral dalam botol dan obat antibiotik untuk diminum Risa.
"Minumlah dulu antibiotik nya terus istirahat. Kakak mau pesan makanan dulu."
"Aku mau pulang." Dengan cepat Risa menjawab dan meminta pulang. Farhan menghembuskan nafasnya dengan kasar, kesabarannya sudah mulai mengikis menghadapi sikap Risa yang menurutnya susah di atur tidak seperti perempuan-perempuan lain yang justru ingin selalu menempel padanya.
"Risa. Sejak kapan kamu seperti ini sayang."
"Sejak aku tahu kalau kamu itu play boy yang suka gonta-ganti pasangan, memanfaatkan rupa dan tahta demi kepuasan!" Entah keberanian dari mana tiba-tiba Risa berbicara dengan lantang mengeluarkan unek-uneknya yang Ia pendam semenjak mengetahui Farhan sering jalan dengan perempuan lain dibelakangnya.
Farhan cinta pertamanya, laki-laki yang Ia kenal 1,5 tahun lalu ketika Ia baru duduk dibangku kelas 2 SMA, acara reunian alumni sekolahnya itu menjadi titik awal hatinya terpaut pada mahasiswa yang mengambil jurusan bisnis di salah satu Universitas ternama di Negeri Paman Sam.
"Jaga bicaramu! Aku jalan dengan perempuan lain hanya untuk bersenang-senang. Tidak pernah memakai perasaan dan asal kamu tahu, dengan siapapun aku jalan, hatiku tetap dipenuhi sama kamu!" Farhan berbicara tidak kalah kerasnya dari Risa. kekesalan yang Ia tahan-tahan dari tadi akhirnya keluar juga.
"Bulshit! Ya tidak memakai perasaan, tapi naf su selalu terdepan. Apa bedanya? Kalau sudah ada naf su otomatis akan ada hal-hal yang berakhir pada kesenangan dan kepuasan. Jangan karena aku masih anak SMA, kamu bisa berbuat semena-mena dibelakang sana." Risa kembali menyangkal perkataan Farhan dengan diringi air mata yang mengalir ke pipinya, Tak dipungkiri semenjak Ia menerima foto-foto Farhan yang sedang berdua dengan perempuan lain hatinya sangat terganggu, dan Ia bermaksud ingin mengakhiri hubungannya karena jelas bakal mengganggu konsentrasi sekolahnya yang beberapa bulan lagi akan menghadapi ujian akhir.
Perlahan Farhan mendekati Risa, Ia mengusap air mata remaja yang dicintainya, Ia memang sering gonta-ganti perempuan tapi tidak ada yang memakai perasaan. Awalnya Ia hanya menghindari ejekan teman-temannya yang menyebutnya pedofil, namun ternyata menjadi kesenangan dan kebanggaan tersendiri dikelilingi perempuan-perempuan seksi.
Hatinya tetap terpaut pada Risa, anak remaja berparas menawan itu.
Farhan membuang muka ketika melihat Risa memejamkan mata sambil menggigit bibir, mungkin antara menahan sakit dan gugup mendapat usapan dari tangan Farhan di pipinya.
"Kak. Sebelumnya aku mau minta maaf dan terimakasih banyak"
"Untuk apa?" Belum tuntas Risa berbicara, Farhan sudah memotongnya dengan pertanyaan karena Ia mendadak penasaran dengan apa yang akan disampaikan Risa. Sedangkan Risa langsung menggigit bibirnya melihat reaksi Farhan, namun hatinya sudah bulat Ia tidak mau mencari penyakit yang akan terus-menerus mengganggu hati dan fikirannya seperti kemarin-kemarin.
"Aku, aku ingin kita putus. Aku mau fokus sekolah dan akupun berharap kakak fokus kuliah. Aku sadar hubungan LDR yang kita jalani dan sikapku yang belum dewasa hanya akan membuat kita terbebani. Percayalah andaikan kita jodoh suatu saat pun kita akan dipertemukan lagi." Dengan nada sedikit terbata karena takut, Risa menyampaikan keinginannya, menyudahi hubungan keduanya agar bisa fokus pada pendidikan masing-masing.
"Aku tidak mau. Dan tidak akan ada kata putus! sampai kapanpun kamu tetap kekasihku, calon istriku dimasa depan yang akan menjadi ibu dari anak-anaku." Farhan menggelengkan kepalanya kemudian Ia menarik Risa dan memeluknya dengan erat.
Risa kaget kemudian mendorong badan Farhan yang tiba-tiba memeluknya.
"Enggak kak, plis. Kita tetap harus putus. Soal masa depan biarkan waktu dan takdir yang menentukan." Risa menatap mata Farhan yang kini mulai memerah menahan marah.
Tanpa bicara Farhan menarik tengkuk Risa kemudian melu mat bibir ranumnya yang berwarna merah muda, lu matan yang awalnya Farhan niatkan untuk mendiamkan Risa agar tidak terus-terusan meminta putus kini memancing ga irahnya sendiri dan menjadi brutal.
Plakk
Risa yang kaget dan tidak terima karena merasa dilecehkan langsung mendaratkan tamparan keras diwajah tampannya Farhan saat Farhan melepaskan lu matannya untuk mengambil nafas.
Mendapatkan tamparan keras pada pipinya, Farhan seolah mendapat energi baru yang dikuasai amarah dan naf su, Ia mendorong badan Risa hingga terjengkang ke belakang, dan terlentang di atas sofa. Ia merangkak mengungkung badan Risa yang ukurannya jauh dibawahnya dengan mata merah menyala disertai seringai devilnya, Ia membisikkan kata-kata yang membuat badan Risa bergetar hebat dan bergidik ngeri.
"Baiklah kalau kamu mau kita putus. Tapi jangan pernah berharap ada laki-laki lain yang bisa menjadi kekasihmu. Kalau aku gak bisa mendapatkanmu maka orang lain pun tidak boleh!" bisik Farhan telinga Risa penuh penekanan dan ancaman. Risa membuang muka mendengar ancaman Farhan rasa cinta dan kagum yang sempat Ia miliki dulu buat Farhan kini lenyap berganti ilfeel.
Kakinya yang sebelah menendang lutut Farhan yang dipakai untuk menopang tubuh tegapnya berharap agar bisa melepaskan kungkungan pada tubuhnya. Namun Risa salah memilih strategi, bukan menjauh dan lepas yang ada badan Farhan ambruk dan mengenai badannya. Farhan makin menyeringai, perlahan Ia mengendus leher jenjang Risa dan mengec upnya penuh perasaan. Risa kian berontak kedua tangannya memukul dan menjambak rambut laki-laki yang kini berada diatas tubuhnya. Namun tangan kiri Farhan dengan sigap menangkap kedua tangan Risa yang terus memukul punggung dan menjambak rambutnya tanpa henti. Ia angkat kedua tangan Risa kemudian ditaruh diatas kepalanya sambil dipegang dengan sebelah tangannya tanpa merasa kewalahan karena badan dan postur tubuhnya yang atletis sedangkan tenaga Risa hanya seperempat dari tenaganya sudah pasti bukanlah hal yang berat baginya. Setelah Risa diam karena tangannya Ia kunci diatas. Farhan kembali melanjutkan aksi be jatnya menjamah tubuh gadis yang kini tak berdaya di bawah Kungkungannya. Risa makin tidak karuan, setiap kali Ia bersuara mau menjerit mulutnya langsung dibungkam oleh Farhan. Gelenyar aneh yang baru pertama kalii Ia rasakan membuatnya frustasi hingga badan berasa seperti meriang. Hati menolak ingin menjerit jijik, namun tubuh seolah menerima dan menikmati.
"Lep pas sinnn baj jing ngan. Aahhhrggg, hiks." Risa meronta dengan mulut memaki terbata menahan de sah an dari mulut lak natnya.
Srekk
Farhan melepaskan pengait rok abu-abu kemudian ia menurunkannya dengan kesusahan karena tangan kirinya terus mencengkram kedua tangan Risa, setelah sedikit turun ia kembali menindih tubuh kekasihnya sedangkan kakinya perlahan menurunkan rok hingga terlepas semua menyisakan paha mulus seputih susu yang semuanya terlihat alami belum terjamah sedikitpun.
🍁🍁🍁
jagain fahri atuhhh
masih membanggongkan ceritanya😯