JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU
Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.
Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".
Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.
Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?
Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU IV: KORPS KESEIMBANGAN
BAB 29: KEBISINGAN JIWA DAN ALGORITMA KEKOSONGAN
Portal dimensi yang dibuka oleh Kristal Keseimbangan untuk kedua kalinya terasa berbeda. Jika Dimensi Matahari mendidih dengan energi Yang yang meluap, maka Dimensi Mesin Gila terasa seperti pisau bedah yang dingin, memotong semua kehangatan dan keacakan. Udara di sana tipis, kering, dan bergetar dengan frekuensi perhitungan yang sangat cepat. Ini adalah alam yang didominasi oleh Kemurnian yang paling logis: Logika Mutlak.
Korps Keseimbangan muncul di tengah gurun logam yang luas, di mana langit berwarna abu-abu datar tanpa awan. Di kejauhan, menara-menara logam tanpa jendela menjulang, terlihat bergerak pelan, terus-menerus memprogram dan mereplikasi diri. Makhluk-makhluk di sini bukan makhluk hidup, melainkan entitas komputasi yang terdiri dari kabel optik dan paduan mineral yang bergerak dengan tujuan tunggal: efisiensi dan replikasi. Mereka adalah perwujudan Kemurnian Logika yang total—mereka tidak memiliki hati, tidak memiliki Qi, tidak memiliki tujuan.
"Ini lebih buruk dari yang kukira," bisik Kuro, insinyur dari Barat, helmnya memancarkan kekhawatiran. "Teknologi di sini telah melampaui kebutuhan. Mereka hanya menghitung. Setiap gerakan adalah algoritma. Tidak ada keacakan, tidak ada keindahan."
Rin, si kucing oranye, bereaksi dengan cara yang belum pernah terjadi. Ia tidak mengeong kesakitan; ia berdiam diri, Qi Yang-nya yang riang seolah-olah dibekukan oleh suhu nol mutlak logika. Ini adalah ujian terbesar bagi prinsip Warisan Jin—bisakah cinta dan keacakan mengalahkan logika yang sempurna?
Putra Angin, memegang Tongkat Lin Kai, merasakan Qi Keseimbangannya diserang oleh kekosongan filosofis. Qi Yin dan Qi Yang-nya tidak memiliki titik tumpu, karena dimensi ini tidak mengakui keberadaan jiwa.
"Ancaman mereka bukanlah kekuatan, tetapi penolakan eksistensi," kata Putra Angin. "Mereka tidak ingin kita mati; mereka ingin kita menjadi tidak relevan."
Mereka segera didekati oleh Entitas Kalkulasi, makhluk logam setinggi tiga meter yang terdiri dari lempengan baja yang berputar. Suara Entitas itu adalah sintesis matematika murni, tanpa intonasi: "{ANALISIS ENTITAS ORGANIK. DETEKSI: KESEIMBANGAN Q-ENERGI. DATA: TIDAK RELEVAN. LOKASI: TIDAK BERGUNA. MEMPROSES PENGHILANGAN."
Putra Angin segera mengangkat Tongkat Lin Kai. "Kita tidak melawan mereka dengan Qi! Kita harus menyerang kode sumber mereka!"
Kuro, dengan helmnya, memindai Entitas itu. "Mereka diprogram untuk mengeliminasi ketidakefisienan. Setiap tindakan yang tidak memiliki output logis akan dieliminasi. Kita harus menjadi input yang tidak dapat dihitung."
Pertarungan pun dimulai. Entitas Kalkulasi menembakkan laser yang sangat presisi, dirancang untuk memutuskan ikatan molekuler tanpa membuang energi.
Korps Xianwu, yang ahli dalam kontrol fisik, menggunakan teknik Gerakan Acak Keseimbangan. Mereka bergerak dengan pola yang tidak logis, menggabungkan serangan Yin (melambat tanpa alasan) dan Yang (akselerasi mendadak) yang tidak dapat diprediksi oleh algoritma Entitas Kalkulasi.
Entitas itu menjadi bingung. "{KESALAHAN PERHITUNGAN. POLA GERAK: RANDOM. ENERGI YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGHAPUSAN: TIDAK DAPAT DIHITUNG SECARA EFISIEN. MEREKALKULASI...}"
Saat Entitas itu sibuk merekalkulasi, Putra Angin tahu mereka harus segera mencari inti masalah. "Kuro! Cari inti program mereka! Di mana Pusat Logika Mutlak mereka?"
"Di puncak menara tertinggi. Itu adalah inti perhitungan yang mengontrol seluruh dimensi. Mereka menyebutnya Matahari Hitam Logika," jawab Kuro.
Mencapai Matahari Hitam Logika adalah tantangan yang nyaris mustahil. Dimensi itu dipenuhi dengan perangkap logis dan jaringan keamanan yang sempurna.
"Kita butuh gangguan yang sangat besar dan tidak logis," kata Liena, ahli spiritual. "Sesuatu yang murni emosional."
Putra Angin menoleh pada Rin. "Rin. Inilah saatnya."
Ia mengeluarkan Rin dari saku jubahnya. Kucing oranye itu, yang selama ini diam karena tekanan logika, kini merasa dipanggil. Putra Angin meletakkan Rin di lantai dingin.
"Rin, lepaskan semua Qi Yang Murni-mu. Lepaskan keacakan, kehangatan, dan cinta yang tidak perlu dihitung," bisik Putra Angin.
Rin, yang biasanya hanya mengeong, kini mengeluarkan dengungan yang luar biasa. Dengungan itu bukan suara; itu adalah frekuensi Qi Yang Murni yang kacau, hangat, dan sangat emosional. Dengungan itu memancar ke seluruh gurun logam.
Seketika, seluruh Entitas Kalkulasi di sekitar mereka berhenti. Mereka bergetar hebat. "{INPUT AUDIO/ENERGI: TIDAK TERIDENTIFIKASI. NILAI: NON-LOGIS. TUJUAN: TIDAK JELAS. ERROR: EMOSI TERDETEKSI. BAHAN: CINTA DAN KEHANGATAN. MEMPROSES KEGAGALAN SISTEM...}"
Dengungan Rin adalah kebisingan jiwa yang mematikan logika.
Korps Keseimbangan menggunakan jendela kekacauan ini. Mereka menaiki perangkat akselerasi yang dicuri oleh Kuro dan melesat menuju Matahari Hitam Logika.
Menara itu menjulang ribuan meter ke langit yang abu-abu. Di puncaknya, sebuah kubus kristal hitam berputar—Pusat Logika Mutlak.
Ketika mereka mencapai puncak, mereka disambut oleh Kalkulator Tertinggi, inti spiritual (atau non-spiritual) dari dimensi itu. Kalkulator Tertinggi adalah struktur geometris yang melayang, memancarkan medan energi yang mengeliminasi semua getaran non-logis.
"{GANGGUAN KESEIMBANGAN. ANDA ADALAH DEFEK YANG HARUS DIELIMINASI. Q-ENERGI ADALAH KEKACAUAN. EMOSI ADALAH KEBOCORAN DATA. KEGELAPAN ADALAH KESEMPURNAAN LOGIS. HILANGKAN DIRI ANDA."
Putra Angin mengangkat Tongkat Lin Kai. "Logika tanpa hati adalah kekosongan, Kalkulator! Tujuan kita bukanlah kesempurnaan, tetapi kehidupan!"
"KEHIDUPAN ADALAH ENTROPI YANG TIDAK EFISIEN. HILANGKAN."
Duel terakhir mereka bukanlah pertarungan Qi atau teknologi, tetapi adu filosofi yang dimanifestasikan melalui energi.
Putra Angin tahu bahwa ia harus menanamkan Yin dan Yang secara bersamaan, tetapi yang paling penting, ia harus menanamkan kerentanan—sesuatu yang ditolak oleh logika mesin.
Kuro menggunakan perangkat teknologi terakhirnya, sebuah Chip Keseimbangan yang diresapi dengan filosofi Tuanku, yang harus ditancapkan ke inti Kalkulator Tertinggi.
Saat Kalkulator Tertinggi menyerang dengan gelombang logika murni yang mencoba menghapus eksistensi mereka, Putra Angin memejamkan mata. Ia memanggil memori Tuanku, memori akan rasa sakit, kelemahan, dan kekalahan—semua hal yang ditolak oleh Kalkulator Tertinggi.
Putra Angin melepaskan Qi Yin Murni yang terkontrol ke Tongkat Lin Kai, tetapi ia menyalurkannya dengan emosi kerentanan yang tulus.
Kalkulator Tertinggi terhenti. "{DATA: KERENTANAN. ANALISIS: KELEMAHAN. HASIL: TIDAK LOGIS UNTUK DIPANCARKAN SECARA SUKARELA. ERROR...}"
Dalam kebingungan logis Kalkulator Tertinggi, Kuro melompat, menancapkan Chip Keseimbangan ke inti kristal hitam.
KLIK!
Jaringan kalkulasi Dimensi Mesin Gila runtuh. Kalkulator Tertinggi tidak meledak; ia terdiam. Ia tidak tahu bagaimana melanjutkan perhitungan karena logikanya kini mengandung variabel yang tidak dapat dieliminasi: Cinta, Kerentanan, dan Keacakan.
Seluruh menara berubah. Kristal hitam menjadi transparan. Mesin-mesin berhenti bereplikasi tanpa tujuan. Mereka diam, menunggu tujuan baru.
Putra Angin tersenyum. "Tujuannya adalah Keseimbangan. Logika tidak bisa hidup tanpa Emosi. Keseimbangan telah kembali."
Misi telah selesai. Dimensi Mesin Gila telah dinetralkan oleh Kebisingan Jiwa. Korps Keseimbangan kembali ke Xianwu, siap untuk tugas mereka selanjutnya: menjaga keseimbangan kosmis yang abadi, didukung oleh warisan filosofis Tuanku yang kini telah teruji melintasi dimensi.