Merebut Cintamu

"Jadi kamu yang bernama Melani. Apa saja yang putraku Armando janjikan padamu?"Mauren membuka kacamata hitam yang di kenakannya. Terlihat matanya yang tajam menilai Melani. Gadis itu baru sadar ternyata wanita ini ibunya Armando. Hati Melani langsung merasa tidak enak.

"Armando tidak menjanjikan apa-apa padaku. Dia bukan orang yang seperti itu, pasti anda tau". jawab Melani berusaha untuk sopan.

"Juga tidak untuk pernikahan?" tanya Mauren tegas, dia menghampiri Melani ingin melihat lebih jelas.

"Kami belum sampai pada tahap itu". jawab Melani jujur.

"Kamu cantik juga. Biasanya para model jika bisa dekat dengan putraku akan meminta pernikahan. Tapi sayangnya putraku mengabaikan mereka. Tidak ada yang istimewa bagi Armando. Hanya kamu yang aku lihat bisa menyita waktunya". walaupun Mauren tersenyum tapi Melani tau wanita itu tidak menyukai dirinya.

"Tampaknya aku mengecewakan anda". kata Melani pelan.

"Kau sudah tau itu. Semoga kau cepat sembuh". Mauren berbalik dan meninggalkan kamar Melani tanpa menoleh lagi. Dita langsung segera masuk dan melihat Melani menangis. Baru kali ini Melani mengalami penolakan yang begitu jelas.

"Ibu bilang apa tadi?" tanya Dita hati-hati. Melihat Melani menangis pasti ada sesuatu yang di katakan ibu dari bosnya itu. Tapi setau Dita nyonya Mauren bukan orang yang kasar. Melani menggelengkan kepalanya tidak mau mengatakan apa pun pada Dita. Tangisnya berusaha di hentikannya, Melani tidak mau membuat Dita bingung. Tapi Dita jadi serba salah tidak tau harus bagaimana. Maka Dita pun pamit pada Melani dengan alasan akan membeli air minum. Di luar Dita menelpon Armando, menceritakan apa yang terjadi. Armando terkejut tapi berusaha tenang dan meminta Dita untuk tetap menjaga Melani. Sandro merasa ceroboh hingga mamanya tau tentang Melani. Tapi dia memang tidak berencana untuk terus menutupinya. Armando berusaha mencari tau keberadaan Mauren, dia harus bertemu mamanya saat ini juga. Armando menghubungi orang kepercayaan Mauren. Ternyata Mauren akan makan siang di salah satu tempat yang dia sukai. Armando pun mendatangi tempat itu. Saat ini mereka duduk berhadapan. Mauren menikmati makan siangnya seperti tidak terjadi apa-apa. Dia tau tujuan Armando datang, tapi dia tidak ingin memulainya.

"Tumben kamu temenin mama makan siang". kata Mauren pada putranya. Dilihatnya Armando tidak juga menyentuh menu makan siangnya.

"Mama kan tau tujuan aku datang ke sini untuk apa?" Armando tidak mau membuang waktu. Mauren tersenyum menatap putranya. Dia sayang pada putra putrinya tapi dia tidak memanjakan mereka. Mauren bisa melihat putranya gelisah. Berarti Armando benar-benar suka pada gadis itu.

"Mama ketemu Melani kan. Dia habis kecelakaan ma. Mama jangan temui dia lagi". Armando berusaha membujuk Mauren.

"Memangnya mama orang yang seperti itu? mama cuma mau lihat orangnya bagaimana. Buat apa mama ganggu dia?" Armando menahan kesal. Biar dia keras dan dingin tapi terhadap Mauren dia pasti mengalah. Mauren yang sudah melahirkan, membesarkan dan mendidiknya. Mauren selalu ada untuk dia dan Arleta.

"Setelah mama pergi Melani menangis". Armando tau jika seperti itu berarti Mauren sudah memperlihatkan penilaiannya terhadap Melani. Artinya Melani tidak ada harapan untuk bisa bersamanya.

"Mungkin kamu benar dia habis kecelakaan jadi lebih sensitif". Mauren berkata tenang, bisa terlihat Armando memiliki sifat keras kepala itu menurun dari siapa.

"Melani gadis yang baik ma". Armando masih belum mau menyerah.

"Menurut kamu begitu". Mauren mulai kesal.

"Akan aku buktikan sama mama". Armando pun meninggalkan Mauren tanpa menyentuh makan siangnya. Dia mana bisa makan melihat mamanya yang tidak mendengarkannya. Mauren menatap kepergian putranya dengan jengkel. Armando langsung menemui Melani. Gadis itu sudah tenang dan menghadapi Armando tanpa memperlihatkan kesedihan atau kecewa.

"Apa yang mamaku katakan padamu?" tanya Armando serius.

"Tidak bilang apa-apa. Mama kamu berharap aku cepat sembuh, mungkin dia kasihan melihat anaknya repot mengurusi aku". jawab Melani biasa saja. Dia tidak mau Armando tau yang sebenarnya.

"Lupakan apa yang membuatmu sedih, istirahatlah". Armando pun meninggalkan Melani. Dia kesal Melani tidak mau bekerja sama. Lebih baik dia kembali ke kantor. Melani menatap kepergian Armando dengan sedih. Dia mencintai Armando, tapi Mauren benar dia tidak pantas untuk pria itu. Melani menyesali masa lalunya. Tapi sudah terlambat saat ini untuk memikirkan itu.

Trisia sudah beberapa hari ini mendapat mimpi buruk dalam tidurnya. Dia terus terbayang akan apa yang di lakukannya pada Melani. Trisia menyembunyikan mobilnya di dalam garasi beberapa hari ini. Dia takut untuk keluar rumah. Seandainya harus keluar dia lebih suka menggunakan mobil asistennya. Trisia merasa bahwa dia harus mencari tau apa yang terjadi dengan Melani. Tapi dia takut bertemu Armando. Trisia merasa dia perlu menghindari Armando untuk beberapa waktu. Tapi ternyata rencana tinggal rencana. Armando justru menghubunginya. Ada promosi yang harus menghadirkan model, namun karena Melani masih sakit Armando ingin menawarkan pada Trisia untuk menjadi modelnya. Trisia jadi serba salah. Menghadapi Armando saat ini dia takut. Tapi jika dia menolak Armando akan mencari gadis lain dan bila Armando suka dengan kinerja model itu pasti Armando akan mengontaknya lagi. Sedangkan dia akan jadi Masa lalu Armando selamanya. Trisia pun memberanikan diri untuk menerima tawaran Armando. Maka hari itu dia berangkat ke kantor Armando. Pria itu bersikap seperti biasa pada Trisia. Di ruang kerja Armando ada Arsen. Sepertinya pria itu sudah pulih. Trisia ingin cepat-cepat menyelesaikan tugasnya hari itu lalu meninggalkan Armando. Tapi rupanya sulit. Ada beberapa atribut dan kostum yang Trisia harus kenakan dan untuk itu Trisia harus menunggu lama. Staf yang mengurus hal tersebut tidak datang-datang ke ruangan Armando. Trisia jadi gelisah. Armando menangkap keanehan gadis itu. Selain lebih pendiam Trisia tidak dapat duduk tenang. Trisia juga kadang melirik Arsen. Ada apa sebenarnya? Tidak lama kemudian staf yang di tunggu datang membawa atribut untuk Trisia.

"Loh mbak Trisia, waktu itu Mao ke sini ko tidak jadi? mbak malah putar balik. Ada yang mau minta tanda tangan mbak Trisia loh". kata staf itu. Trisia langsung pucat dan gugup.

"Tiba-tiba saya ada perlu". jawab Trisia cepat. waktu yang di maksud staf itu pasti ketika dia mengikuti Melani. Reaksi Trisia tidak luput dari tatapan Armando. Trisia tidak ingin betlama-lama, dia pun segera pamit. Armando dan Arsen akan pergi untuk satu pertemuan penting. Maka mereka pun turun bersama Trisia. Ketika Armando melihat mobil yang di gunakan Trisia ada lagi keanehan yang dia rasakan pada Trisia.