Mistis dan hal ghoib bagi Nayla hanyalah mitos sebelum dia mengalami kejadian yang membuatnya terpaksa mempercayai hal-hal yang berbau suprantural itu setelah mengalaminya sendiri.
Meninggal akibat konspirasi suami dan kakak angkatnya, Nayla hidup kembali ditubuh seorang gadis dengan nama yang sama dengannya yang memang telah disiapkan untuknya.
Siapakah orang yang sengaja membangkitkan jiwa Nayla?
Mampukah Nayla membalaskan dendam dan menguak teka-teki kehidupannya?
Penasaran...
Ikuti kisah Nayla dalam membalas dendam yang sarat akan hal mistis dan ghoib, yang tentunya sangat menegangkan dan membuat jantung kita berdegub kencang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HILANG KONTROL
“Aaarggghhh! Nayla sialan!”
Gisel terus memaki Nayla sambil berjalan keluar lift menuju unit apartemennya berada.
Untungnya didalam lift dan jalan menuju unit apartemennya tidak ada satupun orang sehingga apa yang terjadi dengan Gisel tak ada yang melihat.
Jika tidak, mungkin orang akan menganggap Gisel gila karena sejak masuk kedalam lift dia terus mengoceh sendirian tanpa henti.
Tit tit tit tit tit tit
Setelah menekan password, Gisel membuka pintu dan menutupnya dengan kasar, membuat Lela yang sedang berada didapur untuk menyiapkan makanan buat Gisel terlonjak kaget.
Belum sempat Lela, seorang perawat yang ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi Gisel serta menjamin makanan yang dikonsumsinya sehat mengeluarkan suara, Gisel buru-buru masuk kedalam kamar dan mengunci pintu dari dalam kamar.
Setelah melemparkan tas yang tadi dibawanya dan membuang sepatu yang dipakainya dengan asal, Gisel menyapu semua barang diatas meja riasnya dengan kasar begitu dia mengingat apa yang terjadi di mall tadi.
Semua kata yang gadis ucapkan begitu menusuk. Apalagi penampilan serta cara dia berbicara, mengingatkannya pada wanita yang selalu ingin ia singkirkan dari dunia, membuat Gisel merasa sangat kesal.
“Sial! Siapa sebenarnya gadis itu! kenapa dia sangat mirip sekali denga Nayla!”, ucapnya penuh emosi.
Gisel seperti memutar kembali kaset lama dalam ingatannya ketika dia melihat sosok yang ternyata memiliki nama yang sama dengan wanita yang sangat dia benci, NAYLA!
Entah hanya kebetulan atau memang disengaja, Gisel merasa gadis it uterus menghantui langkahnya.
Kemanapun dia pergi, selalu bertemu dengan gadis itu!
Seolah Nyala benar-benar sedang menghukumnya dengan terus membayangi setiap langkahnya, membuat Gisel menjadi gila.
“Aaarrrgggh!”, jeritnya kencang.
Gisel tampak hilang kendali dan menghancurkan seluruh isi kamarnya, untuk melampiaskan emosinya.
Mendengar keributan didalam kamar, Lela, perawat yang disewa oleh Lucas untuk menemani dan memantau kondisi kesehatan fisik dan psikis istrinya, tak berani masuk kedalam kamar, namun takut terjadi sesuatu yang buruk dengan Gisel, dengan tangan gemetar wanita muda itupun mencoba untuk menghubungi Lucas.
“Ya, ada apa Lel?”, suara Lucas menyapa.
“Maaf pak Lucas jika saya mengganggu. Ini pak, bu Gisel....”
Ucapan Lela terhenti begitu dia kembali mendengar suara benda pecah dari dalam kamar.
Lucas yang juga sempat mendengar suara pecahan benda dari balik telepon langsung merasa panik, “Ada apa sebenarnya Lel? Cepat katakan!”, ucapnya tak sabar.
“Bu Gisel histeris pak. Saat ini ibu sedang menghancurkan semua barang yang ada dalam kamarnya. Pintu dikunci dari dalam sehingga saya tidak bisa masuk”, jelas Lela dengan takut-takut.
Lucas yang takut penyakit jantung Gisel kembali kambu pun segera bangkit dari tempat duduknya, “Saya akan pulang sekarang!”, ujarnya.
Tak menghiraukan panggilan sekretarisnya, Lucas pun berlari kencang menuju lift dan memencet tombol B agar bisa segera sampai di parkiran.
Begitu tiba di baseman, Lucas berlari menuju mobilnya dan masuk. Dia memacu mobilnya dengan kencang, seolah sedang dikejar sesuatu dengan wajah tegang.
Untung saja dia menempatkan Gisel di sebuah apartemen yang tak terlalu jauh dari kantor yang baru disewanya bersama satu perawat yang ditugaskan untuk menjaganya.
Kondisi kesehatan fisik dan psikis Gisel yang tak stabil, membuat Lucas harus rutin memantaunya.
Kali ini, Lucas sedikit kecolongan dan tak tahu jika Gisel diam-diam pergi ke mall tanpa minta ijin kepada dirinya terlebih dahulu sehingga hal buruk ini terjadi.
Perjalanan yang biasanya ditempuh dalam waktu lima belas menit, kali ini hanya memerlukan waktu lima menit, Lucas sudah berada di unit apartemen yang dia sewa.
Setelah memarkirkan mobilnya, Lucas segera masuk kedalam lift dan memencet lantai empat dimana unitnya berada.
Tit tit tit tit tit
Setelah memasukkan password, Lucas segera memutar ganggang pintu dan segera masuk kedalam apartemen.
Tampak Lela diluar kamar Gisel sambil meremas kedua tangannya dengan wajah ketakutan
“Bagaimana?”
“Ibu masih didalam kamar tuan. Kunci cadangan juga tadi diminta sama ibu sehingga saya tak bisa masuk kedalam”, lapor Lela panik.
Lucas yang kembali mendengar suara barang dibanting yang berbarenga dengan teriakan histeris Gisel pun tak bisa menunggu lagi dan segera mendobrak pintu kamar dengan kuat.
Duuukk...
Satu dobrakan tak berhasil, Lucas tak patah semangat dan terus menggunakan tubuhnya untuk memaksa pintu kamar terbuka.
Lela yang melihat tubuh Lucas tampak sudah tak bertenaga, memberanikan diri bersuara. “Pak, bagiamana jika kita minta bantuan security? Jika mereka tak memiliki kunci cadangan, setidaknya mereka bisa membantu anda mendobrak pintu”, ujarnya.
Lucas yang mendengar hal itu segera mengangguk, “Baiklah, kamu panggil security melalui telepon”,perintahnya.
Lela pun bergegas menghubungi security yang ada dibawah untuk meminta pertolongan dan menjelaskan kondisi yang ada.
Dalam waktu beberapa menit, tiga orang security tiba di unit apartemen yang Lucas diami dan Lela pun segera membuka pintu begitu suara bel berbunyi.
Dengan adanya tambahan personil, pintu kamar bisa dibuka secara paksa dan pemandangan kamar yang hancur berantakan adalah hal yang pertama kali semua orang lihat.
“Gisel!”, teriak Lucas panik melihat istrinya pingsan diantara pecahan kaca dengan kedua tangan bersimbah darah.
Melihat nafas Gisel yang melemah, Lela segera menghubungi ambulan. Lucas dan salah satu security menggotong tubuh Gisel dan membawanya keruang tamu, kemudian menidurkannya diatas sofa.
Sambil menunggu ambulan datang, Lela yang merupakan perawat segera memasang selang oksigen dihidung Gisel dan membersihkan luka di tangan, kaki, dan beberap area wajahnya, setelah dibersihkan dan dicabut beberapa kaca yang tak sengaja menancap dikuit, lelapun segera mengobati luka-luka yang diderita oleh Gisel.
Begitu ambulan tiba, tim medis yang masuk kedalam apartemen merasa lega setidaknya pertolongan pertama yang Lela berikan cukup membantu.
Dengan menggunakan tandu, mereka pun segera membawa tubuh Gisel masuk kedalam ambulan untuk dibawa kerumah sakit agar menadapatkan penangganana lebih lanjut.
Selama perjalanan, Lucas menginterogasi Lela mengenai apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat Gisel lepas kontrol seperti ini.
Lela pun menjelaskan semuanya, tentang bagaimana mereka pada awalnya yang hanya berbelanja di supermarket yang ada diseberang apartemen hingga tiba-tiba Gisel, entah bagaimana ceritanya tiba-tiba pergi tanpa sepengetahuannya ke mall yang tak jauh dari apartemen menggunakan taxi online.
Setelah Gisel menghubungi dan menyuruhnya kembali ke apartemen dengan barang belanjaan yang tadi mereka ambil dan masukkan kedalam keranjang, Lela yang tak bisa melarang Gisel terpaksa mematuhi perintahnya setelah wanita itu berjanji tak akan lama berada disana.
“Apa kamu tahu, dia bertemu dengan siapa di mall hingga membuatnya histeris seperti itu?”, tanya Lucas penuh selidik.
Lela menggeleng pelan, “Ibu tidak mengatakan apa-apa pak, hanya saja, dalam teriakannya dari dalam kamar, samar-samar saya mendengar nama Nayla disebut oleh ibu”, ucap Lela dengan kedua mata ke atas, terlihat berpikir mengenai apa saja yang Gisel lakukan didalam kamar, dari hasil dia menguping di balik pintu kamar.