Karya ini menceritakan tentang seorang karakter utama yang di reinkarnasi menjadi semut di dunia fantasy.
Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HZ77, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melewati Batas #3
Dua bayangan bergerak dengan kecepatan luar biasa di medan pertempuran yang porak-poranda. Livia dan Yoris bertarung sengit, setiap benturan mereka mengguncang tanah dan menciptakan gelombang kejut di udara.
Di tengah pertarungan itu, Ryzef masih berusaha menyesuaikan diri dengan tubuh manusianya yang baru. Ia merasakan energi mengalir deras dalam dirinya, tetapi belum sepenuhnya memahami cara mengendalikannya.
BRAK!
Tiba-tiba, suara angin yang terbelah membuat insting Ryzef bekerja. Sebuah cakar hitam yang tajam melesat ke arahnya—cepat, ganas, dan mematikan.
Tanpa sadar, tubuhnya bergerak sendiri. Dalam sekejap, ia melompat ke belakang dengan kecepatan yang bahkan dirinya sendiri tidak mengira bisa ia lakukan.
SWISH!
Udara berdesing, dan di detik berikutnya...
SRET!
Darah hitam mengalir dari lengan Yoris.
Livia yang melihat itu langsung terhenti, mulutnya sedikit terbuka karena terkejut. Ia sendiri mengalami kesulitan menghindari serangan Yoris meski dengan tubuhnya manusia dan kekuatannya yang telah diperkuat berkali-kali lipat, tetapi Ryzef melakukannya dengan mudah—seolah itu bukan apa-apa.
"Luar biasa..." gumamnya tanpa sadar.
Namun, ekspresi Yoris berbeda. Ia tidak terkejut, tidak marah, hanya... bingung.
"Luar biasa... Manusia, bagaimana kau bisa melakukannya?" Suaranya rendah, tetapi tajam. "Tidak, lebih tepatnya..."
Perlahan, luka di lengannya menutup, daging yang terkoyak kembali menyatu.
"...Bagaimana kau bisa berada di sini?"
Ryzef tertawa kecil. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bermain-main sedikit.
"Hahaha... Sedihnya, kau melupakanku setelah menyerangku begitu saja?" ucapnya dengan nada menggoda.
Ekspresi Yoris berubah dalam sekejap.
"APA!?"
Ia menggeretkan taringnya, cakarnya mengeras, dan aura kemarahan meledak dari tubuhnya.
"KAU BERMAIN-MAIN DENGANKU!?"
Seperti kilat, Yoris menghilang dari tempatnya berdiri.
ZRAAAK!
Angin menderu saat tubuh besar itu menerjang Ryzef, kedua cakarnya siap mencabik-cabik. Namun—
"BICARALAH DENGAN SIHIRKU!!"
Ryzef mengangkat satu jari telunjuknya.
Dalam sekejap, lingkaran sihir raksasa terbentuk di belakangnya. Garis-garis rumit berpendar terang, membentuk pola geometris yang saling terhubung.
Sebelum Yoris menyadari apa yang terjadi—
"Magic Missile!"
BOOM!
Lusinan proyektil energi sihir melesat seperti peluru.
SRET! DUG! SRAK!
Tubuh Yoris tertembus di beberapa titik. Cahaya dari proyektil itu mengoyak dagingnya, meninggalkan luka-luka yang mengepul dengan panas sihir.
"Ugh!" Yoris mundur beberapa langkah, darah hitam menetes dari tubuhnya.
Namun, Ryzef mengernyit. Serangan itu mungkin kuat, tetapi ia bisa melihat daging Yoris mulai menyatu kembali.
"Tsk..."
Yoris, yang kini kembali berdiri tegak, menatap Ryzef dengan tatapan penuh ejekan.
"Sekuat apa pun seranganmu... Yang namanya luka itu tetap bisa disembuhkan."
Dagingnya terus beregenerasi, menghapus semua luka dalam hitungan detik.
"Tidak peduli siapa kau, kau tidak akan bisa mengalahkanku dengan mudah," lanjutnya dengan nada angkuh.
Mendengar itu, Ryzef malah menyeringai lebar.
"Benarkah?" tanyanya dengan nada menantang.
Sesuatu dalam ekspresinya membuat Yoris semakin marah.
"PERSET*N KAU..."
Aura hitam meledak dari tubuhnya.
"ENYAH KAU, BRENGS*K!!!"
Dengan kecepatan gila, Yoris melesat ke depan. Kedua cakarnya menebas seperti guillotine, sementara ekornya melibas dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan batu besar.
Namun sebelum serangannya mengenai Ryzef—
"Jangan lupakan aku!"
BOOM!
Sebuah tinju melesat dari belakang dan menghantam kepala Yoris dengan keras.
Itu Livia.
Tapi ia tidak berhenti di situ.
Serangan bertubi-tubi menghujani Yoris dari belakang. Setiap pukulannya cukup kuat untuk menciptakan retakan di tanah.
"Kau terlalu banyak bicara, kadal jelek!" teriaknya sambil terus melayangkan pukulan.
...~𝙱𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐~...