Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 2
Tiga bulan semenjak tidak sadarkan diri, mata Alisha perlahan terbuka. Beberapa perawat dan dokter mengerubunginya untuk memeriksa keadaan wanita cantik itu. Dia berusaha mengedarkan pandangan, mencari sosok yang seharusnya menjadi orang pertama yang menyambutnya membuka mata.
“A-yah,” ucap Alisha lirih. Kepalanya masih terasa berat, tangannya pun terasa lemas karena tenaganya belum pulih.
“Tenang Nyonya, jangan banyak bergerak dulu, kami masih memeriksa keadaanmu,” ucap dokter yang selalu memantau keadaannya selama ini.
Alisha merasa aneh dengan panggilan nyonya yang dokter itu ucapkan, tetapi dia tetap berpikiran positif. Mungkin saja mereka tidak tahu bahwa dia belum menikah. Atau mungkin karena Dito sering datang berkunjung sampai mengira pacarnya itu sebagai suaminya.
Beberapa saat kemudian, pemeriksaan pun telah usai. Semua organ tubuh Alisha masih berfungsi dengan baik, hanya saja Alisha tidak bisa menggerakkan kakinya. Dokter tidak berani mengatakan apa pun pada Alisha sebelum mendapat persetujuan dari Rafael.
“Saya lumpuh ‘kan, Dok?” Hatinya sangat sakit karena mengalami kecacatan fisik. Entah di mana ayah dan kekasihnya saat ini. Di saat seperti ini bukankah seharusnya mereka ada bersamanya?
Dokter tetap tidak mau menjelaskan, dia hanya menyuruh Alisha untuk beristirahat dan menunggu dengan tenang demi pemulihan kesehatannya. Alisha pun tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut karena kakinya pun tidak bisa digerakkan. Wanita cantik itu akhirnya dipindahkan ke kamar khusus untuk pemulihannya.
“Bagaimana dengan keadaannya, Dokter?” tanya seseorang yang tiba-tiba muncul saat Alisha baru saja dipindahkan.
Alisha memicingkan mata, dia sama sekali tidak mengenal laki-laki itu. Untuk apa laki-laki itu menanyakan keadaannya? “Kamu siapa?” tanya Alisha.
Laki-laki itu mengabaikan Alisha dan fokus pada dokter yang bertanggung jawab atas kesembuhan Alisha.
“Seperti yang sudah saya jelaskan pada Tuan Rafael. Nyonya mengalami kelumpuhan, Asisten Felix. Kita harus menunggu hasil CT Scan keluar untuk memastikan keadaan Nyonya,” jawab sang dokter.
“Baguslah, Tuan masih dalam perjalanan bisnis. Tolong jaga Nyonya dengan baik!” Laki-laki itu hendak berbalik, tetapi dia menghentikan langkahnya saat Alisha berteriak.
“Tunggu! Tunggu Tuan! Tidak bisakah kalian menjelaskan kepadaku apa yang terjadi?”
Mendengar hal itu, laki-laki yang bekerja sebagai asisten Rafael itu berjalan menghampiri istri tuannya. Sebenarnya ini bukan kesalahan Alisha, tetapi karena dia Rafael harus menikah dengan wanita asing yang tidak pernah ada dalam hidupnya.
“Fokuslah pada kesembuhan Anda, Nyonya. Tidak perlu memikirkan hal yang sudah berlalu,” jelas Felix. Dia tentu tidak bisa menjawab dengan rinci karena itu bukan bagian dari tugasnya.
“Kenapa kalian memanggilku Nyonya, seakan-akan aku sudah menikah?” tanya Alisha dengan sinis. “Atau jangan-jangan aku terbangun di tubuh orang lain?” Alisha menyentuh wajahnya, lalu melihat cincin di jarinya. “Ini cincin peninggalan Ibu, kalau ini cincin siapa?”
“Itu cincin pernikahan Anda dengan Tuan Rafael Nyonya,” jawab Felix dengan datar.
Jantung Alisha seolah berhenti berdetak saat Felix mengungkapkan fakta pernikahannya. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Pikirannya terbang melayang tetapi dengan cepat dia menggelengkan kepala.
“Tidak mungkin. Bagaimana orang yang koma bisa menikah?”
“Mendiang ayah Anda sendiri yang menikahkan kalian, dan pernikahan itu sudah tercatat dan sah menurut hukum,” jawab Felix dengan tegas.
“Mendiang Ayah!?” Suara Alisha terdengar lirih, bahkan nyaris tidak terdengar. “Ayahku sudah meninggal?” Seketika itu air mata mengalir deras membasahi wajah cantiknya.
Mata Alisha terasa panas, hatinya seperti disayat belati yang membuatnya terluka tanpa darah. Isak tangis yang terdengar pilu menyiratkan kehancuran hatinya. Gadis malang itu meraung menangisi kepergian ayahnya yang tidak sempat mengucapkan salam perpisahan.
"Ayah, kenapa Ayah membiarkanku hidup sendiri, kenapa Ayah tidak membawaku pergi saja?"
"Kenapa aku harus terbangun jika aku hanya mendapati diriku yang hidup sendirian di dunia ini?"
💕💕💕Ritual jejaknya jangan lupa. Bismillah bisa crazy up hari ini🦩🦩🦩
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.