Amora, seorang gadis bangsawan yang muak dengan semua aturan yang mengekang pada awalnya hanya ingin keluar dari kediaman dan menjelajahi dunia bersama pelayan pribadinya
Menikmati kebebasan yang selama ini diambil secara paksa oleh kedua orang tuanya pada akhirnya harus menerima takdirnya
Sebagai gadis yang terlahir dengan berkat kekuatan suci, dia memiliki kewajiban menjaga perdamaian dunia.
Amora yang pada awalnya masih berusaha menghindari takdirnya dihadapkan pada kenyataan pahit.
Fitnah keji telah menjatuhkan keluarga Gilbert.
Amora Laberta de Gilbert, merubah niat balas dendamnya menjadi ambisi untuk menegakkan keadilan karena kekuatan suci dalam tubuhnya, menghalanginya.
Demi memuluskan tujuannya, Amora menyembunyikan identitasnya dan bergabung dalam tentara.
Mengawali karir militernya dari tingkat paling rendah, Amora berharap bisa menjadi bagian dari pasukan elit yang memiliki tugas menegakkan keadilan dimana itu selaras dengan tujuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEKUATAN BARU
Setelah jatuh tak sadarkan diri selama hampir satu bulan lamanya, Amora pada akhirnya terbangun dari tidur panjangnya.
Netra merah gadis cantik itu menatap sekeliling tempat yang terasa asing baginya. Namun, begitu dia merasakan aura menenangkan sang guru ada ditempat tersebut, hatinya merasa lega.
“Apa guru yang menyelamatkanku”, gumannya pelan.
Amora masih mengingat bagaimana rasa sakit tubuhnya ketika kekuatan cahaya dalam tubuhnya meledak, seolah semua tulang ditarik paksa keluar dari dalam dagingnya dengan kuat.
Namun rasa sakit itu terkalahkan oleh rasa sedih dan amarah yang memuncak ketika mengingat ibu, teman-temannya dan Klara terbunuh didepan matanya, membuatnya semakin lepas kontrol.
Amora sudah pasrah ketika ledakan cahaya dalam tubuhnya semakin tak terkendali hingga perlahan kegelapan mulai menyergapnya seiring aroma darah yang menguar diudara.
“Akhirnya, kamu bangun juga, putri tidur”, ucap Solan melontarkan candaan yang sedikit garing.
Amora yang mendengar suara gurunya seketika kedua matanya berbinar cerah. “Guru, akhirnya, kamu kembali”, ucapnya senang.
Dia menatap sang guru yang terlihat sedikit berbeda dari terakhir kali keduanya bertemu, lima tahun yang lalu.
“Guru, kenapa rambutmu sekarang berwarna ungu. Apa ini sedang trend saat ini?”, tanya Amora penasaran.
Solan terkekeh pelan melihat murid kecilnya itu mengamatinya dengan seksama dengan binar mata penuh kekaguman.
“Ini warna rambut asliku selain warna kuning keemasan yang aku bawa sejak lahir. Semua pemilik elemen cahaya memiliki kemampuan seperti ini”, ucap Solen menjelaskan.
Melihat sorot ketertarikan diwajah gadis kecil dihadapannya, Solan pun segera menjelaskan semuanya.
Setiap pemilik elemen cahaya bisa mengubah warna rambutnya menjadi warna, hijau, ungu, biru, putih, dan abu-abu.
Sebagai contoh dirinya, Solan lebih condong untuk menggunakan kekuatan cahaya yang dimilikinya untuk pengobatan dan penyembuh sehingga warna rambutnya berubah menjadi ungu.
Warna yang sama , yang biasanya dimililiki oleh tabib dan healer yang memiliki kekuatan cahaya didalam tubuhnya.
Sementara orang yang menggunakan kekuatan cahaya untuk membantu menjaga perdamaian dunia rata-rata akan memiliki rambut berwarna putih dan abu-abu.
Para jenderal dan tentaralah yang biasanya memiliki warna rambut seperti ini, terutama keturunan dari diwilayah kekaisaran Foteirno, karena disanalah para pemilik kekuatan cahaya berasal.
Sedangkan untuk rambut berwarna biru rata-rata dimiliki oleh para saintess, dimana kekuatan cahaya tersebut biasanya mereka gunakan untuk menghilangkan energy jahat atau sihir kegelapan yang merasuki tubuh seseorang atau menyelimuti wilayah tertentu.
Peran para saintess ini sangatlah penting bagi kestabilan dunia, dengan menjaganya dari pengaruh sihir kegelapan yang semenjak lima puluh tahun yang lalu mulai bangkit kembali.
“Dari semua warna rambut yang dimiliki oleh pemilik elemen cahaya, hanya warna hijau yang tak pernah aku lihat selama aku hidup hampir seratus tahun lamanya. Warna hijau, hanya dimiliki oleh orang yang terpilih karena mengandung elemen alam didalamnya. Sebuah elemen yang bisa mencangkup segalanya, penguasa di alam semesta ”, ucap Solan sambil menatap langit biru cerah dari balik jendela kamar yang ditempati Amora.
Amora sudah mengetahui jika gurunya memiliki keabadian akibat serangan vampire enam puluh tahun yang lalu ketika dia masih berusia empat puluh tahun.
Racun yang vampire tersebut masukkan kedalam tubuhnya tak membuatnya menjadi monster penghisap darah seperti kaum terkutuk itu.
Hanya keabadian sang vampire yang masih melekat setelah Solan berhasil mengeluarkan racun dari dalam tubuhnya dan menyembuhkan dirinya menggunakan kekuatan cahaya yang dimilikinya, sehingga dia bisa merasakan hidup sebagai manusia normal, yang memiliki keabadian.
Solan tentunya merasa senang mendapatkan berkah dibalik musibah yang pernah menghampirinya.
Dengan usia panjang tanpa batas, dia bisa menyembuhkan banyak orang dan mengurangi angka kematian dan tentunya bermanfaat bagi umat manusia dengan adanya beberapa serum yang bisa menangkal racun yang berhasil dia kembangkan, termasuk racun vampire dan zombie.
Salama Solan dan murid-muridnya yang menangani, orang yang terinfeksi virus vampire dan zombie akan bisa kembali menjadi manusia normal seutuhnya, dengan penanganan yang tepat didalam balai pengobatan yang didirikannya ini.
Amora membenahi posisi duduknya, dan kini gadis cantik itu sudah duduk tegak bersila di tempat tidur sambil menunggu instruksi dari gurunya.
“Guru, apa yang harus aku lakukan agar warna rambutku yang baru bisa muncul?”, tanya Amora antusias.
“Konsentrasi, dan rasakan aliran cakra yang ada dalam tubuhmu. Cari pusat inti energimu, setelah dapat, maksimalkan energy tersebut sehingga menyatu dalam aliran darahmu. Dengan begitu, warna rambut barumu akan muncul dan kamu akan bisa tahu, kekuatan cahaya yang kamu miliki lebih condong kearah mana sehingga kamu bisa lebih fokus lagi dalam melatihnya ”.
Begitu Solan selesai menjelaskan, Amora segera menutup kedua matanya, fokus pada cakra yang ada dalam tubuhnya.
Solan yang melihat muridnya mulai bermeditasi, perlahan keluar dari dalam kamar, untuk kembali ke laboratorium, melanjutkan penelitian yang sempat dia tinggal setelah dia mendengar jika muridnya telah sadar dari tidur panjangnya.
Amora yang selama ini mengidap CIPA baru kini bisa merasakan rasa hangat mengalir dari dalam tubuhnya ketika dia melihat satu bola sebesar kelereng berwarna keemasan ada ditengah pusat inti tubuhnya.
Merasa, jika bola emas itu adalah inti kekuatan cahaya miliknya, Amora pun fokus kesana, seperti apa yang gurunya instruksikan.
Begitu kelereng emas tersebut terpecah, cahaya terangnya mulai masuk dan menyatu dengan aliran darahnya yang kini perlahan bergerak, menyebar keseluruh bagian tubuh secara perlahan.
Warna rambut Amora yang semula berwarna hitam legam kini ada sebur warna hijau yang mulai tampak.
Meski tak terlalu dominan, warna hijau zamrud yang menyebar diantara rambut hitamnya, memiliki kesan yang lebih segar namun tak terlalu mencolok.
Perlahan, Amora membuka mata ketika merasa jika kekuatan inti cahaya miliknya telah berhasil menyebar keseluruh bagian tubuhnya dengan sempurna.
Saat ini, bukan hanya rambut Amora yang memiliki warna hijau zamrud , meski tak terlalu dominan karena warna hitam asli miliknya masih mendominasi, kini warna netranya juga berubah, yang semula berwarna merah darah kini berubah menjadi coklat muda dengan semburat keemasan yang membuat penampilannya semakin memikat.
Mata amber yang dimilikinya membuat orang yang menatapnya merasa hangat. Apalagi elemen alam yang baru saja muncul dan berbaur menjadi satu dengan elemen cahaya dan api yang ada dalam tubuhnya, semakin memperkuat pesona gadis yang sebentar lagi beranjak remaja itu.
Solan yang merasakan kekuatan alam muncul, kedua bola matanya berbinar cerah dan diapun segera berlari keluar, kembali meninggalkan murid-muridnya dengan wajah terkejut melihat tingkah pola tak biasa dari gurunya itu.
Brakkk!
Amora yang baru saja selesai bermeditasi mengernyit heran melihat gurunya masuk kedalam kamar yang ditempatinya dengan terburu-buru.
“Guru, ada apa?”, tanya Amora sedikit bingung.
Melihat penampilan baru muridnya, kedua mata Solan terbelalak dan senyum lebar segera merekah diwajahnya.
“Lihat! Lihat penampilanmu sekarang”, ujar Solan sambil menyerahkan kaca kecil kepada Amora.
Amora yang melihat penampilan barunya merasa tercengang untuk sesaat. Kini, dia terlihat semakin cantik dan mempesona.
Jauh dari kesan gadis cantik yang dingin, seperti penampilan awalnya. Mata amber yang dimilikinya, membuat kesan hangat bagi siapa saja yang menatapnya.
“Guru, kenapa warna hijau yang aku miliki tak bisa keluar sepenuhnya. Apa ini berarti, kekuatan alam yang aku miliki juga tak bisa muncul maksimal?”, tanya Amora sedikit cemas.
“Tidak, kurasa tidak seperti itu. Ini memang sudah digariskan seperti ini. Jika rambutmu hijau sepenuhnya, itu akan sangat mencolok. Dan kamu bisa menjadi buronan orang-orang yang memiliki ambisi jahat karena warna rambut hijau sangat langkah di dunia ini”, penjelasan yang diberikan oleh Solan terdengar masuk akal bagi Amora.
Jika warna rambutnya berubah menjadi hijau sepenuhnya, penampilannya jelas akan terlihat sangat mencolok.
Namun dengan adanya warna hitam yang mendominasi, maka orang tak akan terlalu fokus pada rambut hijau yang menyebar diantara warna hitam yang membuatnya terlihat lebih anggun dan berkelas.