Aditya Kalandra wiratmaja tidak pernah menyangka bahwa kekasihnya, Nathasya Aurrelia pergi meninggalkannya tepat di hari pernikahannya. Dalam keadaan yang kalut ia dipaksa harus menerima pengantin pengganti yang tidak lain adalah adik dari sahabatnya.
Sementara itu, Nayra Anindhira Aditama juga terpaksa harus menuruti permintaan sang kakak, Nathan Wisnu Aditama untuk menjadi pengantin pengganti bagi Aditya atas dasar balas budi.
Apakah Nayra sanggup menjalani kehidupan barunya, dan mampukah dia menakhlukkan hati Aditya.
Ataukah sebaliknya, apa Nayra akan menyerah dan pergi meninggalkan Aditya saat masalalu pria itu kembali dan mengusik kehidupan rumah tangga mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MauraKim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman Pertamaku
Mata Nayra berkaca-kaca mendengar ucapan Aditya. Dia bahkan terus meyakinkan dirinya bahwa ini semua bukanlah mimpi. Aditya perlahan-lahan sudah mulai menerimanya dan itu membuat perasaannya lega.
Aditya memandang wajah Nayra lamat-lamat, tanpa sadar ia semakin mendekatkan wajahnya pada Nayra.
"Terima Kasih sudah hadir dalam hidupku, Ra."
Tanpa aba-aba Aditya menempelkan bibirnya pada bibir Nayra. Nayra melebarkan matanya terkejut karena tindakan Aditya. Bahkan tidak sampai di situ saja, Aditya perlahan melumat bibirnya dengan lembut. Nayra menahan nafas, binggung harus bagaimana.
Uuummpp,,
Sejenak Aditya menghentikan aksinya. Merasa tidak ada penolakan dari Nayra, Aditya melanjutkannya lagi.
Nayra hanya diam, tak membalas setiap lumatan suaminya. Tak tahu caranya, karena ini pertama baginya.
Lidah Aditya terus memaksa masuk ke dalam rongga mulut istrinya itu, mendesak agar Nayra memberikan akses masuk.
Pria itu begitu mahir melakukan ciuman. Perlahan Nayra terbuai hingga bibirnya terbuka sedikit menahan desahannya.
Aditya mengambil kesempatan, lidahnya segera masuk ke dalam menjelajahi seluruh rongga mulut Nayra, membuat Nayra tak berkutik.
"Eemmpphh,,Ma,,Mass.." Nayra mencoba melepaskan pagutan bibir suaminya, napasnya sesak karena kekurangan pasokan udara. Ia bahkan memukul pelan dada Aditya.
Aditya menghentikan pagutannya, memberikan kesempatan istri cantiknya itu untuk mengambil udara. Aditya menyatukan keningnya dengan Nayra, napas keduanya masih tersenggal-sengal.
"Maaf. Aku kelepasan, Ra." perlahan Aditya menyentuh bibir Nayra yang terlihat sedikit membengkak karena ulahnya. "Ini Manis, aku suka." ucapnya lagi.
Nayra seketika merasa wajahnya semakin memanas, dan otomatis ia menundukkan kepalanya menghindar dari pandangan Aditya.
"Heyy,, kenapa menunduk seperti itu? Mas mau lihat wajah kamu, Ra." goda Aditya setelah sempat melihat wajah Nayra yang memerah.
Bukannya menuruti permintaan suaminya, Nayra semakin menundukkan kepalanya. Dan tanpa ia sadari, itu membuatnya semakin masuk ke dalam pelukan Aditya.
"Nayra malu, Mas. Kamu curang karena sudah mencuri ciuman pertamaku." jawab Nayra malu-malu.
Aditya tertegun mendengar penuturan istrinya, jadi benar yang ia fikirkan tadi. Bahwa ini merupakan ciuman pertama istrinya. Pasalnya Aditya dengan jelas bisa merasakan, Nayra sangat kaku saat melakukannya tadi. Dalam hati Aditya merasa bangga, karena dialah yang pertama kali merasakan bibir manis Nayra.
"Jadi ini yang pertama kalinya untuk kamu, Ra?"
tanya Aditya memastikan.
Nayra mengangguk tanpa mengeluarkan kata-kata, karena ia terlalu malu.
"Baguslah, itu artinya hanya aku yang pernah merasakan bibir manismu ini." ucap Aditya dengan bangga.
"Masss,, sudah jangan bahas ini lagi, Ya. Aku Malu." akhirnya Nayra mendongakkan kepalanya menghadap Aditya.
Aditya tersenyum, melihat wajah istrinya memerah seperti ini adalah pemandangan yang Aditya sukai akhir-akhir ini. Karena saking gemasnya, Aditya lagi-lagi mendekatkan wajahnya dan mengecup kedua pipi Nayra.
"Baiklah, sebaiknya sekarang kita istirahat saja. Ini sudah larut." jawab Aditya, ia menghentikan godaannya pada Nayra.
Aditya semakin mengeratkan pelukannya pada Nayra. Malam ini ia pasti akan mimpi indah.
"Selamat tidur, Sayang." ucapnya sembari mengecup dahi Nayra.
Nayra lagi-lagi di buat terkejut dengan tindakan dan ucapan Aditya. Suaminya itu bahkan memanggilnya 'sayang'. Sepertinya benar ucapan Aditya, Nayra harus terbiasa dengan semua perbuatan Aditya.
"Apa ini mimpi? Tapi aku belum tidur sama sekali, tidak mungkin ini mimpi." gumam Nayra dalam hati sembari memperhatikan Aditya yang mulai memejamkan matanya.
"Segera tidur, Ra. Kenapa malah memandangiku seperti itu? Apa mau melanjutkan yang tadi."
Nayra segera memejamkan matanya sesaat setelah mendengar ucaoan Aditya, ia sungguh heran. Bagaimana bisa pria itu tahu kalau dirinya sedang memandang wajahnya, apa dia seorang cenayang?
Keesokan harinya, Nayra perlahan mengerjapkan matanya saat mendengar sayup-sayup adzan subuh terdengar. Ia merasa perasaannya terasa ringan pagi ini. Namun saat mengingat peristiwa tadi malam, rona merah tiba-tiba muncul di wajahnya.
Perlahan ia mendongakkan wajahnya, menghadap Aditya untuk memastikan suaminya itu sudah bangun atau belum.
Namun, lagi-lagi ia harus di buat terkejut, Aditya ternyata sudah terbangun dan sedang memandanginya seraya tersenyum lembut.
"Selamat pagi, Sayang." sapa Aditya sembari mengecup ringan bibir Nayra.
Nayra membelalakkan matanya, dan reflek menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"M-maasss,,?" serunya dengan nada sedikit meninggi.
Aditya tersenyum. Rasanya menyenangkan sekali, masih pagi seperti ini sudah melihat wajah merona istrinya. "Ada apa, Sayang?" sahutnya santai.
"Jangan cium-cium seperti itu, aku belum sikat gigi. Jorok, Mas." jawab Nayra kesal bercampur malu jadi satu.
"Memangnya kenapa, Hmmm. Bibir kamu masih tetap manis, meskipun belum sikat gigi." goda Aditya.
"M-maassss,, kenapa kamu jadi mesum seperti ini sih. Menyebalkan sekali." Nayra segera bangun dari tempat tidurnya dan berlari ke arah kamar mandi. Ia sungguh sangat maku dengan apa yang di perbuat oleh Aditya.
"Waahhh, Mas Aditya sungguh menyeramkan sekali. Kenapa dia bisa berubah jadi pria mesum seperti itu?" gumam Nayra sembari bergidik ngeri mengingat ucapan Aditya.
Sementara Aditya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mengemaskan istrinya.
Setelah drama pagi hari tadi yang cukup membuat Nayra kesal, mereka harus berpisah untuk melakukan aktifitas masing-masing.
Aditya memutuskan untuk mengantar Nayra ke butik, karena ia meminta tolong kepada Nayra untuk memilihkan jas yang akan ia pakai untuk hadir ke peresmian produk milik Reyhan besok.
"Mas mau mampir sekarang atau nanti sore?" tanya Nayra setelah mobil Aditya berhenti di depan butiknya.
"Mas akan mampir nanti sore saja, Sayang..kebetulan pagi ini ada meeting penting. Jadi Mas harus segera berangkat ke kantor." Jawab Aditya santai.
Nayra lagi-lagi tersipu mendengar panggilan Aditya padanya, padahal pagi ini pria itu sudah beberapa kali memanggilnya seperti itu. Tapi Nayra masih merasa belum terbiasa.
Nayra mengulurkan tangannya, Aditya menerima uluran tangan itu. Nayra segera mengecup punggung tangan suaminya itu, "Ya sudah kalau begitu, Mas. Nayra pamit masuk dulu, ya. Mas hati-hati di jalan. Nanti kabari Nayra kalau sudah sampai kantor. Assalamualaikum." pamit Nayra bersiap membuka pintu mobil.
"Tunggu dulu, Ra." ucapan Aditya seketika menghentikan gerakan tangan Nayra.
"Ada apa, Mas?" tanya Nayra dengan raut wajah polos.
"Ada yang ketinggalan." jawab Aditya sembari meraih tengkuk Nayra.
Pria itu mendaratkan bibirnya pada bibir Nayra, secara perlahan ia melumat bibir Nayra. Hanya sebuah ciuman ringan tapi mampu membuat Jantung Nayra berdetak sangat kencang.
"Sudah, Sayang. Sekarang kamu boleh pergi." ucapnya santai sembari tersenyum.
"M-maasss, kenapa selalu tiba-tiba seperti ini sih. Lagian ini kan tempat umum, malu kalau sampai ada yang lihat." sahut Nayra kesl karen tindakan Aditya.
"Kenapa harus malu? Kamu itu istriku, Ra. Jadi sah-sah saja aku mau melakukan apa. Lagian ini di dalam mobil, Sayang. Tidak akan ada yang melihat apa yang kita lakukan barusan." ucap Aditya membela dirinya.
Tanpa mereka sadari, bahwa sejak tadi ada seseorang yang diam-diam mengamati apa yang mereka lakukan di dalam mobil.
Izin yaa