Kehadiran sosok wanita cantik yang memasuki sebuah rumah mewah, tiba-tiba berubah menjadi teror yang sangat mengerikan bagi penghuninya dan beberapa pria yang tiba-tiba saja mati mengenaskan.
Sosok wanita cantik itu datang dengan membawa dendam kesumat pada pria tampan yang menghuni rumah mewah tersebut.
Siapakah sosok tersebut, ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Wirawan
Pria dengan penyakit yang sangat mengerikan, bahkan bagian tangannya diamputasi itu sedang terlelap dalam tidurnya.
Surti sang istri tidak memperdulikannya dan sedang terbaring diatas ranjang dengan segala fikirannya yang berkecamuk.
Ia sedang memikirkan Ayu Sutini yang sakit dengan kondisi stroke dan tidak dapat berbuat apapun, bahkan dirumah itu ada sesuatu yang sangat ganjil dan membuatnya merasa tak nyaman atas kejadian waktu itu.
Ditempat berbeda, Sutini yang masih lelap dalam tidurnya, terlihat dadanya naik turun mengikuti irama nafasnya yang terlihat tidak teratur.
Saat bersamaan, hembusan angin menyapu gorden jendela, sehingga membuatnya bergoyang pelan.
Terlihat asap hitam mengepul diudara membentuk satu sosok yang sangat mengerikan.
Sesosok makhluk berambut panjang dengan tubuh yang lebih tinggi dari ukuran manusia dan kuku yang runcing terlihat bergerak menuju ranjang dan menatap Sutini dengan tatapan yang tajam.
Sesaat ia tersenyum seringai, lalu melakukan penyatuan dengan tubuh wanita stroke itu, dan membuat Sutini membeliakkan matanya, lalu beranjak bangkit dari tidurnya dan duduk dengan posisi yang tegak.
Menit berikutnya, ia menuruni ranjang, lalu bergerak dengan gerakan yang normal dan tentu saja hal ini menentang kodratnya yang lumpuh.
Pintu kamar terbuka dengan sendirinya, lalu ia berjalan keluar dan menuju pintu utama.
Seorang polisi yang sedang berjaga dan mendapatkan shift malam ini tiba-tiba merasakan kantuk yang sangat luar biasa dan tidak dapat lagi menahan kedua matanya yang terasa seperti terkena perekat, lalu tanpa ia sadari tertidur dengan lelap diatas kursi.
Suasana malam yang begitu sangat hening dan disertai dengan gerimis kecil, semakin membuat nyenyak tidur setiap insan.
Sutini sudah berjalan didepan teras, lalu keluar melewati pintu pagar rumah yang cukup tinggi dan itu sangat mudah baginya.
Sementara itu, Mahardika yang berada didalam kamar lantai dua dan sedang menatap dinding kaca menuju luar rumah, melihat seorang wanita sedang berjalan seorang diri dibalik pagar rumahnya.
Ia mengerutkan keningnya, namun tidak terfikirkan olehnya jika itu adalah Sutini sang istri, sebab tidak mungkin wanita itu keluyuran ditengah malam, apalagi sedang stroke, dan itu adalah hal yang mustahil, lalu ia berusaha mengabaikannya.
Wuuuuuussh
Tiba-tiba saja Sutini melesat bagaikan angin dan secepat kilat telah berjalan menuju arah rumah menuju kediaman orangtuanya.
Dari arah timur, sebuah sepeda motor melaju dengan lambat karena jalanan yang berbatu dan sedikit licin akibat hujan deras siang tadi, dan sampai malam masih terus saja turun meskipun dalam rintikan yang halus.
Pengendara motor tersebut adalah Jojo, sang remaja yang baru saja pulang dari bekerja diwarung kang bakso.
Saat lampu motor menyorot kearah sang wanita yang berjalan dengan cepat, membuat ia tersentak kaget. Ia hampir saja terpeleset, dan untungnya dengan cepat menguasai keadaan dan menjaga keseimbangan tubuh dan kendaraannya, hingga membuat ia tidak terjatuh.
Wanita itu mendadak berhenti, lalu seolah seperti ingin memperlihatkan siapa dirinya pada sang remaja laki-laki tersebut. Tatapannya dingin dan penuh misteri. Rambutnya tergerai dengan sangat berantakan, ditambah wajah pucat yang terbias oleh cahaya lampu motor milik sang remaja.
"Hah, Bu Ayu Sutini? Ngapain malam-malam keluyuran? Bukannya sedang sakit stroke?" remaja itu menegakkan motor bututnya, dan mencoba memperhatikan dengan jelas wajah wanita tersebut.
Setelah memastikan apa yang dilihatnya, tiba-tiba saja Sutini berlari kencang dan menghilang dikegelapan malam.
Jojo kembali tersentak kaget, lalu mencari sosok Sutini yang melesat pergi tanpa jejak. Ia menatap kegelapan yang membawa pergi tubuh wanita tersebut.
Tiba-tiba saja ia merasakan bulu kuduknya meremang dan deguban jantungnya memburu, lalu bergidik ngeri dan memilih untuk segera pulang kerumah.
Sosok Sutini terus melesat menembus kegelapan malam, hingga ia tiba disamping rumah berukuran cukup besar, dan itu adalah rumah kediaman orangtuanya.
Ia berdiri disamping bangunan gudang yang saat ini menjadi tempat ayahnya sedang diasingkan dan sekarat.
Setelah menatap jendela gudang cukup lama, ia menggerakkan jemari tangannya, dan membuat jendela itu bergerak, lalu penguncinya bergeser, dan ia mendapatkan apa yang diinginkannya.
Kreeeek
Terdengar suara jendela terbuka. Wirawan yang sedang terlelap dalam tidurnya, tersentak kaget dan terjaga dengan perasaan yang tak nyaman. Ia mengarahkan pandangannya kejendela yang terbuka lebar tanpa sebab.
Saat bersamaan, ia melihat rambut panjang terjuntai kebawah melalui jendela, lalu diikuti kepala dan tangan kurus dengan kuku runcing yang merayap didinding, lalu tubuh dengan pakaian gaun putih terus merayap dan kini merangkak diatas lantai.
Jantung Wirawan semakin berpacu kencang. Ia ingin berteriak, namun tercekat, ditambah lagi dengan penyakitnya yang membuat ia tidak dapat bersuara menambah kengerian yang begitu sangat kuat.
Sosok itu belum juga memperlihatkan wajahnya, namun terus merangkak menghampirinya, dan saat jarak mereka cukup dekat, terlihat satu wajah mengerikan menatapnya dengan jarak 10 centimeter saja darinya.
Sontak saja pria itu semakin ketakutan dan membuatnya gemetar dengan keringat yang mengucur dari tubuhnya.
Grrrrrrrrr
Sosok itu menggeram, lalu menyeringai dan memperlihatkan barisan giginya yang berwarna hitam dengan taring yang mencuat dari sudut bibirnya.
Sosok itu mengarahkan tangannya ke leher Wirawan, lalu mengangkat tubuh sang pria dengan merapatkannya ke dinding. Setelah cukup tinggi, ia menariknya dengan cepat, lalu menghempaskannya ke lantai dengan cukup keras.
Braaaaaaaak
Suara benturan itu cukup keras, namun tak membuat Surti mendengar hal tersebut, dan ia sedang sibuk dengan fikirannya yang sangat kacau saat ini, sebab memikirkan puterinya yang mengalami penyakit stroke.
Wirawan mengerang kesakitan. Cairan pekat keluar dari sudut mulutnya, dan rasa sesak seperti memenuhi rongga dadanya.
Saat bersaman, sosok itu meniupkan sebuah asap ke arah tubuh sang pria, sehingga membuat Wirawan tiba-tiba saja dapat bergerak dan hal itu mengejutkan baginya.
Sang pria yang menyadari tubuhnya dapat kembali bergerak merasa sangat riang dan bergegas bangkit untuk melawan sosok dihadapannya.
Nafasnya yang memburu menatap tajam pada sosok mengerikan dihadapannya, ia bersiap melawan.
Sosok itu kembali menggerakkan jemari tangannya yang mengarah kedepan dan menuju pada Wirawan.
Sosok mengerikan itu kembali membuat sang pria terangkat dari lantai, dan Wirawan semakin menciut.
Belum sempat pria itu untuk melakukan perlawanan, kini dengan cepat ia kembali dilemparkan dengan kuat dan menabrak dinding, lalu kembali terjatuh dilantai.
"Aaaaaargh...," erangnya dengan sangat sakit, dan ia memegangi bokongnya yang ngilu.
Praaaaang
Tiba-tiba sebuah linggis terjatuh didekatnya. Kedua matanya menatap dengan nyalang. Ia meraih benda tersebut, lalu mendapatkannya.
"Brengsek! Kemarilah kau, Setan!" makinya dengan nada menantang.
Ia beranjak bangkit dengan susah payah dan tubuh yang sempoyongan. Lalu berdiri tegak dengan linggis ditangannya.
Nafasnya tersengal dan bersiap melawan sosok yang sudah membuatnya dua kali teraniaya.
apa jangan-jangan kematian Dayanti itu ulah paman nya yaa ❓❓