Erina, gadis pekerja keras yang selalu mengedepankan gaya. Dia dijodohkan dengan seorang pengusaha sukses. Namun, apa jadinya jika sang pengusaha mempunyai pujaan hati lainnya?
Mampu kah, Erina menjalin rumah tangga dengan tantangan meluluhkan hati suaminya, agar hanya melihat dirinya seorang?
Yuk ikuti kisahnya!
Terimakasih ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara Tujuh Bulanan
"Itu masa lalu kan? Sekarang dia sudah bertobat. Bahkan, orang yang bertobat dan menyesali perbuatannya lebih mulia dari pada seorang yang merasa dirinya lebih istimewa." ujar Ima dengan tegas.
Penilaian Ima membuat Alex tercekat, dia menatap gadis mungil yang manis di sampingnya. Tidak menyangka, jika Ima tidak sedikit pun merasa jijik atas apa yang telah di dengarkan dari Clara.
Sekarang, rasa yang dulu sempat menggebu ke Erina, perlahan terkikis dengan kekaguman pada Ima. Gadis yang bahkan belum di ketahui siapa namanya.
"Aku tahu, jika itu alasan mu untuk pura-pura kuat kan? Kamu pasti cemburu." sanggah Clara.
"Mungkin, jika nanti kami jadi suami istri. Cemburu itu ada, tapi bukankah itu lebih indah? Cemburu itu, diwajibkan dalam sebuah hubungan. Hubungan yang halal tentunya." sahut Ima.
Clara kalah telak. Alih-alih menjawab, dia memilih menaiki taksi yang baru saja tiba.
"Terima kasih." lirih Alex.
"Ini uangmu, sekarang kita impas." ujar Ima merogoh uang dari dalam tasnya.
"Tidak perlu. Sekarang pun, kita impas. Karena kamu juga telah membantuku." balas Alex.
"Oya, namaku Alex ... Kamu siapa?" tanya Alex.
"Maaf, aku pergi dulu." ujar Ima, meninggalkan Alex dengan tangan yang terulur.
"Menarik ..." gumam Alex menatap punggung Ima yang perlahan-lahan menghilang.
Ima tidak menyangka, jika kekagumannya pada lelaki, nyatanya salah.
Bagaimana tidak? Lelaki tersebut, bahkan terang-terangan sudah berzina dengan perempuan lain, bahkan tidak ada pembelaan darinya. Seolah menegaskan, jika apa yang perempuan tadi katakan adalah kebenaran.
"Kenapa kisah percintaan ku dengan bang Uzair, terkesan miris sekali ya? Cih, cih ..." gumam Ima sembari berjalan menjauhi Alex.
Nova memasuki kamar Uzair, dia berniat melakukan pekerjaannya untuk membersihkan kamar Uzair. Namun, karena ini pertama kalinya dia memasuki kamar Uzair, matanya langsung membelalak kaget, saat melihat emas yang tersusun di laci lemarinya.
Nova menelan ludahnya dengan susah payah, tidak menyangka jika Uzair yang terlihat sederhana, nyatanya menyimpan kekayaan yang berlimpah ruah.
Nova langsung memfoto emas tersebut untuk dikirimkan pada Clara. Dia berharap, jika nantinya Clara bisa menjadi istri dari Uzair.
Clara yang mendapatkan kiriman foto dari Ibunya, hanya menatap sekilas. Tidak ada ketertarikan disana. Karena dia sedang memikirkan sosok Alex yang sudah mendapatkan penggantinya.
...🍁🍁🍁...
Akhirnya, acara tujuh bulanan Erina tiba juga. Selain mengundang anak-anak yatim. Ervin juga mengundang seluruh kerabat dan juga koleganya.
Seolah-olah Ervin ingin mengatakan pada semua, jika Erina sedang mengandung anaknya.
Beruntung, sekarang Erina tidak lagi merasa mual saat melihat suaminya. Dan itu, membuat Ervin merasa sangat senang.
Disisi lain, Clara mendapatkan kecaman dari saingan Ervin. Bagaimana tidak? Clara sebelumnya mengatakan jika Ervin akan berkunjung ke luar negeri untuk membicarakan masalah bisnis. Nyatanya, sekarang sudah tahun baru. Ervin tak kunjung juga pergi.
Alhasil, lagi-lagi Clara di tinggalkan. Dan lebih parahnya lagi, dia sempat dibawa untuk melayani beberapa orang, sebagai bentuk hukuman karena kebohongan-kebohongannya.
Sekarang, dengan tubuh penuh lebam, Clara menulusuri alamat yang sempat di berikan oleh Nova.
Kembali pada acara tujuh bulanan Erina. Ima dan Uzair juga ikut memenuhi undangan dari Belinda serta Erina.
Sekarang, Uzair sudah lebih bisa mengendalikan hatinya untuk tidak lagi terus memikirkan Erina.
Tentu saja, dengan menjaga pandangannya dan terus saja meminta pada sang pencipta agar segera membolak-balik kan hatinya.
Ima tercekat, saat Alex ada diantara tetamu yang hadir. Dia langsung berdiri di belakang Uzair, untuk bersembunyi. Berharap, jika Alex tidak melihatnya.
Namun sayang, sebelum Ima berhasil sembunyi. Alex lebih dulu melihatnya.
Akan tetapi, rasa cemburu perlahan menelusup di hatinya. Karena Ima seperti mencari perlindungan lelaki lain.
"Hai ..." sapa Alex mendekati Ima.
Ima menggigit bibirnya, apalagi melihat senyuman jahil dari Alex.
"Siapa? Kenal?" tanya Uzair.
Ima menggeleng pelan. Akan tetapi Uzair tahu jika adiknya sedang berbohong.
"Maaf, siapa ya? Kenal dengan adik saya?" tanya Uzair dengan penuh wibawa.
"Jadi, mereka adik kakak?" batin Alex.
"Ah, kami hanya pernah saling membantu, dan aku menghampirinya untuk berterima kasih." balas Alex.
Uzair hanya manggut-manggut, mendengar balasan dari Alex. Namun, sesaat kemudian dia malah mohon undur diri pada Alex.
Karena sejujurnya, Uzair merasa sedikit kurang nyaman pada Alex yang mencuri-curi pandang pada Ima.
Padahal, sudah jelas jika Ima merasa risih, dengan bukti jika ia betah bersembunyi di belakangnya.
Kembali pada empunya acara. Sekarang Erina ditinggal bergabung dengan beberapa rekan bisnis Ervin yang perempuan.
Karena Ervin dan Herman sedang menjamu beberapa rekan bisnis lainnya.
Beberapa orang menatap Erina dengan tatapan kagum. Bahkan mereka sempat meminta Erina untuk saling menukar nomor. Dengan tujuan, agar bisa saling menjalin persahabatan.
Tentu saja Erina tidak keberatan. Karena dia juga senang akan memiliki banyak teman.
Sampai salah satu dari mereka mengeluarkan sesuatu yang menyakiti hati Erina.
"Aku mau dong, diajari. Ilmu apa atau dukun mana yang membantumu menaklukkan hati pak Ervin." ujar wanita yang umurnya sepantaran Erina.
"Ma-maksudnya?" tanya Erina sedikit merasa tersinggung.
"Jangan begitu jeng. Masak tahun gini masih percaya yang begituan." ujar seorang wanita lain dengan penuh wibawa.
"Halah, semua orang juga tahu. Bagaimana bangsatnya Erina dulu. Bahkan saya, masih menyimpan loh, beberapa foto seksinya." cibir perempuan pertama.
"Hai, anda dari perusahaan mana sih? Siapa yang mengundang anda untuk datang ke acara ini?" tanya Suci menarik lengan perempuan itu.
Wanita yang tersebut langsung menepis tangan Suci. Namun, gagal. Karena pegangan tangan Suci terlalu kuat.
Seorang lelaki yang melihat tunangan ditarik oleh Suci langsung mendekat.
"Ada apa ini? Apa yang anda lakukan pada tunangan saya?" tanya lelaki yang memakai setelan jas hitam.
"Oo, jadi ini tunangan anda? Pak, Irfan!" tekan Suci.
"Iya, dan kenapa anda memperlakukannya begitu?" tanya lelaki yang di panggil Irfan. Dia segera menarik tunangannya untuk menjauh dari Suci.
"Anda tahukan, siapa saya? Atau, anda ingin kesepakatannya batal?" ancam Suci tanpa menjawab pertanyaan Irfan.
Mendengar itu, Irfan gelagapan. Dia langsung beralih pada tunangannya dan bertanya dengan pertanyaan yang sama.
"A-aku hanya ..." wanita itu menunduk takut.
"Dia hanya menghina Erina, istri pak Ervin." ujar Suci lantang.
Mendengar itu, Irfan menatap tajam pada tunangannya dan segera berlalu.
Sebelumnya, dia sempat meminta maaf pada Suci.
Sedangkan Erina sendiri, merasakan perasaan yang sulit dijelaskan. Perkataan wanita tadi, berhasil membuat moodnya berantakan.
Alhasil, Erina berpamitan dan memilih untuk menyendiri.
Namun, baru saja dia berjalan beberapa langkah. Tiba-tiba Erina merasakan kram di perut bawahnya.
bae2 bang ustadz, ntar kamu jodoh lho sama perempuan yg kamu blg aneh itu🤭