NovelToon NovelToon
Istri Untuk Alan

Istri Untuk Alan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:85M
Nilai: 4.9
Nama Author: Red Lily

🌹Alan Praja Diwangsa & Inanti Faradiya🌹

Ini hanya sepenggal cerita tentang gadis miskin yang diperkosa seorang pengusaha kaya, menjadi istrinya namun tidak dianggap. Bahkan, anaknya yang ada dalam kandungannya tidak diinginkan.

Inanti tersiksa dengan sikap Alan, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain berdoa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berharap

🌹VOTE🌹

AUTHOR POV

Tidak pernah Inanti setakut ini, bagaimana jika Alan memarahinya? Membuatnya menangis kembali dan melemparkan kata kata menyakitkan?

Suara pintu terbuka tidak pernah membuat Inanti setakut ini, jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Dan suaminya baru kembali. Mencoba mengatur napas, Inanti keluar kamar untuk menyambutnya. Dia masih di depan pintu melepas sepatunya yang berkilau. 

Inanti mendekat, seperti malam malam sebelumnya. Mencoba menggapai tangannya untuk Inanti cium, sayangnya Alan kembali menghindar. "Kakak sudah makan? Mau Inanti buatkan makan malam?"

"Tidak usah."

"Mau Inanti siapkan air hangat?"

"Tidak."

"Inanti bantu bawa tasnya ya. Kakak istirahat saja, mau minum air dingin?"

"Tidak." Tangannya mengangkat tas tidak ingin Inanti sentuh, saat itu Inanti mendapatkan tatapan tajam dari Alan. "Bisakah kau urusi urusanmu sendiri? Jangan ganggu saya, pergi sana."

"Tentang siang tadi, Kak… sebenarnya Inanti…."

"Terserah." Alan memotong ucapannya, Inanti kembali menunduk enggan menatapnya yang berdiri di depan. "Saya engga peduli kamu mau ngapain, tapi jangan buat saya malu. Kalau mau kerja, kerja yang jauh sekalian, jangan di sekitaran kampus. Liat kamu di sini tiap hari aja udah bikin saya muak, apalagi nambah di kampus."

"Maaf, Kak, tapi Inanti butuh uang untuk makan sehari hari," ucapnya sambil menggigit bibir bawah menahan tangis. 

"Kamu kemanakan mas kawin yang saya kasih? 150 gram, itu mampu menghidupi kamu 'kan? Belum lagi uang yang Papa saya berikan. Kamu kemanakan uang itu?"

"Inanti pake buat biaya rumah sakit Ibu saya."

Alan terkekeh, membuat hatinya terasa tercubit. Dia menertawakan hidup Inanti, nasib yang rusak oleh Alan. "Dengar ya, keluarga saya itu udah dibikin malu sama kamu, sama Bapak kamu yang nyuri mobil Papa saya. Sekarang apa? Kamu mau minta uang buat biaya rumah sakit ibumu?"

"Engak," ucapnya cepat, mata Inanti yang berkaca kaca hanyalah angin belaka bagi Alan. "Inan gak minta itu, Inan cuma mau Kakak memperlakukan Inan dengan baik."

"Memperlakukan kamu dengan baik? Nama kamu aja sudah mencoreng keluarga Praja Diwangsa, sekarang mau diperlakukan dengan baik? Ga waras kamu," ucap Alan melangkah menjauh.

Inanti terdiam, menatap lantai dengan telinga terpasang mendengar Alan menaiki tangga. Beginilah Inanti, setiap harinya mendapat perlakuan buruk. Bukan secara fisik, tapi rasa sakitnya melebihi tamparan. 

Harapannya, Alan menginginkan makan malam, dengan begitu Inanti juga bisa ikut makan. "Maaf, Sayang, malam ini kita makan roti lagi, ya," ucapnya pada perut yang masih datar.

Alan mana peduli dengan bayi dalam kandungannya, menganggap Inanti sebagai istrinya saja membuatnya mual.

Inanti kembali ke dalam kamar, tempat itu sama sempitnya seperti kamarnya yang dulu. Dua bulan lalu Inanti merasa hidupnya berada di puncak, mendapat pekerjaan dengan gaji yang besar dan kuliah di universitas Negri. Sayang, pekerjaannya sebagai tukang bersih bersih di hotel membuatnya hancur.

Malam yang mengerikan. Saat itu, Alan menjadi tamu hotel. Mengingatnya saja membuat Inanti merinding ketakutan. Apalagi Inanti ingat bagian Alan melemparinya uang, menyuruhnya tutup mulut. 

Sayangnya, dua minggu kemudian Inanti hamil dan Ibunya mengetahui. Dia marah dan mendatangi rumah keluarga Praja Diwangsa, saat itulah Alan mengakui kesalahannya.

Dan Bapak Inanti memanfaatkan keadaan itu untuk mencuri. Di hari pernikahan Inanti yang dilakukan secara diam diam, Bapaknya mencuri mobil milik Papa nya Alan, yang mana mengiringnya ke penjara. 

'Ya Allah, mengapa hidupku begini?'

Setiap potong roti yang masuk ke mulut, bersamaan dengan air mata yang menetes. 

Menyekanya berulang kali, Inanti keluar kamar untuk mengisi botol besar dengan air minum. Ketika keluar, Inanti sadar Alan sedang menonton televisi di ruangan tengah. Inanti melewatinya dengan pelan, mengingat dia terlihat sibuk dengan laptopnya.

Sambil mengisi botol aqua bekas, Inanti menatap suaminya diam diam. Rahangnya tegas, alisnya tebal, mata hitamnya menatap tajam kertas kertas di meja, juga bibirnya yang agak tebal. Inanti tidak bisa membencinya, karena kenyataanya, Inanti jatuh cinta pada Alan saat hari pertama ospek, dengan dia yang menjadi tamu kehormatan fakultas ekonomi manajemen.

Hatinya kembali diisi dengan penuh harapan, berbisik pada dirinya sendiri, 'Jangan khawatir, Inanti, sekeras kerasnya batu akan kalah oleh tetesan air. Suamimu akan menyadari betapa beruntungnya dia memilikimu, teruslah berharap dan berdo'a, dan yakinlah Allah ada bersamamu.'

🌹🌹🌹

"Hallo, Assalamualaikum?"

'Waalaikumsalam, apakah benar ini dengan Nona Inanti Faradiya?'

"Iya, saya sendiri."

'Saya dokter Imam.'

"Astaga, dokter, maaf, kemarin Inan tidak datang soalnya Inan masih bekerja."

'Iya, tidak apa, Nan, tapi kamu tahu kan apa yang akan saya bicarakan?'

Inanti menelan ludah kasar, mengangguk sendirian. "Operasi Ibu?"

'Iya, saya mencoba membantu, tapi kamu tahu ini rumah sakit swasta, dan ju--'

"Iya, dok, Inan mengerti. Pagi ini isyaallah Inan ke sana, membayar semuanya."

'Oke baik, Nan. Assalamualikum.'

"Waalaikumsalam."

Rasanya sakit mengingat Ibu sedang berjuang dengan sakitnya. Inanti menyingkirkan selimut, duduk di atas kasur busa yang terkapar di lantai. Menyedihkan memang, di rumah sebesar ini, Inanti tidur di atas kasur busa lapuk dengan bantal dan selimut bekas pembantu Alan. 

Jakarta memang keras, tapi lebih keras lagi hati suaminya. 

Setelah sholat subuh, Inanti terbiasa tidur lagi sampai jam enam. Untuk pergi ke rumah sakit, Inanti menginkan pakaian terbaik.

Saat keluar untuk ke kamar mandi, Alan sudah rapi dengan kopi di depannya. 

"Kakak sudah rapi? Mau Inan buatkan sarapan?"

Keheningan melanda, Alan sibuk dengan koran. "Kak…"

"Tidak perlu."

Dan harapannya pupus. Tapi, Inanti harus mengatakannya. Maka dari itu Inanti duduk di kursi depannya, membuat Alan menatapnya beberapa detik. "Inanti mau ngomong, Kak."

Alan tidak menjawab.

"Inanti butuh uang untuk operasi Ibu, Kak."

Alan menurunkan korannya.

"Uang Inanti tidak cukup, masih kurang, Kak." Inanti kembali menjelaskan, "Inanti tau jumlahnya tidak sedikit, tapi Inan akan membayarnya nanti. Inanti butuh sekali, Kak."

Tanpa berkata apapun, Alan meninggalkan Inanti. Dia naik ke lantai dua, sebuah area yang belum pernah Inanti pijak. Dan air mata Inanti kembali menetes, sampai Alan kembali dan menyimpan kartu debit di atas meja. "Pakai itu."

"Makasih, Kak."

"Jangan besar kepala, itu hanya untuk operasi Ibumu, setelahnya kembalikan."

"Iya, Kak, Inan mengerti."

Alan hendak pergi, tapi Inanti menahannya dengan perkataan, "Oh iya, Kak. Kalau Kakak tidak sibuk, Kakak mau temani Inanti melihat Ibu? Ibu pasti senang melihat Ka---"

"Saya sibuk."

"Baik, Kak, Inan mengerti."

Dan Inanti tahu, seharusnya dia tidak menanyakan hal itu. 

"Saya akan pergi ke Bandung, jangan buat masalah di rumah saya."

Inanti menjawab dengan suara tercekat, "Baik, Kak."

Inati tahu Alan pergi ke Bandung untuk apa. Dia pergi untuk menemui pujaan hatinya yang bernama Vanesa. Dulu dia kuliah di tempat yang sama dengan Alan, tapi saat berita tentangnya menyebar, Vanesa keluar. Mereka berteman, tapi Alan punya perasaan lebih padanya.

Bahkan sampai saat ini, Alan masih mengejarnya. Padahal seharusnya dia sadar, Inanti ini istrinya yang sedang mengandung keturunannya.

🌹🌹🌹

Tbc

1
Bolo²Ubi
dsr kupret si alan
Lidya
Luar biasa
Nuryati Yati
ngiler aq thor 🤤🤤
Nancy Nurwezia
Luar biasa
Anonymous
keren
Nuryati Yati
wow itu duit apa daun 😆
Nuryati Yati
wis koplak kabeh 😁
Nuryati Yati
😂😂😂
Nuryati Yati
lama2 Alan sedeng 🤣🤣
Nuryati Yati
mau dong ma sabun nya 😄
Nuryati Yati
ciiee.. Inan mau anu 😆
Nuryati Yati
mendadak baik dan peduli
Nuryati Yati
lama2 aq ikutan gesrek kyk mereka🤣🤣
Nuryati Yati
siAlan jd gesrek 😂😂
Nuryati Yati
Inanti jd galak
Nuryati Yati
Vanessa di ruqyah aja Jud biar setan nya kabur😂😂
Nuryati Yati
dasar Vanesa pengennya wik wik aja
Nuryati Yati
semoga bapak nya Inan beneran tobat
Nuryati Yati
gk tau ny dia sendiri simpenan om2 dasar Vanesa
Nuryati Yati
😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!