NovelToon NovelToon
Kamu Bukan Figuran

Kamu Bukan Figuran

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Sudah Terbit / Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:38.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

[Lanjutan dari novel "Aku hanya Figuran"]

Awalnya kupikir Kamu hanyalah gadis biasa-biasa saja. Namun mata polosmu mengalihkan semuanya. Aku tak bisa berpaling. Timbul ketertarikan untuk mengenalmu lebih dalam lagi. Hingga akhirnya Aku sadar, Aku telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesonamu.

Hei Khansa Aulia, Yohan Alexander menyukaimu. Sadarkah Kau dengan hal itu? (Yohan Alexander)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[POV Alex] Ch 34 - Satu Rahasia yang Terbuka

Mataku terbelalak. Untuk sesaat tubuhku hanya terpaku. Aku benar-benar tidak percaya dengan penglihatanku. Aku hanya berdiri di sana seperti orang bodoh yang telah kehilangan kata-kata. Sementara mata itu balas menatapku. Ada sebersit senyum lemah di wajah itu!!

"K-kak?" Satu kata begitu sulit keluar dari tenggorakan. Aku masih tercengang. Belum bisa mempercayai penglihatanku.

"Al..." sosok itu kembali menjawab. Terjangan emosi langsung menghampiriku.

"Kak!!" Aku langsung bergerak mendekatinya. Tanpa kusadari wajahku sudah dipenuhi airmata. Aku ingin memegang sosok itu, untuk meyakinkan diri bahwa ini benar-benar nyata, namun sebelum tanganku bisa mencapainya ada tubuh-tubuh lain yang menahanku.

"Silakan Bapak keluar dulu, kami akan melakukan pemeriksaan." Tiba-tiba segerombol ahli medis datang dan langsung mengerubungi Aaron. Mereka memeriksa bagian vital dari tubuh Aaron. Sementara dua orang ahli medis mendorongku untuk keluar.

"Aku ingin melihat kakakku!!"

"Iya Pak, sabar. Kami akan memeriksa pasien terlebih dulu untuk memastikan kondisinya." Selesai berkata seperti itu, mereka kembali masuk ke dalam ruangan, sementara aku berdiri dengan goncangan emosi yang melanda. Aku masih shock dengan apa yang kulihat. Aaron telah membuka mata!! Aaron bahkan tersenyum dan memanggil namaku!! Aaron telah sadar!!

"Aaakhhh!!" tanpa bisa mengontrolnya lagi, ledakan emosi itu berubah menjadi tangis haru.

"Al!! Ma-mama de-dengar kakakmu sudah sadar, apa benar seperti itu?!" Tiba-tiba seluruh keluarga datang dan menghampiriku. Aku menghapus airmata dan menatap wajah-wajah penuh harap itu. Airmata tampak membanjiri wajah Diana maupun mama. Mereka tampak menunggu jawabanku. Aku tersenyum dan menganggukkan kepala untuk membenarkan perkataannya.

"Akhhhhh, huuuuuu...." Mama maupun Diana menubrukku dan menangis di pelukanku, sementara kulihat papa tampak menitikkan airmata. Kami berpelukan dalam suasana haru selama beberapa saat. Kemudian pintu ruang ICU terbuka. Beberapa anggota tenaga medis keluar dari sana. Kami langsung menyerbunya.

"Bagaimana kondisi kakakku Dok?"

"Bagaimana kondisi anakku?" pertanyaan datang secara beruntun. Membuat dokter spesialis yang menjadi ketua tim kewalahan.

"Tenang, semuanya tenang. Kondisi pasien baik-baik saja. Kami sudah memeriksa bagian vitalnya dan semuanya bekerja dengan normal. Ini bisa dikatakan sebuah keajaiban."

"Pasien yang mengalami koma lebih dari satu bulan memiliki resiko besar tidak akan pernah terbangun lagi. Namun kondisi Pak Aaron sangat unik. Dia tersadar dengan kondisi tubuh yang secara keseluruhan stabil. Baik sistem gerak, saraf, respirasi maupun sistem sirkulasinya stabil. Ini benar-benar suatu keajaiban. Selamat." Dokter menyalami keluarga satu persatu. Tubuh mama tampak sempoyongan. Aku segera menangkap tubuhnya sebelum terjatuh.

"Al... Huuuu... Ka-kakakmu sadar... Huuuu..."

"Iya Ma. Jangan menangis lagi." Aku memeluk tubuh mama. "Kapan kami bisa menemuinya?" tanyaku pada ketua dokter.

"Anda bisa menemuinya saat ini juga. Untuk masuk ke ruang ini dibatasi, jadi keluarga harus bergantian. Untuk saat ini pasien ingin bertemu dengan Anda."

"Saya Dok?"

"Iya. Dia ingin bertemu dengan Anda. Untuk keluarga yang lain silakan menunggu terlebih dahulu." Mama tampak keberatan. Beliau juga ingin masuk. Tapi setelah diberi pengertian, mama mau mengalah dan bersabar menunggu giliran.

***

Aku kembali masuk ke ruang ICU dengan jantung berdebar-debar. Biasanya setiap kali masuk ke ruangan itu, aku akan menatap tubuh lemah tak berdaya. Namun sekarang tidak lagi. Pemilik tubuh itu telah terbangun. Mata itu mengawasi setiap pergerakan tubuhku.

"Al..." suara lemah namun terdengar indah di telingaku. Suara yang sangat ingin kudengar selama beberapa bulan ini. Mataku kembali berkabut. Tanpa sadar aliran bening sudah membasahi pipiku.

"K-kak..." suaraku tercekat.

"Kemarilah..." Aaron melambai-lambaikan tangannya. Menyuruhku mendekat. Tanpa bisa ditahan lagi, aku segera beranjak ke sampingnya dan memeluknya.

"Kak!!" Aaron membalas pelukanku. Aku kembali menangis, sementara Aaron menepuk-nepuk punggungku. Menenangkanku. Selama beberapa menit kami berada di posisi itu. Aaron merenggangkan tubuhku lebih dulu, kemudian dia mengusap airmataku.

"Apa... semua... calon... ayah... seperti... ini...?" tanya Aaron dengan nada terbata-bata. Aku menjauhkan tubuhku dan menatap Aaron yang tengah tersenyum lemah.

"Kakak benar-benar mendengar ucapanku?" Aaron menganggukkan kepalanya. "Kakak mendengar semua ucapanku?"

"Hem..."

"Kenapa tidak segera bangun? Kenapa harus membuat kami menunggu selama ini?!"

"Aku... ingin... tapi... tidak... bisa... Ceritakan... tentangnya..."

"Tentangnya?"

"Istrimu... Wanitamu... Apa... adikku... benar-benar... sudah... menikah...?"

"Kak, kenapa kata pertama yang muncul justru hal itu?"

"Apa.. adikku... benar-benar... bahagia...?"

"Kak, kenapa menanyakan kebahagiaanku? Yang harus Kakak urus itu kebahagiaan keluarga kecil Kakak..." Aaron menggeleng-gelengkan kepalanya, buliran airmata kembali jatuh di sudut matanya.

"Katakan... Kamu... bahagia...?" Aaron memegang tanganku. Menatapku dengan pandangan mata sungguh-sungguh. Berharap mendengar jawaban yang diinginkannya. Aku menggenggam tangan Aaron dengan kuat.

"Ya Kak, aku sangat bahagia. Aku bahagia Kakak sudah sadar. Keluarga besar juga pasti akan bahagia. Cepatlah sembuh Kak..."

"Yang... kutanya... apa... kamu... bahagia... dengan... hidupmu...?"

"Pak, waktu sudah habis. Pasien butuh istirahat, agar pemulihan tubuhnya bisa lebih cepat." Seorang perawat tiba-tiba masuk ke dalam kamar, mengusirku secara halus. Mau tidak mau aku harus mendengarkan ucapannya, karena aku ingin Aaron segera sembuh.

"Istirahatlah Kak. Banyak keluarga yang menanti kesembuhanmu." Aku melepas genggaman tangan Aaron, namun pria itu menahannya.

"Jawab... pertanyaanku... apakah... kamu... bahagia...?"

"Ya Kak, aku bahagia. Sangat bahagia." Aaron menatapku dalam-dalam, berusaha membaca isi hatiku. Dia melepas genggaman tangannya begitu tahu tidak ada kebohongan di mataku.

"Beristirahatlah Kak."

***

Setelah memastikan kondisi Aaron stabil, dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan. Selama beberapa jam berikutnya dipenuhi dengan keharuan. Keluarga bergantian menjenguk Aaron. Herannya Diana tidak melakukannya. Dia hanya melihat pria itu dari kejauhan. Mama maupun papa sudah memaksanya, namun Diana tetap menolak. Alasannya janinnya sedang tidak ingin melihat ayahnya.

Hah, wanita sungguh aneh. Ketika Aaron tengah terbaring tak berdaya, wanita itu begitu mati-matian menginginkan pria itu segera terbangun. Kini, ketika pria itu sudah benar-benar terbangun, wanita itu malah tak menginginkannya. Benar-benar aneh. Semua wanita aneh, hanya Khansaku yang normal.

Berbicara mengenai Khansa, aku benar-benar merindukan wanita itu. Sekarang Aaron sudah sadar. Perasaan keluarga besar juga saat bahagia. Sudah saatnya aku mempublikasikan keberadaan Khansa pada mereka semua.

"Sebentar... lagi... Mama... Papa... akan... punya... dua... cucu... sekaligus..." Aaron membuka percakapan. Aku menatap pria itu dengan terkejut. Aku menggeleng-gelengkan kepala, tanda untuk menyuruhnya tidak melanjutkan ucapannya itu. Bukannya berhenti, Aaron justru tersenyum kecil. Matanya mengerling licik. Mama menatapnya kebingungan.

"Apa maksudmu Nak? Mama papa hanya akan mendapat cucu darimu. Setau Mama, Diana sedang tidak hamil anak kembar. Apa maksudnya kami akan mendapat dua cucu sekaligus? Apa kamu sedang mengigau Nak?"

"Ah ya, mungkin karena baru sadar, kamu pasti salah mengira. Mama tegaskan, kamu hanya akan memiliki satu bayi Nak, bukan dua..."

"Tidak Ma..." Aaron menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kak!!"

"Mama... juga... akan... memiliki... cucu... darinya..." Aaron membuat gerakan dengan kepalanya, yang dimaksudnya bahwa ucapannya itu tertuju padaku. Mama dan Papa serta merta menatapku dengan keheranan, kemudian kembali menatap Aaron.

"Apa maksudnya Nak? Adikmu belum menikah. Dia bahkan belum punya pacar. Bagaimana mungkin kami akan memiliki cucu darinya?"

"Mama salah..." Aaron tersenyum kecil. Aku sudah pasrah. Tidak mungkin aku membungkam mulut orang yang baru siuman dari koma. Bila memang rahasia ini harus terbuka dengan cara seperti ini, aku memilih pasrah saja.

"Apa maksudmu Mama salah? Salahnya dimana?"

"Kata... Mama... Al... belum... punya... pacar... Mama... salah..."

"Setau Mama dia memang belum punya pacar. Seumur-umur Mama belum melihatnya berpacaran. Apa maksudnya?" Mama bertanya dengan bingung.

"Al... bukan... hanya... punya... pacar... tapi... dia... sudah... menikah..."

"Hah?!!"

"Mereka... bahkan... tengah... menunggu... kelahiran... bayi... Istrinya... sedang... hamil... sama... seperti... Diana..."

"A-apa??!!" Mama terbelalak, tampak sangat terkejut dengan ucapan Aaron.

***

Happy Reading 😁

NB : "ErKa, mesti deh nanggung." Iya, emang sengaja dibuat nanggung, biar yang baca tambah gregetan 😂. Btw, maaf telat UP ya. Masih EOM 😅🙏

1
Rima
bagus ceritanya
Siti Rohaniah
keren
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
ceritanya bagus banget❤️
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
part yang paling ku suka, sudah baca berkali kali tapi tetap aja candu🥰🤣🤣🤣🤣
Siti solikah
keren
Siti solikah
sedang enak enaknya ada yang ganggu
Siti solikah
semoga keduanya selalu bahagia
Siti solikah
aku suka novelnya sangat bagus,udah baca berkali kali tetap suka
Shee
astaghfirullah masih ja beneran pake 10 cincin ya Allah, dari yang baca terharu akhir bab ngakak😂😂😂😂😂
Shee
udah ke dua kali baca novel ini, setiap baca adegan ini q ketawa ngakak setiap jawaban alex tangan khansa polos mau di isi dengn 10 cincin. itu alex mau ngelamar apa mau jualan cincin😂😂😂😂
BukanOrang
akhirnya rasa penasaran ku terjawab,telur gulung.wkwk😭🤣
Wiwin Dc
itulah gunanya kata KOMUNIKASI, Lex. Pen ku toyor palamu.

anw, aku dari 2025 yah. kangen Alkha.
Dede Inda
ampun " gregettt
Renova Simanjuntak
jd,,khansa. g jdi punya anak 4??🤭nih
Renova Simanjuntak
yaaa,,elahhh..nge gantungggg lagiii🤔🤦‍♀
Nayy
10 jari di isi cincin semua thor wes koyo' rentenir 🤣🤣🤣
Zhynta Kurnia
novel nya bgus di baca berulang kali ga bosan bahkan membekas di otak..
tapi ada yg lucu..
pov nya tukang telur gulungg/Facepalm//Facepalm/..
ada² aja yg nulis novel ini..
ampe nasib telor gulung pun di tulis.
Niswa
aku meleleh bang🫠
Niswa
untuk kesekian kalinya baca lagi. Back again yuhuuu
Erni Marselina
Berkalikali mengulang membaca karyamu ini tor,tp ketika nyampe disini Pasti NGAKAK🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!