Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiba di mansion
Tamara dan sang suami segera meninggalkan tempat tersebut dan berjalan beriringan menuju ke rumah kontrakan milik Sesilia dan Tamara. Tamara segera memasuki kontrakan dan mempersilakan sang suami untuk duduk menunggunya di kursi yang sudah di sediakan di teras depan.
"silahkan kamu duduk di kursi yang didepan sini Mas, menunggu aku mengemas Apa yang perlu aku ambil untuk di bawah, palingan aku akan mengambil yang penting-penting saja, aku nggak bakal lama kok" Ucap Tamara mempersilahkan Jemmy menunggu.
Jemmy mengamati sekeliling Kontrakan Tamara dan Sesilia cukup rapi,Walaupun kecil tapi semuanya tertata Rapi dan bersih.
"yuk Mas aku sudah Selesai"
"kayaknya cepat banget Ta?"
"nggak juga Mas, aku kan cuma mengambil beberapa barang yang memang penting dan yang perlu harus aku bawah aja" ajak Tamara.
"Ya udah ayo kita berangkat sekarang saja, keburu makin malam"
Tamara segera Mengunci pintu kontrakannya ,Setelah itu mereka berjalan meninggalkan kontrakan.
untuk sementara Tamara akan meninggalkan kontrakan ini, selama Sesilia menginap di apartemennya. Mereka pun berjalan ke arah mobil Jemmy yang terparkir di depan pintu gerbang kontrakan. Mereka pun segera menaiki mobil dan Jemmy mulai melajukan mobilnya, saat melewati pangkalan ojek dan Pos kamling lagi, ternyata... Ibu-ibu itu masih setia menemani para bapak-bapak menjaga keamanan. Tamara pun meminta sang suami untuk menepikan mobilnya sebentar. karena dia ingin menyapa sekalian pamit dengan mereka.
"Mas nanti di depan pos kamling itu kita berhenti sebentar ya,Aku mau pamit"
setibanya di depan Pos Kamling, Jemmy segera menepikan mobilnya sebentar.
"Assalamualaikum.... Bu, Pak, saya mohon pamit saya akan tinggal bersama dengan suami saya" pamit Tamara pada semuanya .
"Iya Neng hati-hati ,semoga kalian berbahagia selalu dan segera mendapatkan momongan" seru salah satu ibu-ibu.
"Terima kasih atas do'a semuanya Bu Kami pamit, Assalamualaikum...." pamit Jemmy.
"Wa'alaikum salam......" jawab semuanya .
Setelah Tamara dan Jemmy menjauh dari mereka ,satu dari bapak bapak tadi mengerutu.
"Ya astaga...... Berarti benar ya, neng Tamara udah benar-benar jadi isteri orang" ujar bapak berkepala botak lesuh.
"wah.... Neng Tamara sudah nggak tinggal di sini lagi , kita udah nggak bisa cuci mata lagi lihat yang bening-bening"
"Iya benar rasanya pemandangan sudah nggak ada yang menarik lagi" timpal temannya.
"benar jadinya nggak bersemangat lagi untuk melanjutkan hidup" ujar salah satu bapak-bapak.
"apa kamu bilang tadi Pak ?!" bentak sang istri.
Mereka pun pergi ke rumah masing-masing bersama dengan pasangan .dalam perjalanan menuju ke rumah Jemmy,Tamara hanya diam ,itu karena dia bingung harus membahas membahas soal apa pada suami, dia nggak ada ide untuk memulai membuka percakapan. setelah suasana canggung cukup lama, akhirnya Tamara memberanikan diri untuk bertanya kepada sang suami.
"Kenapa Mas kamu nggak bilang ,kalau kamu adalah pemilik sekolah tempat Aku bersekolah ?"tanya Tamara .
"kenapa ?apa kamu baru tahu kalau aku adalah Pemi lik sekolah itu ?" tanya Jemmy balik.
"He'em.... Iya Jujur saja mas tadi pagi dari sahabat-sahabatku"
"terus jadinya , selama ini kamu tahunya aku sebagai apa di sekolah itu, Ta?"
" yang aku kira dan yang aku tahu selama ini..... tuh Mas kamu sebagai pengawas sekolah atau kalau bukan pengawas, mungkin kamu sebagai pengurus Beasiswa bagi para murid yang tidak mampu tapi berprestasi"
"hahahaha..... Mana ada pengawas sekolah ataupun pengurus beasiswa yang rajin mendatangi sekolah, atau yang bisa datang dan pergi ke sekolah sesuka hati!"
"Iya namanya juga nggak tahu kok mas !" protes Tamara .
"kamu ini lucu ,kamu terlalu polos dan lugu banget sih, masa sering ketemu sama aku tapi nggak tahu ,jabatan aku di sekolah itu"
"Ya gimana aku mau tahu Mas, kalau Mas saja nggak pernah ceritain!"
"Mas nggak ceritain karena kamu nggak pernah bertanya, jadi ya Mas kirainnya ya kamu udah tahu selama ini"
Tamara tidak mau menjawab apapun lagi dia hanya diam. Sampai mereka tiba di mansion Jemmy. Tamara masih tetap terdiam, dia terpukau dengan kemewahan mansion milik Jemmy.
"Yuk kita sudah sampai" ajak Jemmy.
Tamara pun bergegas keluar dari mobil sang suami dan mengikuti langkahnya juga.
"Ini rumah siapa Mas?" tanya Tamara kepada sang suami.
"Ya ampun, duh... jangan bilang gue harus tinggal sama mertua satu rumah, gimana ini?" monolog Tamara dalam hati .
"ini mansion kita Ta, nanti kita akan tinggal di mansion kita ini" jawab Jemmy.
"waow..... kamu serius Mas ?kita akan tinggal di sini ?berdua saja?"
"ya memangnya kenapa Ta?"
"Nggak apa-apa kok Mas, aku cuma bingung aja kalau kita tinggal dimansion sebesar ini berdua saja"
"tenang saja aku nggak bakal minta kamu melaksanakan kewajiban kamu sebagai istri, aku akan menunggu hingga kamu siap lahir dan batin"
Mereka pun memasuki mansion tersebut bersama,Tamara begitu Terpukau dengan arsitektur bangunan mansion tersebut.
Mansion itu terkesan begitu mewah dan berkelas, luasnya mungkin sama seperti kediaman orang tua Tamara juga ,tapi kediaman orang tuanya tidak begitu menonjolkan kesan kemewahan dan arsiktektur yang mengangumkan tidak seperti Mansion Jemmy.
"Mas, apa di mansion sebesar ini hanya kita berdua saja yang akan tinggal?"
"Iya hanya kita berdua saja, Aku nggak suka dengan keramaian, aku lebih senang tinggal di tempat yang sepi seperti ini ,tapi Tenang saja sebentar lagi..... Mansion ini akan ramai dengan kehadiran anak-anak kita "
"Hah... apa Mas?"
"hehehe.... Kenapa kaget gitu? Udah sewajarnya kan kalau kita mengharapkan kelak akan memiliki anak-anak-anak yang lucu dan menggemaskan, mungkin emang bukan sekarang tapi beberapa tahun lagi"
"setiap pagi akan ada para pelayan yang datang bekerja di mansion ini tapi mereka akan pulang ketika hari sudah sore"
"Oh syukurlah ......kalau gitu deh Mas,aku tadi khawatirnya gimana caranya aku membersihkan mansion sebesar ini sendirian Mas?"
"hahaha....Ya ampun polos dan lucu banget sih kamu Ta, Ya nggak mungkinlah..... akan ada pekerja yang datang kerja Entah untuk bersih-bersih, masak dan mencuci, lalu sore hari mereka akan pulang"
"Ta aku serius nikah sama kamu, bagi aku pernikaha itu sakral dan sekali seumur hidup, pernikahan adalah Ibadah, oleh karena itu..... aku membawa kamu ke sini, untuk tinggal bersamaku sebagai istri aku,bukan sebagai pembantu aku!"
seharusnya Tamara balas dong kelakuan adik kembarnya