Alya Revalina merupakan teman sekolah Rangga Setyawan semasa pendidikan SMA. Rangga selalu mengganggu Alya, Ia melakukan hal Itu sebab Rangga sangat menyukai Alya. Namun Alya yang bersikap datar membuat rangga merasa marah. pernah suatu hari, ketika mendekati kelulusan, Rangga memaksa Alya untuk datang ke rumahnya, Hal tidak terduga terjadi. Rangga memaksa Alya untuk melakukan hubungan intim namun Alya menolak. Meskipun Alya menolak, hal tersebut tetap terjadi. Hubungan terlarang itupun terjadi. Semenjak kejadian tersebut Alya pun hilang tanpa jejak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Samuel Christian Sitinjak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Izin
"Sebenarnya aku masih merasa ragu. Tapi jika aku menolaknya ada kemungkinan hal itu aka berdampak pada perusahaan," gumam Alya.
"Baik bang, aku mau," tulis Alya mengikuti keinginan Rangga.
"Yes," gumam Rangga.
"Kalau begitu bersiap-siaplah. Kita akan berangkat sore ini," tulis Rangga.
"Sore ini? kenapa tidak besok saja bang. Besok kan hari sabtu," tulis Alya bertanya.
"Kalau kita berangkat besok. Itu akan memakan waktu dan kita pasti sudah kelelahan sampai sana. Nah, kalau kita berangkat sore ini, otomatis waktu yang tersisa bisa kita pergunakan untuk beristirahat Al dan besoknya kita memiliki banyak waktu," tulis Rangga.
"Iya bang, benar juga. Nanti abang kabari saja," tulis Alya.
"Oh iya, apakah orang tuamu memberi izin? apa perlu aku meminta izin kepada mereka?," tulis Rangga.
"Aku yakin mereka akan memberi izin. Jika aku tidak yakin, tidak mungkin aku mengiyakan ajakan abang," tulis Alya.
"Jika mereka tidak memberi izin, katakan saja padaku!," tulis Rangga.
"Iya bang," tulis Alya.
"Senangnya bisa berlibur pekan bersamamu Al. Aku benar-benar ingin mengulang waktu bersama denganmu seperti dulu," gumam Rangga setelah berbalas pesan dengan Alya.
Rangga kembali fokus melanjutkan pekerjaannya.
Sore harinya, selepas pulang kerja Alya meminta izin kepada orang tuanya.
"Pah, mah. Aku mau izin pergi liburan dua hari boleh tidak mah?," tanya Alya.
"Liburan? kamu mau liburan dengan siapa Al?," tanya Arief.
"Iya Al, liburan dengan siapa?," sambung pak Danu.
"Aku mau pergi liburan dengan bang Rangga pah," kata Alya.
"Liburan dengan Rangga?," kata pak Danu.
"Iya pah, selama dua hari saja," kata Alya.
Pak Danu sempat merasa ragu untuk memberikan izin kepada Alya. Namun ia kemudian berubah pikiran setelah mendengar bahwa Alya akan berlibur bersama Rangga.
"Iya tidak apa-apa Al. Tapi ingat. Hanya dua hari saja," kata pak Danu.
"Iya pah, dua hari saja," kata pak Danu.
"Jaga diri baik-baik Al!," kata bu Riska.
"Iya mah," kata Alya.
Setelah mendapat izin dari kedua orang tuanya. Alya pergi menuju kamarnya untuk menyiapkan beberapa keperluan untuk dibawa.
"Bagaimana Al? apakah orang tuamu memberi izin?," tulis Rangga bertanya melalui pesan.
"Iya bang, orang tuaku memberi izin. Tapi hanya selama dua hari saja," tulis Alya.
"Iya Al, aku juga bilang begitu. Hanya untuk akhir pekan saja. Kalau begitu tunggu ya! aku akan menjemputmu," tulis Rangga.
"Tapi bang, bagaimana dengan kesehatan abang? aku khawatir kesehatan abang akan terganggu," tulis Alya menunjukkan rasa khawatir.
"Jangan khawatir! aku sudah pulih. Aku juga akan membawa obat-obatan dan vitamin untuk berjaga-jaga," tulis Rangga.
"Bagaimana dengan orang tua abang?," tulis Alya bertanya.
"Aku belum meminta izin kepada mereka Al. Tapi aku akan menanyakannya sekarang," tulis Rangga.
"Iya bang, takutnya kita sudah capek-capek berbenah, tahu-tahunya tidak jadi," tulis Alya.
"Aku akan segera memberitahu kamu hasilnya," tulis Rangga.
"Iya bang, ku tunggu," tulis Alya.
Rangga kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga dimana bu Resti sedang bersantai disana.
"Mah, aku mau izin pergi berlibur boleh tidak mah?," tanya Rangga.
"Kamu kan baru pulih dari sakit, kenapa langsung memiliki keinginan untuk pergi berlibur?," tanya bu Resti.
"Tidak lama kok mah, hanya dua hari saja," kata Rangga memohon.
"Kamu belum sehat total. Mamah khawatir kamu kenapa-kenapa," kata bu Resti.
"Rangga sudah merasa sehat mah. Rangga juga akan membawa obat-obatan dan vitamin selama berlibur. Lagipula Rangga berlibur tidak jauh-jauh kok mah," kata Rangga.
"Memangnya kamu mau liburan kemana?," tanya bu Resti.
"Ke vila pribadi milik kita mah. Dekat pantai x," kata Rangga.
"Sebenarnya apa sih alasan kamu sampai harus liburan akhir pekan ini?," tanya bu Resti.
"Karena Alya mah. Alya akan menemaniku selama dua hari liburan nanti," jawab Rangga.
"Apa Alya yang mengajak kamu untuk berlibur," tanya bu Resti.
"Bukan mah. Itu keinginan Rangga. Rangga sendiri yang mengajak Alya untuk berlibur dan untungnya Alya mengiyakan," kata Rangga.
Sebegitunya ingin dekatnya kamu dengan Alya, sampai-sampai kamu memaksakan diri. Mudah-mudahan Alya dapat membalas perasaanmu ini kelak Rangga. Batin bu Resti.
"Ya sudah tidak apa-apa. Tapi ingat, jangan sampai berbuat macam-macam disana! soalnya hanya kalian berdua," kata bu Resti memberi izin.
Bu Resti sebenarnya masih mengkhawatirkan keadaan Rangga yang kurang sehat. Namun disisi lain, bu Resti pula mengingat bagaimana sedihnya perasaan Rangga saat ia membawa paksa Rangga pulang dari rumah sakit yang artinya menjauhkan dirinya dengan Alya.
"Kapan sih mah aku pernah mengecewakan mamah? aku tidak pernah berbuat senonoh selama ini mah," kata Rangga.
"Iya nak, mamah cuma mengingatkan," kata bu Resti.
"Iya mah. Terima kasih ya mah sudah memberikanku izin untuk berlibur dengan Alya," kata Rangga mengucapkan terima kasih.
"Iya sama-sama nak. Jadi kamu kapan berangkatnya?," tanya bu Resti.
"Sore ini mah," jawab Rangga.
"Apa kamu nantinya tidak kelelahan?," tanya bu Resti.
"Tidak kok mah. Jarak tempuhnya juga tidak begitu jauh, hanya beberapa jam saja," jawab Rangga.
"Jadi kamu yang jemput Alya ke rumahnya?," tanya bu Resti.
"Iya mah," jawab Rangga.
"Kalau begitu hati-hati dijalan," kata bu Resti.
Rangga membalasnya dengan anggukan.
Rangga kemudian kembali ke kamarnya untuk mengambil perlengkapan yang hendak dibawa.
Dia tidak lupa memberitahu Alya bahwa ibunya mengijinkan mereka pergi.
Rangga keluar dari kamarnya dan turun kebawah. Sebelum pergi ia tidak lupa berpamitan dengan ibunya.
"Aku sedang dalam perjalanan menjemputmu Al. Bersiaplah," tulis Rangga melalui pesan.
"Ia bang," tulis Alya membalas.
Tidak lama kemudian Rangga sampai ke rumah Alya. Security yang bekerja dirumah Alya pun segera membukakan pintu untuk Rangga.
Mobil Rangga memasuki halaman rumah Alya. Alya segera keluar dari rumahnya.
"Abang sudah datang?," kata Alya.
Mendengar suara mobil pak Danu dan bu Resti keluar dari rumah.
"Ternyata kamu Rangga," kata pak Danu.
"Iya om," kata Rangga sembari mencium kedua punggung tangan pak Danu dan bu Resti.
"Kalian mau berlibur kemana? kenapa mendadak sekali?," tanya pak Danu.
"Ke sekitar sini saja om. Tidak jauh-jauh. Kami hanya ingin melepas penat saja karena sudah terlalu suntuk bekerja," kata Rangga.
"Iya, benar juga. Anak seumuran kalian ini memang gampang terkena stres," kata pak Danu.
"Iya om, hehehe," kata Rangga meringis.
"Hati-hati ya dijalan. Jangan ngebut! dan satu lagi, tolong jaga Alya ya nak," kata pak Danu menepuk bah Rangga.
"Baik om. Saya pasti menjaga Alya," kata Rangga.
