Setelah akadnya bersama sang suami, Aleta mengetahui fakta yang menyakitkan. Laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suaminya ternyata selama ini mengkhianatinya. Lebih menyakitkan lagi selingkuhan dari sang suami yakni orang terdekatnya. Aleta hancur, hidupnya tak berati lagi, namun ia tak ingin hidupnya sia-sia untuk laki-laki yang telah mengkhianatinya. Ia bersumpah akan membalas rasa sakitnya kepada kedua orang yang sekarang menjadi incaran atas rasa sakit hatinya.
Namun siapa sangka? setelah mendapatkan kehancuran dalam hidupnya, Aleta justru dipertemukan dengan seorang laki-laki yang akan merubah hidupnya, ia juga yang membantu Aleta membalaskan dendam.
Arfandra Nanggala, laki-laki mapan,tampan, juga sangat pintar dalam bersandiwara, menyembunyikan setatus dirinya juga termasuk bagian dalam sandiwara Arfandra.
"Kamu tidak ingat perjanjian kita diawal?"
"Untuk sekarang aku masih ingat, tapi tidak tahu ke depannya."
Damn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 34
Netra mata indah Aleta terbuka secara perlahan, rasanya rongga-rongga mulutnya kaku untuk bersuara, jemarinya tertekuk merasa apa yang baru saja terucap dari mulutnya tidak seharusnya keluar. Aleta merasa gugup dan sedikit malu dengan laki-laki di depannya ini.
Ingatkan Aleta jika Fandra ini bukan orang biasa, bukan OB biasa seperti yang Aleta kenal sebelumnya.
Lihat saja Fandra masih diam seribu bahasa, menatap Aleta yang wajah gugupnya sangat kentara sekali, tumben, biasanya gadis itu terlihat tenang dalam situasi apapun, atau karena ucapannya barusan itu yang terdengar aneh dan tidak seharusnya keluar dari mulut seorang gadis.
"Tata, ralat kata-kata kamu," gumamnya dalam hati.
Melihat Fandra yang diam saja jelas membuat Aleta berpikir jika Fandra tidak mungkin mau, juga memang permintaannya itu terkesan aneh dan ajaib.
Menikah tidak sesederhana itu untuk dikatakan, butuh kedua belah pihak untuk mengiyakan.
"Hahaha." Aleta tertawa canggung. "Aku hanya becanda, jangan kamu anggap serius," lanjutnya lagi.
Hilang sudah rasa gengsi Aleta kini, ia terus merutuki apa yang telah diucapkannya. Jika Fandra sendiri saja tidak merespon apa yang dikatakan olehnya tadi, bukankah sudah jelas jika Fandra keberatan dan mungkin saja sekarang laki-laki itu menganggap Aleta gadis aneh atau gadis gampangan.
Bayangkan saja Aleta semudah itu mengatakan ingin menikah dengan Fandra, apa memangnya kalau bukan gadis murahan? Ada kata-kata lain yang lebih sopan agar Aleta tidak terlalu malu karena perkataannya tadi. Maka jika ada mungkin memang gadis aneh yang cocok untuk Aleta sekarang.
"Maaf udah ganggu waktu kamu." Aleta memaksakan senyum sebelum kepergiannya.
Namun siapa sangka, belum melangkah pergelangan tangannya tiba-tiba sudah dicekal oleh Fandra. Mendadak sekujur tubuhnya terasa beku, rasa gugupnya kembali hadir saat tangan Fandra menyekalnya.
Apa-apaan ini? Kenapa bisa Aleta dibuat gugup hanya dengan tindakan sederhana Fandra.
"Kenapa pergi? Kamu belum dengar jawabanku bukan?" tanya Fandra yang langsung membuat Aleta menggeleng. Tidak lupa disertai dengan sebuah senyuman untuk menutupi rasa gugupnya.
"Aku hanya becanda Fandra, kamu tidak dengar aku tadi bilang begitu?" tanya Aleta yang langsung mendapat gelengan kepala dari Fandra.
"Aku hanya dengar ketika kamu bilang kita menik-"
"Lupakan itu, anggap aja aku tidak pernah mengatakannya." Aleta salah tingkah sendiri karena Fandra yang kembali mengungkitnya.
"Ini bukan april mop ataupun hari ulang tahunku. Jadi aku anggap serius Aleta."
Fandra beranjak dan mendekat ke arah Aleta. Semakin dekat sampai keduanya hampir bersentuhan karena jarak yang begitu dekat.
"Ayo kita menikah," ujar Fandra berhasil membuat Aleta menatap Fandra tidak percaya.
"Tap-"
"Ssstttt.. Ini cara kamu untuk balas dendam dengan mereka?"
Sial, Fandra bisa tahu semuanya, dan bahkan tanpa Aleta memberitahunya.
"No problem, gunakan aku untuk balas dendam Aleta."
Lagi-lagi apa yang Fandra katakan tidak terpikirkan oleh Aleta, sebelumnya ia mengira jika Fandra tidak akan setuju, bahkan setelah Fandra tahu maksud atau tujuan Aleta mengajaknya nikah pun Fandra sama sekali tidak keberatan, ia menyanggupi dan sepertinya dengan senang hati.
Aleta menghela napas dengan tawa kecil dari bibirnya. Ia menatap Fandra masih tidak percaya.
"Kamu gila?" tanya Aleta tidak mengerti dengan jalan pikir laki-laki itu.
"Ya," singkatnya. "Dan itu karenamu," lanjutnya dalam hati.
"Jangan bikin aku terlihat jahat Fandra," ujar Aleta frustasi, ia jadi bingung sendiri setelah mengatakannya dan lebih gilanya Fandra mengiyakan ide konyolnya itu.
"Jahat? No, oke kalau gitu biar aku saja."
Detik berikutnya Fandra bertumpu di depan Aleta, ia menatap Aleta yang semakin tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Jika Aleta gadis aneh. Maka Fandra pantas dicap laki-laki bodoh yang siap untuk sesuatu yang niatnya saja untuk balas dendam, tetapi namanya rasa suka atau cinta, terkadang memang buta, dan Fandra suka melakukannya selama itu membuat Aleta merasa senang.
"Aleta, maukah kamu menikah denganku?" ujar Fandra yang tidak langsung dibalas oleh gadis itu.
Aleta sedang bergelut dengan pikirannya sendiri, namun suara dari beberapa pengunjung berhasil menyadarkannya.
"Oh ayolah terima dia, selain tampan dia juga sangat manis."
"Aku mohon terimalah, sepertinya dia sangat mencintaimu."
Aleta baru sadar jika kini keduanya menjadi pusat perhatian di kafe tersebut. Tetapi untuk kata-kata terkahir dari salah satu pengunjung Aleta tidaklah setuju. Bagaimana bisa dikatakan sangat mencintai jika niat mereka untuk balas dendam, dan ya sekali lagi, Fandra melakukannya untuk membantu Aleta.
"Jangan ragu Aleta, aku sungguh-sungguh," ujar Fandra membuat Aleta semakin tidak habis pikir lagi.
Aleta akhirnya mengangguk setuju, itu agar mereka tidak lagi menjadi pusat perhatian. Tetapi tindakan Fandra setelahnya membuat Aleta melongo dan sedikit murka.
Cup
Bagaimana Aleta tidak kesal jika tiba-tiba Fandra mengecup tangannya. Alih-alih romantis justru Aleta sekarang ingin sekali menendang laki-laki di depannya itu.
"Seperti sungguhan bukan?" bisik Fandra membuat Aleta tersenyum masam.
"Enak saja, kamu pikir dengan pernikahan ini kamu bisa seenaknya saja menyentuhku?" ujar Aleta dalam hatinya.
Ia sudah berpikir akan membuat beberapa perjanjian agar ia tidak rugi menikah dengan Fandra. Meski Fandra menikah dengannya dalam misi membantunya tetap saja ada batasan yang harus dilakukan.
"Kita harus membuat surat perjanjian," ujar Aleta seketika membuat Fandra menoleh dengan alis saling bertautan.
"Perjanjian?" tanyanya diangguki Aleta dengan mantab.
"Perjanjian apa? Aku tidak akan berjanji apa-apa selain membuatmu bahagia Aleta," ujar Fandra.
"Ternyata ini karakter asli kamu?" sindir Aleta.
"Aku memang begini, sudah kubilang bukan sekarang tidak ada yang aku tutupi lagi di depanmu," terangnya.
"Ya aku tahu. Sudahlah, sekarang kita harus membuat surat perjanjian selama pernikahan," pertegas Aleta.
Keduanya kini sudah berada di depan kamar kos Aleta. Sedari tadi juga beberapa anak kos lainnya menatap iri dengan Alesta, bagaimana bisa ada laki-laki tampan yang datang ke kos mereka.
Kos yang Aleta tempati bisa dikatakan cukup bebas, bahkan ada beberapa yang tinggal bersama tanpa status suami istri.
"Sebaiknya kita bicarakan di dalam saja." Aleta tanpa sadar menarik tangan Fandra dan membawanya masuk ke kamar kosnya.
Jelas saja Fandra terkejut dengan tindakan Aleta barusan.
"Wah, sepertinya ini sangat sensitif sekali?" goda Fandra.
Padahal Aleta hanya tidak mau mereka menjadi incaran tetangga kosnya. Lebih tepatnya beberapa gadis muda terlihat mencari perhatian dengan Fandra, mereka berkali-kali keluar masuk kamar kosnya tanpa melakukan apa-apa.
Aleta menatap Fandra kesal. Ingin rasanya mencongkel mata hitam pekat dan tajam itu, tetapi Aleta tidak punya keberanian penuh, ia juga tidak akan menyia-nyiakan hidupnya sampai harus menghabiskan waktunya di jeruji besi.
"Ayi kita buat surat perjanjian itu," ajak Aleta.
"Harus banget memangnya?" tanya Fandra mendapat anggukan kepala dari Aleta.
"Harus dong, aku ini janda ting-ting," ujarnya langsung menutup mulutnya.
Sementara Fandra sudah meledakan tawanya mendengar ucapan jujur dari Aleta.
dobel up..
gapapa laah mas Fandra, pembukaan dlu. nanti di Perancis dilanjutin🤭🤭🤭
mau tau Fandra berapa lama redmoon nya😁😁🤭🤭🤭
cm seminggu paling kl ga 9 harian laaah.
tp kan hbs itu lgsg bs unboxing kq😁😁
sabar ya mas Fandra😉
nanti bakal ada masa masa indah pernikahan sm Tata🥰🥰
kenapa ketahuan nya setelah menikah.....