Harap bijak dalam memilih bacaan. Novel ini banyak menceritakan tentang kehidupan setelah pernikahan. Sehingga cukup banyak part yang 🔥 di sini.
Semoga tetap suka ya.
.
Setiap cinta membutuhkan perjuangan hingga kelak meraih surga bersama.
.
Meskipun harus merasakan sakitnya pernikahan yang tidak sehat, Tasya berusaha tegar dan terus menjalani hidupnya.
.
Lika liku perjalanan cinta Natasya Hendarto membimbing nya perlahan menjadi wanita dewasa sepenuhnya hingga menemukan surga cinta sesungguhnya.
.
Simak petualangan cinta nya hingga menemui dermaga yang tepat untuk melabuhkan hatinya..
.
.
.
Bantu like dan vote nya ya untuk mendukung penulis baru ini. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elf Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#35 Lembaran baru
Hidup Tasya akhir-akhir ini seperti permainan rollercoaster. Dimulai dengan putus nya hubungan cinta dengan Fadli, merasa benar-benar jatuh ke dalam rasa sakit yang mendalam. Tasya kemudian bangkit dengan perjuangan menuju gelar sarjana dan sibuk dengan pembuatan skripsi nya.
Usai menikmati puncak hidup baru wisuda dan menemukan cinta baru, ia menikah dengan pria pilihan papanya. Nyatanya baru saja merasakan manisnya cinta dalam pernikahan, Tasya justru harus kembali jatuh ke dalam rasa sakit yang tak terkira.
Bukan hanya perasaan yang tersakiti, tapi juga sakit secara fisik hingga membekas di beberapa bagian. Beruntung luka fisiknya masih bisa disembuhkan dengan cepat. Begitu persidangan perceraian nya selesai, Tasya memulai hidup yang baru kembali.
Meskipun menyandang gelar sebagai janda, Tasya tidak mempermasalahkan hal ini. Ia berusaha berpikir positif dengan hidup baru nya. Mencari cinta baru? Mungkin belum waktunya menurut Tasya.
"Jadi rencana Lo mau ngapain habis ini Sya?" tanya Rachel saat mereka menghabiskan malam di cafe sepulang dari pengadilan.
"Hmmm, mungkin mau lanjut S2." jawab Tasya asal.
Dan seketika ketiga sahabatnya terbahak-bahak begitu keras menanggapi ucapan Tasya yang terkesan mengada-ada ini.
"Yang bener aja Lo?! Kuliah S1 kemaren aja Lo ngeluh-ngeluh mulu. Mau lanjut S2?" Lina berkata lantang tanpa penyaring.
Bukannya meremehkan Tasya, hanya saja mereka menyadari betapa kecerdasan Tasya hanya sekedar standar semampunya untuk lulus kala itu. Sejak SMA pun nilai-nilai Tasya juga termasuk biasa saja bahkan tidak pernah masuk ranking 10 besar.
"Sembarangan, ngatain gue Lo?" Tasya merasa tersulut.
"Hahaha, gak juga Sya. Tapi bener Lo yakin mau S2?" kali ini Giselle yang menengahi.
"Kan gue bilang 'mungkin'. Gue emang belum ada rencana apa-apa setelah liburan ini."
"Lo yakin mau liburan sendiri tanpa kita-kita?" tanya Rachel lagi.
"Yes hunny bunny sweety." goda Tasya menyentuh dagu sahabatnya itu.
"Sorry yaaa gak ngajak kalian." lanjutnya lagi.
"Happy vacation ya sayang. Semoga dapet cowok baru nanti di sana." pesan Lina.
"Bener tuh bener. Tebar pesona aja ke bule cakep cakep di sana." tambah Rachel.
"Ish, males banget gue. Lagian mas bule tu bukan selera gue. Gue sukanya yang muka lokal aja." bantah Tasya.
"Kaya Fadli..." seru Lina menggoda sahabat nya satu ini hingga menimbulkan kehebohan di meja mereka. Beberapa pengunjung cafe tampak menengok apa yang dibicarakan keempat gadis tersebut.
"Asal aja Lo!" Tasya melempar kentang goreng di hadapannya ke arah Lina sebagai bentuk protes nya.
Baik Rachel, Lina maupun Giselle tetap tergelak melihat raut wajah Tasya yang sedikit berubah saat disebut nama Fadli. Setau mereka baru Fadli yang bisa meluluhkan hati seorang Tasya selama ini.
Untuk perasaan pada Oliver yang pernah menjadi suami nya, para sahabatnya merasa hal itu hanya sekedar pelampiasan akan kekecewaan Tasya saat mencoba melupakan Fadli. Hanya pelarian sementara seumur pernikahan mereka.
Menjelang malam mereka pulang bersama dengan mobil Giselle. Satu persatu diantar ke rumah masing-masing. Terakhir rumah Tasya karena memang rumahnya yang paling dekat dengan rumah Giselle.
Besok Tasya berangkat liburan ke Yogyakarta seorang diri. Entah apa yang tengah ia cari. Hanya tidak ingin terlalu jauh saja hingga ke luar negeri. Berusaha melupakan rasa sakit dan sedikit trauma akan hubungan asmara yang selalu membuat sakit hati.
"Jaga diri baik-baik ya, Sya. Jangan lupa video call gue kalo udah sampe di sana. Selalu laporan Lo ke mana aja dan jangan jajan sembarangan." petuah Giselle di dalam mobil sebelum mereka benar-benar berpisah petang ini.
Tasya mengangguk yakin. Ia merasa seperti diberi nasehat oleh orangtua sebelum melepas anaknya pergi jauh. Senyum mereka mengembang seraya pelukan perpisahan begitu erat.
