Terpaksa Bertukar Suami

"A...apa maksud, papa?" tanya Indri yang masih tidak tau jika rahasia besarnya sudah terbongkar.

Jonathan tak menghiraukan pertanyaan yang baru saja terlontar dari mulut wanita ular itu. setelah melihat rekaman video yang ada digaleri ponsel Ema membuat Jonathan begitu membenci Indri.

"pa..jangan diam saja dong. apa maksud papa melaporkan mama kepolisi? apa salah mama sebenarnya pa?" tanya Indri ketika polisi sudah menyeretnya keluar dari rumah Jonathan.

"Lepaskan saya! apa salah saya seenaknya kalian menyeret saya seperti ini" Indri memberontak "pa..tolong dong, jangan hanya diam saja" teriak Indri menoleh pada Jonathan yang bersikap dingin seakan tak perduli.

"nanti setelah sampai di kantor polisi kamu juga akan tau kesalahan apa yang sudah pernah kamu perbuat masa lalu" jawab Jonathan dengan raut wajah datar dinginnya.

Deg

Indri mendadak terdiam, perkataan Jonathan tadi berhasil mengingatkan Indri pada kejadian Ema belasan tahun yang lalu. "apa mungkin yang papa maksud insiden tentang kematian Ema. tapi itu sudah sangat lama berlalu, lagian juga tidak ada saksi dengan apa yang sudah aku lakukan."batin Indri

Jesika terdiam melihat mamanya dibawa oleh polisi. awalnya Jesika sempat ketar ketir melihat kedatangan beberapa polisi. dia pikir mereka akan menangkapnya karna kasus Abian, namun ternyata dugaannya salah.

Jonatan mengikuti mobil polisi yang membawa Indri, pria itu masih begitu penasaran dengan alasan kenapa Indri begitu tega membunuh adiknya sendiri.

"lepaskan saya! saya bisa jalan sendiri. tidak perlu perlakukan saya seperti kriminal" ucap Indri ketika sudah sampai di kantor polisi.

"Siapapun yang masuk dalam kantor polisi, itu sudah pasti melakukan tindakan kriminal!" balas polisi itu

"Tapi saya tidak pernah melakukan tindakan kriminal pak polisi"

"oh ya, hanya orang tidak waras yang akan berkata seperti itu" polisi yang satunya terkekeh mendengar jawaban dari rekannya tadi yang berhasil membuat Indri semakin merasa kesal.

"Ada-ada saja. mana ada maling ngaku, kalau semua maling ngaku sel tahanan kami akan penuh, bu"balas polisi satunya seraya tertawa karna perkataan Indri tadi.

setelah itu Indri di bawa masuk keruangan untuk di introgasi mengenai kasus yang sudah dilaporkan oleh Jonathan, suaminya sendiri.

"Baik, nyonya Indri. apa anda tau kesalahan apa yang sudah anda perbuat sehingga tim kami membawa anda kesini?"tanya polisi itu pada Indri

"Tidak.. karna saya sama sekali tidak merasa berbuat salah sedikitpun, apalagi sampai tindakan kriminal seperti yang mereka katakan" balas Indri dengan raut wajah kesalnya.

"Benarkah? lalu bagaimana dengan ini? apa anda mempunyai saudara kembar?" polisi itu memperlihatkan rekaman video yang sudah dikirim oleh Jonathan. kedua mata Indri membulat melihat apa yang sedang diputar dilayar benda pipih tersebut. wajahnya seketika menjadi pucat dengan keringat mulai keluar membasahi tangannya.

Jesika yang ikut menyaksikan itu menutup mulutnya seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Jesika menoleh pada Indri"Ma..itu beneran mama? bagaimana bisa mama Setega itu sama bunda Ema?" tanya Jesika pada Indri yang merasa tidak habis pikir. Selama ini Jesika tau jika mamanya Jahat, tapi Jesika tidak pernah menyangka jika sang mama bisa melakukan tindakan kriminal seperti itu dengan sengaja dan dalam keadaan sadar.

"masih mau mengelak jika anda seorang kriminal, nyonya Indri" tukas polisi itu

"Dapat video itu dari mana, pak? itu sama sekali nggak bener, itu fitnah!" balas Indri"Fitnah kamu bilang? itu saya dapatkan dari ponsel milik Ema yang saya temukan beberapa hari yang lalu."

"Apa salah Ema sampai kamu harus Setega itu sama adikmu sendiri, Indri! apa salah Ema?" sentak Jonathan dengan tatapan tajamnya pada Indri.

"Ema tidak pernah bersalah. yang salah itu kamu karna terlalu mencintainya. aku Iri dengan hidup Ema yang selalu beruntung, punya ibu yang begitu menyayanginya, punya suami yang kaya dan begitu mencintainya. aku iri dan ingin merebut semuanya dari Ema. bahkan aku rela kehilangan suamiku demi bisa mengambil posisi Ema" kata Indri sembari tertawa

"Apa maksudmu?"

"Asal kamu tau, penyebab kecelakaan yang dialami ayahnya Jesika itu sebenarnya karna rencanaku. untuk memuluskan rencana yang sudah aku susun rapi, maka aku harus mengorbankan dia agar bisa mencapai apa yang aku inginkan"

"Dan..benar saja, semua berjalan dengan apa yang sudah aku perkirakan. semuanya berjalan lancar. dengan bodohnya Ema meminta kamu untuk menikahi ku. dan setelah kamu menikahiku, aku harus menyingkirkan Ema agar tujuanku sempurna..hahahhaha...pintar kan aku sudah bisa membodohi mu selama belasan tahun." kata Indri tertawa

"Belum puas dengan kematian Ema, aku juga selalu menyiksa anakmu saat kamu nggak ada dirumah. melihat wajahnya saja sudah bikin aku muak. hingga akhirnya aku membuat kamu sendiri membenci putrimu yang tidak berguna itu" kata Indri terus tertawa

Jonathan menggeleng. tak habis pikir dengan jalan pikiran Indri yang begitu jahat. demi ambisinya dia rela mengorbankan nyawa orang lain.

"Asal kamu tau, pa. aku mencintaimu sejak kita masih jaman SMA, tapi kamu malah lebih memilih menikahi Ema, adikku. hingga aku memutuskan menikah dengan mantan pacar Ema, Mas Fadil yang sama sekali nggak berguna!"

Indri mengakui semua kesalahannya dengan terus tertawa.

"Mama...ternyata mama sendiri yang sudah membuat hidup aku menderita" kata Jesika lirih setelah mendengar pengakuan Indri mengenai kecelakaan yang dialami ayahnya.

"Diam, kamu. kamu juga harus tau, selama ini mama nggak pernah tulus sayang sama kamu, karna kamu anak yang tidak pernah mama harapkan. kamu anak dari laki-laki yang sama sekali tidak mama cintai. bahkan kehadiranmu membawa banyak kesialan dalam hidup mama. kamu itu sama sekali tidak berguna..hiks....hiks.." Habis tertawa Indri menangis. menggaruk kepalanya seperti orang yang kehilangan kesadaran akal sehatnya.

Sakit? tentu saja hati Jesika sakit mendengar pengakuan yang diberikan oleh Indri. rasanya begitu kecewa ketika orang yang membuat kita hadir kedunia justru yang menjadi penyebab utamanya hilangnya kebahagiaan.

"Mama jahat! mama terlalu berambisi" kata Jesika"Hei...jangan mengatakan hal seperti itu sama mama, Jessi. karna kamu juga sama, demi ambisimu pada Riko, kamu rela mengorbankan Nathali" balas Ema

"Dan sebentar lagi giliran kamu yang di penjara, ingat apa yang sudah kamu perbuat empat bulan yang lalu. cepat atau lambat, semuanya akan segera terbongkar" kata Ema sebelum akhirnya dibawa masuk ke sel tahanan.

Jesika menoleh pada Jonathan, dia sudah memutuskan untuk mengakui perbuatanya empat bulan yang lalu. kecelakaan yang terjadi tanpa kesengajaan.

"Pa.. Jesi mau mengakui satu hal sama papa"

"Katakan, apa kamu juga pernah melakukan kejahatan seperti mamamu?"

"Aku yang sudah menabrak Abian menggunakan mobil sedan milik papa. tapi itu murni karna kecelakaan, bukan karna aku sengaja"