Avira adalah gadis anak yatim yang berjuang hidup di kota. Dengan berbagai cara ia mencari kerja paru waktu untuk menghasilkan uang. Namun nihil tak ada pekerjaan yang ia dapat. Sampai suatu hari Avira iseng pada temannya Untuk meramal nasib sang teman Dan akhirnya itu menjadi sebuah kenyataan. Sehingga Avira mencoba peruntungan baru itu untuk mencari nafkah. Sehingga mempertemukan nya pada Dion pengusaha tampan yang datang untuk minta di ramal olehnya. Membuat Avira bingung. Akan kan Avira menghindar dari Dion Atau ia nekat hingga belajar ilmu ramalan Walau ia tak mampu melihat masa depan Dion. Lalu apa yang terjadi selanjutnya Bagaimana lanjutannya ......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Pilihan
Keduanya ngobrol panjang lebar. Sekalipun kedua wanita itu sudah berbeda generasi Namun keduanya bisa berteman layaknya anak dan ibu.Yang bisa untuk saling mengimbangi. Mungkin jiwa muda bagi nyonya Ana. Tapi bagi Vira, ia bisa belajar banyak dari wanita pebisnis sekelas nyonya Ana. Yang sudah malang melintang di dunia bisnis. Hingga nyonya Ana bisa menjadi guru terbaik baginya.
" Sudah malam Va, apa kita pulang sekarang. Bukannya kau bilang besok kau akan ke New york besok," kata nyonya Ana.
" Ya nyonya, saya ingin mampir sebentar kesana sebelum pulang," kata Vira yang bermaksud mengembalikan tas Avelia. Sekalian menemui sahabat papahnya.
" Ya berhati hatilah, apa kau butuh pengawal. Aku bisa menyuruh Ben untuk menemanimu," tawar nyonya Ana.
" Terimakasih, tidak perlu nyonya. Saya bisa menjaga diri. Lagi pula tidak akan nyaman bila saya membawa seorang pria, kemana mana" kata Vira jujur.
" Hahaha.. baiklah kau ini terlalu pemberani.
Tapi aku akui kau gadis yang hebat. Kau cukup jeli dan teliti dalam berpikir. Jadi aku percaya kau pasti bisa menjaga dirimu sendiri. Sekalipun berada di kandang musuh," kata nyonya Ana yang kenal baik kepribadian Vira. Walau belum lama mengenal Vira. Tapi gadis itu cukup dewasa dan cukup pintar. Membuat nyonya Ana senang bisa mengenal Vira.
" Terimakasih nyonya, saya hanya melaku kan apa yang saya bisa ," kata Vira. Karna ia sudah terbiasa hidup mandiri dengan didikan sang kakek. Yang selalu mengajarkan nya untuk bisa berdiri di atas kakinya sendiri.
" Ya sudah ayo kita istirahat, semoga besok kita bisa sarapan bersama sebelum berpisah," kata nyonya Ana.
" Ya nyonya ,mari ," kata Vira mengandeng tangan nyonya Ana. Untuk kembali ke hotel.
************
Di sebuah rumah besar seorang pria tua murka. Saat tahu cucunya itu mengambil keputusan sendiri. Sebab siang tadi Candra mengambil alih 30 persen saham milik Salim Group Yang kini sudah menjadi 60 persen di tangannya. Dan hanya tinggal sisanya yang belum di gabungkan.
Plak. ....
" Apa kau tidak bisa bicara dulu sebelum bertindak. Itu bisa mencelakai dirimu sendiri !!" bentak pria tua itu di depan semua orang. Setelah melayangkan tangannya kepada sang cucu.
" Candra bukan anak kecil lagi kek, sudah waktunya Candra bertindak. Lagi pula apa hak kakek ikut campur Untuk mengurus perusahaan Salim Group.," kata Candra geram
" Kau tahu, semua yang kau lakukan ini bisa memercikan api permusuhan. Karena bagaimanapun perusahaan itu masih hak keluarga Bastian," kata pria tua itu.
" Tidak lagi, jika Ava kembali pi, karna dia sudah berada di jakarta. Dan Candra sudah menjadi walinya pi," kata papi Candra ikut bicara
" Kau ...apa kau membela putra bodoh mu ini!! lalu bagaimana dengan Helena. Apa kau kira keluarga Kusuma akan diam saja Jika tahu, dia menikahi gadis desa itu diam diam.
" Kakek!! jaga ucapan kakek, apa kakek lupa Salim Group yang sudah membantu kita selama ini. Tanpa itu om Irwan Kita tak akan bisa bangkit dan bertahan hidup," kata Candra emosi.
" Iya tapi kita yang menjalankannya usaha nya. Bukan gadis bodoh itu. Lalu kenapa dia harus muncul sekarang. Setelah perusahaan nya tumbuh besar," kata pria tua itu kesal.
" Pi ...kenapa papi jadi berubah pikiran. Apa karna keluarga kusuma?"kata papi Candra ikut membela.
" Diam kau!!" bentak pria tua itu.
" Kakek keterlaluan, kakek terlalu serakah. Kakek sudah mengambil keuntungan dari keluarga Salim. Tapi masih ingin, mengambil keuntungan lagi dari keluarga kusuma. Kenapa tidak kakek saja yang menikah dengan Helena," kata Candra gusar.
" Candra...!!" bentak pria tua itu.
" Apa , apa perkataan Candra salah. Candra bukan anak kecil lagi kek, Kakek tak perlu mengatur hidupku. Candra memilih Ava karna itu wasiat om Irwan. Candra sudah berjanji pada mendiang om Irwan. Untuk menjaga putrinya. Lalu kenapa kakek masih ingin Candra menikahi Helena.," kata Candra protes
" Gadis itu tak sepadan dengan Helena. Dia paling hanya gadis bodoh yang tidak berpendidikan.Mana bisa dia mengurus usaha nya. Dan lagi dia sudah lama tinggal di pendalaman sana. Pasti tingkahnya norak dan kampungan."
" Kakek keterlaluan, bukan berarti karna ia gadis desa. Kakek bisa seenaknya menghina Ava. Dia anak yatim piatu. Wajar ia kurang kasih sayang dan bersikap kampungan dan norak. Dari pada wanita berkelas tapi licik dan serakah," kata Candra membela Vira
" Tapi paling tidak Helena gadis terpelajar. Apa yang kau harapkan dari wanita yang nantinya. Hanya akan menghabiskan harta dan uangmu itu. Dan kau hanya akan menjadi kambing peras nya," bentak kakek
" Cukup kek, tak perlu membanding banding kan Helena dan Ava. Candra sudah memilih. Dan Ava pilihan Candra. Lepas Ava sudah bersikap kampungan dan norak. Candra akan tetap mencintainya ," kata Candra berlalu meninggalkan keluarga besarnya itu. Membuat semua orang terdiam.
" Candra..!!" teriak pria tua itu.
" Kak bagaimana ini ?" kata om Candra bingung menatap papi Candra.
" Kalian tidak perlu ikut campur, biarkan ini menjadi urusan Candra. Karna dia yang lebih berhak atas perusahaan itu. Karna dia wali nya dan suami Ava ," kata Papi Candra.
" Astaga ..!! apa kau juga mau di bodohi putramu itu Van. Kalo wanita itu kembali papi yakin dia hanya ingin mengambil hartanya saja. Dan akan menjadikan kalian budak nya," kata kakek terlihat gusar.
" Pi, jangan berprasangka buruk, Papi belum melihatnya dan bertemu dengan Ava
Bagaimana papi bisa menilainya tanpa melihatnya lebih dulu," kata papi Candra yang beranjak dari tempat duduknya.
" Kau, apa kau mau membela putramu juga Van. Harusnya kau membuka matanya Untuk bisa menilai apa yang terbaik untuk keluarga kita," kata kakek.
" Pi kita sudah punya perusahaan sendiri sendiri sekarang. Dan Itu juga sokongan dan keuntungan Salim group.Jadi sudah waktunya kita harus berdiri sendiri. Karna pemiliknya sudah kembali. Jadi biarkan Candra mengurus istrinya. Dan kita tak perlu ikut campur," kata papi tegas.
" Tapi kak, apa ini tidak akan menjadi boomerang bagi kita. Jika Candra menarik semua saham nya dari Bastian group pasti ini juga akan berdampak buruk bagi kita," kata om Candra khawatir.
"Entah lah kita lihat saja nanti," kata papi Audi
" Apa.....apa kata mu Bram, apa Bastian Group mau melepas saham Salim group juga. Apa Candra juga akan mengambil sahamnya ," kata kakek kaget.
" Ivan tidak tahu rencana Candra pi, tapi yang pasti dia akan mengumpulkan saham itu kembali menjadi satu. Sebelum Ava benar benar kembali.," kata papi Candra Membuat pria tua itu menatap tajam pada putra sulungnya itu.
*************
Disisi lain Vira masih dalam perjalanan ke New york. Ia baru saja terbangun. Setelah cukup lama tertidur di dalam pesawat
" Mudah mudahan om Cale masih hidup dan sehat.,"doa Vira dalam hati Mengingat sahabat papahnya itu. Yang samar samar ia ingat wajahnya. Karna pria itulah saksi hidup dan kunci usaha milik papahnya.
Lalu Vira diam menerawang sesuatu untuk mencari bayangan om Cale pria yang di kini sedang di carinya
Thor, nanya boleh ya, adakah squel Dokter Al?