NovelToon NovelToon
Antagonis Nyeleneh

Antagonis Nyeleneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Hazel nyasar masuk ke dalam novel sebagai karakter antagonis yang semestinya berakhir tragis dengan bunuh diri. Namun, nasib memihak padanya (atau mungkin tidak), sehingga dia malah hidup adem ayem di dunia fantasi ini. Sialnya, di sekelilingnya berderet cowok-cowok yang dipenuhi dengan serbuk berlian—yang terlihat normal tapi sebenarnya gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Battle of Brains

Ketika layar kembali menampilkan soal kimia berikutnya, Hazel dan Sandi sama-sama menatapnya dengan determinasi yang semakin tinggi. Soal kali ini berkaitan dengan kesetimbangan kimia, yang mereka tahu akan menguji pemahaman mereka tentang konsep tersebut.

Soal: "Untuk reaksi berikut, tentukan konstanta kesetimbangan (Kc) pada suhu tertentu. N2(𝑔)+3H2(𝑔)⇌2NH3(𝑔)

Diketahui pada suhu tertentu:

[N2]=0.5 M

[H2]=0.8 M

[NH3]=0.2 M

Hazel segera memulai perhitungannya dengan cepat, menuliskan langkah-langkahnya di papan tulis. Ia menghitung konsentrasi masing-masing gas dalam persamaan kesetimbangan. Di sampingnya, Sandi juga menulis dengan cepat, berusaha untuk menyelesaikan soal ini lebih cepat dari Hazel.

Hazel menuliskan:

 𝐾𝑐=[NH3]2/ [N2][H2]3

 𝐾𝑐=(0.2)2/(0.5)(0.8)3

Sandi, yang juga menuliskan rumus yang sama, mulai menghitung hasilnya:

 𝐾𝑐=0.04/(0.5)(0.512)

 𝐾𝑐=0.04/0.256

 𝐾𝑐≈0.156

Hazel dan Sandi kembali menekan tombol mereka secara bersamaan, menghasilkan bunyi bip yang bergema di aula. Para penonton menahan napas, menunggu hasilnya dengan antusias.

Suara dari sistem kembali terdengar, mengumumkan, "Kedua jawaban benar. Soal akan diulang lagi."

***

Lilinana mengepalkan tangannya, matanya menunjukkan ketidaksukaan saat menatap layar. Di sana, Hazel terlihat begitu serius, dan seketika semua orang melupakan bahwa sebelumnya Hazel dikenal sebagai orang yang jahat.

"Lil, gue dapet kabar dari Enara," bisik Ivanka dengan nada mendesak.

Lilinana menatap Ivanka, matanya mencari konfirmasi. Ivanka mengangguk perlahan, menunjukkan bahwa kabar yang dibawa benar-benar penting. Tanpa berkata-kata lagi, keduanya berdiri dan pergi meninggalkan aula, menarik perhatian beberapa penonton yang bertanya-tanya apa yang terjadi.

Ketika mereka keluar dari aula, suara riuh dan antusiasme dari dalam perlahan menghilang, digantikan oleh keheningan lorong sekolah yang panjang. Ivanka memimpin jalan dengan langkah cepat, diikuti Lilinana yang masih terlihat cemas. Mereka menuju ke taman kecil di belakang gedung sekolah, tempat yang biasanya sepi dan cocok untuk berbicara secara pribadi.

***

"Babak penentu: peserta yang membuka kunci soal terbanyak akan menjadi pemenangnya. Karena nilai seri, waktu pengerjaan akan dimulai secara bersamaan."

Hazel menatap layar di depannya dan menggenggam pena khusus dengan erat. Ada seratus soal yang harus dijawab dalam waktu yang terbatas.

"Mulai,"suara tersebut terdengar lagi, menandai dimulainya babak penentu ini.

Hazel segera fokus pada layar, matanya bergerak cepat membaca soal pertama. Ia tahu bahwa setiap detik sangat berharga. Sementara itu, di sebelahnya, Sandi juga mulai mengerjakan soal dengan kecepatan dan konsentrasi yang sama. Kedua peserta ini telah menunjukkan kemampuan luar biasa sepanjang kompetisi, dan sekarang mereka berada di babak penentuan, siap untuk memberikan yang terbaik.

***

Liliana menggigit kukunya dengan gugup sementara Ivanka mondar-mandir dengan gelisah. Mata Ivanka menunjukkan kecemasan yang mendalam, sementara Liliana tampak berusaha keras menenangkan dirinya. Angin yang lembut bertiup, membawa aroma bunga di taman yang biasanya menjadi tempat mereka bersantai, namun kali ini suasana terasa berat dan penuh ketidakpastian.

"Enara bilang kalau perusahaan bokapnya diambil alih sama keluarganya Bastian," ucap Ivanka dengan nada cemas. Kata-kata itu seolah menggantung di udara, menambah beban di hati Liliana.

Mendengar itu, Liliana berdiri dan menatap Ivanka dengan serius. "Gue rasa mereka berbalik memusuhi kita," ucap Liliana, merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi.

Ivanka mengangguk, berpikiran yang sama, matanya memandang jauh ke depan, seolah mencari jawaban di kejauhan.

"Jujur aja gue bingung sama mereka. Kenapa bisa-bisanya mereka nyerang kita padahal sebelumnya kita sahabatan," Liliana berkata dengan nada frustrasi.

Rasa bingung dan kecewa terlihat jelas di wajahnya. Ia mengingat kembali masa-masa ketika mereka sering tertawa bersama, berbagi cerita dan impian.

Ivanka menghela napas panjang, mencoba menguraikan situasi yang rumit ini. "Gue juga gak ngerti, Lil. Tapi yang jelas, ada sesuatu yang Hazel lakuin sampe mereka semua berpihak sama dia," katanya, mencoba mencari penjelasan yang masuk akal. Suaranya bergetar sedikit, mencerminkan kekhawatiran yang ia rasakan.

"Banyak yang kita khawatirkan termasuk Enara. Gimana perasaannya waktu dia tahu ternyata keluarga orang yang dia suka malah ambil alih perusahaan keluarganya," ucap Liliana sembari menatap handphonenya dengan cemas.

Matanya fokus pada layar, mencoba mencari tanda-tanda terbaru dari Enara yang belum juga memberi kabar.

Ivanka menghela napas panjang, merasa beban yang sama. "Gue gak bisa bayangin, Lil. Enara pasti hancur banget. Dia sayang sama Bastian, dan ini semua pasti bikin dia bingung dan sakit hati," katanya, suara penuh simpati.

***

Sandi dan Hazel saling menatap sejenak, saling mengukur tekad satu sama lain sebelum kembali menundukkan kepala untuk mengerjakan soal-soal yang tersisa. Keduanya berada dalam tekanan maksimal, dengan raut wajah penuh konsentrasi dan tangan yang bergerak cepat di atas layar mereka.

Hazel, dengan napas yang semakin cepat dan detak jantung yang berpacu, menatap layar dengan mata tajam. Tangan kanannya menggenggam pena khusus dengan erat, menuliskan jawaban-jawaban dengan kecepatan yang mengagumkan.

Sandi di sisi lain, tak kalah cepat dan cerdas. Dengan dahi yang berkeringat, ia tetap tenang dan fokus, meski ketegangan di aula semakin memuncak. Tangan kirinya sesekali merapikan rambut yang jatuh ke wajahnya, sementara tangan kanannya terus bergerak, menulis jawaban demi jawaban.

Di layar besar di depan aula, angka-angka terus bergerak. "Hazel, 98. Sandi, 99," suara pengumuman mengiringi setiap langkah mereka. Penonton menahan napas, terpaku pada persaingan yang semakin sengit ini.

Dengan gerakan cepat dan pasti, Hazel menulis jawaban terakhirnya. "Hazel, 100," suara pengumuman terdengar jelas dan keras.

Hazel berhenti sejenak, menatap layar dengan ekspresi lega dan kemenangan. Ia melonggarkan dasinya yang sudah membuatnya sesak selama kompetisi, kemudian mengulung lengan bajunya, memperlihatkan otot-otot lengan yang tegang karena konsentrasi.

Sandi, yang berada di angka 99, berhenti mengerjakan. Ia mencoba menekan penanya lagi, namun layarnya sudah terkunci, menandakan bahwa waktu telah habis untuknya. Ekspresi wajahnya berubah dari fokus menjadi sedikit kecewa, namun dengan cepat ia menenangkan dirinya, menerima kekalahan dengan lapang dada.

***

"Pemenang kompetisi Battle of Brains adalah Hazel Yunara dari SMA Ellipse," 

Matanya menatap layar besar di depannya, di mana gambar Hazel terpampang jelas. Wajahnya tercipta dalam bayangan cahaya biru dari proyektor, menggambarkan seorang gadis dengan senyum samar yang menyiratkan kepuasan.

"Ternyata lo gak seburuk yang gue pikir," batin Tania dengan senyum miring. Dia merasa lega bahwa segala sesuatunya tampaknya mulai berjalan lancar.

Tania menyambut para siswa dengan ramah, bersalaman satu per satu dengan senyum hangat. Zen, dengan rambut hitamnya yang rapi dan tatapan tajam, berdiri di antara mereka

"Ellipse mencetak sejarah baru, selamat," ucap Zen dengan senyum lebar sembari menjabat tangan Tania.

"Ini belum seberapa. Setelah lo lulus dari sekolah ini, lo bakalan dapet kabar yang lebih menghebohkan," bisik Tania perlahan pada Zen, memastikan kata-katanya hanya terdengar olehnya. Sorot matanya mengisyaratkan sesuatu yang menarik di masa depan

Zen menatap Tania dengan serius sejenak, sebelum senyum khasnya muncul kembali. Mereka bertatapan sejenak, saling memahami tanpa kata-kata. "Gue tunggu," ucap Zen sambil melepaskan jabat tangan mereka dengan penuh keyakinan.

1
Amazing Grace
semangat terus ya Thor,semoga sehat selalu dan makin sukses novel nya
Atika Norma Yanti: makasih doanya, lope-lope lah pokoknya
total 1 replies
Amazing Grace
makin seru up lagi Thor, please😭😭🙏🙏
Nova Lpg
novel nya keren ,,bikin penasaran
semangat terus author update nya ..😉
Atika Norma Yanti: makasih banyak udah mau mampir 😂
total 1 replies
Amazing Grace
semangat author 🤗
Atika Norma Yanti: makasih dukunganku, bakalan di usahakan untuk tetep up cerita 😂
total 1 replies
Ning28
akhirnya up juga soalnya lgi seru² banget sumpah😅😘
Atika Norma Yanti: iya, tapi gak bisa up banyak kayak sebelumnya. soalnya nih mata malah kegoda sama Drakor 😂
total 1 replies
Ning28
kenapa kok ga up ka pdhal lg seru tahu😭😅
Atika Norma Yanti: lagi maraton Drakor, judulnya Night Has Come, nyesel baru nonton sekarang 😭🤣
total 1 replies
Amazing Grace
semangat kak,alurnya makin seruu🤗🤗
Kanian June
mampir ya Thor ...
_no name_
up thor
Amazing Grace
semangat kak,pliss makin seru aja nih novel, penasaran banget hazel endingnya gimana🤗
Ning28
tuhkan nambah seru lagi apalagi up nya banyak makin seneng deh🥰😭
Amazing Grace
next author,seru bangett
Bening Hijau
jahat banget teman nya liliana
Atika Norma Yanti: terkadang teman bisa mengubah cara pandang kita terhadap orang lain
total 1 replies
Bening Hijau
penasaran dengan sosok rania yang sebenarnya
Ning28
sumpah klo udh diakhir tuh bikin kepo sendiri aja soalnya seru banget😍🤣
Ning28: iya wajib nonton sampe ending itumah😭😅
Atika Norma Yanti: wah🤣🤣... kalau udah nonton Drakor psikopat, suka lupa waktu
total 4 replies
Amazing Grace
semangat author,dari sekian banyak novel,novel Lo yang paling bagus menurut gw dan realita, karakternya juga ga terlalu berlebihan,ga sempurna ga menye menye juga🥰🥰 biasanya di novel lain tuh drama banget,kalo novel Lo langsung ngena dan alurnya juga bagus banget
Atika Norma Yanti: makasih banyak ya, komentar Lo bikin gue semangat buat lanjutin cerita ini. Yang awalnya gue kira gak akan ada yang baca. pokoknya makasih atas komentar positifnya
total 1 replies
Alfatih Cell
lanjut thor...
Atika Norma Yanti: ceritanya bakalan berlanjut karena otak masih jalan untuk buat alurnya 😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!