Terjerat Cinta Pria Beristri

Sudah panjang kali lebar Arki menjelaskan fakta tentang perselingkuhan Jeni bersama lelaki lain kepada sang Ayah.semua bukti yang ia miliki juga ikut di keluarkan.berharap ada respon baik yang akan dia terima nanti ketika semua terbuka lebar.namun jika kedua orang tua nya masih berpihak kepada Jeni, maka tidak ada jalan lain selain mengacaukan kehidupan wanita itu.ia harus segera menjadi kan Dila sebagai istri nya.wanita muda itu jika di biarkan berjalan sendirian di luar sana pasti akan banyak pasang mata yang menatap lapar terhadap nya.Arki sangat tidak suka akan hal itu ,maka dari itu ia harus segera mengikat Dila menjadi milik nya selama-lamanya.

" Sudah cukup untuk mu bermain-main, sekarang kendali nya ada di tangan ku." batin Arki masih menunggu respon apa yang akan di berikan oleh sang Papa.

Sia-sia saja menghabiskan waktu yang cukup lama bersama orang yang tidak bisa berkomitmen.Arki sudah menentukan pilihan hidup nya dan hanya Dila yang akan menjadi pendamping hidup nya di masa depan.

" Jadi sekarang langkah apa yang akan Kamu ambil?" tanya Pak Wibisono sambil memijit pelipis yang berdenyut.sudah cukup lama ia menutup fakta ini namun pada akhirnya sampai juga ke telinga sang putra.

" Aku ingin bercerai dari dia.Aku tidak mau lagi hidup satu atap dengan wanita murahan seperti Jeni.sudah cukup banyak waktu ku habis hanya untuk di jadikan mainan sama dia.bodoh nya Aku yang baru mengetahui kelicikan nya sekarang padahal sudah cukup lama ia menutupi perselingkuhan ini." geram Arki tidak habis pikir dengan jalan pikiran Jeni.padahal selama pernikahan mereka Arki sudah berusaha menjadi sosok suami yang baik ,mapan serta bertanggung jawab.tapi masih saja bisa di duakan oleh Jeni dengan orang yang jauh berbeda dengan dia.

" Lakukan apapun yang menjadi keputusan mu, sebagai kepala rumah tangga kita memang di tuntut untuk tegas.Papa tidak bisa lagi ikut campur dalam urusan mu.Kalian sudah dewasa bisa menentukan pilihan hidup kalian sendiri." walaupun kecewa rumah tangga putra nya berakhir tragis tapi Pak Wibisono masih berusaha tersenyum di hadapan Arki.Mama Dewi juga belum tau tentang fakta menarik ini.

" Buka ini ! Mungkin saja bisa membantu Kamu mempercepat proses perceraian kalian." ujar Pak Wibisono menyerah kan sebuah amplop putih tebal kepada Arki.dulu dia masih menunggu waktu agar Jeni bisa berubah dan kembali ke jalan yang benar.namun setelah tau jika putra nya tidak bahagia dengan rumah tangga ini ,Pak Wibisono menyerah lebih memilih ikut apapun keputusan yang akan di ambil oleh Arki.

Untuk masalah dengan besan nya akan ia selesaikan nanti.meskipun mereka sudah cukup lama bersahabat tetapi Pak Wibisono tidak akan meminta putra nya untuk mundur walau hanya satu langkah saja.perselingkuhan adalah sebuah penyakit yang sangat menakutkan dalam sebuah rumah tangga.sulit untuk sembuh atau bahkan akan semakin menular hingga ke generasi berikutnya.

Pak Wibisono tentunya ingin calon cucu nya nanti terlahir dari wanita baik-baik.

" Apa ini Pa?" tanya Arki penasaran.

" Lihat lah isi nya dan jangan menangis setelah Kamu mengetahui semua nya." Pak Wibisono tersenyum tipis menatap sang putra.walaupun sudah cukup dewasa tetapi Arki masih selalu melibatkan sang Papa dalam setiap mengambil keputusan.itu lah yang Pak Wibisono sukai dari sang putra.

"Sejak kapan Papa punya foto-foto ini?" tanya Arki cukup kaget melihat ada banyak koleksi foto Jeni tengah bersama selingkuhan nya.bahkan kedua manusia ini juga berani berpose di atas tempat tidur tanpa memakai benang sehelai pun.bukti ini tentu berbeda dengan yang ia miliki.

" Sejak awal hubungan mereka terjalin,Papa diam karena ingin melihat Jeni berubah.tapi nyata nya dia malah terlena dengan hubungan terlarang ini,lalu Papa bisa apa?" Pak Wibisono menyesap kopi hitam buatan istri tercinta.setelah perceraian Arki terjadi maka ia berjanji tidak akan lagi mencampuri urusan pribadi sang putra.biar lah ia memilih sendiri calon pendamping hidup nya tanpa ada campur tangan dari para orang tua.saat ini hanya kata kapok yang Pak Wibisono rasakan.jika saja dulu dia tidak ngotot memaksa Arki menerima perjodohan ini maka Arki pasti sudah hidup bahagia bersama istri serta anak-anak nya.ia Sadar sekali kalau sekarang bukan lah waktu yang tepat untuk menyesal.hidup masih terus berlanjut dan Pak Wibisono sendiri hanya bisa memberikan support nya kepada sang putra.

" Dia memang tidak tau malu,Aku minta sama Papa untuk tidak melarang ku mengusik keluarga mereka.Aku ingin membalas semua yang sudah mereka lakukan.bisa- bisa nya anak selingkuh tidak mereka ketahui dan kadang juga sering membantu Jeni keluar dari rumah kami dengan alasan keluarga dan keluarga." Arki mengepal kuat kedua tangan nya.mungkin kah calon mantan mertua nya itu mengetahui kelakuan putri mereka di luar sana?

" Lakukan lah! Papa sudah angkat tangan.keluarga mereka ibarat benalu yang hanya bisa menumpang hidup pada keluarga kita tapi lupa cara untuk berterima kasih dengan baik."tegas Pak Wibisono yang akan berpihak kepada putra semata wayangnya.entah sudah berapa banyak uang mereka habis hanya untuk membantu perusahaan milik keluarga Jeni agar selamat dari kata bangkrut.jika bukan karena kebaikan keluarga Wibisono mungkin perusahaan milik keluarga Jeni hanya tinggal nama saja dan mereka sekeluarga pasti hidup di jalanan.

" Sekarang saat nya Kamu membuka topeng wanita itu.jangan sampai lengah karena pasti mereka akan membalas apa yang telah Kamu lakukan kepada mereka." lanjut Pak Wibisono sangat ingin melihat kehancuran keluarga Jeni.pasti sangat seru karena selama ini putra nya tidak pernah setengah-setengah dalam membasmi musuh licik.

" Terimakasih sudah mendukung Aku,Pa!" Arki tersenyum lebar.ia pikir sang Papa tidak akan pernah setuju dengan pendapat nya ini.semua terasa sangat mudah dengan dukungan yang di berikan oleh sang Papa .ia menjadi semakin yakin dengan keputusan yang di ambil.

Sedang kan di luar sana Jeni masih mengobrol bersama mertua nya.segelas jamu kesuburan habis ia minum.walaupun rasa nya pahit tapi ia terpaksa meminum nya karena mendapat kan paksaan dari sang mertua .jika saja ini di rumah nya pasti Jeni akan memberi sebuah alasan yang membuat ia tidak sampai meminum jamu kesuburan ini.seperti yang sering ia lakukan ketika mertua nya berkunjung ke rumah mereka.jamu buatan Mama Dewi habis tertelan oleh wastafel kamar mandi.

" Kamu harus memakan makanan yang sehat dan segar.perbanyak olahraga tapi tidak boleh mengkonsumsi alkohol." ucap Mama Dewi tiada bosan mengingatkan menantu nya.

" Iya Ma, seumur hidup Jeni tak pernah menyentuh minuman haram itu.Mama tenang saja.jika tahun ini masih gagal ,Jeni berencana pergi ke dokter kandungan untuk mencari jalan terbaik nya agar cucu Mama segera hadir di tengah keluarga kita." manis sekali mulut wanita ini berangan-angan.tidak ingat kah dia jika dulu dia adalah orang pertama yang menolak memberikan cucu kepada Mama Dewi.namun sekarang semua ia balik kan agar nama nya tetap baik di hadapan Mama Dewi.

" Baiklah Mama percaya kan semua nya kepada Kamu,tolong Kamu kontrol juga makanan yang akan di konsumsi suami mu itu,jangan sampai salah makan dan minta dia untuk mengurangi pekerjaan nya.program cucu Mama harus segera dilakukan.atau mungkin kalian perlu bulan madu part 2 biar bisa lebih cepat cucu nya jadi.Mama tidak sabar lagi ingin menimang cucu Mama sendiri." selama ini di setiap acara keluarga besar mereka,Mama Dewi selalu berkecil hati melihat kebahagiaan saudara nya yang lain.mereka semua nya sudah memiliki cucu sementara ia hanya bisa menggendong cucu dari keponakan nya sambil menahan Isak tangis iba.

" Sudah ayo kita pulang." Arki sudah muncul di hadapan kedua wanita ini.ia sekilas juga mendengar pembicaraan ini.percuma saja program bayi sedangkan ia sendiri sudah enggan untuk menyentuh istri nya.kalau pun ada bayi yang sedang tumbuh di dalam rahim Jeni.bayi itu bukanlah darah daging nya karena ia sendiri mengingat kapan terakhir kali mereka berhubungan badan.

" Kenapa kalian tidak menginap di sini saja?" tanya Mama Dewi menatap sang putra.bisa ia merasakan saat ini ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiran putra nya dan itu terlihat jelas dari sorot mata Arki ketika menatap kepada nya ,tidak mungkin ia bertanya sekarang, lebih baik ia cari tau melalui suami nya yang super jujur kepada dia.

" Nggak bisa Ma, mungkin lain kali kami akan menginap, besok Arki harus ke kantor pagi-pagi ,kalau dari sini jarak nya lumayan jauh pasti akan terjebak macet juga." Arki hanya beralasan saja agar mereka tidak sampai menginap di rumah ini.apalagi besok pagi-pagi ia harus berangkat ke apartemen kekasih nya mencari kehangatan dari seorang wanita muda yang cantik dan seksi.

" Ya sudah terserah Kamu saja.hati - hati bawa mobil nya." Arki dan Jeni bergantian mencium punggung tangan Mama Dewi, sedangkan Pak Wibisono tidak ikut keluar mengantar kepulangan sang putra.pria paruh baya itu terlalu betah di ruang kerja nya ketimbang melepas kepergian anak-anak nya itu.apalagi sebentar lagi Jeni akan menjadi mantan menantu yang tidak akan ada sangkut pautnya dengan keluarga Wibisono.

" Ingat ya sayang pesan yang Mama katakan tadi." Mama Dewi mengedipkan sebelah mata nya kepada Jeni.entah apa yang akan Mama Dewi rasakan jika mengetahui tentang Jeni yang berselingkuh.syok pasti tapi lebih dari itu pasti bisa terjadi.untuk itu Arki memilih sang Papa yang akan menyampaikan kepada Mama nya karena ia pikir Papa nya sangat tau kapan waktu yang tepat untuk membongkar rahasia ini.

Satu jam kemudian mobil milik Arki sudah sampai di halaman rumah mereka.selama perjalanan itu hanya musik yang berusaha mengusir rasa suntuk dari Arki.sedangkan Jeni memilih memejamkan mata nya setelah ucapan nya berulang kali tidak di gubris oleh Arki.

" Bangun sudah sampai." kata Arki ketus kepada Jeni.

" Gendong Mas,Aku capek kalau harus jalan ke kamar kita." Jeni mengeluarkan sikap manja nya berharap Arki mau sedikit saja luluh .

" Aku juga capek.tidur di kamar tamu yang ada di lantai bawah saja jika Kamu malas naik ke atas.ada dan tidak ada nya Kamu tidak akan mengubah rasa kantukku." Arki berlalu menutup kasar pintu mobil meninggalkan Jeni yang masih terpaku di tempat nya.mau tak mau Jeni mencopot high heels yang ia pakai melangkah kan kaki nya menuju ke kamar utama.mana bisa ia tidur sendirian setelah sekian lama memiliki teman tidur.

" Mas." panggil Jeni memeluk tubuh Arki yang hendak membuka pintu kamar.

" Hm.." Arki berdehem menekan gagang pintu agar pelukan Jeni segera terlepas dari tubuh nya.

" Jangan marah Mas,Aku minta maaf kalau Aku salah.kemarin Aku benar-benar senang bisa bertemu dengan sahabat ku itu dan Aku sudah terlalu lama tidak bertemu dia.maka nya Aku langsung mau di ajak menginap di rumah nya."

" Kami hanya tidur berdua sambil bercerita dan nonton Drakor kesukaan para wanita.itu saja! Enggak lebih kok Mas." Jeni berusaha bersikap manis agar Arki melunak tak segalak yang tadi.

" Aku capek dan tidak mau lagi membahas itu,ingat Jeni! Lakukan apapun yang Kamu ingin kan maka Aku pun seperti itu." langkah kaki Arki yang hendak masuk ke walk in closet kembali terhenti oleh tarikan cepat dari Jeni.ia kembali memeluk tubuh atletis suami nya berharap Arki bisa terangsang oleh sentuhan nya itu.

" Mas, bagaimana kalau malam ini kita program bayi, mumpung Aku lagi subur.kata orang-orang sekarang adalah waktu yang tepat untuk kita melakukan nya." bisik Jeni di telinga Arki.

" Kamu tuli atau bagaimana sih? Sudah Aku katakan kalau Aku capek dan selama nya tidak akan mau memiliki anak dari Kamu.bukan kah itu yang Kamu ingin kan dulu, sekarang Aku hanya mengikuti keinginan mu itu karena Aku sendiri sudah lelah dengan sikap egois mu itu." Arki melepas kasar tangan Jeni yang melingkar di tubuh nya.ia mengambil asal kaos lengan pendek berikut dengan celana training panjang.jangan sampai Jeni memperkosa nya nanti di saat dia sedang terlelap.untuk berjaga-jaga maka nya Arki memilih celana training panjang.

Rasa kecewanya masih belum sembuh terhadap Jeni,dulu akibat penolakan yang sering Jeni berikan kepada nya membuat Arki secara diam-diam mendatangi dokter spesialis hanya untuk mengetes barang milik nya.semua di nyatakan sempurna oleh dokter tanpa ada masalah berarti tetapi entah kenapa istri nya itu memilih menolak dan miris nya ia lebih senang melakukan hubungan badan bersama pria lain.

" Mas! Aku ingin Kamu malam ini." pinta Jeni dengan nada sensual nya,merobek kasar gaun yang ia pakai hingga nampak lah seluruh tubuh mulus nya yang sudah terjamah oleh lelaki lain.

" Cih...Dasar murahan." umpat Arki dalam hati.

" Tapi Aku sudah tidak menginginkan Kamu lagi ." balas Arki cuek tanpa mau menatap sedikit pun kepada Jeni.

" Mas! Maafkan segala kesalahanku di masa lalu.mari kita mulai semua nya dari awal. apa Mas nggak kasihan sama Mama yang ingin sekali memiliki cucu.kasihan Mama yang selalu di ejek saudara nya karena belum punya cucu juga.ayok Mas kita wujudkan mimpi Mama .Aku sudah siap memilik anak dari Kamu." sengaja sekali Jeni membawa-bawa nama mertua nya karena ia tau kalau Arki pasti akan luluh .Arki mana berani menolak permintaan Mama Dewi karena selama ini mereka sangat dekat tanpa sekat.

" Aku akan mewujudkan mimpi Mama,tapi tidak dengan Kamu sebagai ibu dari anak-anak ku." batin Arki tersenyum mengejek.

"Tidak usah meminta maaf Jeni,Aku sudah tidak perduli lagi dengan apapun tentang Kamu.lebih baik Kamu istirahat saja dan jangan lupa pakai kan kembali pakaian mu itu,Kamu bisa masuk angin kalau tidur seperti itu.kasihan dia yang sudah menunggu Kamu di hotel sana." sindiran Arki membuat Jeni melotot tajam ,ia ingin meminta penjelasan dari Arki atas ucapan nya itu,tapi sayang nya Arki sudah masuk ke dalam ruangan kerja dengan pintu yang sengaja di kunci rapat.

" Mas...Buka dulu pintu nya Mas.." Jeni berulang kali mengetuk pintu coklat ini tapi Arki sama sekali tidak perduli.tangan mulus Jeni mulai terasa perih sehingga memaksa dia untuk kembali ke dalam kamar nya.

" Apa dia tau sesuatu tentang Aku?" batin Jeni menerka-nerka segala sesuatu yang bisa saja terjadi.

" Atau Mas Arki punya wanita idaman lain di luar sana.mana mungkin dia bisa tahan tidak menyentuh Aku selama ini sedang kan dia adalah pria dewasa yang membutuhkan pelepasan."Jeni duduk lesu di pinggir ranjang.pikiran nya tidak bisa tenang setelah melihat perubahan sikap Arki kepada nya.nada tegas dari ucapan Arki membuat dia gelisah sendiri.

" Aku harus menanyakan hal ini kepada suami ku.jangan sampai ada wanita lain yang mengusik rumah tangga ku." Jeni sendiri tidak bisa terlepas dari Dimas.lalu untuk apa dia melarang Arki bersama wanita lain.aneh sekali wanita ini yang hanya mau di mengerti tetapi enggan memikirkan perasaan orang lain.

Bersambung...