Simon Magnoliet Kent, pria lumpuh yang bernasib buruk dengan penikahannya. Di hari pernikahan dengan sang kekasih, dia yang lumpuh dan tidak bisa bicara aibat kecelakaan yang disebabkan kekasihnya harus menanggung duka karena ditinggal pergi oleh sang kekasih tepat di hari pernikahannya dengan anak dari keluarga Raymond.
Jauh hari mereka sudah membicarkan pernikahan ini. Simon dan Cintia adalah pasangan yang dijodohkan oleh masing-masing pihak keluarga untuk menjalin hubungan kerja sama yang lebih erat.
Pernikahan mereka pun tiba, tetapi seluruh keluarga dibuat terkejut dengan pesan singkat yang cintia tuliskan di kamar mandi pengantin wanita. Dia memilih kabur daripada harus menikah dnegan pria lumpuh dan dia memilih bersama dengan pacarnya yang tampan dan sempurna.
Hidup Simon bak dipermainkan oleh dunia. Pada akhirnya, Laura Khiel Raymond, adik seayah beda ibu yang lahir dari kandungan seoang wanita malam dipilih menjadi tumbal menggantikan Cintia.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Kepala Tongkol
Simon berada di sebuah tempat dengan selimut bunga yang terbentang dari ujung ke ujung di hadapannya.
Kebun bunga warna-warni yang sangat indah, dengan banyak kupu-kupu beterbangan ke sana kemari.
Cahaya matahari yang hangat membuat tubuh Simon terasa segar, aroma bunga yang dihembuskan angin membuat hatinya menjadi damai.
Tidak pernah Simon merasakan hal seperti ini sebelumnya, hangat dan nyaman seolah dunianya yang gelap selama ini hanya mimpi dan dia baru bangun dari mimpi panjangnya.
Simon memetik beberapa bunga indah berwarna kuning, biru, merah, dan merangkainya menjadi sebuah buket bunga yang sangat cantik.
Pagar kayu membatasi area jalan dengan taman bunga di sekelilingnya, entah di mana lokasi itu berada, tapi rasanya Simon ingin berlama-lama di sana.
" Hummmhh... harum sekali!!" seru Simon.
Dia menarik nafas dalam-dalam beberapa kali, dan pikirannya tenang untuk sesaat.
" Sayang, kamu sedang apa nak!? kemari sini gabung sama Papa Mama!!!" suara lembut sang Ibu yang dia rindukan terdengar masuk dan menyelinap di telinga pria tampan itu.
Deg... deg... deg...
Jantungnya berdebar, dia berbalik dan melihat sosok Ibunya yang cantik dan muda dengan senyuman secerah mentari menyambutnya di sana, memanggil namanya sambil tersenyum.
" Mama!??" Simon terpaku.
Kakinya seolah berat untuk sesaat.
" Kemari nak, makanannya sudah dibuka, ayo kita makan!!!" seru ayahnya yang memiliki Koripan wajah dengannya.
Dengan senyum sumringah di wajah mereka berdua memanggil Simon untuk bergabung dengan mereka di atas bukit dengan alat piknik yang sudah di tata dengan rapi di sana.
"Papa...Mama!?? ini kalian!???" teriak Simon.
Sontak dia berlari, air matanya mengalir begitu deras, dia menangis histeris.
Sambil merentang kedua tangannya dia berlari dan menghamburkan pelukannya pada ayah dan ibu yang sia rindukan selama ini.
" Mama, Papa ke mana saja!? hiks hiks hiks.... Simon merindukan kalian!!!!" teriak pria itu sambil memeluk mereka erat-erat, masih dengan buket bunga yang dia genggam.
"Wahh anak Mama sudah dewasa sekarang, tampan dan sehat, kamu tumbuh hebat nak, kamu sangat hebat sayang, Mama bangga padamu,"ucap Nyonya Yena sambil menatap putranya dengan tatapan bahagia.
" Wah jagoan Papa ternyata dewasa nya lebih tampan dari papa ya, hohoho... lihat kan Ma, Anak kita setampan Papanya," seru Tuan Arga bangga sambil menepuk bahu Simon dengan senyuman gemilang.
Simon menatap mereka, dia tak percaya dengan apa yang dia lihat, orangtuanya ada di depannya.
" Papa, Mama jangan pergi jauh,Simon butuh kalian, Kakek di mana!? kakek juga sama kenapa kalian pergi meninggalkan Simon begitu cepat!? tidak tahukan kalian kalau Simon membutuhkan kalian!?" protes pria itu sambil menatap mereka dengan tatapan penuh kerinduan.
" Nak, kejadian di masa lalu bukan salahmu, kamu adalah anak yang baik, apa yang terjadi di masa lalu bukan atas kendali kita, kamu jangan menyalahkan dirimu, hiduplah yang bahagia maka kami juga akan bahagia menatapmu dari tempat ini," ucap Nyonya Yena sambil tersenyum mengusap wajah putranya.
"Benar nak, kamu harta kami, kamu harus hidup bahagia, jangan tutup hatimu, karena kebahagiaan itu sudah ada di sampingmu," ucap tuan Arga sambil menggenggam tangan Simon, menunjukkan cin-cin pernikahan yang tersemat di jari manis pria itu.
"Sayang, kamu nikmati makanannya ya, Papa dan Mama tidak bisa berlama-lama, sampa jumpa, sayangi orang yang peduli padamu, ingat nak komunikasi jalan terbaik untuk hubungan awet,"
" tunggu kalian mau ke mana!? aku ikut!!!" teriak Simon.
Namun perlahan kedua orangtuanya menghilang bersama ribuan kupu-kupu yang terbang ke angkasa.
" Mama.... Papa!!!" teriak Simon dan...
Hahhh.....
Ternyata semuanya hanya mimpi.
Simon terperanjat, jantungnya berdebar kencang, dia menatap ke sana kemari, di tangan nya ada sebuah kelopak bunga warna biru muda persis seperti yang dia lihat dalam mimpinya.
Pria itu menarik nafas dalam-dalam, menenangkan dirinya sambil menatap kelopak bunga itu," Ma... Pa... " lirih pria itu sambil menunduk sedih.
Pelukan itu terasa nyata, hangat dan sangat nyaman.
Simon memijit kepalanya, dia menatap selimut yang menutupi tubuhnya," Kapan aku pakai selimut pikirnya sambil menatap ruangan itu.
Simon berdecak kesal, dia beranjak ke kamar mandi dan membersihkan dirinya di sana.
Membuang pikiran suntik dan berusaha untuk tetap tenang di pagi hari yang baru ini.
Kedua kaki Simon membawanya keluar dari ruangan itu.
Laura tak lagi di sana, pagi-pagi sekali gadis itu keluar dan sedang sibuk berperang di dapur saat ini.
Yap, perang antara Koki internasional dengan Laura si Koki amatir yang sedang bergelut mengenai area dapur.
"Yaakk... aku mau memasak kenapa kau bawa semua peralatannya!!!" teriak Laura kesal saat melihat Sadrakh membawa semua peralatan dapur yang sangat dia cintai, sampai tidak rela membiarkan orang lain memakainya.
" Tidak boleh!!" tegas Sadrakh sambil menatap tajam ke arah Laura yang sedang menarik Pan hitam pekat favorit Sadrakh.
Padahal sejak pagi tadi Laura sudah bergelut dengan semua bahan masakan, hampi.masakannya selesai, Sadrakh datang dan mengacaukan segalanya.
Diego, Hendry dan tiga kurcaci malah jadi penonton yang kepalanya geleng ke sana, geleng ke sini karena melihat kedua manusia itu bergelut dengan peralatan dapur.
"Lepaskan Laura!!" teriak Sadrakh seperti anak kecil yang enggan meminjamkan mainnya.
" Tidak mau, aku mau pakai yang ini!!" balas Laura dengan tenaga energiknya.
" wah.. wah...wah... ada apa ini!? drama pagi hari, semuanya say Cheese!!!" Zayn baru tiba dan malah menemukan pemandangan langka di mansion Mignolet.
"cheese!!" spontan mereka semua berpose, apalagi Sadrakh si pria narsis yang sangat suka di foto langsung bergaya.
cekrek!
" mantap!!" seru Zayn sambil terkekeh.
" Terimakasih pak Dokter!!" seru Laura yang berhasil mendapatkan panci penggorengan itu dan langsung mengisinya dengan minya makan.
" Laura kau!!!"
" wleekkk dasar Kepala tongkol, pelit, jelek bau ketek!!" celetuk Laura seraya menjulurkan lidahnya dan mengejek Sadrakh habis-habisan.
Pffthhh bwahahhahaha.a....
Seisi ruangan dapur di buat tertawa dengan tingkah konyol Laura dan Sadrakh.
" Grrhhh dasar perempuan menyebalkan, kau sangat menyebalkan!!!!" geram Sadrakh .
" Zayn kau bekerja sama dengan dia hah!? siapa kawanmu sebenarnya, aku baru sadar kalau Kuta membawa rubah licik ke rumah ini!!!" protes Sadrakh sambil memeluk panci pancinya dengan erat.
" Uhhh anak anak ayah, tenang saja, ayah akan mengamankan kalian dari iblis bermuka dua itu!!" seloroh Sadrakh.
Semua orang di buat tertawa dengan tingkah mereka, Hendry, Diego dan ketiga kurcaci sejak tadi sudah menahan tawa melihat tingkah mereka berdua.
Laura memasak makanan terakhirnya dengan cepat karena hampir tiba waktunya makan pagi.
" Wahh harum sekali, aku jadi benar benar lapar!!!" seru Zayn yang ingin mencomot opor ayam buatan Laura hingga...
syuuuttt...
Takk...
Tangan Zayn mundur perlahan membuat nya malah gigit jari setelah sebuah garpu melesat dan hampir melukai tangannya.
"Jangan berani menyentuh nya sebelum semua orang berkumpul!!" tegas Laura dengan nada dingin dan datar padahal dia dengan santai memasak di sana.
Glekk...
Semuanya menenggak saliva mereka dengan kasar, bahkan suasana sekilas menjadi hening, seolah mereka melihat jiwa Simon dalam diri Laura.
"Si...siapa sebenarnya perempuan ini!?" batin Sadrakh yang berdiri di dinding dengan kaki gemetaran, sambil melihat ke bawah di mana garpu yang Laura lempar tepat berada di bawah pusakanya, hampir saja benda itu jadi sarang garpu Laura.
"Si...sial!!!!!"
.
.
.
Hahahha, Laura diam diam mematikan 🤣 kapok kan Sadrakh gangguin Laura.
