NovelToon NovelToon
Di Ceraikan Suami Di Nikahi Bos Sendiri

Di Ceraikan Suami Di Nikahi Bos Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai / Pelakor / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:25.9k
Nilai: 5
Nama Author: naja

Alana Zahira Mallika, seorang istri satu anak yang harus merasakan pedihnya prahara rumah tangga. Mati-matian Alana mencintai suaminya dan menerima segala kekurangannya, namun tanpa budi Fahrizal bak tak berdosa menyakiti nya dengan tak kasat mata.


Delapan tahun berumah tangga, selama itu pula Alana tak pernah tahu bahwa Fahrizal menjalin hubungan gelap dengan Laura Rava Robert yang merupakan teman lama Alana. Bak Gila harta Fahrizal sampai gelap mata terus mempertahankan Alana yang merupakan mesin penghasil uang, menuruti semua keinginan Laura bahkan sampai rela menceraikan Alana dengan balasan kemewahan yang Fahri terima.


Setelah perceraian selesai, Alana mendapatkan lamaran pernikahan dari seorang pemuda bernama Victor Orion Edwards yang merupakan Bos di tempat kerjanya, sekaligus kakak sepupu dari wanita yang merebut suaminya.


Akan seperti apa kisah Alana selanjutnya?

Mampukah sosok Victor menjadi obat luka bagi Alana, ataukah Victor hanya sebatas pelampiasan dendam semata

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menghilang.

"Sakit?" Laura malah semakin emosi. Kesal sekali dia mendengar rengekan Alana. So paling menderita, padahal Alana pantas menerima ini. "Ingat, ini tidak lebih sakti dari pada apa yang aku terima akan semua perbuatan mu yang selalu mengadu, dasar pecundang." cecar nya geram.

"Kau yang pecundang. Tanpa tahu malu hanya bisa menikam dari belakang!" Alana berusaha berontak, namun percuma kepalanya terbentur membuat dia begitu pusing sampai tak punya tenaga untuk melawan Laura, tubuhnya hanya bisa menahan sakit  saat hils sepatu Laura mencap keras di betis nya. "Tak puas kau mengambil suamiku ku juga menyerang ku seperti ini?"

"Diam!" Laura langsung menyentak Alana. Tidak dulu tidak sekarang, Alana sama saja, punya kebiasaan mengadu untuk menjatuhkan orang. "Heh pecundang, kau tahu gara-gara siapa aku begin? Gara-gara kau sialan. Kau yang mengadukan ku pada sekolah sampai kakek marah, aku di coret dari ahli waris, tak mendapat kepercayaan lagi dari kakek, hidup menderita, bahkan terkekang dibawah peraturan Victor sialan itu. Kau pikir itu tidak sakit hah?" cecar nya lagi dengan penuh amanah. 

Rasa sakit yang Alana rasakan tidak seberapa, dia yang lebih sakit dari pada itu, bahkan hanya dengan merebut suami Alana dan menghancurkan rumah tangganya rasanya tak cukup untuk membalaskan dendam nya, dia benar-benar harus membuat wanita ini menderita untuk membayar semuanya.

"Dan tak cukup kah semua itu, kau juga malah mengadu pada Victor, membuat lelaki itu menginjak-injak harga diri ku."

"Kau yang sialan dasar psikopat." Amarah Alana tak kalah membeludak, saking kesalnya dia sampai mempunyai tangga untuk menyingkirkan sepatu itu dari kakinya. Dengan begitu enteng Laura bilang ini salahnya padahal Laura lah yang mengakibatkan saudara nya meninggal. "Aku hanya menuntut keadilan." teriaknya geram.

"Aisst." Laura sampai menyeringai, berani juga Alana melawannya, dia malah semakin kesal, langsung berjongkok mencekam rambut Alana dan langsung menariknya kebelakang. Dia tahu Alana pasti tak punya tenaga setelah kakinya dia injak. "Keadilan apa yang kau maksud, hah?" ucapnya seolah penuh ledekan. Dia tidak membunuh saudara Alana, orang itu saja yang terlalu lemah dan malah mengakhiri hidupnya.

"Dia yang terlalu bodoh sampai bunuh diri. Camkan itu." Kecamnya lagi kembali menarik rambut itu agar Alana bisa mengerti. Dia tak pernah salah, hanya pecundang itu yang lemah dan Alana yang tidak tahu diri sampai dia yang di salahkan dan kena batunya sampai sekarang.

"Aww, sakit......" Alana hanya bisa merintih dalam hati. Apa dulu Laura juga melakukan hal keji seperti ini pada Andini?  Dadanya tiba-tiba terasa begitu sesak. Sudah pasti perundangan itu begitu kejam sampai-sampai mental Andini menjadi korban. 

Pantas saudaranya itu memilih untuk mengakhiri hidupnya, perbuatan Laura benar-benar sudah melewati batas, dia bukanlah manusia, melainkan iblis gila yang berbahaya. Dia tak boleh diam begitu saja, dia harus bisa melawannya.

"Kau terus mengoceh. Dengan begitu percaya diri menghina ku lemah dan bodoh, padahal kau yang demikian." Alana berusaha melawan, menepis keras tangan Laura dan langsung mendorong nya. "Kau yang bodoh dan lemah, bahkan kau seorang pecundang." tuturnya sudah menyeringai membalikkan keadaan.

Tak mendapat kan kepercayaan dari keluarga itu salah nya sendiri karena terlalu bodoh tak mampu menarik kepercayaan keluarga nya, jika hidup menderita itu salahnya sendiri hidup dalam keserakahan. Menjadi bahan hinaan bahkan di injak-injak itu memang sepantasnya dengan apa yang telah dia lakukan.

"Tanpa aku melapor pada Pak Victor pun, kau memang pantas di perlakukan seperti itu." cibirnya lagi berusaha melawan.

Laura bangkit, geram sendiri. Rupanya meski dia berusaha menghancurkan mental Alana wanita ini lebih kuat ketimbang saudaranya yang sudah mati itu, dengan cepat langsung mengambil ember kecil yang sedari tadi sudah dia siapkan, menumpahkan air yang ada dalam ember itu persis di kepala Alana.

"Teruslah meracau selagi kau mampu, lihat saja setelah ini tidak akan ada lagi orang yang akan berpihak pada mu, akan ku buat Mas Fahri mu itu benar-benar menceraikan mu. Akan ku buat proses percetakan novel mu kacau karena kau tak pantas mendapatkan kesuksesan itu."

"Kau!" Alana bak teriris, bukan hanya sakit dengan perlakuan keji Laura air yang sudah membuat tubuhnya basah kuyup ternyata bukan air biasa, begitu bau sampai rasanya membuat dia mual. "Tidak semudah itu kau menjatuhkan ku, bangsat!" cecar nya masih berusaha untuk kuat. Dia tidak boleh lemah, karena semakin terlihat menyedihkan Laura akan semakin berani menginjak-injak nya. "Lihat saja kau pasti kena batunya."

Laura malah terbahak, apa Alana pikir dia akan sembrono melakukan ini, "Aku bukan Laura yang dulu, sekeras apapun kau melaporkan ini, tidak akan pernah ada bukti yang akan kau dapatkan. Jadi nikmati saja ke sengsara ini, pecundang." tuturnya dengan begitu puas.

Lihatlah wajah Alana yang sudah mulai pucat pasi, dia suka itu, dia berharap besar wanita ini benar-benar pergi jauh dan jangan lagi muncul di kehidupan nya, apa lagi berusaha mengusiknya. "Selamat tinggal, selamat menerima surat perceraian, dan setelah itu pergilah sejauh-jauhnya jangan pernah memperlihatkan wajah menyebalkan mu itu di hadapan ku!"

...***...

"Leon belum pulang?" Pricillia langsung berjongkok, dia yang baru selesai pertemuan dengan para guru les sampai heran sendiri, sudah jam sembilan malam tapi putra Alana masih di sini. "Apa bunda belum menjemput Leon?"

"Iya, bunda belum ke sini, Bu."

Pricillia sampai terhenyak, kasihan sekali. Seharusnya anak sekecil ini sudah tidur rebahan istirahat di rumah tapi ini masih menunggu jemputan bundanya. "Tunggu sebentar ya, biar ibu cari tahu dulu di mana bunda Leon."

Pricillia kembali bangkit, langsung menelpon sang suami. Ini pasti karena ulah Kak Victor si gila kerja itu yang membuat Alana menjadi lembur. Tega sekali membuat Alana masih bekerja sampai jam segini.

"Sayang, apa kau masih di kantor?" Pricillia langsung bertanya saat panggilan sudah tersambung, bahkan langsung menanyakan keberadaan Alana.

"Aku sudah pulang sayang. Mana aku tahu keberadaan Alana."

"Aku gak mau tahu, pokoknya cari tahu keberadaan Alana, kasihan Leon. Aku akan mengajaknya pulang. Kalau sudah bisa bertemu Alana, bilang Leon ada di rumah."

...*...

Di perusahaan, Victor baru mengabiskan tegukan terakhir kopi nya, merentangkan tubuhnya yang sudah mulai kaku, meski tak bisa selesai semua setidaknya pekerjaan sedikit berkurang, dia benar-benar lelah dan harus segera pulang untuk mengistirahatkan tubuh nya.

Saat kakinya melangkah untuk keluar, ponselnya berbunyi. Langsung dia angkat saat melihat itu panggilan dari adik iparnya. "Ada apa?" tanyanya langsung, ada apa lagi jam segini masih menghubungi nya. Baru juga sepuluh menit lalu menghubungi nya menanyakan keberadaan Alana, sekarang sudah menghubungi nya lagi.

"Sudah ku bilang aku tidak bersama Alana, kau pikir aku seberengsek itu sampai menggoda wanita dan mencegah nya pulang kerja." 

"Alana menghilang, dia bahkan tak bisa di hubungi."

"Menghilang bagiamana, kau jangan becanda bodoh." Victor sampai kaget. Sudah kedua kalinya Fathur menghubungi nya, dan sekarang nada suara terdengar begitu khawatir. Mana bisa Alana hilang. Dan kenapa malah mereka yang khawatir, bukankah ada suami nya.

"Siapa yang bercanda, Leon sedari tadi menunggu nya tapi tak kunjung ada. Aku mengira Alana masih di kantor karena saat aku tanya pada staf lobby tidak ada absensi pulang atas nama Alana. Tapi saat aku menyuruh sekuriti untuk mencari nya mereka tidak melihat Alana sama sekali. Alana seolah menghilang di sana."

Victor sampai ikut khawatir, pikiran nya sampai berpikir yang tidak-tidak, semoga saja tidak terjadi apa-apa pada Nona Alana, "Kau sudah mematikan cctv?" tanyanya sambil beranjak cepat menuju lift. Kebetulan dia masih di kantor dia akan langsung mencari Nona Alana.

"Sudah, semua cctv sudah di periksa, saat keluar dari divisi satu menuju lift Alana masih terlihat, setelah itu tak ada jejak sama sekali. Cctv di bagian lobby tiba-tiba padam semaunya tidak bisa menampilkan layar, kemungkinan Alana menghilang berawal di sana karena di cctv selanjutnya tidak ada memperlihatkan sosok Alana sama sekali."

"Aisst." Pikiran Victor seketika tertuju pada Laura. Kebiasaan wanita itu memang tak pernah hilang, dan sialnya semakin hari pergerakannya semakin lihai. "Terus pantau cctv, pastikan tidak ada yang memanipulasi nya. Aku akan mencari Alana."

Victor akhirnya sudah sampai lobby, langsung celingukan mencari keberadaan Alana, kantor nya luas, tidak mungkin akan secepat itu dia akan menemukan Alana itupun jika wanita itu ada di sekitar sana, bagaimana kalau ternyata Alana ada di tempat lain.

"Argh," Pikiran nya semakin kacau, kaki yang sudah melangkah ke sana kemari semakin bingung harus melangkah ke mana lagi, bagian toilet bahkan sudah dia periksa, tak ada satupun orang di sana. Langkah nya kini menuju toilet pria, tak menutup kemungkinan bisa jadi ada di sana.

"Alana..... Alana....!" 

Suara Victor sampai menggema, dia buka satu persatu pintu toilet itu, namun percuma, tidak ada seorang pun di sana. Dia hampir pasrah, meruntuti dirinya sendiri, kenapa sebagai seorang pemimpin dia tak bisa mengayomi bawahannya, kenapa dia tidak bisa berlaku keras menghilang ancaman yang bisa mencelakakan orang di sekitarnya. Dia hampir pasrah.

"Alana, kalau kau ada di sini jawablah."  Terik nya lagi sudah mengacak rambutnya frustasi. Detik selanjutnya dia mengingat sesuatu. Di ujung lorong ini ada toilet sekuriti yang sudah lama terbengkalai tak pernah di gunakan.

"Alana..." Dia sampai langsung reflek berlari ke arah sana. Dan benar saja, keadaan pintu yang terkunci dari luar menandakan ada seseorang yang terkunci di sana. "Alana!"

Dengan cepat Victor langsung membuka pintu itu, detik selanjutnya terlihat jelas keadaan Alana yang sudah begitu memprihatinkan.

"Astaga." Hati Victor rasanya ikut sakit. Bukan hanya keadaan Alana yang terlihat sudah begitu lemah, bau busuk di dalam toilet itu juga semakin memperburuk keadaan nya. Rasanya tak kuasa, rasanya tidak tega. Dia langsung masuk berjongkok menghampiri wanita itu bahkan langsung menenangkan nya.

"Maaf, maaf Alana!" Lirihnya tanpa sadar langsung memeluk wanita itu. Mendekapnya dengan erat, persetan dengan keadaan Alana yang basah kuyup, tak peduli dengan bau busuk yang menempel di tubuh Alana itu, dia hanya ingin menenangkan wanita ini kalau sekarang dia baik-baik. Ada dia di samping nya.

Alana seketika menangis histeris, di saat hampir putus asa ternyata masih ada orang yang mengkhawatirkan nya.

 

1
Dian Mardiana
ayooo thooorrr up dongggg kangen nih ma kelanjutannye
Dian Mardiana
Thor kok lama amat kg up2...semangat Thor tinjukin klu kamu bisaaa
yeni kusmiyati
lama banget thor updatenya
Masrah Riniy
sukses slu utk novelx alana
Sunaryati
Mudah- mudahan novelmu berhasil dan booming, proposalmu untuk kerjasama dg Wijaya, diterima
Nisa Ramadani
semoga berhasil alana
Sunaryati
Lanjuut






.
Nisa Ramadani
kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel kel
pawang laki laki🤣🤣🤣🤣
dady ed ma bisa aja
Sunaryati
Semangat Alana, kuat dan keras berusaha. Jadikan wanita tangguh tak mudah di tindas, percaya sama Bos Victor yang ingin membantumu membalas dendam orang-orang yang merendahkan dan menyakitimu dengan mendukungmu jadi wanita sukses
Nisa Ramadani
dasar tidak profesional
Nisa Ramadani
ya allah nyesek banget aku pernah di posisi alana tpi masalah percintaan nya tidak
karena karyawan baru kaya di permainan kan diempar sana sini😭😭😭😭
Sunaryati
Amazing, pepet terus Victor. Cara membalas drnday suami khianat dengan membuat diri semakin sukses dan cari pasangan yang lebih dari mantannya. Akal bulus nasehatmu ada udang dalam rempeyel/Good//Good/
Nisa Ramadani
wkwkwkwkwkwwkwkwkkwwkkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwwkwkwkwkwkwkwkwkwkkwkwkwkwwkkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkw wkwkwwkwk
di luar pemikiran ku torrrr
ternyata yang di gosipin mbalah girang🤣🤣🤣🤣🤣
Nisa Ramadani
dasar ember semua apa nggak sadar siapa yang di gosipin
minta di pecat apa
Nisa Ramadani
wkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk
peka dikit lah lana kasian perjaka tua itu
mati matian cari perhatian mu/Facepalm//Facepalm/
dzaky ej
lanjuttt
Nisa Ramadani
🤣🤣🤣🤣 blm tua lah victor
tenang
alana jdi sekertaris pak viktor aja
Sunaryati
Buka hatimu untuk dimasuki wanita, Bos Victor
Sunaryati
Sakit jiwa, Laura
Nisa Ramadani
memang gila tu si laura
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!