Di Ceraikan Suami Di Nikahi Bos Sendiri

Di Ceraikan Suami Di Nikahi Bos Sendiri

Uang Royalti

"Mas," Alana berucap lirih, menekuk kepala menundukkan pandangannya. Meremas daster nya yang sedikit basah berusaha menutup rasa kecewa agar tak terlihat suaminya.

"Kenapa, kau keberatan?" Fahrizal kembali bicara, menatap istrinya dengan begitu malas. Sungguh pemandangan pagi hari yang selalu membosankan. Tidak bisakah istrinya itu sedikit menjaga penampilannya. Kenapa setiap pagi selalu terlihat lusuh bahkan begitu terlihat acak-acakan. "Kau tidak sayang pada Ibu?"

"Bukan begitu, Mas." Alana sampai terhenyak, kembali mengangkat kepala menatap suaminya yang tengah berbaring di tempat tidur. Iya, dia mengerti. Dia tahu Fahrizal ingin menjadi putra yang berbakti dan membahagiakan ibunya. Tapi kali ini permintaannya begitu berlebihan.

Oke, jika biasanya tiap bulan dia harus menyisihkan gajinya untuk membelikan apapun kemauan Ibu mertuanya. Dia akan berikan itu karena dia mampu. Tapi permintaan kali ini begitu memberatkan.

Terlebih kenapa harus membicarakan hal ini di waktu dia begitu lelah. Rambut panjang nya menjuntai sembarang di balik ikat rambut yang mulai melonggar. Ujung baju daster nya terlihat basah setelah dia mencuci pakaian dan menjemur nya. Membuat nya terlihat begitu lusuh bahkan tubuhnya begitu berkeringat, mengerjakan pekerjaan rumah sejak pagi rupanya membuat penampilan nya cumpang camping tak karuan.

"Jika Mas, ingin menghadiahkan sebuah kalung emas untuk ibu. Pasti akan memakan biaya yang cukup besar. Mungkin lebih dari lima juta." timpal lirih Alana. Bukan dia tidak mau mengabulkan permintaan sang suami. Dia hanya ingin di beri keringanan.

"Hanya lima juta Alana. Royalti yang kamu dapat dari hasil menulis novel kan dua puluh juta. Masih banyak sisanya." Fahri menjawab dengan enteng.

Bagiamana pun, selama mereka berumah tangga, ibunya banyak membantu. Bukan hanya mereka yang masih menumpang di rumah ibu. Ibu nya juga sudah berkata akan memberikan rumah ini pada mereka jika kelak sudah tiada. Jadi sudah sewajarnya Alana membalas kebaikan ibunya.

Alana sampai kembali meremas daster bajunya. Ingin rasanya ia protes, sekecil itukah nominal lima juta di mata Fahrizal padahal selama berumah tangga suaminya itu bahkan tak pernah memberinya nafkah sebanyak itu. Dia yang menjadi tulang punggung keluarga, bekerja setiap hari mengandalkan skill yang dia punya dengan bekerja paruh waktu, semua gajinya bahkan tidak sampai sebesar itu sampai harus terus mengabulkan permintaan ibu mertuanya yang selalu meminta hadiah mewah.

"Iya, Mas. Dari lima juta memang banyak sisanya, tapi di luar itu ada keperluan yang lebih penting." ucapnya Alana lirih, berusaha untuk tidak menyinggung perasaan suaminya. Meski sebenarnya hatinya sendiri mulai terluka.

Dia selalu berusaha mengerti, dia tak menuntut di nafkahi mengingat keadaan Fahrizal yang selalu sakit-sakitan, tidak pernah punya pekerjaan tetap. Dia menghormati Fahri meski tak bisa menjadi tulang punggung keluarga karena dia masih mampu untuk bekerja menanggung keuangan keluarga bahkan membiayai putra nya yang sudah duduk di bangku kelas satu SD.

Namun, tidak bisakah Fahri mengerti sedikit saja perasaannya. Uang sebesar itu hasil jerih payahnya, tiap malam bergadang menyelesaikan deadline target update tiap hari untuk sebuah cerita novel nya. Berusaha konsisten menjadi seorang penulis novel di sebuah platform novel online agar hasilnya bisa membiayai hidup mereka. Dan baru kali ini dia mendapatkan royalti sebanyak itu. Dan hasilnya pun tidak bisa ia nikmati untuk keperluannya sendiri.

Tiap hari demi hari banyak keinginan yang selalu dia kesampingkan, mengingat kebutuhan rumah tangga dan biaya hidup mereka, bahkan biaya untuk kesehatan Fahri sendiri selalu dia utamakan karena itu yang lebih penting.

Haruskah dia jelaskan dengan perinci, uang itu akan dia gunakan untuk apa, ingin rasanya menjelaskan tapi percuma, selama ini bahkan Fahri tak pernah tahu seberapa banyak uang yang harus dia cari untuk membiayai hidup mereka.

"Apa tidak bisa lain kali saja, Mas?" Lirih Alana memohon dengan ragu, bukan dia tidak mau memberi hadiah untuk ibu, namun setidaknya beri dia waktu, biar dia mengumpulkan uang terlebih dahulu. "Kita belikan hadiah yang lain dulu untuk ibu."

"Ibu yang minta, Alana. Jadi Mas, tak bisa menolaknya."

Alana kembali menekuk kepala, menahan sesak yang perlahan muncul di dada. Menguatkan hatinya sendiri, "Tak apa Alana, ikuti saja permintaan suami mu. Jangan memancing perkelahian toh uang bisa di cari." lirihnya dalam hati menegarkan hatinya sendiri.

"Baik mas, biar uang yang tadinya akan aku simpan untuk tabungan aku gunakan untuk membeli hadiah untuk Ibu." Alana hanya bisa mengalah, tidak ingin masalah ini di perpanjang. Terlebih tak mau malah berdebat memperumit keadaan mereka.

Masih bersyukur, uang itu bisa bermanfaat untuk semua orang. Bisa Alana gunakan untuk pengobatan Fahri, membayar semua keperluan sekolah Leon dan keperluan lainnya, bahkan bisa menyenangkan hati ibu mertuanya. Tak apa tidak memiliki saldo tabungan biar dia kembali bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk bekal masa depan putra semata wayangnya.

...* ...

Penampilan Alana kini sudah rapih, yang awalnya terlihat lusuh berganti dengan penampilan yang terlihat cantik alami tanpa polesan make up yang berlebihan. Tubuh yang awalnya begitu lengket kini terlihat segar dan harum dengan rambut yang tergerai sempurna.

Ya, usia Alana memang tidak lagi muda, usianya tahun ini sudah menginjak tiga puluh tahun. Namun, usia itu tak menyulutkan semangat muda nya, kerja keras nya, semangatnya untuk mencari nafkah begitu membara sampai siapapun tidak akan ada yang mengira kalau selama berumah tangga dialah sang tulang punggung keluarga, yang menanggung beban keluarga, dia selalu tetap ceria dan bahagia menjalani hari-hari nya.

"Alana, mau kemana kamu?"

Langkah Alana terhenti. Berbalik menengok sang ibu. Iya, beliau adalah Marina, Ibu mertuanya. "Bu, aku mau keluar sebentar ada keperluan." jawabnya ramah.

Iya, meski selama berumah tangga tinggal bersama. Kecanggungan masih tetap ada, setiap situasi dan kondisi tidak harus Alana ceritakan semuanya. Yang penting harus Ibu mertuanya tahu, dia bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan membantu meringankan beban tanggung jawab putranya itu.

Terlebih, mengingat permintaan Fahrizal tadi yang harus memberikan Ibu mertuanya hadiah kalung emas, dia tidak harus cerita kalau dia akan mengambil uang, jika ibu tahu nanti malah meminta banyak keinginan lagi.

"Ada perlu?" Mariana menatap menantu nya itu dengan begitu menelisik. Begitu curiga. Keperluan apa sampai terlihat rapih seperti itu. Tidak biasanya menantunya itu keluar di jam jam seperti ini. Jika ingin menjemput cucu nya, ini belum waktunya, karena ini masih jam delapan sedangkan Leon selalu pulang jam sepuluh pagi.

"Apa ada jadwal MC lagi?" Tanya Mariana lagi karena Alana masih saja diam, namun tidak mungkin juga. Biasanya kalau ada job MC menantunya itu akan pergi lebih pagi. "Bicara yang jujur! Mau kemana kau?" timpalnya dengan nada suara cukup tinggi.

"Bu, Alana mau ke ATM. Dia mau mengambil uang." Fahrizal yang menjawab, dia yang sedari tadi di kamar sampai keluar mendengar suara sang ibu yang terus bertanya pada istrinya.

Alana sendiri langsung, mengiyakan ucapan sang suami. Mengangguk pelan saat mendapatkan tatapan sang ibu yang terlihat butuh penjelasan. "Iya,Bu. Aku pamit dulu!"

"Tunggu!" Mariana kesal. Kalau hanya ingin mengambil uang, kenapa tidak bicara dari tadi. Kenapa rapih seperti itu. Apa mungkin Alana menyembunyikan sesuatu. Terlebih, kata Rizal Alana mendapatkan royalti sampai dua puluh juta dalam kurun waktu yang singkat, dan jelas itu mencurigakan. Apa mungkin itu alasan Alana saja mendapatkan uang hasil dari novel padahal dari hal lain.

Yang dia tahu menantunya itu hanya seorang guru les, sampingannya menerima pesanan catering rumahan, dan terkadang ada job MC. Sekali dapat bayaran langsung mendapatkan uang tunai, tidak pernah mendapatkan uang sebanyak itu apalagi di transfer masuk ke ATM nya.

"Jangan-jangan kau dapat uang dari lelaki lain ya?"

"Bu!" Hati Alana sampai terhenyak. Jika di katakan kecewa, memang iya. Tapi hatinya sudah terlalu kebal karena terbiasa. "Tidak Bu, aku mau ngambil uang hasil kerja sendiri." lirihnya menjelaskan.

Fahrizal yang awalnya masih di dekat pintu kamar langsung menghampiri sang ibu merangkul dan mengelus pundaknya, "Bu, jangan selalu berprasangka buruk. Itu memang hasil kerja Alana, jadi ibu jangan banyak pikiran. Ibu istirahat saja, biar Alana pergi dulu."

Ibu Mariana perlahan luluh, membiarkan Alana pergi. Namun dengan syarat jangan terlalu lama karena Alana harus menjemput Leno. Dan yang lebih penting jangan lupa hadiah untuk nya, dia ingin uang cash karena dia akan membeli kalung kesukaannya sendiri.

Alana pergi, Fahri kini langsung mengajak ibunya untuk duduk, keadaannya sudah semakin tua jadi jangan terus menguras tenaga untuk hal yang tidak penting.

"Fahri, apa kau percaya pada istrimu begitu saja?" Ibu langsung bertanya saat mereka sudah duduk.

Iya. Memang bukan tanpa alasan Mariana terus berprasangka buruk. Pasalnya, selama berumah tangga dengan Fahrizal, Alana yang sering keluyuran keluar rumah, bekerja sama sini, dan tidak menutup kemungkinan sering bertemu dan bergaul dengan laki-laki lain. Pasti banyak kesempatan besar untuk melakukan itu berselingkuh dengan lelaki lain di luaran sana tanpa sepengetahuan putranya ini.

"Percaya Bu. Alana, tak pernah menyembunyikan sesuatu. Segala sesuatu pasti dia ceritakan padaku. Sedikit besar penghasilan nya dia selalu terbuka. Dia tidak mungkin berselingkuh."

Mariana sesaat terdiam, ya walaupun ragu dia akan berusaha percaya karena memang harus begitu adanya. Alana harus taat dan menyayangi suaminya ini. Alana harus tetap menjadi anggota keluarga mereka untuk membiayai hidup mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!