Dikhianati oleh seseorang yang kita sayang adalah hal yang sangat menyakitkan, sama halnya yang dirasakan oleh Rahma dan Bagas, sama2 pernah dikhianati oleh cinta. Rahma seorang janda beranak satu yang bercerai karena suami selingkuh hingga harus berjuang sendiri membesarkan anaknya, sedang Bagas seorang pemuda yang pernah gagal menikah karena calon istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Rahma dan Bagas yang sebelumnya pernah saling kenal pun tanpa sengaja bertemu kembali, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangis kerinduan
"Pah itu.." Ucap Tiara tecekat
Pak Burhan masih diam terpaku menatap wanita yang sedang membersihkan luka Bagas.
"Akhh Awww" Teriak Bagas yang merasakan perih ketika lukanya terkena kain basah yang digunakan untuk mengompres lukanya.
Seketika Shaka pun meringis ikut merasakan perih.
"Kak Aryas" pekik Shaka dan segera berlari menghampiri Bagas. Dengan Tiara yang ikut berlari dibelakangnya.
Bagas terkejut dan segera berdiri menatap laki laki yang menghampirinya, mata mereka bertemu, menatap satu sama lain.
"Kau" Bagas memegangi wajahnya sendiri karena ia seperti sedang bercermin melihat laki laki di depannya.
"Kak Aryas" Panggil Shaka lalu memeluk Bagas. Bagas Bingung siapa laki laki yang memiliki wajah persis seperti dirinya.
"Kau masih hidup Aryas" Ucap Tiara yang akhirnya ikut memeluk kedua adiknya.
Bu Minah tak kalah terkejutnya dengan Bagas, pasalnya Ia masih merasa asing dengan dua orang yang sedang memeluk Bagas.
"Apa dia... Anakku juga...kembaran Bagas, lalu anak perempuan itu apa itu putriku" Gumam Bu Minah.
"Ratih" Teriak pak Burhan segera memeluk wanita yang selama ini ia rindukan.
Bu Minah diam membeku.
"Ratih? siapa laki laki ini? kenapa dia memelukku dan menyebutku Ratih"
Pak Burhan memeluk Bu Minah erat, serta Tiara dan Shaka memeluk Bagas erat. Namun yang dipeluk malah kebingungan.
"Kalian siapa?" Tanya Bagas tiba tiba, membuat Shaka dan Tiara melepas pelukannya.
"Aryas? Kau Aryas kan? Ini aku Shaka saudara kembarmu dan ini kakak kita Tiara" Terang Shaka
"Saudara kembar? Tapi aku tidak merasa mengenal kalian" Ucap Bagas dengan wajah bingungnya.
"Bu" Bagas berusaha meminta penjelasan pada Ibunya, namun ia malah melihat seorang laki-laki sedang memeluk Ibunya.
"Kamu siapa? berani memeluk Ibuku?" Tanya Bagas sembari menarik Ibunya dari pelukan Pak Burhan.
"Kau Aryas, anakku? Ini papah nak" Ucap Pak Burhan lalu memegang wajah Bagas.
"Maaf tapi saya tidak mengenal kalian" Ketus Bagas.
Bu Minah hanya diam sembari berusaha mengingat semuanya dengan memegangi kepalanya yang mulai merasakan sakit lagi.
Dan benar saja semua bayangan yang seperti teka teki kali ini begitu jelas dan tersusun Rapi, ingatan tentang Burhan suaminya, ingatan saat melahirkan putrinya dan kemudian ingatan saat melahirkan anak kembarnya. Semua kini semakin jelas dan Bu Minah kini mengingat semuanya.
"Mas Burhan" Bu Minah menatap wajah laki laki di hadapannya dengan masih memegangi kepalanya yang terasa semakin sakit.
"Ratih, kau benar Ratih Istriku" Ucap pak Burhan lalu perlahan mendekati wanita yang sudah lama ia cari.
Hatinya tak pernah salah, ketika semua orang bilang kalau tidak ada yang akan bertahan hidup di sungai yang dalam tempat Ratih dan Aryas anaknya terjatuh saat kecelakaan, dan Tim SAR yang mencarinya menyerah karena sudah 1 bulan mereka tak di temukan dan kemungkinan hanyut sampai kelaut. Namun dia tetap yakin bahwa Istri dan anaknya masih hidup.
"Kau kembali Ratih, Kau masih hidup" Tangis Pak Burhan pecah ketika memeluk Istrinya yang telah lama hilang.
Bu Minah yang sudah mengingat dirinya pun membalas pelukannya.
"Maafkan aku Ratih karena tidak segera menemukan mu, kau pasti sangat menderita di luar sana tanpaku"
"Tidak mas, aku yang salah, aku tidak mengingat semuanya, aku tidak mengingat apapun" Timpal Bu Minah.
"Kau tidak ingat semuanya?" Tanya Pak Burhan terkejut melepas pelukannya namun tak melepas genggaman tangannya di bahu Bu Minah.
Ia memperhatikan Bu Minah yang sedari tadi memegangi kepalanya.
"Apa kau mengalami amnesia?" Tanya Pak Burhan khawatir
Lalu Bu Minah mengganggukan kepalanya sebagai jawaban, Hati Burhan begitu sakit mengetahui istrinya tak mengingat semuanya, pantas saja walau dia begitu dekat tapi dia tidak pernah pulang. Kalau saja dia tidak amnesia pasti dia akan pulang.
Pak Burhan terus meneteskan airmatanya, dan langsung memeluk kembali wanita yang selalu memenuhi isi hati dan pikirannya.
"Jadi kalian benar saudaraku? " Tanya Bagas pada dua orang di hadapannya setelah melihat Ibu dan laki laki yang mengaku papahnya itu berpelukan kembali.
"Iya kau adikku yang hilang 18 tahun yang lalu Aryas, kau masih hidup" Jawab Tiara lalu memeluk Bagas.
"Kak Aryas" Shaka ikut memeluk kedua kakaknya.
Suasana kini mulai hening, yang ada hanya isakan tangis dari mereka yang sedang berpelukan.
Shaka melirik ke arah sosok seorang ibu yang sudah lama ia rindukan, ia melepaskan pelukan kedua kakaknya dan berpindah memeluk ibunya.
"Mamah" Peluk Shaka pada Ibunya, Pak Burhan memberi sedikit celah anak dan ibu yang sudah lama berpisah untuk melepas rindu.
Tiara ikut menyusul Shaka memeluk ibunya.
"Mamah, tiara sangat merindukan mamah, kenapa mamah pergi lama sekali" Ucap Tiara dalam isakannya
"Maafkan mamah nak, mamah melupakan kalian" Jawab Bu Minah. Tangisan kerinduan itu terus membanjiri pipi mereka.
Pak Burhan menatap Bagas dengan tatapan penuh kerinduan.
"Aryas, anakku" Ucapnya lalu memelui Bagas.
"Papah" Lirih Bagas membalas pelukan papahnya.
Kali ini tak ada yang memperhatikan mereka karena setelah keributan tadi semua orang membubarkan diri dan kembali pulang kerumah masing masing. jadi tak ada yang menyaksikan pertemuan yang penuh haru tersebut.
Rahma yang baru menyadari Bagas masih diluar rumah pun berniat menyusulnya dan dia dikejutkan dengan pemandangan di depannya.
"Kenapa mereka semua berpelukan seperti itu, ada apa ini?" Gumam Rahma lalu menghampiri Bagas dan yang lainnya.
"Kak Bagas" Panggil Rahma membuat semua yang sedang berpelukan menoleh.
"Rahma" Tiara berlari dan berpindah memeluk Rahma.
"Ada apa ini?" Tanya Rahma heran.
"Rahma kamu tau? ternyata calon suami kamu ini adikku yang sudah lama hilang" Terang Tiara yang masih terdengar isakannya.
"Apa? Jadi kalian.. " Ucap Rahma tercekat lalu melepas pelukan Tiara.
"Iya kami bersaudara Ra" Jawab Shaka
Rahma terdiam, dia sangat syok mengetahui kalau calon suaminya ternyata salah satu anak dari pemilik perusahaan tempatnya bekerja.
"Jadi kak Bagas saudara tiara dan Shaka yang hilang, berarti kak Bagas anak dari Pak Burhan pemilik perusahaan Pradipta Company, itu artinya kak Bagas.... " Ucap Rahma dalam hatinya lalu perlahan dia berjalan mundur lalu berbalik dan berlari masuk ke dalam Rumah.
"Rahma" Bagas memanggil Rahma namun Rahma tak menghentikan langkahnya. Ia pun berusaha mengejar.
"Ada apa Bagas?" Tanya Alvian yang sempat melihat Rahma berlari menuju kamarnya sementara Bagas mengejarnya.
