NovelToon NovelToon
Mata Batin Sang Peramal Tarot

Mata Batin Sang Peramal Tarot

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Peramal
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: korokoro

Riska Radiva, seorang gadis SMA menemukan buku lapuk yang berisi tumpukan kartu tarot di kamar mendiang nenek nya.

Sejak saat itu, ia bisa melihat masa depan yang akan terjadi pada orang lain, hanya dengan membuka satu Tarot nya.
Masalah muncul saat Riska tahu bahwa nyawanya dalam bahaya. Kekuatan yang di milikinya, memiliki efek yang membahayakan nyawa nya dan seluruh orang yang disayanginya.

*ini adalah novel Horor Misteri Pertama aku. Kalau kalian suka, jangan lupa like, subscribe, vote dan gift juga ygy 😁

IG : dimas.yudhistira_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon korokoro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Arno di Koridor Sekolah.

Aku dan Sita turun dari motor dan mulai memasuki koridor sekolah pagi ini dengan perasaan was-was. Entah kenapa, setelah banyak hal yang aku dan sita lewati kemarin-kemarin, aku jadi lebih waspada, apalagi setelah tahu kalau Arno punya banyak anak buah di sekolah.

"Mulai sekarang kita berdua harus waspada di sekolah." Bisik Sita yang berjalan bersisian dengan ku saat ini.

Aku mengangguk sambil memindai ke sekitar. Aku merasa ada banyak mata yang memperhatikan ku dan sita saat ini.

"Sita."

Langkah kami berdua terhenti saat tiba-tiba ada seseorang yang datang dari koridor ujung dekat kantin sekolah, memanggil sita dengan setengah berteriak.

"Arno!" wajah sita merah padam. Perasaan kesal nya jelas memuncak di kepalanya.

Aku mencoba menahan tangannya, memberikan kode untuk sedikit lebih sabar dan tenang.

Aku dan sita berjalan pelan mencoba mengabaikan Arno.

Dari lorong lain, dua orang teman Arno mencoba menghadang langkah ku dan sita.

"Di panggil tuh jawab!" bentak salah satu dari dua anak buah nya yang aku tidak kenal.

Aku tahu wajahnya sering nongol di lapangan basket, beberapa kali mereka ikut pertandingan basket antar sekolah, dan bodohnya aku sempat mendukung mereka.

Entah kenapa, saat ini aku cuma melihat mereka dengan perasaan jijik. Padahal dulu aku sangat mengagumi anak-anak basket ini.

"Minggir!" bentak sita. Suaranya menggema sampai ke ujung lorong.

Beberapa anak yang ada di lorong sempat melirik ke arah kami berdua yang sedang dihadang oleh dua anak basket di depan kami, dan Arno yang berjalan menghampiri kami dari arah koridor lain di belakang kami.

"Aku gak nyangka, kamu bisa kabur." ucap Arno dengan wajah paling menyeramkan yang pernah kulihat dari seorang Arno.

"Kamu! Aku akan laporin kamu ke polisi liat aja!" Bentak sita mencoba memberikan ancaman.

"Hahaha..." Arno tertawa puas sekali sambil menatap wajahku dengan jijik. "Silahkan! Kamu fikir aku takut."

"Kak Arno. Tolong, jangan ganggu kami." ucap ku pelan.

"Aku gak punya urusan sama kamu!" bentak Arno yang saat ini sudah berada di hadapan kami "Dengar baik-baik ya, berhenti ikut campur masalah Devina! Atau nasib kamu akan sama seperti Devina."

Sita menantang dengan mata melotot.

"Dari awal aku tahu, kamu yang bunuh Devina!" Geram sita sambil memasang wajah menantang di hadapan muka Arno. "Kamu akan terima akibat nya!"

Wajah Arno semakin merah marah. Wajahnya didekatkan ke wajah sita. "Coba kalau kamu berani!"

Nafas Sita ter-engah menahan kesal di ujung tenggorokannya. Aku yang berdiri disisinya, mencoba menenangkan dengan menggenggam tangannya.

"cuih!"

Aku hampir melompat kaget saat sita meludahi wajah Arno yang ada di hadapan nya persis.

Arno tersenyum sinis sambil menghapus bekas ludah di wajahnya. "Perempuan Tolol!" bisik Arno pelan.

Suaranya terdengar mengancam.

"Kamu akan menyesal." Ancam Arno sambil mengangkat tangannya.

Aku segera menahan tangan Arno yang sudah siap-siap memukul nya.

"Kak!" bentak ku menahan Arno.

Arno melirik ke wajahku dengan sinis.

"Banyak orang yang lihat! Kamu mau nama kamu jadi jelek di sekolah ini?" Ucapku memberanikan diri. Padahal kaki dan tanganku gemetar sangat ketakutan.

Arno mengembuskan nafasnya kasar. Matanya memindai ke sekitar, lalu, Arno menghentakkan tangannya melepaskan tanganku yang memegangi nya.

Dengan perasaan kesal, ia meninggalkan ku dan sita. Di ikuti oleh kedua teman nya yang lain.

Aku mengembuskan nafas lega. Lalu segera menggandeng tangan sita dan cepat-cepat mengajaknya pergi, untuk masuk ke kelas.

...****************...

"Kakak kamu gimana keadaannya, may?" Tanyaku.

Aku baru sempat menanyakan kabar kakak Amaya di jam istirahat siang ini. Sedari pagi, aku mencoba fokus untuk mengikuti pelajaran sekolah.

Semenjak aku kehilangan ayah, lalu, aku memiliki kemampuan astral Projection karena tarot ku, semua pelajaran di sekolah seperti nya semakin sulit ku kejar. Entahlah semoga saja nilai raport ku semester ini masih baik-baik saja.

Konsentrasi mengikuti pelajaran sekolah, menjadi sangat sulit belakangan ini, rasanya, semua masalah datang silih berganti.

"Masih di rumah sakit ka, bang Ivan harus menerima 12 jahitan di kepalanya."

Aku dan sita saling tatap, mencari persetujuan, apakah aku harus menceritakan penglihatanku semalam, atau tidak.

"May, semalam aku coba lihat apa yang terjadi sama bang Ivan." ucap ku yang akhirnya memutuskan untuk menceritakan semuanya. "Aku lihat, kalau bang Ivan bukan kecelakaan, tapi ... "

"Aku udah curiga!" Amaya langsung memotong ceritaku. "Bang Ivan gak mau cerita tapi, dari awal aku udah curiga. Pasti ada hubungannya sama orang yang pecahin kaca kamar aku juga." Wajah Amaya terlihat kesal.

Aku mengangguk pelan. " iya, semuanya saling berhubungan, dan ... pelakunya sama, dalang di balik ini semua, Arno."

"Bangsat! Si bajingan itu harus kita balas." bentak Amaya cukup keras, sampai membuat beberapa murid yang sedang di area kantin, ikut melirik dan memperhatikan kami bertiga.

"shut... jangan keras-keras may. " aku sontak loncat dan pindah ke kursi disamping Amaya, untuk sedikit menenangkan nya supaya tidak frontal. "Anak-anak basket, mata-mata Arno."

Amaya mengembuskan nafas pelan.

"Apa gak ada cara supaya si bajingan itu bisa kita balas?" Tanya Sita kali ini.

Kami bertiga saling pandang.

Pertanyaan yang sulit ku jawab. Sebenarnya, kalau Arno cuma murid SMA biasa yang gak punya pengaruh apa-apa, mungkin akan sangat mudah membalas semua kejahatan Arno. Tapi, untuk saat ini, barangkali aku belum bisa menjawab pertanyaan sita dan Amaya.

"Aku juga pengen banget balas Arno." ucap ku pelan. "Tapi, kalian tau sendiri, siapa yang ada di belakang Arno." jawabku.

Kami terdiam untuk beberapa saat. Beberapa murid silih berganti keluar masuk area kantin. Ada beberapa anak basket yang sedari tadi memperhatikan kami bertiga di pojokan kantin, aku mulai merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk mengajak Amaya dan Sita pergi dari sini.

"Kayak nya kita harus minta perlindungan saksi." celetuk Amaya sambil berjalan dengan langkah yang cepat menuju kelas kami.

Sita berkali-kali melihat ke arah belakang, memastikan kalau anak-anak basket dari kelas dua belas yang tadi memperhatikan kami di kantin itu, tidak mengikuti kami.

Tapi, saat kami baru saja belok menuju ke arah tangga, tanganku di tarik seseorang yang sudah berjaga di bawah tangga yang menghubungkan lantai satu dan lantai dua.

"Sial! Lepasin!"

Sita dan Amaya membantu ku mendorong salah seorang lain yang mencoba menarik ku ke bawah tangga.

"Tenang-dulu, shut! Jangan berisik, kita bukan anak buah Arno!" Salah seorang yang tadi menarik tanganku meminta kami untuk tidak berisik dan mengikuti nya bersembunyi di bawah tangga.

Awalnya aku tidak percaya, tapi setelah kak Mathew, orang yang tadi menarik tanganku, meyakinkan dengan sungguh-sungguh, akhirnya aku mengikuti kak Mathew, siswa kelas duabelas IPA dua yang juga adalah anak Basket.

"Aku mau bantuin kalian, Demi Tuhan aku janji, aku bukan salah satu dari anak buah Arno." ucap kak Mathew meyakinkan kami bertiga sekali lagi.

...****************...

1
valerio_cean
semangat othor
korokoro
Jangan lupa support karya aku 😻🔥
korokoro
Disclaimer : Novel ini hanya karangan fiksi dari isi kepala saya sebagai author. Tidak ada maksud untuk menjelekkan atau menyinggung pihak/organisasi/instansi/nama tertentu yang secara kebetulan muncul dan di ceritakan di novel ini. 🔥🔥🔥 tetap menyala 🔥🔥🔥
valerio_cean
semangat thor
korokoro: makasih kk🔥
total 1 replies
Zizi
Smngt kak up nya😍😍
Sefira Arrum
Fighting
Zizi
2 bunga untukmu kak😍😍
korokoro: terimakasih kakak😍
total 1 replies
valerio_cean
semangat terus kak updatenyaaa
korokoro: siap kk makasih 😁
total 1 replies
valerio_cean
bagus banget ceritanya kak, harus sering sering up
korokoro: wah makasih kak... jadi tambah semangat up nya
total 1 replies
anggita
👏semoga lancar novelnya banyak pembacanya.
anggita
like👍+ hadiah iklan☝
korokoro: makasih kak/Smile//Grin/
total 1 replies
Nico queen
Mungkin maksudnya "Aksara" kak.
korokoro: owh iya aksara ya 😂😂 ✍️catet revisi
total 1 replies
Nico queen
Kemungkinan neneknya selingkuh 🗿
korokoro: hehhh /Facepalm/ wkwkwk
total 1 replies
Zizi
kurang panjanggg thoorrr/Joyful//Joyful/
korokoro: Jan panjang-panjang kak, nanti langsung tamat/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Moon Wolf
Kok aku malah ga suka sama gambarnya ya wkwkwk
korokoro: hihi, skip aja gambarnya, agak disturbing emang gambar gambar di tarot 😂🙏
total 1 replies
Nico queen
Introvert, aku banget
korokoro: /Facepalm/
total 1 replies
Jazzy Bold
mantep Thor. di tunggu updatenya yah
korokoro: ashiap kk makasih kk
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
finally ceritanya menarik, cuma harus perhatikan tanda baca ya kak maaf loh ya aku koreksi 😉
Nico queen: Semangat kak,/Determined/
korokoro: Wah makasih kk akhirnya ada yang kasih feedback koreksi.. gpp loh kak aku seneng di koreksi gini biar bisa lebih baik lagi nulisnya 🙏
total 2 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
adik adiknya❌
adik-adiknya ✅
NoComent🇮🇩🇮🇩
sebuah jejak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!