NovelToon NovelToon
CINTA DIBAYAR TUNAI

CINTA DIBAYAR TUNAI

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Istri ideal / Office Romance / Enemy to Lovers
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dtyas

Mihika Yodha yang menyamar sebagai karyawan baru pada salah satu perusahaan milik Ayahnya. Berada pada situasi dimana Mihika harus menikah dengan Arka, direktur perusahaan Ayahnya. Berusaha mengungkap segala permasalahan perusahaan juga sebagai asisten dan istri dari Direktur perusahaan milik ayahnya tidak membuat Mihika putus asa.

“Jangan harap aku akan berlaku seperti seorang suami, karena kamu bukan wanita idamanku,” ujar Arka tanpa mengetahui identitas asli Mihika termasuk wajah asli istrinya.

Arka benar-benar serius dengan ucapannya. Tidak menghargai Mihika sebagai istrinya, bahkan tetap berhubungan dengan wanita lain. Mihika mengira jika Arka adalah dalang dibalik masalah perusahaan. “Arka, kamu akan menyesal telah berbuat jahat termasuk menghina hubungan ini. Saat kamu menyesal semua sudah terlambat,” ucap Mihika lirih.

Bagaimana kelanjutan kisah antara Mihika dan Arka? Karma atau Cinta dibayar tunai yang akan diterima Arka dan Mihika.

IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lupa

Yuhuuu, maaf baru update, 😁,, dua hari kemarin otak author nge lag, maunya bobo cantik aja 🤣🤣

\=\=\=\=\=\=

Arka menatap wajah Mihika, terlihat kedua mata yang sudah mengembun. Kemudian Mihika menunduk, Arka melihat ada air mata yang menetes. Mengapa dia menangis, apa karena benar-benar benci dengan pernikahan ini atau karena aku dengan Cintia. Kalau dia marah karena aku berhubungan dengan Cintia artinya dia .... batin Arka.

Arka terkekeh, membuat Mihika mengangkat wajahnya lalu menatap Arka.

“Kamu ingin kita bercerai? Tidak bisa semudah itu, kamu tahu sendiri bagaimana proses kita menikah kemarin. Ada ancaman di sana, agar kita tidak mempermainkan pernikahan dengan segera bercerai. Jadi ....”

“Pak Arka sendiri yang sudah mempermainkan pernikahan. Bukan aku.”

Arka menghela nafasnya. “Mihika, aku pria dewasa dan normal. Apa yang aku lakukan karena kebutuhan biologis aku, apalagi semalam aku sepertinya mabuk. Mungkin aku akan berhenti jika ada wanita yang bisa benar-benar membuat aku jatuh cinta atau membuatku hanya fokus padanya. Apa kamu ingin mencobanya? Menjadi istriku seutuhnya, aku akan siap menerima dengan tangan terbuka,” ungkap Arka.

“Dasar egois, ingin aku jadi istri seutuhnya hanya karena ada butuhnya.”

“Hei, hentikan. Sudah waktunya kita berangkat, kita lanjutkan pembahasan ini di rumah.”

Kini keduanya sudah berada di dalam mobil. Hika memilih bungkam selama perjalanan. Termasuk saat pertemuan, Mihika hanya bicara seperlunya dengan sikap acuh pada Arka. 

"Kita makan dulu ya, sudah waktunya makan siang pula. Mana tadi pagi aku nggak sarapan, mulai besok siapkan aku sarapan dong," ujar Arka berusaha memulai pembicaraan. Entah mengapa melihat Mihika yang biasa ceria dan cerewet lalu tiba-tiba terdiam membisu seperti saat ini serasa ada yang kurang. 

"Hika, kamu dengar aku nggak?" Arka mulai sewot karena ucapannya diabaikan oleh Mihika, untung saja dia sedang menyetir kalau tidak pasti akan berulah agar Mihika mau bersuara.

"Dengarlah, aku 'kan punya telinga." 

"Kenapa nggak respon?" 

Mihika melirik ke samping, tepatnya ke arah Arka yang masih fokus pada kemudi. "Mau respon apa, Pak Arka itu bukan bertanya tapi hanya bicara." 

"Ya harusnya jawab, iya atau apa. Jangan hanya ...." 

"Sudahlah Pak, aku lapar. Berhenti di depan aja, aku mau cari makan sendiri. Pak Arka nggak jelas katanya lapar tapi malah muter-muter." 

"Ini juga sambil cari tempat makan, enaknya makan apa ya?" Pertanyaan Arka kembali memicu emosi Mihika. 

"Kalau boleh aku pengen makan orang, apalagi orangnya dari tadi bikin kesel banget,” sahut Mihika dengan tatapan keluar jendela.

Arka terkekeh, "Boleh, aku siap kok untuk kamu makan. Mau sekarang?" 

"Nggak jelas, dasar bos mesum," ejek Mihika. 

...***...

Sesampainya di kantor, persis di lobby. Pak Anjay yang kebetulan ada di sana, menyapa Arka dan meminta waktunya sebentar karena ada hal yang ingin dibicarakan. Arka sepertinya tidak ingin bicara banyak dengan Anjay, memilih bicara di sofa ruang tunggu lobby. Mihika memilih melipir ke meja resepsionis.

“Kamu sudah sehat?” tanya Dio yang saat ini berdiri di belakang Mihika. Mihika menoleh dan tersenyum.

“Sudah lebih baik, kadang berinteraksi dengan orang lain bisa menjadi healing tersendiri untuk kesehatan tubuh,” jawab Mihika.

Arka yang menyadari keberadaan Dio dan Mihika yang asyik ngobrol menjadi tidak fokus dengan apa yang dibicarakan oleh Anjay Gunawan, sesekali dia menoleh ke arah Mihika.

“Bagaimana menurut Pak Arka?” tanya Anjay diakhir penjelasannya.

“Menurutku pria itu harus dimutasi.”

“Maksudnya Pak? Jadi Pak Arka ingin dimutasi?” tanya Anjay.

Arka berdecak, “Bukan aku tapi dia atau kamu sekalian dimutasi. Aku tidak paham dengan yang kamu bicarakan, biasakan segala ide dituangkan secara tertulis. Kemukakan lebih lengkap dengan pertimbangan segala macam persoalan,” tutur Arka lalu berdiri dan menoleh. Tidak melihat Mihika di sana, dia pun menatap sekeliling.

Anjay ikut berdiri dan menatap sekeliling, “Pak Arka cari siapa?”

“Yang jelas bukan mencari muka, kembalilah bekerja,” titah Arka lalu meninggalkan Anjay.

“Halah, sombong sekali. Kalau aku bisa membuatmu lengser, kamu hanya bisa gigit jari. Sepertinya Lela harus bergerak cepat, jangan-jangan Pak Arka menyukai resepsionis itu,” monolog Anjay dengan praduga salahnya. Padahal Arka bukan menatap staf yang berada di meja resepsionis, tapi Mihika yang tadi berdiri di sana.

Mihika sudah kembali ke ruang kerjanya, kembali menganalisa dokumen yang sempat tertunda. “Aku yakin ini tidak wajar, tapi dimananya?” Mihika menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kembali fokus pada lembar demi lembar dokumen yang sedang dibaca.

Karena terlalu fokus pada pekerjaannya, tidak menyadari hari sudah sore dan jam kerja sudah berakhir. “Hika,” panggil Mae yang sudah berada di tengah pintu.

Mihika pun menoleh. “Pak Arka masih meeting dengan kepala divisi di ruangannya, tapi aku ingin pulang. Kamu handle ya,” pinta Mae.

Mihika yang memberikan jempol tangan kanannya, sebagai tanda setuju. “Serius loh, jangan sampai Pak Arka nanti marah.”

“Iya, sudah sana pulang,” ujar Mihika. Mae pun menutup kembali pintu ruangan Mihika, sedangkan mihika memilih kembali fokus pada dokumennya dan lupa dengan apa yang disampaikan oleh Mae.

“Aneh, ini asli tanda tangan Pak Arka. Tapi jelas-jelas, anggarannya tidak sama dengan anggaran yang diusulkan. Dimana perubahan itu dilakukan ya, tapi jelas ini disetujui langsung Pak Arka artinya ... Oh Tuhan. Mae, meeting, Pak Arka, ishh kenapa bisa lupa sih.”  

 

\=\=\=\=\=

 

1
jen
arka bgt ituuuu hidihhhh
jen
dihhhh males... bekas hahahhaa
jen
berasa kayak hal biasa arka bercinta semalam... malessssss
jen
dihhhhh mau aja SM arka. celap celup sana sini.... ..

dih sayang bgt .

klo wanitanya hamil gmn nasib Hika
Heryta Herman
/Chuckle/
Heryta Herman
hahaha..hubungan atasan dan karyawan yg muter ribet ya .johan dan mae,hika dan arya..
Heryta Herman
hihihi..pak jo sdh ga tahaaaan...sabar dong pak... hari esok masih ada pak jo...hohoho
Heryta Herman
pasangan kocak pak johan dan mae malahan yg bikin greget dan hidup di cerita ini...ayo semagat menuju halal pak jo....
Heryta Herman
pak johan,menikah belum kawin sudah...
ga slh tuh hika..itu kan suami mu yg tukang celap celup...
Heryta Herman
preeet lah...
geli bacanya...
si rukang celap celup vs wanita lembek. .
Heryta Herman
hika??semudah itukah??
mana sikap mu sebagai wanita yg punya harga diri dan berpendirian kuat selama ini??
betul" kecewa dgn sikap hika..
terserahlah...
Heryta Herman
hika...apa yg kau harapkan dari lelaki tukang celap celup itu...
kamu wanita baik",hika.. tegas lah dgn sikapmu,jngn dgn mudah kamu mau dgn si tukang celap celup arka.jngnmerendahkan harga dirimu...
Heryta Herman
kamu juga bukan lelaki baik"
suka celap celup,kamu tu hnya merasa malu krna prnh menghina hika..tapi akhirnya kamu sendiri yg menjilat lidahmu..
dasar lelaki egois..
Heryta Herman
arka sbnrnya tdk suka/cinta dgn hika...
arka yg suka nya celap celup...
dasar suami sinting
Sri Widjiastuti
bodyguard nya mana??? dodol
Sri Widjiastuti
emang kasih belanja si arka??
Sri Widjiastuti
gelooo
Sri Widjiastuti
bolot tah si hika?
Sri Widjiastuti
apa2 lupa mulu ni hikanya... gimana mau penyelidikan???
Sri Widjiastuti
duh ranjang arka bekasan iya2 nya arka, hadeeh😇😇🤨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!