NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Si Culun

Mengandung Benih Si Culun

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:103.4k
Nilai: 5
Nama Author: Reni mardiana

Ayu Lestari, seorang wanita yang harus rela pergi dari rumahnya saat warga mengetahui kehamilannya. Menghabiskan satu Malam dengan pria yang tidak di kenalnya, membawa petaka dan kemalangan pada Ayu, seorang wanita yang harus rela masa depannya terenggut.

Akankah Ayu menemukan siapa ayah bayi yang di kandungnya? bagaimana reaksinya saat mengetahui bahwa pria yang menghamilinya adalah seorang pria yang di kenal culun?

Penasaran kan? yuk ikuti terus kisahnya sampai akhir ya, jangan lupa tambahkan subscribe, like, coment dan vote nya. 🤗🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anniversary Wiratma

Ayu berbincang sebentar dengan keluarganya, setelah itu dia pun pergi bekerja ke restoran. Raja memamerkan kepada temannya yang lain bahwa ia bertemu dengan ayahnya, walaupun dia hanya melihat sekilas wajah Gibran, ikatan batinnya mengatakan kalau Gibran adalah ayahnya.

Sesampainya di restoran, Ayu langsung memakai celemek khusus karyawan disana. Ada persiapan acara Anniversary yang sengaja di booking di restoran tempatnya bekerja, semua dekor sudah mulai di pasang dan juga beberapa meja yang di susun rapi dengan hiasan lilin dan juga bunga mawar merah.

"Yu, beruntung banget ya yang di kasih kejutan, mewah banget. Andai aja gue yang di gituin, semoga aja ada pangeran yang nyantol." Ucap Elis, rekan kerja Ayu.

"Berdoa yang rajin, jangan lupa ibadah minta sama Allah biar di kabulin." Sahut Ayu tersenyum.

Tibalah di sore hari. Tamu spesial yang sudah membooking restoran pun datang, dari tampilannya jelas sekali mereka merupakan orang kaya dan terkenal akan kejayaannya.

Seorang pria paruh baya menuntun seorang wanita yang masih terlihat muda di usianya yang memang sudah tua, kedua matanya di tutup menggunakan kain berwarna merah di ikuti ketiga pria di belakangnya. Tak berselang lama dua orang wanita berpakaian anggun dan juga Elegan berjalan masuk menggandeng masing-masing satu anak perempuan, banyak pasang mata iri melihat kemesraan yang di pamerkan oleh pria paruh baya yang memperlakukan wanitanya bak seorang Ratu.

"Pa, udah sampai belum?" Tanya wanita paruh baya yang sudah tak sabar ingin membuka penutup matanya.

"Sabar, Ma. Dalam hitungan ketiga kita buka ya, Mama jangan kaget." Jawab Pria paruh baya itu.

Satu.

Dua.

Tiga.

Triiingggg...

Duar...

"HAPPY ANNIVERSARY!"

Widya menutup mulutnya tak percaya, di usianya yang sudah tua suaminya tak pernah berubah sama sekali. Setiap tahunnya ia memberikan kejutan tak terduga, kali ini dia menyiapkan tempat romantis mengalahkan anak muda.

Wiratma mendaratkan kecupan di pipi kanan sang istri, tak lupa ia juga mengeratkan pelukannya membuat ketiga anaknya bersorak.

Ucapan selamat dari anak dan menantunya di terima oleh Wiratma dan Widya. Kedua cucu perempuannya memberikan kado Anniversary dengan ukuran yang cukup besar, Widya terharu sampai menitikkan air mata bahagianya.

"Happy Anniversary pernikahan kita yang ke 35 tahun." Ucap Wiratma.

"Kau selalu penuh kejutan, terimakasih selalu mengingatnya." Ucap Widya menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya, meskipun rambut putih sudah banyak tumbuh di kepala suaminya, tubuhnya tetap segar bugar seperti anak muda.

Salah seorang manager mempersilahkan tamu spesialnya menuju meja makan, Widya memekik takjub melihat dekor yang mengingatkannya saat masa remaja dulu. Ghani dan Ganesha mengajak anak dan istrinya duduk di tempat yang sudah di sediakan, Gibran dengan malas duduk di samping keponakannya.

"Makanya, Gib. Cari cewek biar bisa punya pasangan katak kita, jadinya kesepian kan?" Sindir Ganesha.

"Mas." Tegur Sherly-istri Ganesha.

"Mbak." Panggil Ghani kearah Ayu yang sedang berdiri tak jauh dari meja.

Ayu yang merasa di panggil pun mendekat kearah Ghani, dia membawa catatan bila di perlukan untuk menulis pesanan tamu.

"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" Tanya Ayu dengan ramah.

"Tolong siapkan jus jeruk, istri saya lagi ngidam." Pinta Ghani.

"Gabby juga mau, Pah." Sahut anak Ghani.

"Aku pun mau pesan jus strawberry, jangan terlalu manis." Sahut Gibran.

Mendengar suara Gibran, seketika tubuh Ayu menegang dengan mata membulat sempurna.

'Suara itu?' Batin Ayu.

Ayu menggelengkan kepalanya, dia menepis semua pikiran yang berputar bak film horor di kepalanya. Kejadian menjijikkan itu kembali, tangannya gemetar dan ia mengalihkan pandangannya menatap kearah Gibran. Suaranya sangat ia ingat kala pria yang menggahinya malam itu mendesah diatas tubuhnya, dengan mengumpulkan keberanian ia menatap Gibran dari atas kepala sampai ke ujung kakinya.

'Tidak mungkin, masa pria culun seperti dia yang melakukannya? Mungkin hanya perasaanku saja.' Batin Ayu.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Tanya Gibran dengan polosnya.

Ayu tersentak mendengar ucapan Gibran, seketika ia gelagapan dan pergi dari hadapan Gibran. Ghani memperhatikan gelagat Ayu yang terlihat aneh, tetapi ia mengendikkan bahunya seakan bodo amat.

Ayu memberikan pesanan yang ia catat, sambil menunggu pesanan itu tiba sebisa mungkin Ayu menyingkirkan pikiran kotornya yang membayangkan kembali pada kejadian masa lalu.

Elis menepuk pundak Ayu sampai si empu terjingkat, Ayu lantas mengelus dadanya serta mengatur nafasnya yang naik turun.

"Kenapa, Lu?" Tanya Elis heran.

"Gapapa kok, loe bisa anterin pesenan ini ke depan gak? Tangan gue gemeter banget takutnya bikin kacau." Ucap Ayu seray meminta Elsi menggantikan dirinya.

Sebelum mengiyakan permintaan Ayu, Elis melihat kondisi temannya yang terlihat berbeda dari biasanya. Tangannya gemetar dan juga wajahnya terlihat pucat, alhasil Elis menyetujuinya dan ia pun segera membawakan pesanan tersebut ke depan.

Keluarga Wiratma pun makan-makan untuk merayakan Anniversarynya, sementara di belakang Ayu membantu para karyawan lainnya membersihkan area dapur.

Tiba waktunya pulang, Ayu melirik kearah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia melepas celemek yang menempel di badannya, Ayu mengaja Elis untuk pulang bersama.

Dari arah depan, keluarga Wiratma tengah bersiap-siap pulang juga, Wiratma memanggil manager untuk membayar semua biaya yang harus di keluarkan. Setelah melakukan pembayaran, ia dan yang lainnya pun keluar dari dalam restoran.

"Ma, kalian pulang duluan ya, aku sama Ghani dan Ganesha ada urusan sebentar." Ucap Wiratma.

"Kok, aku gak diajak?" Tanya Gibran.

"Kamu pulang aja dek, kerjain berkas di ruang kerja Papa." Jawab Wiratma.

Gibran mencebikkan bibirnya, Widya pun mengusap lengannya sambil berpamitan pada suaminya. Akhirnya para menantu dan istrinya sudah pergi, Wiratma mengajak kedua anaknya duduk kembali dengan memasang wajah serius.

"Kalian belum menemukan titik terang?" Tanya Wiratma dengan wajah datarnya.

Glukkk..

Ghani dan Ganesha menelan ludahnya dengan susah payah, gelengan kepala pelan mewakili jawaban pada sang ayah karena untuk membuka mulut rasanya sangat susah.

"Ck, kenapa masih tidak menemukannya, hah?! Bagaiman jika tercium media? Reputasi Papa akan hancur." Wiratma berdecak kesal.

"Entah siapa sebenarnya yang menjebak Gibran, ancaman kita tak berlaku pada semua orang yang hadir di acara pesta tersebut. Gibran juga tak mengingat apapun, tahu sendiri kan Pa, dia itu polosnya seperti apa." Ucap Ghani.

"Jejak Cctv di hilangkan semuanya tanpa tersisa, pihak hotel hanya memperlihatkan rekaman pengunjung hotel tanpa adanya Gibran disana." Sambung Ganesha.

"Yang Papa takutkan adalah jika wanita yang di tiduri Gibran hamil, bagaimana? Papa tak sampai hati bila perempuan itu menanggung semuanya, kita tidak tahu dia itu tinggal di kalangan orang seperti apa. Jika memang dia hamil, bagaimana keadaannya dan masa depannya kalau benar melahirkan seorang anak." Wiratma mengutarakan keresahannya pada kedua anaknya, setegas dan sedingin apapun seorang Wiratma tetap saja ia memiliki hati yang baik tanpa banyak orang tahu.

Merasa percuma dengan pembahasan yang tak mendapatkan hasil akhirnya, Wiratma pun beranjak dari duduknya kemudian berjalan keluar dari restoran di susul kedua anaknya.

Saat berada di luar, telinga Wiratma mendengar panggilan seorang anak pada Ibunya. Yang menarik perhatiannya adalah, saat melihat wajah anak itu yang sangat mirip dengan anak bungsunya.

"Ibu!"

1
jaran goyang
𝒍𝒂𝒂𝒂𝒌𝒐𝒐𝒐𝒓𝒓𝒓𝒓 𝒂𝒏𝒋𝒊𝒈....𝒈𝒌 𝒑𝒏𝒚 𝒉𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒓𝒊 𝒌𝒂𝒖 𝒏𝒚.... 𝒎𝒊𝒏𝒖𝒔 𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒖.... 𝒌𝒍𝒐 𝒏𝒚𝒕 𝒉𝒃𝒔 𝒌𝒂𝒖 𝒂𝒒 𝒃𝒌𝒏
jaran goyang
𝒈𝒂𝒔 𝒌𝒏 𝒚𝒖....𝒋𝒈𝒏 𝒎𝒖𝒅𝒉 𝒅𝒊 𝒕𝒏𝒅𝒔
Soraya
smoga sehat kembali ya thor lanjut
Soraya
si culun ada ada aja
sholeha
hajar ya pelkor tu
kaylla salsabella
semoga author cepat sehat
dan bisa update lagi
Heri Wibowo
adiknya belum di over keibu.
@haerani-d
ulat bulunya dibakar aja yu 😬

semoga kak othor kembali dalam keadaan yang terbaik, tetap semangat 🤗
Ade Syafira
ulat keket nggak tau malu
L B
dasar belatung nangka 😏😤😤
putus urat malu.
Nur Faris
haduuuuh ulat bulu satu nich sll aja nemplok suami orang🙄🙄🙄
ikka
sudah and certianya .dan tamat .sekian terima kasih
Reni Mardiana: maksudnya?
total 1 replies
💥💚 Sany ❤💕
Waduh Gib...... jangan asal jawab dong.... ntar masalah bertambah 😂😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
Jawaban Ayu bikin ketawa 😂😂😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
🤣🤣🤣🤣 sekalinya buka puasa gini amat ya Gib... 😂😂😂
💥💚 Sany ❤💕
Buka hatimu Ayu.... kasian juga Gibran klu terlalu lama puasa 😁😁😁
💥💚 Sany ❤💕
Berharap banget Ayu n Gibran jadi suami istri pada umumnya, biar Raja cepat dapat adx baru 😂😂😂😂
Heri Wibowo
nggak dipanggil genteng saja daripada seng
Nur Faris
ternyata nek lampir cm dijadikan alat balas dendamnya grandong😱😱😱
L B
seng 😄 kenapa nggak sepaket rumah komplit aja kan yu, " my house " 🤭🤭🤭 .
gibran, belum tau aja kamu kalau anak-anak itu suka niru panggilan orang tuanya 😄 ada yang manggil ayahnya dengan sebutan mas, abang, sayang 😁😁🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!