NovelToon NovelToon
Obsessed With My Handsome Duke

Obsessed With My Handsome Duke

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

Emily terkejut saat menyadari bahwa dia telah transmigrasi ke dalam sebuah novel yang dia baca sebelumnya. Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dia tidak menjadi tokoh utama seperti yang dia harapkan, melainkan menjadi seorang putri pendukung yang sombong, bernama Adeline. Adeline dikenal sebagai seorang putri sombong dan arogan yang akhirnya mati keracunan karena perselisihan cinta antara protagonis wanita, yang disebabkan oleh ulah antagonis wanita.

"Kenapa aku harus mati konyol?" batin Emily. "Dari pada hanya menjadi pemeran pendukung, sekalian saja aku yang jadi protagonis! Hey, aku seorang putri raja!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Acara Yang Kacau

Di Galeri Istana Kerajaan Splendora, suasana pesta teh begitu ramai dengan kehadiran para gadis bangsawan yang anggun dan berbusana indah.

Elisa dan Adeline berdiri di tengah-tengah ruangan, tersenyum hangat sambil menyambut kedatangan tamu. Mereka telah bersusah payah menyelenggarakan pesta ini untuk mendekatkan diri dengan para gadis bangsawan di kerajaan Splendora.

Seiring dengan berdatangannya para tamu, Elisa dan Adeline dengan penuh keramahan memberikan sapaan hangat kepada setiap gadis yang masuk.

Mereka berbicara dengan lembut dan ramah, menciptakan atmosfer yang hangat dan nyaman di antara para hadirin.

"Selamat datang, Countess Sophia! Senang sekali bisa melihat Nyonya di sini. Semoga Nyonya menikmati pesta teh ini."

"Nona Bella, apa kabar? Terima kasih telah datang."

Para gadis bangsawan merespon sapaan mereka dengan senyum dan ucapan terima kasih, menunjukkan rasa terima kasih atas undangan yang diberikan oleh Elisa dan Adeline.

Mereka berbaur dengan ramah di sekitar ruangan, menikmati minuman teh dan kue-kue yang disajikan dengan indah di atas meja.

Di tengah keramaian, Elisa dan Adeline dengan gesit bergerak dari satu tamu ke tamu lainnya, terus menjaga kehangatan dan keceriaan di pesta tersebut.

Mereka berharap pesta ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk memperluas jaringan pergaulan sosial mereka dan mempererat hubungan dengan sesama gadis bangsawan di kerajaan Splendora.

Di antara keramaian para tamu bangsawan, tiba-tiba terlihat kehadiran Rosalina, Barbara, dan Elena. Mereka datang dengan penuh kemewahan, ingin menunjukkan bahwa Rosalina adalah Ratu Sosialita Splendora dan bahwa penampilan mereka jauh di atas yang lainnya.

Dengan langkah yang elegan, mereka berusaha menonjolkan kelas mereka berbeda jauh di atas yang lain nya, terutama Nyonya rumah, di tengah kerumunan.

Rosalina, dengan anggun, memimpin rombongan mereka sementara Elena dan Barbara setia mengikuti di belakangnya, memberikan kesan bahwa mereka adalah dayang-dayang setianya yang selalu siap memenuhi keinginannya.

Ketika mereka mendekati Elisa dan Adeline, Rosalina dengan anggun menyapa mereka, menutupi wajahnya dengan kipasnya yang lebar, hanya menampakkan sedikit iris mata yang mengintip dari balik kipasnya.

"Ah, Putri Mahkota Elisa dan Duchess Adeline, senang sekali bisa bertemu dengan anda berdua. Pesta teh ini pasti akan semakin meriah dengan kehadiran kita semua, bukan?"

Terdengar senyum halus di balik kata-katanya, namun keangkuhan dan keinginan untuk memonopoli panggung terasa dari sikapnya.

Rosalina dan kedua pengikutnya tampaknya ingin menjadikan pesta itu sebagai panggung untuk diri mereka sendiri, berusaha membuat Elisa dan Adeline terlihat kecil dan tidak berarti di mata para hadirin yang lain.

Adeline menjawabnya dengan senyum lembut, "Tentu saja, Rosalina. Selalu menyenangkan melihatmu di acara seperti ini."

Elisa menyambut mereka dengan ramah "Ya, benar sekali. Kami berharap semoga pesta ini menjadi waktu yang menyenangkan untuk berbagi cerita dan kenangan kita bersama."

Barbara memicingkan matanya, menggoda sambil tersenyum sinis "Tentu saja, tapi kita semua tahu siapa yang menjadi sorotan utama di sini, bukan?"

Elena melipat tangan nya, terlihat tidak sopan, dia bercanda sambil tertawa "Benar sekali, Barbara! Rosalina selalu menjadi pusat perhatian di mana pun dia berada."

Rosalina tersenyum puas kemudian dengan nada angkuh berkata, "Oh, kalian terlalu baik. Namun, tentu saja kita semua setuju bahwa kerajaan Splendora akan lebih berwarna dengan sentuhan keanggunan."

"Tentu saja, setiap pengaruh yang kalian berikan pasti akan menjadi tambahan yang berharga bagi kerajaan ini." seru Adeline dengan tenang, dia sadar bahwa Rosalina dan Geng nya ingin menyudutkan mereka dan mengambil kesempatan untuk menguasai acara yang telah mereka siapkan dengan susah payah.

Elisa tetap berusaha menjaga suasana, "Mari kita nikmati pesta ini dan menikmati waktu yang berharga bersama."

Rosalina berjalan melewati Elisa dan Adeline, menampilkan senyum tipis penuh arti, "Tentu saja. Mari kita lihat siapa yang akan menjadi pusat perhatian di pesta ini."

Di tengah ruang yang anggun dan dihiasi dengan indah, Elisa dan Adeline duduk di meja yang luas, dikelilingi oleh para bangsawan yang duduk dengan anggun sesuai dengan status kebangsawanan mereka.

Elisa, dengan gaun yang elegan dan tatapan yang anggun, duduk dengan sikap yang tegak namun sopan, sementara Adeline, dengan senyum hangat di wajahnya, menunjukkan sikap yang ramah dan mengundang. Mereka menikmati secangkir teh, yang disajikan dengan cermat oleh pelayan istana, sambil menikmati obrolan ringan.

Mereka tertawa ringan dan bertukar cerita tentang berbagai hal, mulai dari perkembangan terbaru di kerajaan hingga peristiwa sosial yang terjadi di kalangan bangsawan.

Countess Sophia, wanita yang anggun dengan senyum lembut di wajahnya, memandang Elisa dengan rasa penasaran dan ketertarikan yang jelas terpancar dari matanya.

"Putri Elisa, Saya mendengar bahwa Putra Mahkota dan anda menaklukkan monster yang muncul di Istana baru-baru ini, saya tidak bisa membayangkan betapa beraninya Anda menghadapi monster itu. Saya yakin saya pasti akan pingsan jika saya berada di situasi yang sama."

Elisa, duduk dengan sikap rendah hati, tersenyum sopan. "Terima kasih, Countess Sophia. Saya hanya melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi kerajaan Splendora."

Sementara itu, Adeline, dengan penuh kebanggaan, setuju dengan kata-kata Elisa. "Nona Elisa benar-benar hebat. Saya pun sangat bangga padanya."

"Benarkah? saya juga mendengarkan berita itu. Rasa nya saya tidak mempercayai nya namun ini benar-benar nyata." Seru salah satu nona bangsawan yang duduk di meja yang sama dengan mereka.

"Benar, ternyata wahyu dari kuil suci itu benar-benar terjadi." seru Nyonya bangsawan lainnya.

"Saya benar-benar cemas mendengar berita itu, namun, disisi lain saya merasa tenang dengan keberadaan Putri Elisa dan Putra Mahkota yang akan melindungi Kerajaan ini."

"Terima kasih untuk anda semua, saya tidak bisa melakukan ini semua tanpa dukungan anda semua. Ini sangat berarti untuk saya." seru Elisa dengan senyuman tulus dan ekspresi yang tulus berterima kasih.

Di tengah obrolan mereka yang riang, suasana tiba-tiba berubah menjadi tegang saat langit mulai gelap, dan sebuah keheningan menakutkan menyelimuti ruangan.

Bulu kuduk mereka berdiri tegak ketika sebuah raungan yang mengerikan menggema di udara, menusuk hati dengan kekuatan yang menakutkan. Suara monster.

Wajah-wajah para wanita bangsawan yang hadir berubah menjadi pucat, dipenuhi oleh ekspresi ketakutan dan ngeri yang tak tersembunyi.

Mereka, yang biasanya begitu anggun dan terkontrol, sekarang terlihat berantakan oleh ketakutan yang melanda. Beberapa di antara mereka bahkan berteriak panik, mencoba menutup telinga mereka untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan.

Sementara itu, Adeline, walaupun merasakan ketakutan yang sama, menunjukkan sikap yang lebih tegar. Dia menggenggam tangan Elisa dengan panik, menahan ketakutannya, sementara mata Elisa memicing tajam, mencari arah dari suara monster tersebut dengan lincah.

"Duchess Adeline, tetaplah tenang. Kita harus tetap waspada."

"Aku mencoba, Nona Elisa, tapi aku tidak pernah merasa begitu takut sebelumnya." tubuh Adeline bergetar karena ketakutan, wajah nya memancarkan kepanikan yang luar biasa.

"Larilah ke tempat yang aman, Duchess Adeline. Saya akan mencari tahu dari mana suara itu berasal."

"Ti...Tidak. Aku akan tetap bersama mu, Kak Nathan dan Emeric akan segera kemari. Le... lebih baik kita diam dan menunggu mereka, Nona Elisa."

"Tapi..."

Meskipun merasa ketakutan yang luar biasa, Adeline tetap berusaha keras untuk memanggil pengawal dan membantu para putri bangsawan untuk evakuasi.

"Pengawal! Tolong bantu para Putri ke tempat yang aman di dalam Istana."

Pengawal yang ada di sana dengan cepat melaksanakan perintah Adeline dan mengiring para putri yang panik dan ketakutan ke dalam istana, ke tempat yang aman.

Langkah berat pasukan ksatria istana memenuhi keheningan malam, sementara derapannya yang kuat menciptakan dentuman berirama yang memenuhi udara.

Emeric dan Nathaniel memimpin mereka dengan langkah cepat, wajah mereka pucat dan tegang karena ketidakpastian situasi yang mereka hadapi.

Dengan cepat, mereka mencapai Galeri tempat pesta teh berlangsung. Adeline, bergetar ketakutan, meraih Emeric ketika mereka tiba, sedangkan Elisa, mata penuh keberanian, memberi tahu Nathaniel bahwa kemungkinan suara monster berasal dari tempat yang dia tunjukkan.

"Nathaniel, dari sana, suara monster yang kami dengar!"

"Ya, Elisa. Kita harus bertindak cepat sebelum dia menyebabkan kerusakan lebih lanjut."

"Aku akan memimpin pasukan untuk menyerangnya. Sayang, Kamu harus tinggal di sini dengan Elisa. Aku tidak ingin Kamu terluka." seru Emeric yang masih merangkul tubuh Adeline yang bergetar karena rasa takut.

"Tapi Emeric..."

"Dia benar, Duchess Adeline. Kita akan baik-baik saja. Anda harus berada di tempat yang aman." seru Elisa menyetujui perkataan Emeric.

Namun, sebelum mereka beranjak dari tempat mereka berada, bayangan mengerikan melekat di langit, menciptakan aura menakutkan di atas mereka.

Seekor monster yang mengerikan melayang di atas, dengan sayap mirip kelelawar, taring panjang, dan tubuh yang tiga kali lipat lebih besar dari manusia.

Kepalanya menyerupai ular, dengan lidahnya yang terjulur keluar dari mulutnya yang besar. Mata tajamnya mengitari sekeliling, memperlihatkan ketajaman dan keganasannya.

Monster itu mendarat dengan gemuruh di tepi kolam, menyebabkan air berkecamuk dan membuat seluruh galeri gemetar.

1
salwi
/Chuckle/
Melsbay
Halo... terima kasih sudah menjadi pembaca setia. Untuk mendukung author, mohon di like, subscribe, komentar, kasih bintanng dan di vote ya... terima kasih banyak...
Melsbay
mohon di like, subscribe, bintang dan follow akun ya gaess ya...😇 biar authir lebih semangat up karya dan jangan lupa di komen juga ya😇😇😇 Sankyuuu...
Olive
/CoolGuy//CoolGuy/
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Niaa🥰🥰
😁😁🥰🥰
Melsbay
mohon bantu support author dengan like, subscribe, follow dan bintang ya... jangan lupa dikomen ya, teman2... sankyu😇😇😇
Bird
👣👣👣
Keyzie
👣👣👣👣
Pembaca Setia
update terus ya thor👍👍
Pembaca Setia
gentle👍👍
Pembaca Setia
/Hey//Facepalm/
Ryfca
🥰🥰🥰
Vallleri Abel
up up up
Suryavajra
Saintes itu apa kak?
Melsbay: sama sama😄
Suryavajra: wah keren.. insight baru.. thanks kak
total 3 replies
Suryavajra
buat aku, author yang bisa bikin cerita kerajaan itu sesuatu banget.. keren ah kak.. baca pelan2 ah 👍👍👍
Suryavajra
wow.. produktif sekali kak.. udah keluar karya baru lagi 👍👍👍👍👍
Ryfca
🥰🥰🥰🥰
Keyzie
keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!