NovelToon NovelToon
Seina'S Journey Of Revenge

Seina'S Journey Of Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lilachuu

Setelah pembantaian yang terjadi di desanya, dua gadis kecil entah bagaimana bisa selamat.

Setelah itu, karena takut para pelaku akan kembali, mereka diam-diam meninggalkan desa tempat kelahiran mereka.

Namun, sebuah insiden kembali menimpa keduanya yang membuat mereka berpisah.

Sang kakak perempuan 'Seina' memiliki pertemuan misterius yang akan mengubah jalan hidupnya.

Demi balas dendam, demi adiknya, Seina memulai perjalanannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilachuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bangun

Saat aku terbangun, apa yang kurasakan pertama kali adalah tempat tidur yang empuk dan selimut hangat dengan ramah membungkus tubuhku. 

Menatap sejenak pada langit-langit yang penuh dekorasi unik, aku mendapati diriku sedang berbaring di ruangan asing yang mewah.

Itu sangat berbeda dari kamar penginapan yang kami sewa sebelumnya.

“Hangghh!?”

Aku mencoba bangun, tapi rasa sakit di tubuhku membuatku mengerang saat aku jatuh kembali ke tempat tidur.

“Uwah… apa-apaan ini? Itu tadi sakit sekali.” aku mengatakan itu sambil memegangi sisi kiri perutku.

“Kyuu~”

Lompat.

Tap.

Saat mendengar suara familiar itu, sebuah bayangan kabur tertangkap oleh mataku.

Itu adalah Wise yang melompat ke atas kasurku. Tapi, rasanya ada yang salah.

Sejak kapan Wise menjadi lebih besar?

Ukurannya saat ini bahkan hampir sama dengan rubah pada umumnya.

Itu aneh.

Tapi saat aku memikirkannya kembali, aku menyadari bahwa aku benar-benar melupakan Wise pada saat bertarung melawan 666.

Bagaimana cara dia kembali padaku?

Cklek, Krieeet…

Saat aku bertanya-tanya akan hal itu, seseorang membuka pintu.

Aku melihat ekspresinya yang terkejut saat melihatku bangun. Tapi bahkan sebelum dirinya masuk ke kamarku, orang itu kembali menutup pintu.

“Eh? Kenapa?” tindakan yang tiba-tiba ini membuatku sedikit tercengang. 

Tapi tidak butuh waktu lama untuk pintu itu terbuka kembali. 

Aku melihat Rose-san dan Riel masuk bersama dua orang wanita dan dua orang pria.

Oh, ternyata orang yang barusan juga ada di belakang barisan mereka.

Sepertinya dia adalah salah seorang pelayan di tempat ini.

Rose-san menghampiriku sambil memasang ekspresi yang agak canggung.

Tepat di sebelah tempat tidur, Rose-san bertanya: “Seina-chan, kan?”

“Hah?” reaksi itu tanpa sadar keluar dari mulutku.

Dilihat dari mana pun aku adalah Seina, tapi bagaimana orang ini bisa menanyakan sesuatu dengan sangat ambigu?

Hmmm, tapi sepertinya ada yang salah disini.

Aku bertanya-tanya kenapa semua orang di ruangan itu terdiam setelah reaksiku?

“Rose-san, kenapa semua orang hanya terdiam?” aku bertanya dengan suara lirih kepada Rose-san.

Namun apa yang membuatku lebih terkejut adalah senyuman Rose-san yang tiba-tiba membentang dari telinga ke telinga. Dia bahkan berkata dengan penuh semangat. “Sudah kuduga, kamu adalah Seina-chan!”

Ini membuatku semakin yakin bahwa ada sesuatu yang salah dengan semua orang.

“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?”

“Ahem.” Rose-san berdehem dan Riel memberikan sebuah cermin tangan kepadanya.

Itu baru diterima oleh Rose-san sebelum langsung diserahkan kepadaku.

“Lihatlah dirimu!” kata Rose-san saat memberikan cermin tersebut.

Aku mengambil cermin tangan itu dan penasaran dengan apa yang ingin ditunjukkan oleh mereka.

Kemudian, apa yang kulihat di sana adalah seorang gadis cantik berambut hitam panjang. 

Eh, panjang? Bukannya rambutku harusnya pendek? Bagaimana bisa?

Aku dengan kaku menoleh ke arah Rose-san dan bertanya sedikit panik.

“A-apa maksudnya ini?”

“Apa kau juga tidak menyadarinya?” tanya Rose-san dengan sedikit cemas.

Aku mengangguk pelan untuk menanggapi pertanyaan tersebut.

Kemudian Rose-san bertanya lagi kepadaku. “Mengenai kasus di malam festival itu, apa kau mengingatnya? Apa yang terjadi padamu pada saat itu?”

“Eh, aku?” aku bertanya sambil menunjuk ke batang hidungku. Kemudian semua orang dengan cepat langsung mengangguk.

Ini membuatku sedikit tidak nyaman, jadi aku mencoba sedikit keras untuk mengingat apa yang terjadi pada malam itu.

“Terakhir aku mengingatnya adalah saat aku bertarung dengan 666. Kemudian aku kalah dan—, eh… dipenggal?”

Benar, 666 benar-benar memenggal kepalaku saat kami bertarung malam itu.

Mengingat ini, entah kenapa aku merasa bahwa warna telah hilang di wajahku.

Hah, aku benar-benar dipermalukan pada malam itu. Semua teknik terbaik sudah kugunakan, tapi itu hampir tidak bekerja untuk melawan orang itu. Memikirkan ini benar-benar membuatku kesal.

Jadi aku meminta kepada Rose-san. “Tolong berikan aku air, Rose-san.”

Menoleh ke belakang, adalah seorang pelayan yang maju dengan nampan berisi makanan dan minuman.

Rose-san membantuku bangun dari tempat tidur. Kemudian dengan pelan menuangkan air tersebut ke dalam mulutku.

“Haah~” aku tidak tahu kenapa, tapi aku merasa sangat puas setelah meminum air tersebut.

“Kau baik-baik saja, Seina-chan?”

“Emm, aku baik-baik saja. Ngomong-ngomong, kenapa dari tadi aku merasa ada yang aneh dengan kalian?”

“E-ehh… sebenarnya, mengenai itu—”

Setelah itu Rose-san mulai menceritakan apa yang terjadi pada mereka di malam itu.

Sepuluh hari yang lalu, tepatnya setelah kami berpisah, sebuah serangan dimulai oleh kelompok misterius yang dikenal sebagai algojo gereja roh kudus.

Rose-san yang kuminta untuk mengawasi Countess Valancia dari dekat, menemukan tembakan pertama mengincar nyawa Countess Valancia. Rose-san yang mengetahui ini akhirnya memutuskan untuk memberikan bantuan.

Saat itulah lingkaran sihir pemanggilan iblis tiba-tiba muncul di berbagai tempat di kota tersebut. 

Para prajurit kota yang bertugas untuk menjaga ketertiban saat festival dimulai bekerja sama dengan para petualang untuk melawan iblis-iblis yang muncul tersebut.

Ini menyebabkan longgarnya penjagaan Countess Valancia. 

Kemudian, saat itulah dalang untuk insiden ini menunjukkan warnanya. Itu adalah kepala kamar dagang Robert yang memberikan permintaan kepada gereja roh kudus.

Karena obsesi dan kebencian semata, kepala kamar dagang Robert ingin para algojo mencabut nyawa Countess Valancia.

Untungnya, karena kehadiran Rose-san yang dulunya merupakan seorang kesatria suci kerajaan, misi itu tidak menjadi mudah bagi mereka.

Ditambah dua pengawal Countess Valancia, Raiz dan Emilia adalah orang yang cukup kuat. Meski tidak berada di level Rose-san, itu cukup untuk menjamin keamanan di tingkat tertentu untuk Countess Valancia.

Namun keseimbangan langsung jatuh setelah para iblis dan 666 mulai ikut campur dalam zona mereka.

Dengan dua Greater Demon terkuat disana menjaga Raiz dan Emilia, Rose-san terpaksa harus menghadapi dua lawan yang sangat merepotkan. Mereka tentu saja adalah 665 dan 666.

Awalnya Rose-san tidak ingin menunjukkan terlalu banyak kekuatan, namun 666 memprovokasinya tentang seorang gadis yang ia bunuh dalam pertarungan sebelum sampai disana.

Tentu saja, gadis itu tidak lain adalah aku. 

Ini membuat Rose-san sangat marah dan mulai menghajar dua orang itu. Tapi di tengah pertarungan, saat keduanya mulai disudutkan, mereka menelan obat-obatan yang dapat meningkatkan kekuatan mereka secara instan.

Lalu, dimulailah ronde kedua mereka—

Atau harusnya begitu jika saja orang itu tidak muncul. Seorang gadis cantik berambut hitam panjang dengan gaun merah tua menyebut dirinya Lumiere-sama membantai semua orang dari pihak tersebut.

Tentu saja, sendirian dan sangat cepat.

Tapi… eh, Lumiere-sama?

“Tu-tunggu, tunggu. Kenapa Lumiere-sama tiba-tiba muncul dalam cerita, Rose-san?”

“Eh? Bukankah seharusnya kami yang harusnya bertanya disini? Lagipula siapa Lumiere-sama itu? Kekuatan itu tidak masuk akal loh. Bahkan aku yang merasa cukup puas dengan tingkat kekuatanku benar-benar terluka saat mengetahui bahwa ada orang di level itu.” 

Rose-san memegangi kepalanya sambil mengatakan kalimat itu.

Disisi lain, orang-orang lainnya juga memiliki ekspresi yang hampir sama. Entah itu penasaran atau ketakutan, mungkin itu karena mereka telah menyaksikan pemandangan yang tidak seharusnya mereka lihat dalam hidup mereka.

“Umm… Lumiere-sama adalah penyelamatku, guruku, dan orang yang paling kuhormati. Jika Rose-san bertanya kepadaku seperti apa kekuatannya, maka istilah Transenden mungkin bisa menjawabnya. Oh, tentu saja kekuatan Lumiere-sama masih di atas level itu.”

“Tu-tunggu dulu! Transenden katamu? Apakah itu benar-benar ada?”

Kali ini, seorang pria paruh baya yang memotong perkataanku. Aku tidak mengenalnya, jadi aku memiringkan kepala untuk menunjukkan seolah-olah aku bingung dengan kehadirannya.

Mungkin merasakan tindakan ini, orang itu berdehem dan memperkenalkan dirinya.

“Ahem, maafkan aku telah menyela. Perkenalkan saya adalah Louis, kepala kamar dagang Bronte.”

“Seina.” jawabku singkat.

“Kemudian mengenai tingkat Transenden itu, apakah itu benar-benar ada?”

“Ada kok, tingkat Transenden itu.” bukan aku yang menjawab pertanyaan tersebut, melainkan Rose-san.

Ia kemudian melanjutkan. “Level yang melampaui batas manusia, ada beberapa orang menyebutnya dengan setengah dewa. Dari yang kudengar dari jenderal tertinggi kesatria suci kerajaan, orang di level itu bahkan bisa menghancurkan sebuah kerajaan sendirian. Hal yang mengerikan bukan? Namun, sangat sedikit orang yang bisa mencapai level tersebut.”

“Tapi dari yang dikatakan Seina-san barusan, Lumiere-sama ini berada di level yang lebih tinggi dari itu kan?”

Aku mengangguk dan menegaskan. “Memang, Lumiere-sama memiliki tingkat kekuatan di atas itu. Mungkin sebagian dari kalian tidak akan mempercayainya. Namun Lumiere-sama memang bisa menghadapi banyak lawan di level pahlawan tertinggi.”

“Mustahil!” ucap semua orang serempak.

Aku agak menyeringai melihat ekspresi di wajah mereka. Namun sepertinya aku telah membocorkan banyak rahasia tentang Lumiere-sama. 

Yah, bagaimanapun juga beliau sendiri yang menunjukkan dirinya. Aku kira situasi seperti ini sudah diharapkan.

“Terserah kalian untuk percaya atau tidak, tapi satu hal yang perlu kukatakan, jangan membicarakan tentangnya pada orang yang tidak bersangkutan.” aku meletakkan jari telunjukku di depan bibirku sambil tersenyum.

Ini membuat orang-orang dalam ruangan itu bergidik ngeri saat melihatku.

“Ahem, ngomong-ngomong Seina-chan.” aku mengalihkan tatapanku kepada Rose-san yang tampak agak malu.

“Setelah kejadian itu, seseorang pria yang agak tampan juga datang untuk mengembalikan Wise kepadamu. Oh, ia memiliki luka sayatan di mata kiri dan mulut bagian kanannya. Apa kau juga mengenalnya?”

“Ah, itu pasti Kogane-sama. Ngomong-ngomong paman yang pernah kuceritakan kepadamu adalah Kogane-sama itu.”

“Ah, yang itu ya. Ja-jadi, apakah dia juga kuat?” 

Hmm? Kenapa aku merasa wajah Rose-san agak memerah saat menanyakannya. Ah, mengesampingkan itu, aku menjawabnya dengan apa yang kutahu.

“Dari yang kutahu, sepertinya Kogane-sama lebih kuat kok dari Lumiere-sama. Hanya saja beliau adalah orang yang perhatian dan tidak memiliki sifat eksentrik seperti Lumiere-sama.”

“Lebih kuat? Be-benarkah?”

Aku mengangguk dan melihat Rose-san yang tampaknya tenggelam dalam pemikirannya sendiri.

Kami melanjutkan percakapan yang cukup panjang hari itu.

Lalu, tiga hari berlalu. 

Saat mengetahui aku akhirnya bisa berjalan sendiri, Countess Valancia mengajukan permintaan khusus kepada party kami untuk mengawal kepulangannya.

1
Aiss Sulastri
Luar biasa
Aero Lisa
Bneran dipenggal nih kepala Seina??
JB
P
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!