NovelToon NovelToon
Kepingan Puzzle

Kepingan Puzzle

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Khabar

"Lima bersaudara dengan kedua orang tuanya adalah sebuah keluarga bahagia tenang dan damai, ibarat puzzle yang sudah sempurna sudah dipecahkan. Namun, insiden yang mengerikan terjadi, keluarga itu menjadi kelam karena ulah oknum yang jahat.
Tiga potongan puzzle hilang di tumpukan puzzle yang berbeda. Aku Glantea Albar berusaha menemukan tiga potongan puzzle itu. Tapi, takdir berkata lain aku tidak pernah menemukan tiga puzzle itu. Aku memutuskan menggantikan puzzle lain yang bentuknya sama dan jelas tidak pernah bisa sama dengan warna dari puzzle sebelum nya."
Kata Glantea di sebuah alat perekam kakinya mengalami patah karena insiden jatuh dari helikopter. setalah itu ada seorang yang membuka gubuk tua dimana dia berada sekarang lalu tiba-tiba dia bangkit tanpa peduli rasa sakit itu menghampiri seseorang dibalik pintu sambil menangis memegangi tangan orang tersebut "hiks... Hiks... ayahhh..... " Kata itu keluar dengan begitu tulus mengenali orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakek & Sebuah Cincin

“Ahkkk....”

Dalam keadaan setengah sadar, dia memegang tangannya dengan kuat, seakan-akan merasakan luka tajam yang tidak benar-benar ada. Nafasnya terengah-engah, mencoba membedakan antara mimpi dan kenyataan. Glantea terkejut, matanya melebar ketika menyadari bahwa semuanya hanya mimpi buruk. Keringat dingin mengalir di wajahnya, dan detak jantungnya berpacu seolah masih berada dalam kisah yang mencekam tadi.

"Hah... Hah... (Suara gemetar) Hanya mimpi... hanya mimpi buruk."

"(Menghela nafas lega) Aku masih di sini. Itu hanya mimpi."

Sensasi menyakitkan dalam mimpi itu menghilang perlahan, digantikan oleh kenyataan yang lebih aman. Glantea merasa tangannya bebas dari luka yang seolah-olah tertusuk dalam mimpi tersebut.

Namun, kesan kejutan dan ketegangan masih melekat, mengingatkannya pada warna gelap yang ada dikulit tangan kanan bekas luka permanen yang sudah sangat lama.

Dia melihat sekelilingnya, merasakan kelegaan ketika menyadari bahwa dia masih berada di tempat yang dikenalinya. Sekarang matanya langsung tertuju pada kalender di dinding. Pemandangan kalender yang menunjukkan akhir bulan membuatnya merasakan kecemasan mendalam.

"(Dengan nada khawatir) Awal bulan Oktober sudah dekat dan aku belum menyelesaikan banyak hal!"

Dia meraih kalender, memeriksa tanggal dan memastikan bahwa kenyataan di depannya adalah bulan yang nyata “(bergumam sambil menggaruk kepala) Hari ini tanggal 27, dan lusa di hari minggu ada misi yang menanti... Hmm..., ini hari rabu.” Keprihatinan melanda saat dia menyadari tanggung jawab yang masih menunggunya.

Berbisik pada dirinya sendiri "Aku harus segera bergerak. Waktunya sangat terbatas." Perasaan kebingungan dan kekhawatiran melingkupi Glantea, menciptakan kesan bahwa ia tengah berada di tengah-tengah tantangan hidup yang nyata. Kejutan dan kesan dari mimpi sebelumnya masih mempengaruhi dirinya, membuat pagi itu terasa penuh dengan tegang dan urgensi.

Glantea, setelah menyadari urgensi waktunya, segera memutuskan untuk membuka TV dan melihat berita terbaru untuk mengusir kesunyian dirumahnya. Berita yang disampaikan membawa kabar tentang perkembangan terkini di dunia. Namun, pandangan Glantea langsung tertuju pada kalender tugasnya. Dia duduk di meja dengan serius, membuka clipboard dan mencatat dengan cermat setiap detail.

Tangannya yang pernah memegang kalender, kini menggenggam pulpen dengan tegas. Wajahnya yang penuh ketegasan mencerminkan sikap seriusnya menghadapi tugas-tugas di depan.

“(Bergumam) Hari ini kosong.... Besok pengiriman untuk tugas administrasi dan nanti sore les privat”

Dia menyusun jadwalnya dengan hati-hati, menentukan prioritas dan memastikan tidak ada yang terlewatkan. Antara kewajiban sebagai pasukan Drobar dan kewajiban sekolahnya, Glantea harus menjaga keseimbangan yang rumit. Dia tidak berbohong bahwa Drobar adalah sebuah pasukan khusus yang lebih tersembunyi.

Sambil mencatat, dia merenung sejenak, mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan tanggung jawab gandanya. Kepalanya diangguk kecil, menunjukkan tekadnya untuk menyelesaikan setiap tugas dengan baik. “Tidak mudah, tapi aku bisa melakukannya. Setiap detik berharga.” Gumamnya lagi sambil memandangi clipboard-nya

Selesai mengatur jadwalnya, Glantea bangkit menuju lemari menggantikan bangun dari tempat duduknya dengan keputusan bulat untuk mengusir bayangan mimpi buruknya. Dia berpakaian dengan cepat, memasang sepatu olahraganya, dan bergegas keluar untuk menjalani sesi jogging pagi.

Setelah menempuh beberapa kilometer, Glantea duduk di taman yang teduh untuk merilekskan tubuhnya. Matahari pagi menyinari wajahnya, membawa kehangatan yang berbeda dengan kamar yang gelap dalam mimpinya. Sambil menikmati suasana damai taman, seorang kakek berjalan mendekat dengan senyuman hangat di wajahnya.

“Pagi yang indah, bukan?” Kata kakek itu sambil tersenyum.

“(Mengangguk) Iya, benar sekali.”

Kakek itu mengambil tempat duduk di sebelah Glantea, dan percakapan pun dimulai. Kakek itu menceritakan sebuah pengalaman, dan pelajaran yang dia dapatkan sepanjang perjalanannya.

“ (Dengan semangat) Hidup ini penuh dengan petualangan, Nak. Jangan biarkan mimpi buruk atau masa lalu menghalangi langkahmu.”

Glantea, meski awalnya terkejut dengan kehadiran kakek tersebut juga dengan hal yang baru saja kakek itu katakan, dan mempersiapkan diri mendengarkan dengan antusias.

“(Tersenyum) Terima kasih, Kakek. Saya rasa saya butuh mendengarkan lebih banyak cerita dari Anda.”

“(Tersenyum lebar) Tidak hal yang lebih baik untuk kakek ceritakan lagi, Anak muda ingatlah ini kehidupan itu seperti roda yang selalu berputar kadang kita di atas kadang juga dibawah.”

Di bawah bayangan pepohonan dan cerahnya matahari pagi tempat yang teduh dan nyaman untuk diduduki, kakek itu mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, itu sebuah cincin dengan pola seperti akar pohon, di memberikan itu kepada Glantea.

Menepuk pundak Glantea kakek menyodorkan cincin itu sambil berkata “Ada tiga hal yang harus kamu ingat, nak. Pertama, tanamlah benih kebijaksanaan setiap hari. Kedua, jadilah seperti air yang bisa mengalir mengelilingi rintangan, tapi tetap kuat dalam esensimu. Dan yang terakhir, selalu bersiap untuk menyusun puzzle kehidupanmu dengan penuh tekad. Ingatlah, keseimbangan antara pengetahuan, ketekunan, dan adaptabilitas akan membawamu jauh dalam perjalanan, ini... Ambillah itu kenang-kenangan dari kakek”

“Kakek ini terlalu berharga... Jadi...” begitu dia menoleh kakek itu telah menghilang dari sampingnya.

“Kek... Kakek...” dia bergegas bangun mencari kakek tadi, dan tidak menemukan lagi kehadirannya seolah menghilang begitu saja. Bahkan dia belum sempat menanyakan siapa nama kakek itu dan menghilang secara misterius.

Setelah beberapa saat mencari keberadaan kakek itu akhirnya memutuskan Glantea memasuki apartemennya dengan rasa penasaran yang masih menghantuinya setelah pertemuan dengan kakek misterius di taman. Dia merasa cincin yang diberikan kakek masih menghangat di genggamannya.

“(Berbisik pada dirinya sendiri) Kakek itu... di mana dia sekarang?”

Dia duduk di tepi tempat tidurnya, memandang cincin dengan penuh tanda tanya. Pikirannya melayang-layang mencoba memahami makna pertemuan tadi pagi.

Perasaan yang tidak karuan melangkah ke kamar mandi Glantea bersiap-siap dengan pikirannya yang melayang-layang. Air keran mandi mengalir pelan, menciptakan suasana yang hening.

“(Masih mengingat) Mengapa kakek itu memberikan cincin ini padaku? Dan kemana dia pergi?”

Glantea beranjak ke dapur mengambil sarapan dengan pikiran yang melayang. Dia masih merasa bingung dan tak menemukan jawaban atas misteri kakek itu. Dia bergegas memakai sepatu melangkah keluar apartemennya menuju sekolah. Langit pagi yang cerah seolah tidak mencerminkan kebingungan dalam dirinya.

“(Berbisik) Sekolah, dan misteri ini masih menghantui pikiranku puzzle yang lumayan rumit. Semoga hari ini membawa jawaban.”

Dia melangkah dengan langkah pasti, namun pikirannya masih tergantung pada pertemuan misterius dengan kakek tadi pagi.

Glantea tiba di sekolah, langkahnya mantap menuju ke kelas dan tak sengaja melihat sebuah pengumuman di mading sekolah. Pikirannya yang dipenuhi kebingungan mencoba teralihkan oleh atmosfer kegiatan di sekolah ekskul olahraga yang baru diadakan.

Beberapa menit kemudian Glantea membawa formulir untuk bergabung dengan kegiatan ekskul olahraga, berusaha mencari distraksi dari pertemuan misteriusnya dengan kakek. Semua siswa bersemangat, tapi pikiran Glantea masih terpecah antara kegiatan olahraga dan misteri cincin kakek.

Glantea tiba di lapangan yang ramai. Suasana riang di sekitar terasa segar, diiringi suara tawa dan jeritan semangat para siswa yang berpartisipasi. Dia melihat sekeliling, mencari tahu apa yang sedang terjadi. Tiba-tiba, seorang GURU OLAHRAGA yang lumayan dia kenal.

“Hey, kamu! Senang melihat wajah baru di sini. Siapa namamu?” tanya guru olahraga tanpa menyadari.

“Saya Glantea. Baru pindah ke sini.” Jawab Glantea dengan spontan

“(Tersenyum) Glantea! Suka olahraga, ya? Ayo ikut, kami butuh banyak peserta.”

Glantea tersenyum, menyembunyikan kejutannya guru olahraga yang baru saja menyapanya adalah Greta berbadan besar dan kekar sangat cocok untuk guru olahraga, mereka pernah menyelesaikan misi bersamanya.

“Tentu, saya suka olahraga. Boleh saya bergabung?”

“(Antusias) Tentu saja! Semoga kamu menyukai ekskul ini.”

“(Dalam hati) Untung dia tidak mengenaliku, ya... Semoga saja.”

“(Mengarahkan) Ayo, semangat! Latihan dimulai sekarang.”

Saat dia menggerakkan tubuhnya dalam latihan, Glantea mencoba mengalihkan perhatiannya. Namun, cincin di jarinya terasa seperti mengingatkan bahwa misteri itu masih ada.

...֎֎֎...

1
Lil Moonlight
nangis bombay ni thor, gantian sih ga mau tau 😜😜😜
Lil Moonlight
mengatan? 🤔
Khabar: mkasih sudah mengingatkan
total 1 replies
𝙃ṧ❣
semangat nulisnya kak ceritanya bagus 👍👍
🎀
Awal aja udah sedih
piyo lika pelicia
hedeh 😮‍💨 mengapa harus menyusup jika kamu bisa masuk dengan mudah
piyo lika pelicia: hhhhh 😂
Khabar: Albar be like: apa itu kesetrum, ke sambar petir aja udah /CoolGuy/
total 4 replies
piyo lika pelicia
jangan lah telanjang kau bahaya nanti 😂
piyo lika pelicia
Weh itu bahaya lepasin aja 😫
piyo lika pelicia
adik nya kenapa
piyo lika pelicia
woh belut listrik ya 😦
piyo lika pelicia
ular tikar kah 🤔
piyo lika pelicia
"Sepertinya
piyo lika pelicia
orang yang baik ☺️
piyo lika pelicia
heem sedih yah hidup nya.🙁
piyo lika pelicia
"Iya
piyo lika pelicia
"Bunda
piyo lika pelicia
"Cepatlah
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
"Ahkk.... sial,
piyo lika pelicia
aduy 😫
piyo lika pelicia
semangat kak ☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!