Andini Mahalina Aditama seorang perempuan berusia 25 tahun yang menjadi yatim piatu sejak usianya 14 tahun. Setelah kedua orangtua nya meninggal akibat kecelakkaan pesawat terbang, kehidupan Andini tidak berjalan dengan baik - baik saja, Om nya yang dianggap orang yang bisa menyayanginya malah tega membuangnya, karena Om angkatnya ingin menguasai harta orangtua Andini, Andini di tinggalkan di panti asuhan pada malam hari, setelah itu hidupnya berubah jauh dari kemewahan. Setelah menikah dengan Andrian Wiratmaja, laki - laki tampan berbadan tinggi besar seorang Presidir Direktur. Andrian adalah cinta pertama Andini semasa SMP dan begitu sebaliknya, Andini merasa Kebahagian akan datang, Andrian rela meninggalkan hartanya, bahkan pangkat Presidir Direktur dan lebih memprioritaskan Andini, tetapi Papa Andrian tidak tinggal diam, Papa Andrian tidak rela jika Andrian menikahi Andini dan mencoba memisahkan Andini dengan Andrian dengan berbagai cara, sehingga Andini dan Andrian terpisah deng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novia nur rohmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Pak Wiratmaja sudah keluar dari ruangan Andrian, Pak Wiratmaja membiarkan Andrian menyelesaikan tugasnya. Dia masih berfikir dengan cara apa dia bisa mengusir Andini.
**
Sementara Andini sudah menyelesaikan menjahit hijab sejumlah 300 pcs dan akan ia kirimkan ke masing masing pemesan, sebelumnya Andini telah membukus hujab sesuai dengan alamat para pemesan masing - masing, dia harus menyelesaikannya secepat nya.
Setelah ia sarapan dan memandikan bayinya Andini bersiap akan ketempat jasa pengiriman barang, kali ini memang sangat repot, Andini bingung mau menitipakan si kembar ke siapa, Bunga masih belum mau berbicara padanya dan Suci masih pulang ke kampung, ibunya sakit. Akhirnya Andini memutuskan untuk membawa si kembar dengan menggunakan stroler kembar hadia pemberin dari Arya, sebenarnya Andini enggan untuk memakai pemberian dari Arya tapi Andini tidak ada pilihan lain.
" Sayang, kalian duduk di sini ya, mau ikut Bunda kan."tawar Andini
" iya iya Bunda, Arsyla mau mau." Ucap Arsyla
Sudah beberapa hari Andini tidak bertemu dengan Bunga, Bunga menutup dirinya, Arya juga tidak datang lagi ke kontrakan setelah pemberian hijab dan cicin nya dari Arya di tolak Andini, pikir Andini Arya sudah menyerah, Andini memberanikan dii untuk keluar berharap tidak bertemu dengan Arya.
"Andini keluar kontrakan dan sudah mengunci pintu kontrakan, Andini bersama kedua anaknya, berjalan ke arah jasa pengiriman.
Tak disangaka Arya sudah mengintainya dari jauh, Arya tetep gigih ingin mendapatkan cinta Andini.
" Itu Andini, ya ampun emang ya Andini ini, nggak patah semangat banget, mandiri, anggun cantik, perfec, pingin banget aku bantui dia, pasti dia kerepotan banget udah bawa si kembar, bawa paket pesanan juga, coba ya dulu aku sadar duluan terus langsung deketin Andini, semua nggak akan seperti ini." gumam Arya di dalam mobil
Andini sampai di jasa pengiriman barang, ke dan mengirimkan paket nya sesuai dengan alamat masing - masing. Andini sudah menyelesaikan urusan nya dengan jasa pengiriman barang.
Andini teringat dengan Bunga, Andini sangat rindu dengan sahabatnya, persahabatan mereka hancur karena salah paham. Andini mengurungkan niatnya untuk pergi dari kontrak kan, ia ingin hubunganya dengan Bunga bisa kembali seperti semula.
Tiba - tiba Arya menghampiri Andini yang sedang berjalan mendorong stroler.
" Andini." Panggil Arya.
" Arya, Ar aku mohon jauhin aku, aku nggak mau Bunga salah paham lagi." ucap Andini
" Andini, aku ini udah nggak ada hubungan apa - apa lagi sama Bunga, Andini aku cinta sama kamu, aku nggak akan berhenti nemuin kamu terus, walaupun cincin, dan hijab yang aku kasih di depan rumah mu kamu talok, tapi aku akan tetep menunggu sampai kamu mau menerima cinta ku Andini." ucap Arya.
" Ar aku minta tolong banget, sama kamu tolong pergi dari sini, sampai kapan pun aku nggak akan bisa terima cinta kamu, Ar kamu masih bujang, kamu bisa cari perempuan lain, aku ini janda anak dua, aku udah janji sama mendiang suamiku, aku nggak akan pernah menikah lagi." ucap Andini.
" Andini, aku belum pernah bilang ya, status kita itu sama aku juga duda, aku cerai sama mantan istriku, makanya aku ngejer kamu karena kita sama, aku kasian aja sama Bunga kalau dia jadi sama aku, mending aku sama kamu, kita sama. Aku bakal menyayangi si kembar kayak anak ku sendiri Ndin, Ndin kamu nggak boleh janji kayak gitu kasian anak kamu, nggak punya kasih sayang dari ayah," ucap Arya
" Arya, aku capek ya ngomong sama kamu, kamu nggak ngerti, walaupun si kambar ayahnya udah nggak ada, tapi insya allah si kembar nggak akan kekurangan kasih sayang, kasih sayang dari aku juga udah cukup, jadi aku mohon banget kamu pergi sekarang ya Ar, atau aku teriak nih, biar warga ada kesini," ucap Andini
" Maksud kamu manggil warga apa Ndin?" tanya Arya yang memang tidak tau
" Biar ngusir kamu, Ar sebelumnya maaf ya kalau aku menyinggung, kedatangan kamu ini udah bikin aku dan kedua anakku nggak nyaman," ucap Andini
" Yaudah Ndin, kalau mau kamu gitu, kamu sampe punya pikiran mau manggil warga, aku pergi, assalamualaikum." Arya memberi salam pamit
" Wa' alaikum salam, " Andini menjawab salam
Andini bernafas lega akhirnya Arya pergi juga dari hadapanya, Andini segera memutuskan untuk pulang ke kontrakkannya.
" Liat ya Andini, aku nggak akan menyerah, suatu saat nanti kamu bakal menerima cintaku," gumam Arya yang masuk ke dalam mobil.
**
Pak Wiratmaja sudah memutuskan sesuatu untuk mengusir Andini dari kontrakannya, Pak Wiratmaja mengutus bodyguardnya untuk kerumah ibu kontrakan, agar ibu kontrakan lah yang akan mengusirnya hari ini juga.
Andini sudah sampai di depan kontrakkannya, dan masuk ke dalam, kedua anak Andini memang sangat pengertian, dari lahir sampai umur 2 tahun mereka selalu anteng jika di ajak kemana - mana. Andini meletakkan kedua anaknya nya di ranjang, mereka berdua tertidur pulas, Andini hari ini bisa sedikit tenang, pikiranya hanya tertuju ke Bunga.
" Sampai kapan ya, Bunga bakal diemin aku kayak gini, ini semua cuman salah paham," gumam Andini yang merindukan sahabatnya.
Andini yang duduk di tepi ranjang tak sengaja melihat foto suaminya, ia langsung mengambil dan memandangi foto sang suami.
" Mas walaupun sepeninggalan kamu, jalan ku nggak mudah tapi aku yakin, aku dan anak kita bakal merasakan kebahagian lagi, seperti dulu waktu ada kamu Mas, Mas aku janji akan setia sama kamu Mas, aku nggak akan menikah lagi, walaupun ada orang yang terus mencoba mendekatiku." gumam Andini lagi sambil mengelus foto suaminya.
Azan ashar berkumandang, Andini segera mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat asar, setelah selesai melaksanakan sholat asar Andini akan memandikan kedua bayinya, Arshaka dan Arsyla sudah terbangun. Mereka berdua asik bermain begitu sangat lucu sekali mereka.
Setelah mereka mandi mereka langsung di beri asi oleh Andini, dan setelah selesai mereka bertiga bermain bersama.
Jam menunjukkan pukul 17.00 Bu Susi datang ke kontrakkan Andini.
Tok..
Tok..
Andini mendengar ada yang mengetok pintu, ia langsung beranjak dari ranjanh
"Andini buka pintunya." ucap Bu Susi dari balik pintu.
Andini tergopoh - gopoh membukakan pintu sebelumnya ia sudah melihat dari jendela yang datang Bu Susi, Andini segera membuka kan pintu.
Ceklek..
" Bu Susi, masuk Bu," ajak Andini.
" Nggak usah, Andini kamu harus segera pergi dari rumah saya." ucap Bu Susi
" Tapi Bu, saya kan belum telat bayar Kontrakan Bu, kan masih satu minggu lagi Bu, dan ini saya juga akan bayar ke Ibu." ucap Andini
" Nggak bisa Ndin, saya Nggak bisa nerima kamu lagi di tinggal di kontrakkan saya, saya minta sore ini juga kamu tinggalkan kontrakakan saya." ucap Bu Susi
" Tapi Bu, ini udah sore mendung juga, saya bingung harus tinggal di mana Bu." ujar Andini
" Saya nggak mau tau, kamu harus pergi!" ucap Bu Susi
" Salah saya apa Bu, saya kan selalu tepat waktu membayar kontrakkan Bu." ucap Andini
" Udah Andini kamu nggak usah banyak omong." ujar Bu Susi.
mampir juga di karyaku yaa