Kehidupan Freya berubah drastis setelah kematian kedua orang tuanya. Dia mengalami kesedihan yg begitu mendalam dan hanya sebatang kara. Tetapi kecerdasan yg dimilikinya membuatnya bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yg lebih tinggi. Dia berkuliah di kampus bergengsi dengan beasiswa, lalu lulus dengan nilai sempurna. Dia kemudian di terima bekerja di sebuah perusahaan elektronik terkemuka, dan menjalani kehidupannya dengan baik. Dan dia justru terjebak & harus menikah dengan atasannya sendiri bernama Zayn pemilik perusahaan tempatnya bekerja karena sebuah tragedi. Suaminya sangat baik, tampan & mencintainya. Kebaikan hati suaminya membuat Freya akhirnya bisa menerimanya & Freya juga sangat mencintainya. Sayangnya kebahagiaan pernikahan Freya & Zayn harus ternodai dgn rahasia kelam Zayn dimasa lalu serta banyaknya kebohongan Zayn. Fakta bahwa Zayn adlh penyebab kematian Ayahnya, membuat Freya meninggalkan Zayn. Lalu bagaimanakah perjuangan Zayn untuk bisa meyakinkan Freya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Golden Watermelon Sugar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Zayn
"Aku ingin kau segera hamil." Zayn tersenyum sambil mengusap perut Freya. Mereka sedang berbaring di atas ranjang, bersiap untuk tidur setelah percintaan mereka yang panas dan bergelora. Tubuh mereka teIanjang di balik selimut, saling memeluk erat.
Freya yang sudah setengah tertidur di pelukan Zayn langsung terjaga mendengarnya. Hamil, mengandung anak Zayn. Pikiran itu terasa begitu menyenangkan untuknya. Memiliki anak-anak dari Zayn, yang tampan dan begitu luar biasa dengan rambut cokelat kehitaman dan mata biru berkilauan, wajah yang sempurna, pasti amat sangat membahagiakan. Betapa akan luar biasanya nanti jika mereka memiliki seorang anak. Freya juga menyadari bahwa di balik penampilan sederhananya, dia juga cukup cantik sehingga tidak akan terlalu buruk jika memiliki anak dengan Zayn.
"Apakah kau mau mengandung anak-anakku?" tanya Zayn.
"Tentu saja Zayn." Freya tersenyum dan mendongakkan kepalanya, menatap Zayn lembut, "Kau kan suamiku. Pikirmu aku akan mengandung anak siapa kalau bukan dirimu?"
Zayn tertawa, tawa yang dalam dan terdengar seksi di telinga, mengalun lembut, "Kalau begitu kita harus giat mengusahakannya."
Freya mengangkat alisnya, "Kau melakukannya pagi, siang, sore, dan malam... kurang giat apalagi?"
Tawa Zayn memenuhi ruangan. Dia memeluk Freya dengan lembut, berdoa semoga kebahagiaan ini tidak pernah berakhir.
***
Seluruh pelayan sudah kembali ke rumah pagi ini dan kegiatan berlangsung seperti biasa. Freya sedang di dapur belajar membuat kue kelapa bersama Martin. Ketika suara ribut-ribut terdengar dari lorong, yang mau tak mau terdengar sampai ke dapur. Itu suara Zayn, lelaki itu sedang mengumpat-umpat di telepon. Mengumpat-umpat?
"Bagaimana mungkin dia bisa lolos? Ini pulau pribadi. Tidak sembarang orang bisa kemari." Kemarahan tercermin jelas dalam suara laki-laki itu.
Suara di seberang telepon menjawab, tampak mencoba menjelaskan dengan panik. Tetapi kemudian Zayn memotongnya dengan tajam.
"Sudah. Kita bicarakan keteledoran yang dibuat anak buahmu nanti. Kau yang harus menanggung ini semua. Nanti. Begitu aku selesai membereskan masalah ini." Lalu Zayn menutup telepon dengan kasar. Membuat Freya merasa kasihan pada siapapun yang menjadi lawan bicara Zayn di telepon.
Beberapa detik kemudian pintu dapur terbuka, dan Zayn masuk dengan wajah serius.
"Freya." Zayn memanggil dari ujung dapur. Membuat Freya yang sedang bertaburan tepung dan membantu Martin membentuk kue di cetakan menoleh, "Ya Zayn?"
"Kemari, aku ingin bicara."
Zayn tidak pernah sekaku ini ketika berbicara kepadanya, membuat Freya mengerutkan keningnya. Apakah lelaki itu sedang marah. Kepada siapa? Kepadanyakah?
Dengan hati-hati dia melangkah keluar dapur, mengikuti Zayn ke arah teras samping. Zayn berdiri di sana, mondar-mandir dengan wajah gusar.
"Ada apa Zayn?" tanya Freya bingung.
Lelaki itu melangkah mendekati Freya dan merengkuh kedua bahunya, membuat Freya dekat dengannya. "Anak buahku mengacau. Kita akan kedatangan tamu. Bukan tamu yang menyenangkan, tetapi kita terpaksa menampungnya beberapa hari demi kesopanan. Aku harap kau mengerti."
Freya menganggukkan kepala. Sedikit lega mendengar perkataan Zayn, Jadi hanya karena masalah itu? Seorang tamu, meskipun terasa aneh karena datang di bulan madu mereka, tampaknya tidak menjadi masalah besar. Freya pasti bisa menghadapinya. Kalau begitu kenapa Zayn masih tampak begitu gusar?
Zayn yang masih mencengkeram kedua bahu Freya mendesah kesal. "Dia bukan tamu biasa. Dia mungkin datang untuk mengacau, seperti yang Lexia ramalkan. Aku minta maaf Freya, aku tidak menyangka dia akan seberani itu, menyusulku kemari."
"Siapa Zayn?" Freya berubah waspada, karena Zayn tampak begitu serius tentang tamu yang satu ini.
Zayn menatap Freya pahit. "Dia mantan kekasihku Freya. Anak buahku mengatakan dia tidak bisa mencegah kedatangannya kemari. Sekarang dia sedang dalam perjalanan dengan perahu boat kemari. Maafkan aku."
Deg
Dada Freya terasa di remas. Bagaimana bisa seorang mantan kekasih datang di tengah bulan madunya dengan Zayn. Freya benar-benar tidak habis pikir.
Memikirkan bahwa Zayn mempunyai mantan kekasih sebelumnya, yang tentunya juga berbagi hal-hal intiim bersama lelaki itu sungguh membuat semuanya terasa aneh.
Seharusnya Freya siap. Irene dulu pernah mengatakan kepadanya bahwa Zayn pernah punya beberapa kekasih yang berhubungan dengannya tanpa status. Freya mungkin bisa melupakan itu semua kalau situasinya tidak seperti ini. Seorang mantan kekasih yang nekad tampaknya bertekad merebut Zayn kembali. Dan Freya harus menghadapinya.
Astaga. Kenapa dia ada di dalam situasi begini? Apa yang harus dia lakukan? Dengan bingung Freya memencet nomor ponsel Irene. Dalam deringan kedua ponsel itu diangkat,
"Ada apa Freya? Apakah kau sudah pulang dari bulan madumu?" tanya Irene.
"Bukan Irene. Aku ingin menanyakan sesuatu."
"Tentang apa?"
"Tentang mantan kekasih Zayn," gumam Freya.
Sejenak Irene tertegun di seberang sana, lalu bergumam ragu. "Well sayang, menurutku ketika kita sudah menikah dengan seseorang, tidak perlu mengungkit-ngungkit masa lalu, apalagi mencari informasi tentang mantan pacar pasangan kita..."
"Bukan begitu Irene. Aku bukannya ingin menyelidiki masa lalu Zayn. Aku hanya ingin tahu apa yang harus kuhadapi. Mantan kekasih Zayn.. entah yang mana tampaknya tidak terima dengan pernikahan ini, dan entah dengan jalan cerdik apa berhasil menyusul ke pulau ini, dia sedang dalam perjalanan kemari, dan sebentar lagi sampai."
"Apa?" Irene memekik marah, "Siapa perempuan tidak tahu malu itu?" tanya Irene lagi.
"Kata Zayn, namanya Fya."
"Fya.. oh Astaga." Suara Irene tertelan di seberang sana.
Freya mengernyitkan kening, tiba-tiba diserang perasaan buruk karena kediaman Irene, "Ada apa Irene? Kenapa kau terdiam?"
"Karena mantan pacar yang kau hadapi adalah musuh yang paling berat." Irene menghela napas panjang, "Fya bisa dikatakan kekasih permanen Pak Callisto, dia selalu kembali kepada perempuan itu. Fya adalah perempuan keras yang mandiri, tampak tidak butuh laki-laki, dan hubungannya dengan Pak Callisto hanya demi kenikmatan semata. Tetapi sepertinya dia tidak rela Pak Callisto menjadi milik perempuan lain, karena dia terbiasa memiliki Pak Callisto untuk dirinya sendiri. " Irene menghela napas panjang, "Dia sangat pandai mengintimidasi lawannya. Hati-hati Freya. Jangan sampai kau tertekan di bawah auranya."
Freya mendesah ketika pembicaraannya dengan Irene berakhir. Ternyata mantan pacar Zayn yang akan datang kemari adalah yang paling hebat di antara semuanya. Jantung Freya berdetak penuh antisipasi. Menanti apa yang akan terjadi nanti.
Freya mondar-mandir dan merasa sangat gusar sekali. Dia bingung dengan keadaan yang terjadi saat ini. Dia tidak mempermasalahkan masa lalu Zayn bersama dengan mantan pasangan atau kekasihnya, tetapi kenapa di saat seperti ini, ada mantan pasangan yang datang di acara bulan madunya dengan Zayn. Apa yang sebenarnya di inginkan oleh perempuan itu. Freya bingung bagaimana harus menghadapainya nanti.
Thor.... buat zayn kecelakaan atau apa gt.... trauma kepanjangan akibat kecelakaan dulu shg freya tau betapa zayn cinta
setidaknya tinggal bersama walaupun zayn harus menerima hukuman freya
buat zayn koma, sakit, gila biar freya sadar sedalam n setulus apa cinta zayn. buat keluarga zayn jujur, saat zayn koma, sekarat, gila kalo bukan zayn yg setir mobil