#ENEMYTOLOVERS
Xander Thompsom menderita mysophobia, ketakutan berlebih dan tidak masuk akal terhadap sesuatu yang tampak kotor, kontaminasi kuman, atau virus. Tapi, apa jadinya jika dia di jodohkan dengan seorang wanita bar-bar, dan jorok?
"Menjauh dariku, Kuman!" usir Xander seraya mengibaskan tangannya, lalu menyemprot sekelilingnya dengan cairan desinfektan yang selalu dia bawa di kantong jasnya.
"Cih!! Sok bersih! Makan nih upil!" balas Jeje sangat kesal seraya mengorek hidungnya dengan ujung jari telunjuk dan mengusapkan jarinya itu ke jas pria tersebut.
Bagaikan air dan minyak seperti itulah rumah tangga mereka, tidak pernah akur dan tidak pernah bisa menyatu.
Seperti apa keseruan mereka? Simak terus kelanjutannya!
FOLLOW IG @thalindalena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Xander dan Jeje masih saling pandang. Namun, tidak berselang lama kemudian keduanya saling melepaskan diri ketika tersadar kalau tubuh mereka saling merapat.
Xander bergegas berjalan menuju nakas, mengambil sanitizer lalu menyemprot telapak tangannya yang baru saja memegang pinggang Jeje. Dia takut kalau ada kuman yang menempel dan membuatnya kembali jatuh sakit.
Jeje berdecap kesal melihat tingkah Xander, "nggak sekalian mandi sanitizer biar badanmu bebas dari kuman!" sungut Jeje pada suaminya.
Xander mendengus kesal menanggapi ucapan Jeje, kemudian melangkah masuk ke ruang ganti, tidak berselang kembali keluar, memberikan kemejanya kepada istrinya.
"Ganti bajumu dengan kemeja ini. Mataku sakit melihatmu pakai kostum perawat itu!"
"Yakin matanya sakit?" Jeje dengan jahilnya menggoyangkan dadanya yang mencuat keluar, membuat Xander seketika itu menelan ludahnya susah payah.
Ck!
Xander mendecakkan lidah, seraya berkacak pinggang dan menatap tajam istrinya. "Mau kamu telanjang di depanku, aku nggak akan pernah tertarik sama kamu! Jadi jangan sok menggodaku seperti itu!" Xander berkata dengan nada marah. Padahal saat ini dia sedang menahan hasratnya sekuat tenaga yang terus memberontak seolah minta di puaskan. Jeje sudah berhasil membuatnya pusing kepala atas dan bawah.
Bibir Jeje mengerucut ketika mendengar ucapan pedas suaminya. Tapi, tidak berselang lama dia menyeringai. "Baik, kalau kamu nggak nafsu lihat aku meski aku dalam keadaan telanjang! Kita buktikan aja!" tantang Jeje, sambil melepaskan pakaiannya.
Xander terkejut mendengar ucapan istrinya, dia memundurkan langkah sambil melotot ketika melihat Jeje mulai menanggalkan kustom perawat itu.
GLEK!
"Apa yang kamu lakukan!" Xander berseru setelah menelan ludahnya dengan kasar. Oh, tidak! Kepala dan tubuhnya kini panas dingin, saat melihat istrinya sudah naked di hadapannya.
Jeje sungguh gila dan nggak punya sopan santun, pikir Xander.
"Kenapa kamu kelihatan panik begitu? Bukannya kamu nggak tertarik sama aku!" Jeje sudah mengibarkan bendera perang pada Xander. Namun, dia tidak tahu kosenkuensi berat yang akan dia terima karena sudah berani menggoda suaminya.
"Jeje!"
"Apa sih?" Jeje menjawab dengan santai sambil melemparkan kostum perawat itu kesembarang arah.
Xander melipat bibirnya, jangkunnya naik turun seperti sedang menelan biji kedondong, wajahnya pias dan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya ketika melihat istrinya sangat sexy dan menggoda imannya.
"Argghh, aku udah nggak kuat!!" Xander segera berlari ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya.
Jeje tertawa geli melihat tingkah suaminya, "Cih, Jeje di lawan! Rasain tuh senam lima jari!" ucap Jeje sambil memakai kemeja milik suaminya yang kedodoran dan terlihat seperti mini dress di tubuhnya.
"Lumayan, dari pada aku memakai kostum tadi," gumam Jeje sembari memperhatikan penampilannya. Setelah dirasa penampilannya sopan dan rapi, dia keluar dari kamar. Tapi sebelum itu dia berseru pada suaminya.
"Sabunnya jangan dihabiskan!"
"Dasar gadis sial! Awas saja, aku akan segera membalasmu!" maki Xander sambil melakukan aktifitasnya di dalam kamar mandi.
*
*
Jeje berjalan menuju ruang makan. Kemeja Xander yang melekat di tubuhnya membuat semua orang menjadi salah mengira. Apalagi rambut Jeje tergerai basah, pikiran mereka jadi semakin traveling ria.
"Cieee ... ciee ... basah nih," goda Airin pada menantunya.
"Iya, basah karena habis mandi, Ma," jawab Jeje, tidak memahami kalimat yang dilontarkan ibu mertuanya.
"Berapa ronde?"
"Hah?!" Jeje jadi cengo, menatap ibu mertuanya sambil bengong.
aku suka semua karya kk☺️☺️