Petarung Kegelapan

Keesokan paginya.

Yori pun bersiap siap untuk berangkat. "kita akan pergi sekarang...?". Tanya Vivi yang melihat Yori sedang mengemasi barang barangnya.

"iya... Kita ada misi lain... cepat kemasi barang barang mu..." ujar Yori.

Setelah selesai mengemasi barang bawaan. Yori dan Vivi pun langsung menuju pelabuhan desa Fishman. mereka berdua menunggu kedatangan pria waktu itu.

Tak lama menunggu akhirnya pria tersebut pun datang. "maaf telah membuat kalian menunggu...". Ucap pria tersebut.

"iya... Tidak apa apa kok paman...". Saut Vivi.

Mereka pun segera menaiki kapal layar pria tersebut. Terlihat kapal pria tersebut berukuran cukup besar.

"kalau boleh tau... Paman bekerja sebagai nelayan apa gimana...?". Tanya Vivi ke pria tersebut.

"saya terkadang menangkap ikan, tapi kalau ada orderan saya juga mengantar barang ke benua Britania...". Jawab pria tersebut.

"kebetulan... Kalau misi ini selesai sekalian antar kami ke sana". Saut Yori.

"baik saya akan mengantar kalian ke sana setelah urusan nanti selesai".

mereka pun akhirnya berlayar menuju pulau sailor, pulau di mana anak pria tersebut tewas.

"kalian berdua istirahat saja terlebih dahulu, karena kita butuh waktu selama sebulan buat sampai di pulau itu...". ucap pria tadi.

Mendengar itu Yori pun kaget, "sebulan... Emang kita mau kemana Yori...?". Tanya Vivi.

"sudah kamu tidak perlu tahu... Ikut saja..". Ucap Yori.

"hmm...dasar... Pria jutek...". ucap Vivi dengan nada yang pelan. "apa katamu...". Saut Yori.

"e... Tidak... Itu... Gelombang laut nya tenang ya...". Ucap Vivi membuat alasan.

"gitu... Ya ya udah... Aku mau keliling lihat lihat kapal". Ucap Yori. "kalau begitu, aku masuk kamar duluan... Sepertinya aku mabuk laut". ucap Vivi.

Yori pun berkeliling melihat lihat kapal. Dia melihat ada lima orang anak buah kapal itu. Iya pun mencoba mendeteksi kekuatan mereka.

"hanya setingkat petarung C " gumam Yori. Iya pun melanjutkan berkeliling nya. Hingga iya melihat kapal tersebut bertuliskan feronia.

Yori pun mulai teringat akan sesuatu. "feronia... Kayak tidak asing buat aku... Tapi... Di mana aku pernah dengar nama itu ya...?". Gumam Yori sambil mencoba mengingat nama feronia.

Setelah begitu lama mencoba mengingat. Akhirnya Yori pun ingat dengan nama tersebut.

"aku tau... itu nama keluarga bangsawan nya Temari... tapi kenapa nama itu ada di kapal paman ini...apa iya juga termasuk keluarga Temari...?". Ucap Yori yang penasaran.

Iya langsung menuju ruangan paman tersebut, dan menanyakan perihal nama yang ada di kapal tersebut.

"paman... Apakah anda pemilik asli kapal ini ...?". tanya Yori.

"iya... Saya pemilik asli kapal ini... Ini buktinya...!". Jawab paman sambil menunjukkan surat surat kapal miliknya.

"emang ada apa sampai sampai bertanya seperti itu...?". Tanya paman tersebut.

"waktu aku berkeliling kapal... Aku melihat ada tulisan feronia di kapal. Aku jadi teringat dengan sahabat ku, yang merupakan keturunan dari keluarga feronia". ucap Yori.

"oh... Begitu... Memang benar ini milik keluarga feronia. Beberapa tahun yang lewat saya membeli nya". ucap paman.

"membeli nya... Bukan kah keluarga feronia merupakan keluarga kaya...?". Tanya Yori.

"kalau itu... Setahu saya... Mereka tersingkir dari kerajaan dhursa. Jadi jatuh miskin sehingga menjual kapal ini". ucap paman tersebut menjelaskan.

Mendengar itu Yori pun sedikit bingung tentang apa yang membuat keluarga feronia tersingkir dari kerajaan dhursa.

"seperti itu ya... Terimakasih paman atas informasinya". Ucap Yori.

Yori pun keluar dari ruangan paman tersebut, dan iya menuju ke kamar buat beristirahat.

Di dalam kamar Yori masih memikirkan tentang apa yang di alami oleh keluarga Temari. "apa jangan jangan... Keluarga trans penyebab nya ya...". Gumam Yori.

Tak lama modeus pun menghampiri Yori yang tengah baring sambil melamun.

"kamu mau tau apa yang terjadi...". Ucap modeus. Yori pun terkejut mendengar suara modeus. "kamu buat kaget saja... Ketok dululah kalau mau masuk". Ucap Yori.

Mendengar itu modeus pun tertawa. "aku ini seorang burung, lantas bagaimana aku mengetok pintu kamar mu...".

"lah terus... Bagaimana kamu bisa masuk...?".

"tu... Lewat situ...". Ucap modeus sambil melirik ke jendela kamar Yori.

"emang kamu tau apa yang terjadi dengan keluarga Temari...?" tanya Yori.

"aku tahu persis apa yang terjadi...!". "kalau begitu tolong beritahu aku...?". pinta Yori.

Modeus pun menceritakan semua yang telah terjadi dengan keluarga Temari. Mendengar cerita dari modeus, membuat emosi dan dendam di hati Yori semakin bertambah.

"jadi begitu... barri... Aku tak sabar ingin mengoyak dan mencabik cabik tubuhmu...".

"ingat Yori... Barri sekarang dia sudah berada di tingkat SS...". Ucap modeus.

Yori pun terkejut mendengar nya. "SS... latihan seperti apa yang iya lewati bisa sampai sekuat itu".

"aku rasa ada yang membimbing nya, seperti aku yang membimbing mu..."

"kira kira... siapa yang membimbing nya...".

"aku juga kurang tahu... tapi perasaan ku dia di bimbing oleh... raja naga bagian Utara, karena tempat dewa naga Utara tidak jauh dari kerajaan dhursa".

"raja naga... aku tak pernah dengar tentang itu...". Ucap Yori.

Modeus pun menjelaskan segalanya.

"Di dunia ini terbagi menjadi tiga penguasa kuat. Yaitu raja naga Utara, raja naga selatan dan raja kegelapan. Raja naga Utara itu dekat dengan kerajaan dhursa. raja naga selatan berada di sebelah benua merah tempat kita, tepatnya di benua bermuda. Dan raja kegelapan berada di benua merah".

"berada di benua merah... Jangan jangan kamu orang nya modeus...?". Tanya Yori.

modeus pun tertawa. "iya... Aku dulunya merupakan seorang raja kegelapan. Karena kami bertiga sering membuat pertarungan, maka para dewa mengutus beberapa orang sebagai utusan nya. Buat mengalahkan kami. Hingga akhirnya jadi seperti yang kamu lihat sekarang".

"jadi... Apakah masih ada utusan dari dewa itu...". "mereka akan selalu ada, karena tugas mereka untuk melawan kami kalau kami berhasil bangkit kembali".

"emang di mana tempat para utusan dewa itu..?". "mereka berada di pulau dragon hole. Pulau yang berada di tengah tengah antara tiga benua ini".

"bagaimana caranya biar aku bisa ke sana, dan mengambil tubuh mu kembali".

"setidaknya... Untuk bisa memasuki kesana, kekuatan mu harus berada di tingkat raja, dan untuk mengalahkan utusan dewa, kekuatan mu harus di tingkat kaisar. Dan untuk menantang para dewa. Kekuatan mu harus di tingkat dewa juga". ucap modeus menjelaskan tingkat Tan yang harus di lewati Yori.

"berarti barri sebentar lagi sampai di tingkat raja. Sedangkan aku baru di tingkat S atas " gumam Yori.

"makanya kamu harus lebih giat berlatih... Untuk menaikkan kekuatan mu, dan jangan lupa. Karena aku yang membimbing mu, semakin kuat rasa benci di hatimu. Maka semakin kuat dirimu. Karena sumber kekuatan kegelapan itu adalah rasa benci dan amarah". ucap modeus.

Setelah selesai berbincang modeus pergi meninggalkan Yori. Yori pun kembali berbaring dan mengingat ucapan modeus tadi.

"apa ini yang di ucapkan oleh pria yang ada di jembatan waktu itu. tentang tidak salah mengambil keputusan". Gumam Yori mengingat ucapan pria yang ada di jembatan waktu itu.

"aku tak peduli... Yang terpenting barri dan keluarga nya yang telah membunuh orang tuaku. Mati di tangan ku". ucap nya sambil menggerakkan gigi nya.