My Bodyguard My Obsession

Leona melakukan gerakan-gerakan yoga yang cukup menantang di depan Ethan. Dia sengaja melakukan itu untuk membuat Ethan tidak nyaman di depan nya. Dan dia tahu bahwa obat itu mulai bereaksi pada Ethan. Leona penasaran akan sejauh apa Ethan bisa menahan diri ketika melihatnya.

"Dia benar-benar sudah giIa, kenapa dia tidak merasa canggung melakukan semua ini di depan laki-laki yang bukan kekasihnya... Astaga... Dan ini juga kenapa lagi??? Kenapa harus tegang seperti ini??? Bagaimana kalau Leona melihatnya, bisa hancur reputasiku, dia pasti akan berpikir jika aku ereeksi karena melihatnya... " Gerutu Ethan dalam hati.

Waktu terus berjalan, dan Ethan sejak tadi merasa sangat tidak nyaman, keringatnya keluar tanpa henti, dan rasa panas juga mendera nya. Dia benar-benar tersiksa, terlebih lagi gerakan yoga Leona yang begitu menggairaahkan membuat nya menjadi semakin tersiksa. Pen'is nya tidak mau kompromi dan terus berusaha untuk di keluarkan dari dalam ceIana nya.

Hingga akhirnya Leona selesai juga melakukan yoga. Perempuan itu berdiri dan mengambil handuknya. Dia mengelap keringat di wajah dan lehernya. "Ethan, bisakah kau mengambilkan ku air di dapur???" Pinta Leona.

"Ya, aku akan mengambilkan nya.. " Ethan lekas berbalik badan dan lari terbirit-birit ke dapur.

Leona tertawa melihatnya. Lelaki itu ternyata bisa bertahan. Tetapi Leona tidak bisa memungkiri bahwa Ethan sangatlah tersiksa sekali.

Sampai di dapur, Ethan mengambilkan Leona minum. Dan dia melihat Leona berjalan ke ruang tamu. Ethan membawa gelas berisi air kesana. "Ini minumnya???" Ucap Ethan. "Bisakah aku ke kamar mandi???" tanya nya pada Leona.

Leona meminum air itu hingga habis. "Kenapa ke kamar mandi???"

"Aku ingin buang air kecil... "

"Benarkah???" Tanya Leona. Dia meletakkan gelas itu ke meja dan menatap Ethan tajam. Mata mereka saling bertatapan. Perempuan itu kemudian melingkarkan kedua lengannya di leher Ethan. "Aku tahu kau ingin melakukan apa di kamar mandi, sejak tadi aku memperhatikanmu yang berdiri tidak nyaman menatapku... Dan ini???" Leona tiba-tiba memegang pen'is Ethan yang ada di balik ceIana. Leona merasakan bahwa itu sangat keras sekali.

. "Ini terasa sangat keras sekali dan ingin di keluarkan dari sangkar nya, kau pasti ereeksi karena melihatmu yoga kan???" Leona tersenyum. "Aku bisa membantu mu menenangkan milikmu ini, jadi kenapa kau tidak setuju atas penawaran ku tadi????" Tanya Leona.

Ethan menjauh dan melepaskan pelukan Leona. "Tidak... Tidak nona Leona.... Kau salah paham, aku tidak ereeksi karena melihatmu.. "

Leona mendekati lagi Ethan dan memegang kerah baju Ethan. "Mengaku saja, katakan iya, dan aku tidak akan marah kepadamu... "

"Bukan begitu nona... " Ethan mencoba melepaskan diri dari Leona. Tetapi perempuan itu menahannya.

Leona menatap tajam Ethan. "Jangan bergerak dan jangan coba untuk membantah ku... Kau sudah bekerja denganku sekarang, dan ada kontrak yang mengikat mu jadi jangan coba untuk melepaskan diri dariku....!" Leona mengusap pipi Ethan dengan lembut. "Kenapa kau takut sekali Ethan??? Aku bisa sangat baik kepadamu jika kau menuruti semua keinginanku, aku bisa bersikap tidak menyebalkan jika kau juga tunduk kepadaku... Keinginanku tidak pernah bisa di tolak oleh siapapun, jadi bersikaplah selayaknya kau adalah bawahan yang baik.. "

"Tapi..????"

Leona menutup mulut Zayan dengan jari telunjuknya. "Ssstttt... Diam dan nikmati, kita sudah dewasa jadi jangan khawatir... Dan kalau kau menolakku maka aku akan memanggil semua bodyguard yang ada di bawa agar naik untuk menghajar mu, aku akan bilang pada mereka jika kau akan melakukan perbuatan tidak senonooh padaku, dan mereka akan menghajar mu sampai kau tiada, tetapi jika kau menuruti ku maka ini hanya akan jadi rahasia kita berdua, dan akan aku pastikan aman.. "

Leona pun mencium bibir Ethan dengan penuh agresiif, Ethan hanya diam dan tidak membalas ciuman itu. Tidak mendapat balasan, Leona melepaskan ciumannya dan menatap Ethan tajam. "Kau masih belum mau menyerah???" Tanya Leona. Ethan hanya diam saja.

Leona pun mendorong Ethan di sofa. Lelaki itu langsung terduduk disana. "Apa yang akan anda lakukan??? Tanya Ethan akhirnya.

" Ethan....!!! Jangan sok suci, aku sangat tahu kau saat ini sedang membutuhkan perempuan untuk memuaskanmu, kau ereeksi dan kau tidak mau jujur juga, ada aku disini yang bisa membantumu, jadi jangan berpura-pura menahan diri padahal kau sedang tersiksa, diam, nikmati dan biarkan aku yang bekerja!!" Leona duduk berjongkok di depan Ethan, perempuan itu membuka resIeting ceIana Ethan dan mengeluarkan senjata yang sudah siap dan tegang itu.

Ethan menghela napasnya panjang penuh kelegaan karena akhirnya siksaannya berakhir. Miliknya bisa keluar dari dalam ceIana nya, dan seolah di bebaskan dari penjara. Melihat ekspresi Ethan, Leona memegangnya dan menggerakkan tangannya naik turun disana. "Kau merasa lega kan??? Kenapa tadi kau harus menolakku??? Sekarang aku akan melakukan tugasku, dan aku yakin kau pasti akan sangat senang sekali.. "

Leona terus menggerakkan tangannya dan dia mendengar suara eraangan dari mulut Ethan. Leona membungkuk dan mencium kepala pe'nis Ethan, setelah itu dia mulai menguIum nya, bermain dengan mulut dan Iidahnya .

"Oh gosh.....!!!! Ahhhh.... " Ethan mulai meracau dan menikmati kehangatan muIut Leona yang membungkus senjata nya.

Mendapati Ethan mulai menikmati nya, Leona semakin agresif dan kegirangan menikmati permainannya sendiri dan suara Ethan yang penuh kenikmatan itu justru menjadikan suasana semakin luar biasa.

Tiba-tiba Ethan menekan kepala Leona, hingga Leona melahap habis pen'is itu. Ethan menahannya selama beberapa detik lalu melepaskannya. Detik itu juga Leona terbatuk-batuk tetapi Leona melempar senyum setelahnya. Dan Leona kembali melakukan itu selama beberapa kali. Sampai akhirnya Ethan meminta berhenti.

Leona kemudian melepaskan ceIana Ethan sepenuhnya, melemparnya ke lantai, dan dia juga meIepaskan celana olahraga raga nya sendiri di depan Ethan. Leona lalu mendekati Ethan yang duduk di sofa, dan dia duduk di atas kedua paha lelaki itu. Kemudian mengecup bibir Ethan.

Ethan mencoba menikmatinya dan membalas ciuman Leona. Dia merasakan kelembutan bibir Leona, ciuman hangat Leona membuat Ethan merasakan sengatan luar biasa yang menggugah gejoIaknya. Dia membuka bibirnya dan merasakan ciuman itu lebih jauh dan lebih dalam lagi.

Dikecupnya bibir Leona lagi, mengenalkan dirinya pelan-pelan. Lidahnya mendesak masuk lagi dan lagi kemudian, terasa panas dan menggoda, tanpa permisi menjelajahi seluruh bagian mulut Leona, mencecapnya dan menggodanya, lidah itu lalu menemukan lidah Leona yang lembut dan berjalinan di sana. Mulut Ethan meIumat seluruh bagian bibir Leona, seakan ingin menyerap semua rasanya. Pelukannya mengencang, jemarinya menelusuri permukaan kedua lengan Leona, bergerak naik turun dengan menggoda.

Ketika ciuman itu terlepas, napas mereka berdua sama-sama terengah-engah. Ethan sudah terbawa suasana dan lupa diri, dia lalu kembali mengecup lembut bibir Leona, beralih ke pipinya, diberinya hadiah kecupan-kecupan kecil, kemudian ke telinganya, menghembus lembut di sana membuat Leona memekik kegeIian.

Leona tersenyum. "Kita mulai bercinta sekarang???" Tanya Leona dan Ethan mengangguk. Dia memang butuh di puaskan, karena miliknya sudah menengang sejak tadi.

Lelaki itu lagi-lagi mengecup lembut telinga Leona dan lidahnya dengan nakal mencicipi di sana. "Ya.." Bisik Ethan.

Leona kembali meIumat bibir Ethan lagi dan tubuhnya bergerak dengan lembut di atas Ethan. Jemari Ethan menyentuh pelan, menyentuh lembut bagian depan br'a sport Leona, membuat perempuan itu terkesiap. Lalu dengan lembut tetapi cekatan, Ethan mengangkat untuk melepaskan br'a Leona, begitu pelan gerakannya, seolah ingin menyiksa dirinya sendiri, seperti seorang lelaki yang membuka hadiahnya dengan penuh antisipasi dan kemudian mengintip dengan hati-hati.

Kulit Leona yang lembut terlihat sedikit demi sedikit, Ethan melepaskan semua penghalang di tubuh bagian atas Leona. Menatap Leona dengan penuh gaiirah. Leona ternyata begitu menggairahkan, perempuan itu kini terbaring dengan baju terbuka, menampakkan kulitnya dan begitu menggoda.

Ethan menciumi leher Leona dan menjiIatnya lembut, karena perempuan itu sudah teIanjang dada di depannya.

Napas Leona makin terengah ketika Ethan menyentuh pay*daranya sambil lalu, mengusap putiingnya dengan gerakan seolah tak sengaja, sehingga membuat putiing itu mengeras, seakan ingin disentuh lagi. Leona mengerang merasakan sensasi panas yang membakarnya di pay*daranya. Ethan masih menciumi lehernya, lalu bibir yang membara itu naik, meIumat bibir Leona dan berbisik di sana.

Ethan menunduk dan mengecup bagian atas pay*dara Leona, kemudian, bibir Ethan lewat sambil menghembuskan napas panasnya sambil lalu di atas pay*daranya, membuat putingnya mengencang dengan kerasnya.

"Aku ingin ini.. " Bisik Ethan di telinga Leona.

"Ya... Ethan..." suara Leona makin keras ketika Ethan mengulangi perbuatannya berkali-kali. Lelaki itu mengecupi seluruh bagian pay*daranya tetapi mengabaikan putiingnya yang mendamba. Yang dilakukan Ethan hanyalah menghembuskan napasnya sambil lalu, menggoda Leona, menyiksa Leona.

Puuting pay*dara Leona begitu tegak dan panas, karena godaan-godaan Ethan,dia ingin lebih.. dia ingin bibir Ethan yang panas meIumat putiingnya, menghiisapnya dengan lembut.. dia ingin....

Dan Ethan melakukannya. Bibirnya dengan lembut mengatup di puuting pay*dara Leona, lalu Iidahnya bergerak menggoda di dalam, begitu panas dan basah, memainkan puuting Leona dengan usapan-usapan lembut di dalam mulutnya. Sensasi rasanya membuat tubuh Leona lemas, kedua jemarinya mencengkeram rambut Ethan, membuatnya acak-acakan. Ethan menenggelamkan kepalanya di keindahan pay*dara Leon yang rannum, lelaki itu memuja pay*dara Leona, mencuumbunya dengan Iidahnya, dan menghisap puutiingnya perlahan, membuat Leona mengeluarkan erangan-erangan geIisah atas sensasi nya.

Setelah puas. Ethan mengangkat kepalanya dan mengecup ujung hidung Leona yang terengah-engah, napas mereka berkabut oleh gaiirah yang pekat. Ketika Ethan menggeserkan tubuhnya, Leona merasakan kejantaanan Ethan sudah mengeras di sana, menggesek seIangkangannya, begitu keras dan siap.

"Aku tidak bisa menunggu lagi..." Leona mengangkat pingguInya dan menyatukan dirinya dengan Ethan.

"Aaahhhhhh.... " Teriak keduanya.

Leona bergerak naik turun dan bibir Ethan turun ke leher Leona, mengecup lehernya dengan penuh gaiirah, lalu memberi hadiah kecupan lembut disana dan jemari Ethan menangkup ke kedua pay*dara Leona. Lelaki itu membungkuk dan mengecupi dada dan putting Leona, membuat Leona merasakan sensasi panas menjalar.

"Oh god..... So good..... Oh my God.... !!!" Teriak Leona sambil memeluk erat Ethan. Napas lelaki itu juga berat dan errangan nya membuat suasana menjadi semakin panas dan inttiim.

"Milikmu sangat nikmat sekali Ethan..... Luar biasa aku sangat menyukai nya... Ahhhh uhhhh..... Maaf aku tidak bisa berhenti ini telalu nikmat... " Ucap Leona.

Disaat sedang asyiknya bercinta, pintu lift tiba-tiba terbuka. Hal itu membuat Ethan terkejut tetapi tidak dengan Leona. Dia terus bergerak naik turun dan meracau. Leona tahu siapa yang datang. "Ada yang datang.. " Ucap Ethan.

"Biarkan saja, kau diam dan nikmati saja... "

"Tapi????"

"Sssttt.... Uhhhh uhhh aaahhhh... Jangan sungkan... Biasa saja.. "

Kaia keluar dari lift dan langkah nya terhenti melihat apa yang ada di depannya. "Uppssss.....!!!" Ucapnya..

Leona menoleh dan tersenyum pada Kaia. "akau sudah kembali...???" tanya Leona tetapi dia masih terus bergerak dan bercinta dengan Ethan tanpa merasa sungkan dengan Kaia, sedangkan Ethan merasa malu tetapi Leona tidak membiarkannya untuk melepaskan.

"Ini seragam Ethan, dan semua nya sudah beres... " Ucap Kaia.

"Baguslah.... Batalkan semua jadwal ku hari ini, uhhhh.... Aku.... Sedang malas ke kantor... Ahhh aahh nikmatnya... Kau bekerja lah di ruang kerjaku... Dan jangan ganggu aku... Ohhh God... Ini nikmat sekali... " Ucap Leona sambil sesekali mendessaaah nikmat.

"Baiklah... Enjoy your time... Aku akan masuk.. " Dengan santai nya Kaia naik ke lantai dua dimana disana ada ruang kerja Leona. Dia tidak terlalu kaget dengan apa yang di lakukan Leona. Itu sudah bisa melihat Leona bercinta di depannya.

"Aku lelah, kita ganti posisi.. " Ucap Leona, lalu dia turun dari atas paha Ethan. Leona kemudian berbaring di atas sofa. Dan meminta Ethan bermain dengan miliknya.

Kepala Ethan sudah pening oleh gaiirah, nikmat yang di rasakan nya sekarang sehingga dia sudah tidak peduli lagi. Ethan membungkuk di depan milik Leona, dia menggerakkan jemarinya lagi, pelan mengalun dari lutut Leona, dan naik ke paahanya. Sampai kemudian menyentuh kewaniitaan Leona. Hanya sepersekian detik, menyentuh di sana. Dan tubuh Leona terkesiap, berjingkat kaget oleh sengatan aneh yang menyengatnya seketika.

Ethan tersenyum. Leona sangat sensitif dan siap olehnya. Jemarinya menyentuh kewaniitaan Leona, memainkannya lembut dengan usapan ahli, membuat Leona setengah bangun, bingung atas sensasi yang mengalir deras di tubuhnya.

"Sekarang, biarkan aku memberimu kenikmatan.." Lidah Ethan menelusup, menemukan titik paling sensitif di kewaniitaan Leona, dan memainkannya dengan ahli. Lidah Ethan sepanas bibirnya yang meIumat dengan ahli, dengan penuh pemujaan.

Leona terbaring di sana dengan mata berkabut, dengan napas terengah dan terasa melayang akibat sensasi luar biasa nikmat yang menyelimuti tubuhnya, bersumber pada kewaniitaannya. Gerakan bibir dan lidah Ethan begitu ahlinya, membuat Leona berkali-kali mengerang ketika Ethan dengan sengaja menggerakkan lidahnya memutar, menggoda titik sensiitifnya. Membuat Leona seakan dibawa ke sebuah tepi pencapaian yang tidak diketahuinya. Leona memejamkan matanya. Dia sudah hampir sampai ke tepi itu. Digigitnya bibirnya, merasakan sensasi panas melandanya dan menggetarkannya. Hendak membawanya ke suatu tempat yang tidak terbatas. Napasnya tersengal, jantungnya berdetak cepat, matanya terpejam menyerap kenikmatan itu. Ethan kemudian berhenti dan menatap Leona dengan senyum nya yang menggoda.

Lelaki itu kemudian menegakkan tubuh dan bertumpu pada lututnya yang mengaangkang di atas tubuh teIanjang Leona dan Lelaki itu setengah berdiri dan melepaskan ceIananya. Dan sekarang Leona menatap seorang lelaki yang berlutut teIanjang di atasnya, dengan tubuh yang luar biasa indahnya, dan kejanttanan yang telah mengeras dan siap untuknya. Ethan begitu indah dan sangat tampan dalam keteIanjangannya.

Dengan penuh gaiirah lelaki itu kembali menindih Leona, posisi mereka sungguh pas. Sang lelaki berpadu dengan perempuannya.

Leona membuka pahanya dan membiarkan kejaantanan Ethan mendesak di antara paha nya, mendesak kewaniitaannya. Lelaki itu menggesekkan tubuhnya lembut, mengirimkan getaran listrik yang membuat tubuh Lekna membara.

"Kau sudah basah dan siap untukku." Ethan menyentuh Leona dengan kejantaanannya, merasakan betapa Leona sudah begitu panas dan basah di bawahnya.

Lelaki itu bertumpu kepada kedua sikunya, dan mendorongkan pinggulnya. Menekan tubuh Leona dengan begitu ahli. 

Ethan bergerak dengan ritme teratur, tubuhnya menyatu di dalam tubuh Leona, semula lembut dan hati-hati. Ethan bergerak dengan penuh gaiirah, membawa mereka menuju puncak gaairah masing-masing.

Ketika puncak itu hampir tiba, Ethan membawa Leona lebih dulu mencapai orrgasme yang luar biasa itu. Dan ketika erangan Leona dalam pencapaiannya menandai orgaasmenya, Ethan merasakan tubuh Leona mencengkeram kejaantanannya dengan kuat di dalam, membuatnya tak tahan lagi, hingga kemudian menarik miliknya dan menyemburkan di perut Leona.

Kenikmatan itu begitu intens dan luar biasa, sehingga membuat tubuh mereka lemas. Ethan berbaring meniindih tubuh Leona, menahan dengan siku dan lututnya supaya tidak membebankan beratnya di tubuh perempuan itu. Napas mereka berdua terengah-engah. Kepalanya masih dipenuhi kabut kenikmatan itu. Luar biasa, Orrgasmenya sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.