Bait-bait Doa Ustadz Khalid

Khalid sudah menyelesaikan aktivitas nya di hari ini, ia bergegas menuju rumah sakit untuk menjemput istrinya. Aulia sudah mengirim pesan jika dirinya ada di rumah sakit di mana kakak iparnya Ameer bekerja.

Dengan senyuman dan langkah yang bahagia Khalid ingin segera menemui sang istri. Kini Khalid membawa mobilnya sendiri tidak bersama Rahes ia sengaja ingin berdua dengan Aulia. Setidaknya bisa jalan berdua sore ini ke taman, layaknya pacaran. Khalid terkekeh sendiri macam anak muda yang sedang jatuh cinta.

Khalid berjalan dengan santai ia bertemu Ameer sang kakak yang juga sedang bersiap untuk pulang. Jam kerjanya berakhir untuk sip pagi dan tak ada yang urgent.

" mau jemput Aulia." tanya Ameer langsung.

" iya kak katanya dia di rumah sakit ini mau jenguk teman nya yang sakit."

" iya, Raka kecelakaan ". Kata Ameer ia langsung pamit karena sudah sore dan ada janji pada kedua anaknya.

Deg,,, rasa bahagia itupun hilang dari diri Khalid, serasa di hantam baru besar menerima kenyataan jika yang di datangi Aulia adalah Raka mantan calon suaminya.

Khalid terus jalan mencari di mana ruangan untuk merawat Raka. Khalid berhenti di depan pintu sebelum ia masuk.

" Sabar kak, ini bukan akhir dari segalanya kakak masih punya Marsha istri kakak." ucap Aulia. Saat itu Raka tak bisa menerima kenyataan jika ia tak bisa melakukan apa-apa dengan kakinya.

" tapi aku hanya ingin kamu Aulia." Raka berusaha turun dari ranjang".

" Kak hentikan kakak bisa fatal jika begini, lihatlah kaki kakak".

" Kita akan berobat ke luar negeri Raka, aku yakin kamu akan sembuh ". ucap Marsha yang juga ada di sana, Marsha berusaha untuk menolong Raka namun Raka mengibaskan tangan Marsha.

Aulia tak mau mendekat ia tau jika dirinya bukanlah muhrim dari Raka. Niat dirinya hanyalah permintaan dari Marsha agar Raka bisa sadar.

" Kamu tidak mencintai aku lagi setelah kamu melihat apa yang terjadi padaku kan Aulia, aku tak berdaya laki-laki tak berguna". Raka dengan suara yang keras.

" bukan itu kak, masalahnya kakak sudah memiliki istri Marsha yang wajib kakak cintai. Dan Aulia juga sudah punya suami kak."

" Peduli dengan istriku atau suamimu, aku mau kita kembali menjalin hubungan lagi Aulia aku mencintaimu." ucap Raka kembali lantang.

Khalid yang ada di luar hanya mendengar saja tak ingin dirinya masuk ke dalam, ia tak ingin menambah suasana hati Raka makin kacau apalagi Khalid tau jika Raka mengalami patah pada kedua kakinya.

" Jangan pergi Aulia ku mohon". Raka menangis di atas ranjang, Marsha tetap menenangkan nya meski Raka tak menganggap nya.

" aku harus menemui suamiku ".

" Aulia ku mohon sekali saja kamu bermalam di sini, Raka sedang terguncang jiwanya".

" tapi bagaimana dengan suamiku."

" mintalah izin padanya jika kamu menemaniku". ucap Marsha demi suaminya ia rela jika harus sakit hati berkali-kali.

Aulia bingung apa yang akan ia katakan pada Khalid, apa Khalid setuju dengan keputusan nya untuk menemani Marsha di rumah sakit.

' aa maaf Aulia izin bermalam di rumah sakit ya menemani teman, marsha'. pesan Aulia di kirim.

Ting... Handphone Khalid berbunyi meski lirih Khalid pun membacanya.

' iya silahkan '. Itu jawaban Khalid ia tak ingin menjadi laki-laki egois. Mungkin memang Raka butuh Aulia saat ini untuk menenangkan Raka yang terguncang jiwanya mengetahui kenyataan yang ada.

Khalid berjalan lesu ia menuju taman di mana biasanya Aulia merasakan kesedihan ia akan duduk di kursi itu. Khalid merenung menyelami kisah kehidupan nya bersama sang istri.

' apakah aku harus menceraikan Aulia jika ia tak bahagia dengan ku, tapi aku sudah payah untuk mendapatkan nya tak mungkin akan aku lepaskan lagi. Aku mencintai Aulia tak ada wanita di dunia ini yang membuat hatiku bergetar kecuali dirinya '. Monolog Khalid dalam hati. Khalid meremas kepalanya ia pusing, rasa cemburu membuncah dalam dadanya namun ia tak mau menyakiti Aulia meski ia tau dirinya lebih berhak atas Aulia.

Tak lama hujan mengguyur Khalid pun tak beranjak dari sana ia menikmati turunnya hujan. Khalid terus melakukan dzikir dan berdoa di tengah-tengah hujan, melantunkan setiap bait-bait doanya. Doa di saat hujan turun termasuk waktu ijabah untuk berdoa.

Cukup puas menikmati hujan dan hari pun semakin gelap akhirnya Khalid masuk ke dalam mobil ia mencari pakaian ganti yang selalu ia bawa di mobilnya. Khalid mencari toilet dan ia berganti pakaian di sana.

Senja tenggelam untuk terbit esok pagi, begitulah kehidupan adanya rasa kesedihan untuk bahagia di esok hari.

Khalid tidak pulang ia memilih berada di pesantren, Khalid semalaman hanya ada di masjid besar saat ini bermunajat kepada Allah. Itulah Khalid saat bersedih ia memilih menenangkan hatinya bersama Allah.

Rahes terkejut melihat bosnya ada di sana ia tak berani bertanya, ia tau bosnya pasti sedang ada masalah. Kebiasaan Khalid seperti itu jika ada masalah ia memilih merenungi kesalahan nya.

Aulia tidur di sofa ia tak ada di dekat Raka, sedang kan Marsha ada di sisi Raka tidur di sana. karena lelah hari ini Aulia pun tertidur pulas hingga ia lupa pada diri suaminya tak memberi kabar kepada Khalid.

Semakin larut angin pun berhembus kencang cuaca sepi mencekam, udara dingin menyapa. Khalid masih ada di masjid pesantren mengadukan yang ada dalam hatinya. Sedangkan Rahes ia tak tega dengan bos nya ia memilih menjaga Khalid dari jarak jauh.

Tiba-tiba Khalid ambruk dalam duduknya bermunajat ia pingsan. Rahes yang masih setia di sana ia berlari mendekati Khalid. Terlihat Khalid tak sadarkan diri, Rahes bingung tak ada orang di sana. Rahes kemudian berlari keluar kebetulan ada ustadz Ilyas juga santri yang lain.

Rahes lalu meminta tolong kepada mereka untuk membawa ustadz Khalid. Namun kakek Ilyas meminta agar di bawa ke rumah beliau.

" sebenarnya ada apa Rahes dengan Khalid."

" maaf kiyai, Rahes tidak tau. Rahes hanya menjaganya dari jauh tak berani bertanya."

" jadi ia tak pulang dari tadi, kalian dari mana saja tadi." ucap kiyai melihat cucunya yang pingsan.

" seperti biasa kiyai kami ke kampus dan mengantar ustadz Khalid mengisi pengajian. Lalu ustadz menyuruh saya kembali dan ustadz Khalid sendiri yang membawa mobil katanya mau ajak jalan-jalan mbak Aulia".

" sekarang Aulia ada di mana."

" ngga tau ustadz ".

" ya ampun, barra juga tidak tau jika Khalid ada di sini." kiyai Ilyas lalu mengambil handphone nya menghubungi Barra.

Barra yang sedang tertidur pulas pun kaget mendengar cerita dari abinya Ilyas.

" Khalid hanya mengirim pesan jika tidak pulang ke rumah, saya kira dia menginap di rumah mertuanya. ". Barra pun segera menghubungi besannya Fadil.

Niatnya Khalid menutupi semua kejadian ini namun justru semuanya terbuka keluarga besarnya tau tentang hal ini.

__