Vior terlahir mempunyai kemampuan melihat makhluk tak kasat mata, namun Vior menyembunyikan kelebihannya itu karena takut dianggap gila.
Bagaimana jadinya jika Vior dihadapkan dengan para arwah penasaran yang meminta tolong kepadanya? dan Vior harus mengungkap misteri kematian tak wajar para arwah penasaran itu.
Akankah Vior sanggup menolong para arwah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1 Pengenalan Tokoh
Vior Oktavia, adalah seorang gadis cantik berusia 18 tahun. Vior merupakan gadis indigo, sejak lahir Vior sudah diberi kelebihan bisa melihat makhluk tak kasat mata. Karena sudah terbiasa melihat makhluk astral, Vior sudah tidak merasa takut dengan mereka walaupun wajah mereka sangat menyeramkan.
"Vi, kita sudah telat ini, bisa lebih cepat lagi bawa motornya," ucap Caramel.
"Ini aku juga sudah cepat Mel, diam saja kalau kamu ngomong terus, aku jadi tambah gugup ini," sahut Vior.
Hari ini adalah hari pertama Vior masuk kuliah dan pagi ini merupakan OSPEK pertama untuk Vior dan Caramel. Vior dan Caramel sudah sahabatan sejak kecil bahkan rumah mereka pun bersebelahan. Mereka berdua merupakan anak orang biasa-biasa dan bukan anak orang kaya.
Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di kampus. Keduanya berlari menuju lapangan, dan ternyata semuanya sudah berkumpul. "Mampus, kita pasti kena hukum ini," ucap Caramel.
"Sudah, ayo buruan!" ajak Vior.
Vior dan Caramel berlari menuju lapangan, lalu menghadap senior-senior mereka. "Maaf Kak, kita terlambat," ucap Vior menundukkan kepalanya.
Para senior itu membalikan tubuh mereka dan menatap Vior serta Caramel dengan tajam. "Kalian tahu ini jam berapa? kalian sudah telat setengah jam!" bentak Sandra.
"Maaf Kak, tadi jalanan macet," sahut Caramel dengan masih menundukkan kepalanya.
"Alasan klasik, memangnya kalian pikir kita akan percaya? masa mereka saja bisa sampai kampus tepat waktu, sedangkan kalian macet sendiri, kalau sudah tahu jalanan macet, berangkat dari rumah lebih awal!" bentak Vanilla.
Vior dan Caramel tidak bisa menjawab apa-apa, mereka hanya bisa menundukkan kepalanya. "Kalian lari mengelilingi lapangan ini sebanyak 10 kali putaran," perintah Sandra.
"Baik, Kak," sahut Vior.
Vior dan Caramel mulai berlari mengelilingi lapangan itu. Sedangkan tiga laki-laki tampan yang dari tadi tidak bicara sama sekali hanya bisa memperhatikan Vior dan Caramel.
"Mereka cantik-cantik, bro," ucap Deki.
"Heem, kayanya aku semangat kalau Mahasiswa barunya cantik-cantik kaya gitu," sahut Valdo.
Deki dan Valdo terlihat senyum-senyum sendiri, sedangkan seorang laki-laki tampan yang merupakan ketua BEM itu hanya duduk dengan wajah datarnya. Laki-laki itu bernama Deril, dan dia merupakan laki-laki paling dingin di antara yang lainnya.
Beberapa saat kemudian, Vior dan Caramel pun selesai lalu mereka terduduk di lapangan dengan napas yang terengah-engah dan keringat membasahi wajah cantik mereka. "Kak, maaf boleh kita minum?" tanya Caramel.
"Tidak boleh, itu hukuman kalian karena sudah terlambat," ketus Vanilla.
"Yaelah, kasihan mereka kasih izin minum dulu kali," ucap Deki.
"Diam kamu, kamu memang tidak bisa lihat cewek bening dikit. Sudah biarkan saja, lagipula mereka tidak akan mati gara-gara tidak minum," sahut Sandra.
"Jahat banget kalian," kesal Valdo.
Vior dan Caramel gabung dengan yang lainnya, mereka benar-benar haus tapi seniornya tidak memberikan izin kepada mereka untuk minum. Vior melihat ke arah Deril dan bersamaan dengan Deril yang melihat ke arah Vior juga. Untuk sesaat keduanya saling tatap satu sama lain, namun Vior yang kalah dan memilih kembali menundukkan kepalanya.
Setelah melakukan berbagai kegiatan, para Mahasiswa baru pun diberi kesempatan untuk makan dan istirahat. Vior dan Caramel duduk di bawah pohon, mereka mulai menyantap bekal makanannya. "Senior kita yang cewek itu nyebelin banget ya, Vi," ucap Caramel.
"Sudah biasa Mel, senior kan biasa sok berkuasa," sahut Vior.
Vior dan Caramel celingukan, melihat bekal makanan yang dibawa oleh teman-teman yang lainnya. Ternyata mereka bekal makanan mewah, memang kampus itu termasuk kampus elit dengan Mahasiswa yang sebagian besar merupakan anak orang kaya. Hanya Vior dan Caramel saja yang masuk kuliah di sana lewat jalur beasiswa.
"Busyet, mereka bekalnya mewah-mewah hanya kita saja yang bekalnya pakai telor dan ayam, semuanya langsung gofood makanan dari restoran mahal," bisik Caramel.
"Astaga, sudah biarin saja ngapain kamu lihatin mereka. Sudah tahu di sini hanya kita saja yang anak orang miskin," sahut Vior.
Tiba-tiba para senior menghampiri mereka yang sedang makan dan memperhatikan satu persatu makanan yang mereka bawa. "Kalian makan sama apa?" tanya Vanilla ketus.
"Kita hanya makan sama telur dan ayam goreng, Kak," sahut Caramel.
"Astaga, kasihan sekali padahal mereka tadi pada pesan makanan dari restoran mewah, cuma kalian yang makanannya sederhana. Apa kalian orang-orang pelit?" ledek Vanilla.
Sandra kemudian membisikan sesuatu kepada Vanilla membuat Vanilla sedikit kaget. "Oh, jadi kalian masuk ke sini lewat jalur beasiswa? pantas saja, kirain kalian pelit ternyata kalian anak orang miskin," hina Vanilla.
Vanilla dan Sandra tertawa bersama, bahkan para Mahasiswa baru pun ikut tertawa membuat Vior dan Caramel malu. "Kalian apa-apaan sih? mereka mau makan sama apa pun, memangnya apa urusannya sama kalian? sudah jangan ganggu mereka!" sentak Deril sembari melengos pergi dan diikuti oleh Deki dan juga Valdo.
Vanilla dan Sandra merasa sangat kesal, mereka pun segera pergi meninggalkan Vior dan Caramel. "Apaan sih mereka, menyebalkan sekali," kesal Caramel.
Vior mengeraskan rahangnya, bahkan Vior menggenggam sendok dengan sangat erat saking geramnya kepada seniornya itu. Vior sebenarnya orang yang pendiam, dia juga tidak suka banyak bicara dan Caramel sudah tahu itu. Tidak membutuhkan waktu lama, kedua gadis cantik itu sudah menghabiskan makan siangnya.
"Mel, antar aku ke toilet," ucap Vior.
"Ayo, aku juga ingin ke toilet juga," sahut Caramel.
Vior dan Caramel pun melangkahkan kakinya mencari-cari letak toilet. Setelah mereka bertanya kepada Mahasiswa di sana, mereka pun sampai di toilet. Suasana hening mulai terasa, toilet itu sangatlah mewah dan bersih, wajar saja karena itu merupakan kampus elit.
"Vi, aku masuk ke sebelah sini, ya," ucap Caramel.
"Oke, aku sebelah sini."
Vior mulai masuk ke dalam toilet, awalnya semua berjalan dengan lancar, hingga Vior pun selesai dan keluar dari toilet. Vior mengetuk pintu toilet Caramel. "Mel, sudah belum?" teriak Vior.
"Bentar lagi, Vi, aku lagi pup ini," sahut Caramel.
"Astaga, ya sudah jangan lama-lama."
"Oke."
Vior menghadap cermin besar yang ada di sana, dia mulai merapikan rambutnya yang terlihat acak-acakan. Tiba-tiba, pintu toilet yang berada di belakang Vior terbuka dan keluar seseorang dengan wajah yang pucat. Vior melirik sekilas, lalu melihat ke arah cermin lagi dan berpura-pura merapikan dandanannya.
"Ternyata di sini juga ada setan," batin Vior.
Gadis itu menatap tajam ke arah Vior namun Vior dengan cepat mengalihkan pandangannya dan berpura-pura tidak melihatnya. Gadis itu perlahan menghampiri Vior dan tangannya mulai terulur, entah apa yang mau gadis itu lakukan kepada Vior. Hingga tidak lama kemudian, Caramel keluar dari toilet dan gadis itu langsung menghilang.
"Ayo, Vi!" ajak Caramel.
"Ayo." Keduanya pun segera keluar dari toilet itu dan kembali ke lapangan.
pas nih 4 pasangan...
yg Deril ttp sama Vior donk...
waaah dosen ghaib, dulu waktu kuliah aku pernah ngasih julukan sama dosen yg waktu di cari susah pas ngga di cari dia ada, dan jarang banget ketemu...
aku kira dia dosen ghaib eeh ternyata dia beneran dosen terbang alias dosen yang di ambil dari univ lain 🤣🤣
dosen nya pun juga orang nya dingin jarang bisa interaksi sama dia mkanya kami bilng dosen ghaib 🤣🤣🤣🤭