Follow Ig saya, ainunharahap12
4 Tahun berlalu. Kiara dan Kevin di pertemukan kembali. Hubungan mereka yang kandas dengan kesepakatan dan cara baik-baik yang pasti sangat berat di putuskan 4 tahun lalu.
Hubungan yang kandas karena tidak mendapat restu orang tua. Apalagi jika bukan menjadi permasalahan status sosial. Tidak samanya derajat dan tahta yang menjadi utama.
Takdir yang di alami Kevin pria dingin yang takut mencintai wanita. Karena ada kata yang yang di terapkan di kehidupan keluarganya. Jodoh bukan di tangan tuhan. Tetapi di tangan papa.
Namun siapa sangka Kevin jatuh cinta pada gadis 19 tahun yang tinggal di depan rumahnya. Cinta itu tidak semulus itu dan membuat mereka harus berpisah.
Setelah banyak yang terjadi di masa lalu di pertemukan kembali dalam keadaan yang berbeda dan juga di iringi dengan dendam orang-orang di sekitar Kiara terhadap keluarga Kevin yang pasti berhubungan dengan masa lalu.
Lalu apakah takdir akan memihak pada Kiara dan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 Pelukan.
"Nanti obatnya jangan lupa di minum ya Bu," ucap Kiara yang berbicara pada seorang ibu yang duduk di kursi yang ada di luar.
"Baik Dokter," sahut ibu tersebut, "kalau begitu saya permisi Dokter," ucap ibu tersebut pamit. Kiara hanya mengangguk dan duduk di kursi ibu tadi dengan mengusap wajahnya sampai kepalanya.
"Kiara kamu baik-baik saja?" tanya Amanda menepuk bahu Kiara.
"Eh Amanda. Iya aku baik-baik saja," jawab Kiara dengan suara seraknya.
"Kamu itu aneh sekali tadi. Seperti seorang yang takut dengan darah. Padahal tidak terluka tetapi melihat darah langsung lemas dan sama dengan kejadian tadi. Kamu tidak keracunan sama sekali. Tetapi malah seperti orang keracunan dan itu sangat aneh. Seperti kamu merasakannya," ucap Amanda.
"Aku juga tidak mengerti apa yang terjadi pada diriku, tenggorokan ku sangat sakit dan sangat pusing, pandangan ku juga gelap, aku tidak bisa menggambarkan apa yang aku alami," ucap Kiara yang memang sangat terlihat lelah dan bingung.
"Ya sudahlah mungkin kamu kurang fokus. Tapi untung aja kamu punya majikan yang baik yang membantumu," ucap Amanda.
"Maksudnya?" tanya Kiara heran.
"Tuan Kevin dia yang menolongmu. Dia membawa ke dalam dan menarikku untuk memeriksamu mendahulukan mu, dia sangat mencemaskan mu. Ternyata di balik wajahnya yang dingin sangat perhatian dengan hal kecil. Kamu beruntung bisa menjadi Dokter pribadinya. Dia sangat baik Kiara," jelas Amanda dengan tersenyum yang membuat Kiara terdiam.
Dia memang tidak tau apa yang terjadi. Namun memang merasakan ada yang membawanya dan ternyata itu adalah Kevin dan jelas Kiara kaget dengan hal itu.
"Ya sudah Kiara aku cek yang lain lagi. Kalau kamu mau istirahat, kamu istirahat saja," ucap Amanda yang menepuk bahu Kiara dan langsung pergi.
"Jadi tuan Kevin yang membawaku," batin Kiara membuang napas beratnya dengan perlahan yang cukup tidak percaya dengan hal itu.
Kiara kembali mengusap wajahnya dengan kedua tangannya yang mencoba untuk menenangkan dirinya dengan napasnya yang naik turun.
"Tante!" tiba-tiba ada yang menegur Kiara yang membuat Kiara langsung melihat orang tersebut yang ternyata anak kecil yang berdiri di sampingnya.
"Iya ada apa?" tanya Kiara yang langsung turun dari kursinya dan berjongkok agar sejajar dengan anak kecil tersebut yang sangat ramah.
"Perut aku sakit tiba-tiba," keluh anak tersebut, "bukannya Tante itu Dokter. Jadi mau di obati sama Tante," ucap anak tersebut.
"Ya ampun kasihan sekali kamu. Ya sudah kalau begitu ayo Tante periksa," ucap Kiara yang langsung menaikkan kaos anak kecil itu dan memegang perutnya.
"Kamu makan apa tadi?" tanya Kiara dengan begitu lembut.
"Makan mie instan," jawab anak tersebut.
Kiara menghela napas dengan tersenyum tipis, "lain kali jangan makan mie instan berlebihan, harus rajin makan sayur. Kalau tidak perut kamu akan sakit," ucap Kiara mengingatkan dengan mencari-cari sesuatu di kotak obat.
"Tapi kan Dokter kebanyakan makanan mie instan di sini," ucap anak tersebut dengan polosnya.
"Walau hanya ada mie instan. Tetapi tidak boleh memakan itu terus menerus," ucap Kiara mengingatkan.
"Baik Dokter," sahut anak tersebut yang mau menerima saran Kiara.
"Ya sudah ini kamu minum obatnya, ingat kata Dokter ya," ucap Kiara mengusap-usap pucuk kepala anak tersebut.
"Iya Dokter. Oh iya Dokter cantik tunggu sebentar ya," ucap anak kecil itu yang tiba-tiba pergi dan Kiara hanya heran mau kemana anak kecil itu dan tiba-tiba kembali datang.
"Ini untuk Dokter," anak tersebut memberikan mawar putih. Kiara tersenyum dan mengambilnya.
"Kamu memetiknya dari mana?" tanya Kiara.
"Ada deh, ini untuk Dokter. Mawar putih sebagai lambang keberuntungan dan kebahagiaan," ucap anak tersebut dengan bijak.
"Filosofi dari mana itu kamu itu pintar sekali," sahut Kiara tersenyum geleng-geleng dengan memegang dagu anak itu dengan gemes.
"Ya sudah makasih Dokter cantik, dada," sahut anak tersebut yang langsung pergi
Kiara berdiri dengan geleng-geleng kepala.
"Mawar putih lambang keberuntungan dan kebahagiaan, ada-ada saja anak itu," gumam Kiara geleng-geleng.
"Dan ini bukan hari bahagia untukmu dan kamu sangat tidak beruntung hari ini?" tiba-tiba terdengar suara yang membuat Kiara kaget dan menoleh kebelakang yang ternyata Kevin.
"Semua terjadi keburukan dan sama saja tidak ada keberuntungan dan mawar putih dengan lambang atau filosofi yang di katakan tidak berpengaruh untukmu maupun untukku," ucap Kevin dengan suara beratnya yang bicaranya sangat aneh membuat Kiara kepikiran sesuatu.
..."Aku ada hadiah untukmu, mawar putih yang katanya ini akan membuat kebahagiaan dan keberuntungan dan semoga hari mu beruntung hari ini," Kevin mengingat kata-kata Kiara saat Kiara memberikannya mawar itu saat mereka berada di taman dan hari yang sama juga Kiara keracunan....
Hal ini juga sama saja terjadi dan ini bukan keberuntungan Kiara. Walau dia memiliki mawar putih itu.
"Maksud tuan Kevin apa?" tanya Kiara setelah diam sesat.
"Istirahatlah, kamu masih kurang fit, kamu harus banyak istirahat," ucap Kevin yang tidak menjawab pertanyaan Kiara dan berlalu dari hadapan Kiara.
Namun Kiara menahan Kevin dengan memegang pergelangan tangan Kevin. Membuat Kevin melihat ke arah Kiara.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Kiara tiba-tiba yang membuat Kevin terkejut.
Hening tanpa ada suara lagi. Kiara juga tidak tau kenapa bertanya tiba-tiba seperti itu dan Kevin pasti kaget dengan Kiara yang mempertanyakan hal itu. Kevin melihat Kiara dan 2 pasang bola mata itu saling melihat.
Dari bola mata Kiara terlihat dia penuh kebingungan dengan hatinya yang tidak menentu sementara Kevin terlihat masih ada cinta di matanya pada wanita yang bertanya padanya itu.
Kevin larut pasti tidak bisa mengendalikan dirinya dan menarik Kiara kedalam pelukannya. Memeluk wanita itu erat dan debaran jantung keduanya yang bergemuruh semakin kencang.
Dia sangat mengkhawatirkan wanita itu dan sajak tadi dia seharusnya memeluknya untuk menenangkan hatinya sendiri yang penuh dengan gejolak dan Kiara sendiri tidak tau kenapa seperti ada rindu yang tertahan dan sekarang terpecahkan.
"Jangan di paksakan Kiara. Mungkin itu akan semakin sakit," ucap Kevin dengan suara beratnya. Lagi-lagi kalimat di katakan Kevin membuat Kiara bingung.
"Aku akan membantumu. Jika ingatan itu masih sulit untuk di ingat. Aku akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada dirimu dan aku tidak akan membiarkan yang terjadi dulu terjadi kembali. Kita akan sama-sama berjuang," lanjut Kevin. Namun di dalam hati.
Kiara hanya diam di dalam pelukan itu. Tidak memberontak atau melakukan apapun. Matanya terpejam dengan meneteskan air mata dan meremas kuat kemeja Kevin yang merasakan nyaman di pelukan itu. Dia seperti merindukan seseorang ingin meluapkan rasa rindu itu dan Kiara lupa akan dirinya yang Dokter pribadi Kevin dan Kevin atasannya. Semua itu hilang dalam sesaat dalam pelukan itu.
"Aku orang yang mencintai mu Kiara dan kita orang yang saling mencintai," ucapan itu hanya di sampaikan Kevin dari dalam hatinya.
Mungkin butuh proses dan tahap pelan-pelan untuk mengungkapkan apa yang terjadi pada Kiara. Dia harus belajar dari apa yang terjadi sebelumnya dan mendengarkan perkataan kakak iparnya dan semua itu demi kebaikan Kiara yang Kevin tidak ingin membuat wanita di pelukannya itu terluka.
Hanyut dalam pelukan yang tidak tau sudah berapa lama. Namun keduanya tetap berpelukan dalam melepas kerinduan yang tidak bisa di ungkapkan.
Bersambung