Kekejaman dan sifat arogan dari seorang pengusaha muda yang banyak digandrungi para wanita serta pebisnis karena perusahaannya yang mendunia tidak dapat diragukan lagi.
Meski kejam tapi dia memiliki wajah sangat tampan dan banyak uang.
Itulah yang membuat wanita berlomba mendapatkan perhatiaannya.
Namun tidak dengan seorang gadis pemiliki coffe shop seberang kantornya.
Jika para wanita berteriak memanggil namanya dan memujanya, maka gadis itu hanya diam saja dengan cueknya.
Hal itulah yang membuat pengusaha itu penasaran dengan si gadis yang cuek dan dingin itu.
Apakah pengusaha itu mampu mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
"Seina aku pergi dulu ya nanti kembali lagi, ada urusan penting" bisik El di telinga Seina.
El mengecup kening Seina sebentar kemudian berlalu keluar ruangan itu. Diluar ada beberapa anak buahnya yang sudah berjaga bersama Jack yang sudah menunggunya.
"Berapa orang kalian disini?"
"Sekitar 10 orang bos"
"5 orang tetap disini dan 5 lagi berpencar jika ada yang mencurigakan lapor"
"Siap bos"
El mengangguk lalu pergi bersama Jack untuk rapat di restoran yang tidak jauh dari rumah sakit itu.
Direstoran mewah itu mereka langsung menuju ruangan yang sudah dipesan. Di sana ada seorang pria dengan sekretaris wanitanya sedang menunggu kedatangan mereka.
Diskusi dimulai dengan lancar tanpa ada kendala meski sempat mengalami perbedaan pendapat tapi bisa diselesaikan dengan baik.
El yang ingin langsung pergi harus tertahan karena infestornya sudah memesan makanan untuk mereka makan siang bersama. El merasa risih sebenarnya karena terus diperhatikan oleh sekretaris infestornya itu yang bahkan tidak berkedip menatapnya.
"Boleh saya tahu kenapa kita harus mengadakan pertemuan disini Mr.El, saya pikir kita akan bertemu di perusahaan anda atau tempat lain" ucapnya dengan bahasa inggris.
"Karena calon istri saya berada tidak jauh dari sini Mr.Han jadi saya harap anda maklum" balas El.
"Anda punya calon istri? boleh saya bertemu untuk sekedar menyapa, nanti kalau saya datang lagi ke Indonesia saya bawa istri juga"
"Calon saya sedang dirumah sakit, jadi mungkin lain kali saja"
"Benarkah? semoga calon istri anda cepat sembuh" doanya.
El mengangguk seraya tersenyum tipis tapi tidak ada yang menyadari hal itu karena terlalu irit senyumnya.
Sekretaris Mr.Han langsung menunduk karena pria yang ia kagumi sejak tadi ternyata akan segera menikah dengan yang lain. Hancur sudah harapannya untuk mencoba mendapatkan pria idaman itu.
Karena hari yang semakin siang merekapun bubar menuju tempat masing-masing. El harus kembali keperusahaannya akibat sesuartu yang mendesak dan harus segera diselesaikannya.
Jack, Rio juga Ernes berkumpul diruang kerja El untuk memberi laporan kerja mereka.
"Bagaimana?" tanya El pada ketiganya.
"Saham cabang milik YL sudah kami habisi dan bisa dipastikan kalau saat ini mereka masih sibuk mencari siapa yang melakukan hal itu" ucap Ernes orang yang diperintahkannya untuk membobol saham milik perusahaan Leo.
"Lalu sahamnya?"
"Kami alihkan pada perusahaan kita bos"
"Bagus, Rio!" El mentapnya.
"Orang yang dikantor pusat Leo sudah beri konfirmasi bos, surat-surat penting perusahaan yang anda minta sudah ditangan mereka dan besok akan berangkat kesini" jelas Rio.
"Raka memang dibebaskan oleh ibu bos karena informasi yang dikasinya, bahkan ibu bos juga mulai susun rencana untuk bisa ketemu sama bos" lajutnya
Mendengar kata-kata yang diucapkan Rio membuat wajah El semakin seram karena tidak suka mendengar kata ibunya.
"Kami juga dapat info kalau ibu bos mau jodohkan bos sama anak tirinya alias anaknya Leo" ucap Rio tanpa melihat perubahan raut wajah bosnya.
Jack menyenggol kaki Rio dengan mata yang melotot melirik bosnya memberi kode. Rio yang mengikuti kode dari Jack menunduk takut merutuki dirinya yang suka lupa akan ketidak sukaan bosnya akan kata ibunya.
"Apa lagi yang dia rencanakan?" tanya El sangat dingin dan tajam hingga membuat ketiga pria didepannya mati hati.
"Baru itu bos infonya" jawab Rio gugup sekaligus takut.
"Pantau dia terus, kalau nyonya kalian?"
"Nyonya siapa bos?" tanya Jack bingung di setujui kedua temannya.
El hanya menatap tajam Jack yang langsung tahu kemana arah ucapan bosnya.
"Keamanan sudah ok bos, Anton juga kasih penjagaan ketat dilorong kamar nyonya" jelas Jack.
"Siapa nyonya?" tanya Ernes bingung karena ia memang belum mengetahui apapun.
"Calon gebetannya si bos" ucap Rio lagi tanpa beban seakan orangnya tidak ada.
"Bos punya gebetan! siapa? cantik nggak? anaknya siapa?" cecar Ernes penasaran tingkat tinggi.
"Dia sangat cantik dan seksi, apa lagi bibirnya itu loh bikin pengen cium, pipinya chubby jadi pengen cubit" gemas Rio.
Jack menepuk keningnya merasa pusing karena temannya membangunkan singa jantan tidur. Kalau Ernes malah semakin penasaran dibuatnya.
"Benarkah begitu, aku jadi ingin bertemu juga, dimana dia sekarang?" semangatnya.
"Disini" El mengacungkan kepalan tangannya pada kedua pria dihadapannya juga tatapan tajam mengerikan. Ia merasa sangat panas mendengar Rio memuji gadisnya dengan begitu gablangnya.
Sedangkan kedua tersangka itu langsung kincup menunduk tidak berani bersuara lagi. Habislah sudah batin keduanya.
"Ernes dan kau Rio, cari tahu semua tentang perusahaan Raka juga ketiga pria temannya, hancurkan mereka semua tanpa sisa, aku tidak mau lagi ada kejadian seperti ini" ucap El masih menatap tajam keduanya yang menunduk.
"Siap bos" jawab keduanya kompak mengangkat kepala.
El bangkit dari duduknya setelah menyelesaikan semua urusannya. Berkas-berkas yang harus di urusnya juga sudah selesai, saatnya bertemu pujaan hati pikirnya.
Ketika melewati kafe milik Seina yang nampak tutup membuat El ingat sesuatu.
"Kau sudah mengatakan pada karyawan Seina tentang kondisinya?" tanya El pada Jack yang duduk disampimg supir.
Kali ini El memang menggunakan supir agar lebih efisien lagi ketika Jack pergi ia tidak perlu menunggu lama untuk pergi.
"Sudah bos, Mila udah tahu dia yang bakalan handle semuanya dikafe, dia juga bilang pengin ketemu sama nona" jawab Jack tanpa melihat bosnya yang sibuk dengan tabnya.
"Kau mengenalnya?"
"Iya bos dulu waktu kecil kita tetanggaan, sering main bareng juga sih"
"Kau suka padanya?"
"Dulu sempat bos tapi dia suka sama yang lain, sekarang malah udah mau tunangan aja" desah Jack seakan putus asa.
"Lalu Sinta?"
"Ntahlah bos capek ngejar dia nggak dapet-dapet malah semakin cuek kalo ketemu galak lagi" gerutu Jack.
"Bukankah itu artinya dia berbeda sama yang lain!" El ingin sekalian tanya-tanya tentang bagaimana perasaan orang jatuh cinta dari topik ini.
"Diq juga pemuja bos, setiap kali di deketin, di godain malah nggak suka gitu mukanya tapi kalo mau tanya-tanya soal bos aja ramah banget, manis banget, kan nyesek bos" kesal Jack.
"Kenapa bisa gitu? apa kau serius sukanya?"
"Bukan cuma suka bos tapi ini udah cinta bos, tapi sikapnya buat males jadi perlahan hilang tuh si cinta, eh malah ketemu cinta pertama kan jadi gegana bos" ucap Jack.
"Apa itu gegana?" tanya El bingung melihat Jack.
"Gelisah galau merana bos" jawab Jack lemah.
"Sabar aja" ucap El singkat lalu diam.
Jack mengangguk lesu, tapi tiba-tiba dia sadar akan sesuatu tentang bosnya yang hari ini banyak ngomong bahkan mau dengarkan curhatnya plus banyak tanya tentang kisah cintanya alias kepo.
"Wah apa si bos kesambet setan ya!" gumamnya lalu berbalik ingin bertanya apa yang terjadi pada bosnya. Tapi yang didapatinya hanya kursi kosong.
"Mana bos?" tanyanya pada supir.
"Itu" tunjuknya pada seorang pria yang berjalan dengan sombong juga angkuhnya memasuki rumah sakit.
"Yah kok nggak nunggiin aa' si bos" kesal Jack turun dari mobil mengejar bosnya.
Supir mereka hanya geleng kepala melihat tingkah Jack.
"Dia yang terlalu gegana sampai nggak sadar udah sampai tapi tuan yang disalahin, dasar markuJeck" gumamnya.