nissa seorang gadis cantik nan ayu,dan menjadi yatim piatu di tinggalkan orang tuanya sejak berumur lima tahun, nissa hidup bersama neneknya di desa terpencil, nenek yang sangat menyayanginya melebihi apapun di dunia ini, namun siapa sangka di balik wajahnya yang cantik nan ayu tersimpan seribu dendam pada pembunuh orang tuanya yaitu arya juragan perkebunan
teh yang berusia 28 tahun, dan nissa yang kala itu berumur 17 tahun terpikat dengan laki-laki tampan yang menolongnya ketika dia terjatuh ke sungai,laki-laki itu ternyata dari golongan bangsa jin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Juliet Rose
" group personal ingin merampas formula kecantikan..kamu harus berhati-hati nissa...
berhati-hatilah pada sesuatu yang menurutmu baik.." terang alvian di sebuah villa pribadinya.
setelah acara perjamuan itu selesai mereka
berdua melanjutkan ke sebuah villa milik alvian, alvian sandega termasuk keluarga
terpandang ia mempunyai 15 hotel bintang lima di seluruh kota ternama, ia anak kedua dari tiga bersaudara di antaranya mona sandega, sang kakak pertama dan adik bungsunya delon sandega dan ia juga
seorang dokter tanaman..
nissa bertemu dengannya saat sahabatnya clara memperkenalkan seoran dokter suruhan ayahnya untuk mengobati nissa, namun nissa
masih enggan ia periksa, sebab ia masih membutuhkan tanaman itu untuk membinasakan raja siluman ular tempo hari.
" aku pun mencurigai pemimpin group itu yang tidak kelihatan batang hidungnya di
acara perjamuan tadi..terimakasih alvian aku akan sangat berhati-hati padanya" ucap nissa matanya menatap teduh seorang dokter tanaman itu.
" apakah kamu sudah siap untuk aku cek di lab ku niss?aku sudah jauh-jauh hari
mempersiapkannya untukmu.." ajak alvian.
" baiklah..aku sudah siap .." ucap nissa.
" ayo ikut denganku"
nissa mengikuti alvian kesebuah laboratorium miliknya ke arah belakang, sebelum masuk alvian menggunakan APD (alat pelindung diri) sebuah SIM di masukan dan alvian nampak mengetik beberapa nomor
angka acak, dan terbukalah sebuah pintu besi.
nissa masuk ke dalamnya dan alvian
menyuruhnya untuk melepaskan pakaiannya, nissa menurut dan menanggalkan pakaian itu, kemudian ia berbaring di sebuah ranjang.
" kamu percaya padaku niss?ini tak akan sakit ..hanya sedikit sakit saat aku menyuntikan anestesi" jelas alvian.
nissa mengangguk ia setuju dan ia pasrah dengan resiko yang mungkin terjadi.
" tidak apa-apa lanjutkan alvian" jawab nissa mantap.
alvian menyuntik nissa dan menunggu hingga tiga detik sesaat sebelum mengambil beberapa sample darah milik nissa, kemudian alvian mulai mengambil darah nissa dan
mengeceknya, darah itu tidak berbau amis, melainkan seperti bau getah tanaman dari batang pohon dan yang lebih mengejutkan lagi darah itu hidup saat alvian melihatnya
dalam mikroskop.
sebuah jaringan yang nampak seperti
mikroba(jasad renik) namun ini sangat langka, dan tentunya tidak membahayakan nissa.
juliet rose vars hanya 1 di dunia dan hidup satu tahun sekali di tengah malam, nissa dapat membudidayakannya hanya dengan meneteskan satu tetes darahnya saja, membuat alvian terkejut bukan kepalang.
" astaga..nissa akan dalam bahaya jika orang lain mengetahuinya, ia akan menjadi target utama para maniak itu!!aku tidak akan membiarkan siapapun untuk menyakitinya
apalagi menyentuh nissa.." pikir alvian.
" bagaimana alvian? apakah itu membahayakan diriku?" tanya nissa sedang
mengancing pakaiannya membuyarkan lamunan alvian, hingga nampak ia terkejut.
alvian terdiam sejenak, kemudian ia menceritakan semua hasil tes nya pada nissa hampir saja nissa tidak mempercayainya, dan mencoba sendiri melukai ujung jarinya dan meneteskan beberapa tetes darah ke sebuah pot tanaman di sisi kirinya, dan benar saja mawar juliet itu tumbuh membuat nissa kini benar-benar mempercayainya.
...****************...
mita yang tengah mabuk parah terbaring lemah meracau tak jelas, wajahnya memerah, ia sangat pusing seakan dunianya berputar hebat, rangga yang selalu mengawasi bibi angkatnya itu kini tengah menyelimuti tubuh mita dengan selimut tebal, sudah beberapa kali ia muntah-muntah tak terbiasa dengan minuman beralkohol yang sangat memabukan itu.
rangga sudah selesai membersihkan mita dengan memakaikan baju piyama milik bibi angkatnya itu, mita terus meracau tak jelas, hingga rangga tertawa melihat tingkahnya.
" rangga jangan ambil pria itu dariku...pria itu milik ku bodoh...dasar otak mesum singkirkan tanganmu dari pria itu!" racau mita memejamkan mata.
jari telunjuknya menunjuk suatu arah yang entah kemana, rangga terkekeh di buatnya
menggeleng-gelengkan kepala.
" tidurlah bi..kamu terlalu mabuk.." ucapnya kemudian bangkit dari tempat tidur lalu
berjalan keluar kamar, tak lupa ia mematikan lampu dan menutup pintu itu kembali.
...****************...
minggu pagi, mita terbangun dari tidurnya,
kepalanya masih terasa sakit, akibat semalam ia minum-minuman beralkohol terlalu banyak, selepas mandi dan berpakaian, mita turun ke lantai dasar sebab bi sumi memanggilnya untuk segera sarapan, di sana nampak nissa
tengah menyuapkan nasi dalam mulutnya.
" sini mit duduk..gimana tadi malam seru ndak acaranya? kamu dapat gebetan ndak?" tanya nissa dengan logat jawanya.
terlihat wajah mita menekuk dan menatap sinis sosok rangga yang tersenyum menunduk sembari memakan makanannya.
" semua gara-gara rangga, gimana aku bisa dapat gebetan? kalau rangga nempel sama aku terus? giliran ada laki-laki yang mendekat, rangga langsung memukulnya.." terang mita
menjitak kepala rangga.
kemudian mita menarik sebuah kursi dan duduk di sebelah nissa.
" rangga ...apa benar kamu memukul pria itu?" tanya nissa menuntut sebuah jawaban.
" iya aku memukulnya..sebab ia mengambil kesempatan dalam kesempitan..." jawab
rangga tersenyum ke arah ibu nya.
" terangkan pada ibu..apa maksudmu nak?kamu membuat ibu dalam masalah!bisa tidak
apa-apa jangan pakai kekerasan ha?" tanya nissa lagi mulai kesal.
rangga menangkap wajah marah ibunya kemudian ia pun menjelaskan.
" semalam bibi dalam keadaan mabuk berat.. pria itu yang bernama danu dari keluarga cendana mendekati bibi..dan hendak membawa bibi kesebuah kamar, aku tau apa
yang dia inginkan kalau bukan untuk meniduri bibi..lalu apa?" jelas rangga menyudahi
sarapannya dan beranjak pergi.
" ibu belum selesai bicara rangga!!duduk!habiskan makananmu" perintah nissa
murka, rangga tak peduli.
" sudah niss..biarkan saja ..aku senang rangga peduli padaku ..kamu harus extra sabar dengan pemuda jaman sekarang.." ucap mita menenangkan nissa tangannya
mengusap punggung sepupunya itu.
" anakku seumuran kita mita...kamu harus ingat itu..apa tidak bisa di bicarakan baik-baik, main pukul saja..huuft..aku jadi tidak selera makan..aku ingin menemui clara.." ucap nissa bangkit dan berlalu.
meninggalkan mita yang menyuap makanannya sendiri.
" bi sumi sini..." panggil mita.
tangannya nampak melambai-lambai ke arah bi sumi, tergopoh-gopoh ia berlari kecil dari dapur ke arah ruang makan.
" iya non...ada yang bisa bibi bantu?" tanya bu sumi.
" sekarang bi sumi bantu aku habiskan sarapan ini..ajak bi karti juga bi.." senyum mita merekah.
" maaf non..bibi takut nyonya marah.." jawabnya.
" nissa tidak akan marah..tenang saja bi..dari pada terbuang sia-sia..lebih baik kita makan bersama, jujur saja bi.. aku sangat mencintai makanan sehat..dengan makan..kita menjadi bahagia, sehat, dan berpikir pun menjadi ...
mesum...mau kemana kamu?" teriak mita pada rangga, kala rangga melintas melewati
ruang makan menuju dapur tanpa menggubris mita sama sekali.
kalimat mita membuat bi sumi kebingungan.
" maksud nona mita kalau kita makan-makanan sehat jadi berpikir mesum gitu non?..maaf kalau bibi salah dengar" tanya
bi sumi.
mita tertawa terbahak-bahak..
" bukan bi ..bukan itu maksud saya ..tadi saya
menyebut kata mesum untuk si rangga ..maaf yah bi hehehe" terang mita terkekeh.
" yasudah bi ….panggil bi karti..kita makan bersama di sini" perintah mita pada asisten
rumah tangga itu.