Tek ketek tek ketek tek ketek ketek ketek
'Lagi-lagi suara itu! Ingin ku buang mainan berbentuk dua onde-onde yang saling digantung pake tali dengan bunyi yang merusak panca indera ku itu. Bisa-bisanya orang seumurannya menyukai hal absurd begitu!!
"Shanuuuuuum maiiin yuuuuuk" Teriak pemuda itu terdengar tanpa dosa sudah mengganggu hari minggu indahku!
"Minggat sana! Shanum lagi ke Dubai jualan karpet terbang bareng Aladin!!!"
Bukannya pergi laki-laki itu malah duduk menunggu di depan kostku! Sumpah ya, entah kesalahan dan dosa apa yang aku lakukan di kehidupan yang lalu sampai dipertemukan dengan orang gaje super nyebelin kayak Abyan itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Keributan yang terulang
Minggu pagi ku terganggu, di sebelah sana terdengar keramaian dengan diiringi untaian kata yang saling bersahutan tanpa mau berhenti untuk mengambil jeda. Ya, sangat jelas jika ada yang cekcok di sebelah kos ku. Ingin ku pejamkan mata ini lagi mencoba untuk kembali ke peraduan, tapi aku teringat sesuatu.. Sebelah kos ku kan tempat Dieska bersemayam. Aaach.. Ada apa lagi sih dia?
Bangun, berdiri dan melangkah buru-buru sambil ngumpulin nyawa.. Aku langsung cepol rambut asal aja. Segera ku buka pintu melihat ke samping kiri ku, tempat kebisingan itu berasal.
What the hell.. Baru buka pintu aku udah kena lemparan jaket levis yang Dieska tujukan untuk pacarnya, Yudis.
"Ada apa oe??" Aku langsung terjun ke medan perang.
"Ah ini lagi!! Nggak usah sok ikut campur, ini bukan urusan mu!!" Eh.. Aku dibentak Yudis?! Ini ada apa sebenarnya?
"Abaaang!! Mungkin lebih baik dari dulu kita bubaran bang! Kamu nggak bisa berubah, masih aja selingkuh onlen! Bang, waktu kamu sakit dulu, aku yang rawat kamu! Aku yang jagain kamu nyampe kamu sembuh, tapi kayaknya semua itu nggak bisa bikin mata abang ke buka! Abang masih aja masuk ke lubang comberan yang sama! Aku nggak suka bang, aku kecewa sama kamu!!!"
Oke. Penjelasan dari Dieska tadi setidaknya ngasih tau aku kalo mereka lagi ribut gegara masalah yang sama.
"Kelian berantem gini mikir nggak hah? Teriak-teriak kayak lagi di hutan. Dies sini!" Yudis menatap tak suka ke arahku.
Saat akan ke arahku, Yudis menarik keras tangan Dieska. Fix, tuh laki satu emang suka banget sama yang namanya kekerasan. Kek gini kok ya dipertahankan lama-lama tuh buat apa to Dies Dies?!
"Lepasin bang!! Kamu selalu kayak gini! Kalau aku minta putus baik-baik kamu nggak mau! Kamu selalu ngamuk aku, baru pacaran kayak gini.. Gimana kalau aku udah jadi istri mu bang? Bisa-bisa mati muda kamu lakuin kekerasan tiap hari!" Dieska berontak saat tangannya masih dipegang erat Yudis.
"Yud, lepasin tangan Dieska! Kamu bukannya berubah malah makin beringas tau nggak! Nggak abis pikir aku sama kelakuanmu! Toxic banget tau nggak hubungan kelian!!" Aku merangsek ke depan menarik tangan Dieska dan berhasil meloloskan temenku itu dari pacar mode hulknya.
"Kamu nggak usah ikut campur Num!! Mau jadi pahlawan kesiangan kamu??" Yudis sekali lagi berkata dengan nada melengking. Dia hobi pamer suaranya yang udah kek klakson telolet yang lagi viral. Menggelegar gengss!!
"Mau pahlawan kesiangan kesorean apa kemaleman juga what ever lah Yud, suka suka mu ngatain aku kek apa, tapi satu yang aku nggak suka dari kamu... Kamu jangan sok hebat di sini, kalau nggak bisa jaga Dieska mending lepasin aja."
"Hubungan kelian kalau diterusin juga nggak akan happy ending. Kamu cuma terobsesi sama Dieska Yud, pikir lagi deh.. Apa yang bikin kamu dulu sama Dieska bisa sampai di titik ini? Karena kelian saling sayang, saling percaya dan jujur satu sama lain. Ya kan? Tapi, sekarang kamu nggak bisa jaga hati kamu Yud. Kamu mulai nyabang tau nggak! Dan siapa sih yang suka pasangannya punya cabang, mode main belakang on?? Dari pada kamu terus bentak-bentak aku sama Dieska di sini, ngamuk nggak jelas.. Mending pulang ke asal mu. Perbaiki diri, jangan cuma kamu yang mau didengerin tapi kamunya nggak mau dengerin orang lain."
Huuuf.. Aku nggak percaya bisa dialog sepanjang itu. Dan Yudis masih emosi, keliatan dari mimik mukanya yang masih merah berapi-api.
"Kalau emang jodoh, pasti kelian bakal sama-sama. Itu udah rumus dari Yang Maha Kuasa. Jadi kamu nggak usah khawatir, sekarang.. Kamu pulang aja. Semua orang juga sedih, marah, kecewa kalau hubungan yang terjalin lama harus kandas, putus tanpa ending janur kuning melengkung di depan rumah.. Tapi, kelian masih bisa temenan. Putus cinta bukan akhir dunia kawan! Ayolah.. Kamu udah dewasa, udah ngerti rumus sebab akibat kan?!"
"Kamu berani selingkuh, ya akibat yang kamu tanggung adalah berpisah sama Dieska." Imbuhku ngap. Aku nggak tau ini berhasil apa nggak, yang penting usaha aja dulu.
"Tapi aku nggak selingkuh!! Kamu jangan ngejudge aku tanpa bukti!!" Rupanya dari sebanyak itu kalimat yang aku ucapkan, hanya tuduhan dia berselingkuh yang masuk ke kepalanya.
"Bang, bener kata Shanum. Abang terus mengulangi kesalahan yang sama, meski aku udah maafin.. Nggak ada jaminan buat abang nggak lakuin hal itu lagi di kemudian hari. Bang, aku sayang sama kamu.. Tapi, aku juga nggak mau digoblokin terus terusan kayak gini.. Aku nyerah bang, aku nggak bisa lanjutin ini semua sama kamu.."
Dieska menangis di belakang punggung ku. Dia nggak berani menatap mata Yudis. Dan Yudis dia ngamuk, dia nggak terima Dieska mutusin hubungan mereka.
Dengan amarah di pucuk kepala, dia ambil batu bata yang akan dipakai untuk buat kamar kos baru oleh mak kos. Cepat.. Dia tak peduli dengan apa yang akan menimpa orang yang kena lemparan baru bata itu.
Dan 'buuuuugggghh', bata merah itu dia lempar ke arahku. Tapi nggak kena tuh, eh.. Aku nggak kena karena ada sosok yang berdiri di depanku. Dengan punggungnya dia merelakan bata itu meluncur ke arahnya.
Ya Allah.. Abyan, sejak kapan dia di sini.. Mataku berkaca-kaca saat dia tanya "Kamu nggak apa-apa?"
"Astaghfirullahalazim, Num kamu nggak apa-apa??" Bella juga ada di sana. Bertanya sambil berlari ke arahku.
Dan aku bisa melihat, Yudis di bekuk Reno, temennya Abyan. Dan Abyan, dia maju untuk nonyor kepala Yudis. Asli ini udah nyeremin. Kejadian ini kek di pilem-pilem!
"Aku oke. Nggak apa-apa. Tadi yang kena bata kan Abyan," Kataku sambil melihat ke arah Abyan yang sekarang menelpon entah siapa. Dia terlihat keren luar dalem. Asli ini mah, dia selalu bisa bikin hati adek goyang baby shark tudududu.
"Maafin aku Num, aku minta maaf.. Gegara aku, kamu sama Abyan jadi korban kemurkaan bang Yudis." Dieska terlihat syok.
Beberapa orang berdatangan, tadinya sepi karena biasanya Sabtu pagi kek gini di pakai orang-orang buat healing atau sekedar jalan ke depan komplek. Mereka kepo, dan mulai bertanya ada apa, pada siapapun yang mereka temui.
Yudis udah dibawa ke rumah ketua RT yang tak lain adalah bapaknya Handi. Aku nggak tau apa yang terjadi abis itu, soalnya aku di suruh stay di kos sama Abyan. Aku manut aja. Sebenarnya aku khawatir sama Abyan, kena bata kek tadi pasti sakit banget, tapi dia kok woles aja ya.
"Masih untung nggak kamu yang kena tuh bata tadi.. Bisa pecah palamu!" Kata Bella padaku.
"Angker sih si Yudis kalau udah ngamuk, segala benda bisa jadi senjata. Ngeri aja kalo Dieska beneran nikah sama orang kek gitu, bikin Yudis murka bisa dibanting dia!" Ucapku. Dieska diam, tapi Bella malah ngakak.